■ TUHAN YESUS TELADAN GEMBALA YANG BAIK -- Eksposisi (Yohanes 10 : 9 – 16)
10:9 Akulah pintu ; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
10:10 Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
10:11 Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya;
10:12 sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
10:13 Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
10:14 Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
10:15 sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
PENDAHULUAN
Topik “Gembala Yang Baik“ dalam Injil Yohanes 10:1-18, mengilustrasikan keadaan orang-orang beriman sama dengan keadaan domba, ia tidak mempunyai kekuatan dan kemampuan membela diri karena ia menjadi mangsa yang mudah didapat dan disukai.
Itulah sebabnya kelangsungan hidupnya penuh kepada seorang gembala.
Gembala jemaat sebagai rekan kerja Allah dalam menggembalakan kawanan domba Allah, dan menjadi tokoh penting dalam kehidupan warga jemaat melaksanakan visi dan misi Allah.
Seorang gembala yang baik ia akan berusaha dalam memimpin, mengarahkan, memperhatikan dan menolong jemaat untuk bertumbuh dalam kedewasaan rohani dan menjadi umat kerajaan Allah.
Sebab itu menjadi seorang gembala yang baik, melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan meneladani karakter Yesus yang rela berkorban bagi kawanan domba-domba-Nya.
PEMBAHASAN
● Yohanes 10 : 9
Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput.
Ada beberapa bagian dari ayat di atas yang perlu kita perhatikan dengan seksama, yaitu:
1] Kata “Akulah”
📚 Kata Akulah (yun) εγω ειμι – EGÔ EIMI dalam pandangan orang Yahudi adalah kata yang hanya pantas diucapkan oleh Allah saja.
📚 “Akulah” (Ibr) i אֲנִי־הוּא – ANI HU, senantiasa diucapkan oleh Allah ‘ELOHIM saja dan dikaitkan erat dengan ungkapan lain yang dipakai Allah untuk menyatakan diri-Nya.
Namun cara Tuhan Yesus memakai ungkapan itu begitu erat menyamakan diri-Nya dengan karya penyelamatan Allah, sebab yang diucapkan Tuhan Yesus itu adalah “ANI HU” dalam bahasa Ibraninya.
istilah Yunani di naskah PB: “EGÔ EIMI” itu searti dengan ucapan “Aku dan Bapa adalah satu” (Yohanes 10:30).
Tuhan Yesus mengatakan hal tsb di atas dihadapan orang-orang Israel, Ia menyamakan diri-Nya dengan Allah sendiri, Sehingga membuat orang byk tsbà hendak melempari Dia dengan batu
“Frase ‘ANI HU’ dalam Deutero-Yesaya senantiasa diucapkan oleh Allah.
Pernyataan ini hanya dapat diucapkan oleh Allah sendiri, sama seperti yang tertulis di dalam Yesaya 41 : 4
LAI TB, Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.”
Jadi kata “ Akulah” pada ayat ini secara tidak langsung telah menyatakan ke Ilahian Yesus.
2] Kata “pintu”.
Yang dilakukan para gembala Israel terhadap domba-domba yang mereka gembalakan menjelang malam, ialah menggiring domba ke sebuah gua kecil.
Karena tdk ada pintunya, maka gembala tsb menjadi pintunya.
Dalam budaya di Timur Tengah, gembala akan berbaring di depan lubang gua sehingga tidak ada serigala atau binatang buas yang dapat masuk tanpa melalui tubuhnya.
📚 Kata “pintu” (yun) “hê thura”.
Kata sandang singular η – hê, bermakna hanya ada satu pintu, atau dengan kata lain, melalui ayat ini Dia berkata dengan tegas dan lugas, “Akulah pintu itu.” ; satu-satunya pintu keselamatan itu.
Jadi kata “pintu” yang ada di ayat ini menggambarkan bahwa Yesus adalah satu-satu nya pintu atau jalan masuk menuju kepada keselamatan.
3] Kata “masuk dan keluar dan menemukan padang rumput ”.
Bagian ini menggambarkan tentang penyertaan dan pemeliharaan Tuhan terhadap orang – orang yang telah percaya kepada-Nya sebagai satu – satu nya "pintu" atau “jalan” menuju kepada keselamatan.
Jadi Yohanes 10 : 9 mengatakan bahwa Yesus adalah Tuhan yang menjelma dan menyatakan Diri Nya dalam rupa seorang manusia, dengan tujuan untuk menyelamatkan manusia yang percaya kepada Dia sebagai satu – satu nya Juruselamat atau pintu keselamatan.
● Yohanes 10 : 10
LAI TB, Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.
Ada beberapa hal yang perlu kita cermati di dalam ayat ini, di antara nya:
1] Kata “pencuri”
Jika kita melihat bagian utuh perikop ini, kita akan mengetahui bahwa kata “pencuri” di ayat ini berbicara mengenai pengajar – pengajar yang tidak berasal dari Dia, yaitu orang – orang farisi, ahli – ahli taurat, dsb.
Selain itu, kata “pencuri” di ayat ini juga mencerminkan maksud dari pada si jahat ( iblis ).
Jadi dengan kata lain iblis memakai pengajar – pengajar palsu untuk melakukan tugas nya, yaitu mencuri dan membunuh dan membinasakan.
📚 Kata “dan” (yun) “kai” yang juga memiliki arti “lalu”, jadi dengan demikian tujuan Iblis menggunakan gembala – gembala palsu itu adalah untuk: mencuri, lalu membunuh, dan kemudian membinasakan.
Ada tiga tahapan yang Iblis lakukan melalui gembala – gembala palsu tersebut, yaitu:
a). Mencuri.
Kerap kali para pengajar – pengajar palsu “mencomot” beberapa nats alkitab demi kepentingan mereka sendiri, bahkan iblis juga melakukan hal tersebut ketika ia mencobai Yesus di padang gurun.
Iblis dan para pengajar – pengajar palsu adalah oknum – oknum yang kerap memanipulasi kebenaran Firman Tuhan untuk membenarkan pemahaman mereka yang jauh dari pada Kebenaran itu sendiri (eisegesis)
Tujuan iblis dan para pengajar – pengajar palsu itu adalah untuk memperdaya orang – orang dengan ajaran – ajaran mereka, agar orang – orang tersebut “terkurung” di dalam kesesatan mereka, dan dengan demikian orang – orang yang sudah berhasil di kuasai oleh iblis dan para pengajar – pengajar palsu tersebut, sudah pasti tidak akan memiliki damai sejahtera dan juga hubungan yang intim dengan Tuhan.
Damai sejahtera dan hubungan intim dengan Tuhan inilah yang mereka curi dari manusia.
b). Membunuh
Setelah mereka berhasil mencuri damai sejahtera dan hubungan intim dengan Tuhan, mereka akan membunuh kerohanian orang – orang tersebut.
Sebab pada dasar nya jika seseorang telah berada di dalam kegelapan, maka orang tersebut tidak lagi mempercayai Kebenaran-Nya, dan orang – orang yang demikian adalah orang – orang yang telah mati rohani, atau yang kehidupan kerohaniannya telah berhasil di bunuh oleh pengajaran – pengajaran sesat yang diajarkan oleh iblis melalui pengajar – pengajar sesat.
c). Membinasakan.
Setelah iblis dan para pengajar – pengajar sesat berhasil melakukan ke dua hal di atas, maka pada akhirnya orang – orang tsb akan dibawa ke dalam kebinasaan ( hukuman kekal ).
2]. Kata “hidup”
📚 Ada dua kata dalam bahasa yunani yang jika terjemahkan dalam bahasa indonesia memiliki arti “hidup”, yaitu: bios dan zoe.
a). Bios
Kata “bios” adalah hidup yang dimiliki oleh semua mahluk hidup, baik manusia, binatang, dan tumbuhan.
Dari kata ini kita mengenal istilah “biologi”.
Dengan kata lain bios adalah hidup yang selalu berhubungan dengan hal-hal fisik.
Jika dalam konteks hidup manusia, paling tidak kehidupan bios bisa digambarkan bagaimana manusia bekerja mencari uang untuk melangsungkan kehidupan yang layak, menikah, memiliki keturunan, begitu sepanjang hidupnya sampai akhirnya mati.
b). Zoe
Kata “zoe” sama sekali tidak berhubungan dengan hal – hal yang bersifat fisik, tetapi bersifat rohani, dan kata “zoe” juga di pakai di dalam Yohanes 3 : 16, dimana ayat tersebut berbicara tentang keselamatan yang bersifat rohani.
Pada ayat ini kata hidup disitu menggunakan kata zoe yaitu kehidupan Yesus sendiri.
3]. Kata “berkelimpahan”
📚 Kata kelimpahan dalam ayat ini menggunahan kata “Perissos” yang berarti berkelimpahan, sampai meluber, bisa dikatakan tidak terukur.
Akar kata perissos digambarkan seperti domba yang dibawa ke padang rumput yang hijau dan sangat lebat, karena itu Yesus dalam perikop ini menggunakan perumpamaan bahwa kita adalah domba-domba-Nya Tuhan.
Kita menjadi berkelimpahan karena Tuhan dan Firman-Nya membentuk karakter, membentuk keinginan dan kehendak kita. Sehingga dalam setiap aspek hidup kita yaitu pekerjaan, pelayanan, keluarga, masyarakat, kita memberikan yg terbaik.
Kita menjadi manusia yang unggul dan berkualitas separti Kristus, artinya kehidupan Kristus melimpah dalam hidup kita.
Jadi sudah jelas bahwa Tuhan dan Firman-Nya adalah harta yang sesungguhnya, lebih berharga dari emas perak.
Firman Tuhan adalah harta yang Tuhan karuniakan yang tidak dapat diukur oleh timbangan apapun, oleh teori metodologi penelitian manapun.
Dengan demikian dapat kita pahami arti dari hidup berkelimpahan di ayat ini, yaitu kelimpahan yang bersifat rohaniah yaitu kehidupan Kristus.
● Yohanes 10 : 11
LAI TB, Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya
Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan di ayat ini, yaitu:
1]. Kata “Aku”
Kata εγω ειμι – EGÔ EIMI dalam pandangan orang Yahudi adalah kata yang hanya pantas diucapkan oleh Allah saja (sudah dipaparkan di dalam ayat 9 di atas)
2]. Kata “gembala yang baik memberikan nyawanya”
Menurut kamus besar bahasa indonesia, gembala adalah penjaga atau pemiara binatang (ternak).
Dalam adat istiadat orang Yahudi, gembala merupakan suatu pekerjaan yang amat mulia, berat dan berbahaya.
Tugas gembala adalah membawa kawanan domba ke padang rumput dipagi hari, dan menjaga kawanan tersebut di kandangnya pada malam hari.
Seorang gembala bertanggung jawab atas domba-dombanya, sering menghitungnya, melindungi kawanan domba gembalaannya terhadap cuaca buruk, harus mencari dan membawa kembali setiap domba yg sesat (Yeh 34:8; Mat 18:12 dst), dan juga melindunginya terhadap bahaya dari luar.
Di Israel Tuhan Allah diakui sebagai Gembala umat-Nya (Mazm 23:1-6; Yes 40:11; Yeh 34:1-31).
Catatan : Kata “baik”
Ada dua istilah Yunani yang dapat diterjemahkan sebagai “baik”, yaitu: “agathos” , yang biasanya digunakan Yohanes untuk barang-barang, dan “kalos” , yang digunakan dalam Septuaginta untuk menunjuk pada baik sebagai lawan dari jahat.
Mengenai kata “memberikan nyawanya”.
Gembala yang setia seringkali harus membela kawanan dombanya mati-matian sampai dirinya sendiri terbunuh oleh kawanan perampok.
Atau gembala akan berjuang mati-matian melindungi domba-dombanya dari serigala, bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya.
Dalam alkitab tercatat bhw seorang gembala yang mencintai dombanya, rela berkorban untuk dombanya (bdk. 1Sam 17:34-36 Yes 31:4), dan seorang gembala yang baik adalah seorang gembala yang siap untuk menantang bahaya dan mempertaruhkan nyawanya demi kawanan dombanya.
Yakub juga begitu, saat ia harus kelelahan menjaga mereka (Kej. 31:40).
Begitu pula Daud, saat ia harus membunuh singa dan beruang.
3]. Mengenai kata “domba”.
Kelangsungan hidup domba sangat tergantung pada manusia, dikarenakan mereka adalah hewan ternak.
Beberapa karakteristik domba:
*1. Domba memiliki ketergantungan yang sangat besar kepada gembala karena ketidakmampuannya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri – perlindungan, makanan, minuman, kandang dan pengobatan.
*2. Domba sangat lemah.
Domba tidak memiliki senjata seperti bunglon yang bisa berubah warna untuk melindungi dirinya, domba tidak bisa lari cepat ketika ada musuh, dan domba juga tidak memiliki senjata untuk menyerang musuh.
Domba sama sekali tidak dapat mempertahankan dirinya, dan benar-benar bergantung kepada gembalanya.
*3. Domba mudah tersesat.
Domba mudah tersesat karena binatang ini hanya mampu melihat dengan jelas objek-objek yang berjarak kurang dari 3 m, lebih jauh dari itu ia tidak dapat melihat apa-apa.
Oleh karena itu, supaya ia tidak tersesat, ia harus berjalan beriringan dengan domba-domba lainnya dengan seorang gembala memimpin di depan.
Namun demikian, selalu saja ada domba yang membelokkan diri dan mencoba untuk cari jalan yang lain dan pada akhirnya menjadi tersesat.
*4. Domba sangat mudah mengikuti contoh yang diberikan kepadanya.
Misalnya, ada seorang gembala ingin memindahkan kawanan domba dari satu padang rumput ke padang rumput lainnya.
Namun ditengah perjalanan ada rintangan dan tidak bisa mengambil jalan memutar karena ada jurang.
Cara melewati rintangan itu, domba hrs melompat.
Namun masalahnya adalah domba-domba itu tidak tahu bagaimana cara melompati rintangan itu. mereka harus diberikan terlebih dahulu contohnya.
Jadi gembala memakai kambing untuk memberi contoh melompat tsb.
Setelah kambing melompati rintagan itu, maka domba-domba dibelakangnya akan menyusul juga melompati rintangan sesuai dengan contoh yang diberikan.
Dan menariknya adalah, ketika kemudian sang gembala mampu menyingkirkan rintangan itu, ternyata domba-dombanya masih terus saja lompat ketika melewati bekas rintangan tadi.
Mereka terus lompat melalui jalan itu padahal sudah tiak ada rintangannya lagi.
*5. Domba adalah Hewan presocial, hewan yang suka berteman.
Presocial berarti bahwa mereka memiliki kebebasan yang luar biasa sejak mereka lahir. Domba hewan yang Suka berteman, mereka suka berada di dalam kawanan secara bersama-sama atau suka dengan kelompok.
Domba adalah hewan sosial, tetapi alasan yang paling penting mereka ingin kawanan bersama adalah untuk perlindungan.
*6. Domba adalah hewan pemalu, hewan gugup dan memiliki ketakutan yang besar untuk melawan predator seperti anjing hutan dan anjing liar.
*7. Domba melihat dalam warna.
Domba rata-rata memiliki bidang visi dari 270 derajat.
Bidang visual dapat dipengaruhi wol di wajahnya.
Mereka memiliki persepsi yang kurang baik, untuk alasan ini, domba akan menghindari bayangan atau kontras keras antara terang dan gelap.
Mereka akan bergerak menuju cahaya.
*8. Domba memiliki rasa yang sangat baik dalam hal mendengarkan.
Mereka lebih sensitif terhadap suara frekuensi tinggi dari orang dan merasa takut dengan suara keras.
*9. Ketika domba terguling, mereka akan perlu dibantu, karena mereka tidak bisa bangun dari posisi tsb.
Jadi Yohanes 10 : 11, Yesus berkata bahwa Diri-Nya adalah seorang gembala yang baik, dan gembala yang baik adalah gembala yang setia memelihara dan memperhatikan domba – domba Nya, serta rela mempertaruhkan nyawa bagi domba – domba Nya.
● Yohanes 10 : 12
LAI TB, sedangkan seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu lari, sehingga serigala itu menerkam dan mencerai-beraikan domba-domba itu.
Ayat ini merupakan kontras dari ayat yang sebelum nya.
Dalam ayat sebelum nya di gambarkan mengenai gembala yang baik, dan di ayat ini di gambarkan gembala yang jahat, atau gembala upahan.
Gembala upahan adalah gambaran dari pengajar – pengajar yang memberikan pengajaran – pengajaran dengan motivasi mencari keuntungan yang bersifat materi, dan bila mana ada sesuatu yang terjadi terhadap orang yang mereka ajar, maka mereka dengan mudah nya lepas tangan, “cuci tangan”, pura – pura tidak tahu, dan tidak memperdulikan hal tersebut, sebab bagi mereka yang terpenting adalah hal – hal yang bersifat material.
● Yohanes 10 : 13
LAI TB, Ia lari karena ia seorang upahan dan tidak memperhatikan domba-domba itu.
Ayat ini menegaskan tentang karakter gembala upahan, atau pengajar – pengajar yang dl dlm penggembalaannya bermotivasikan materi dan merasa tdk punya tanggung jawabnya thd domba-dombanya.
● Yohanes 10 : 14
LAI TB, Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku
Di ayat ini sekali lagi Yesus mengatakan bahwa Dia adalah gembala yang baik, sama seperti yang Dia katakan di dalam ayat 11, tetapi kali ini Dia tidak hanya mengatakan bahwa Dia adalah seorang gembala yang baik saja, tetapi Dia juga mengatakan bahwa “ Dia mengenal domba – domba Nya, dan juga domba – domba Nya mengenal Dia “.
Dia dapat membedakan dengan jeli mana yang termasuk domba-domba-Nya dan mana yang bukan.
Dia mampu mengenali domba-domba meskipun keadaan mereka begitu sulit, dan mampu membedakan mereka dari kambing-kambing yang menyamar dengan cermatnya.
Dia tahu keadaan mereka, sungguh peduli dengan mereka, memperhatikan mereka dengan kasih dan kelemahlembutan.
Kata Dia mengenal mereka, artinya, Dia mengakui dan menerima mereka (Mzm. 1:6; 37:18; Kel. 33:17).
Domba-domba pun mengenal-Nya.
Ia mengamati mereka dengan mata yang penuh anugerah, dan mereka pun melihat Dia dengan mata iman.
Kristus mengenal domba-domba-Nya bahkan sebelum mereka mengenal Dia, sebab Dia terlebih dahulu mengenal dan mengasihi kita (1Yoh. 4:19).
Ciri domba-domba milik Kristus itu adalah bahwa mereka mengenal Dia.
Mereka dapat membedakan-Nya dari para pembohong dan penyusup.
Mereka mengenal jalan pikiran-Nya, mengenal suara-Nya, mengenal kuasa kematian-Nya melalui pengalaman pribadi.
Jadi ayat ini mengatakan bahwa sebagai Gembala yang baik, Yesus juga mengenal domba – domba Nya, dan bukan hanya itu saja, tetapi di dalam pengenalan tersebut terdapat suatu persekutuan dan hubungan yang intim pribadi, antara domba – domba tersebut dengan Yesus.
● Yohanes 10 : 15
LAI TB, sama seperti Bapa mengenal Aku dan Aku mengenal Bapa, dan Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.
Ada dua bagian yang perlu kita amati di ayat ini, yaitu:
*1. Bagian ayat yang mengatakan “sama seperti Bapa mengenal Aku”
Bagian ayat ini adalah lanjutan dari pernyataan Yesus tentang pengenalan Dia akan domba – domba-Nya, dan pengenalan domba – domba-Nya akan Dia.
Bagian ini juga mengisyaratkan bahwa hubungan Kristus dengan domba – domba-Nya sama seperti hubungan Bapa dengan Anak.
Bapa mengenal Anak, mengasihi-Nya dan mengakui-Nya dalam segala penderitaan-Nya saat Ia dibawa ke pembantaian seperti seekor domba, begitu pula Kristus mengenal domba-domba-Nya dan selalu memperhatikan mereka dengan saksama, menyertai mereka waktu mereka ditinggalkan sendirian, sebagaimana Bapa-Nya selalu menyertai Dia.
Sebagaimana Anak mengenal Bapa, mengasihi dan menaati-Nya, serta melakukan segala hal yang menyenangkan hati-Nya, tetap menaruh kepercayaan kepada-Nya sebagai Allah-Nya bahkan saat Ia sepertinya telah meninggalkan Dia, begitu pula orang-orang percaya yang mengenal Kristus tetap memandang Dia dalam iman dan ketaatan.
*2. Bagian ayat yang mengatakan “Aku memberikan nyawa-Ku bagi domba-domba-Ku.”
Dengan menyerahkan diri-Nya sebagai korban persembahan, Kristus memberi bukti lain lagi bahwa Dia adalah gembala yang baik, dan melalui hal ini Ia menunjukkan kasih-Nya lebih dalam lagi.
Di dalam pemberian nyawa-Nya bagi domba – domba-Nya, terdapat kerelaan-Nya untuk menderita dan mati bagi kawanan yang digembalakan-Nya, sebab tidak ada seorang pun yang dapat mengambil nyawa-Nya ( Yohanes 10 : 18 ), dan inilah tujuan Yesus datang ke dunia ini, yakni untuk memberikan nyawa-Nya untuk menjadi tebusan bagi banyak orang ( Matius 20 : 28 ; Markus 10 : 45 ).
Seorang gembala yang baik mempertaruhkan nyawanya bagi domba – dombanya, dan bila mana gembala tersebut mati karena membela domba – dombanya dari hewan – hewan buas, atau dari perampok – perampok, maka hal tersebut terjadi karena situasi yang tidak terduga dan tidak direncanakan secara sengaja, tetapi Yesus lebih dari pada itu, sebab Dia dengan sukarela dan dengan sengaja memberikan nyawa-Nya bagi domba – domba-Nya, agar domba – domba-Nya dapat memperoleh keselamatan.
Jadi garis besar ayat ini mengatakan bahwa Yesus adalah gembala, pemimpin, dan pemelihara jiwa kita, dan Dia rela menderita dan memberikan nyawa-Nya untuk keselamatan kita, dan dengan keselamatan tersebut kita dapat bersekutu dengan intim dengan Dia.
Melalui persekutuan yang intim tersebut kita dapat memperoleh pengenalan yang benar akan Dia, dan sebagai tanda bahwa kita hidup dalam persekutuan yang intim dengan dia adalah gaya hidup kita yang berada di dalam dan sesuai dengan kebenaran Firman-Nya, sebab jika kita hidup di dalam Dia, maka kita akan melakukan segala perintah – perintah-Nya.
● Yohanes 10 : 16
LAI TB, Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Ada beberapa bagian dari ayat ini yang harus kita perhatikan, yaitu:
*1. Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini
Jika kita mengamati bagian kalimat “yang bukan dari kandang ini” dari penggalan ayat di atas, bahwa saat itu Yesus sedang berbicara tentang orang – orang non Yahudi yang percaya kepada Nya, seperti wanita samaria dan penduduk kota Sikhar yang percaya kepada-Nya, sekalipun penduduk kota tersebut bukanlah orang – orang Yahudi, tetapi orang – orang samaria ( Yohanes 4 : 1 – 42 ).
*2. Domba-domba itu harus Kutuntun juga
Dalam bagian ini kita melihat adanya “ rasa tanggung jawab” dan empati Yesus kepada orang – orang yang percaya kepada-Nya, sekalipun orang – orang tersebut bukan orang – orang Yahudi, dan bagian ini juga menunjukan kasih karunia-Nya yang tidak terbatas, dan membawa mrk ke dlm pengenalan yg benar akan Dia.
*3. Dan mereka akan mendengarkan suara-Ku
Setelah Dia membawa orang – orang tersebut ke dalam pengenalan yang benar akan Dia dan juga ke dalam persekutuan yang intim dengan Dia, maka orang – orang tersebut akan mendengar segala perkataan-₩ya dan hidup di dalam kebenaran Firman-Nya.
*4. Dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.
Dia juga menjadikan orang – orang non Yahudi tersebut menjadi satu kawanan dengan orang – orang Yahudi, sehingga tidak ada lagi perbedaan status antara orang – orang Yahudi dan orang – orang non Yahudi.
Jadi ayat ini mengatakan bahwa ada orang – orang non Yahudi yang percaya kepada-Nya, dan dengan kepercayaan mereka tersebut telah membawa mereka ke dalam pengenalan yang benar akan Dia dan juga ke dalam persekutuan yang intim dengan Dia, dan kepercayaan mereka tersebut telah membuat Dia berkenan atas mereka, dan mengangkat mereka menjadi satu kawanan dengan orang – orang Yahudi, sehingga tidak ada lagi perbedaan antara orang – orang Yahudi dan non Yahudi.
KESIMPULAN
Jadi Yohanes 10 : 9 – 16 pada dasarnya berbicara mengenai kasih karunia Tuhan terhadap umat manusia, dan oleh karena Kasih-Nya tersebut Dia telah merelakan Diri-Nya untuk menderita dan mati bagi keselamatan kita.
Melalui penderitaan dan kematian-Nya, kita yang percaya:
1. Menerima keselamatan.
2. Menerima hidup yang berkelimpahan secara rohani
3. Mendapatkan pemeliharaan dan tuntunan-Nya
4. Pengenalan yang benar akan Kristus.