Pemimpin Yang Menjadi Teladan 1 Timotius 4:12-16
Disusun : Pdt. Erwan1 Timotius 4:12-16 (TB) :
4:12 Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
4:13 Sementara itu, sampai aku datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun dan dalam mengajar.
4:14 Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.
4:15 Perhatikanlah semuanya itu, hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang.
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau.
■ PENDAHULUAN
▪ Timotius adalah anak rohani dari Rasul Paulus, Timotius dikenal sebagai seorang yang sangat baik dan setia kepada Paulus.
▪ Surat 1 dan 2 Timotius adalah “Surat-surat Penggembalaan”, dari Paulus (1 Tim 1:1;2 Tim 1:1) kepada Timotius (di Efesus) mengenai pelayanan pastoral.
▪ Sekitar tahun 64-65 M, Paulus menugaskan Timotius sbg Gembala di Efesus.
▪ Ayah Timotius adalah seorang Yunani, tetapi ibunya seorang Yahudi.
▪ Ia bertobat pada usia kurang lebih 15 th, ketika Rasul Paulus mengunjungi kota asalnya di Listra (Kis 16:1-3; 1Tim 1:2).
▪ Tujuh tahun kemudian ia ikut dalam pelayanan penginjilan Paulus dan terjalinlah hubungan persahabatan yang sangat erat antara Paulus yang saat itu sudah berumur kira-kira 70 tahun.
▪ Ketika ditinggal sendirian Timotius mendapatkan ujian yang sangat berat, karena sebelumnya ia sangat bergantung kepada nasihat Paulus.
▪ Sifat Timotius agak pemalu dan peka.
▪ Paulus menulis surat kepadanya dari Korintus untuk mendorong dia dan memberikan beberapa nasihat.
▪ Paulus sangat ingin melihat anak rohaninya memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin Kristen.
▪ Ia berkeinginan supaya dalam segala hal Timotius dapat memberi teladan kepada jemaat yang mengharapkan kepemimpinannya (1Tim 4:12).
■ LATAR BELAKANG
▪ Surat Rasul Paulus kepada Timotius berisi tentang ajaran-ajaran sesat dan guru-guru palsu, dan Surat 1 Timotius 4:1-16 menekankan untuk Timotius mampu melawan ajaran-ajaran sesat dan untuk membangun Iman jemaat di kota Efesus.
▪ Nasehat Paulus kepada Timotius dalam perikop ini di bagi menjadi dua bagian penting.
--> a) Ayat 1-3, merangkum gambaran tentang konteks pergumulan yang akan dihadapi orang percaya, khususnya bagi jemaat Efesus.
--> b) Bagian yang kedua terdiri dari ayat 4-16 yang memuat sejumlah nasihat yang Paulus berikan kepada Timotius, tentang bagaimana selayaknya seorang muda yang percaya kepada Kristus harus bertindak menghadapi pergumulan tersebut.
▪ 1 Timotius 3:14 memberikan penggambaran kepada para pembaca bahwa ada suatu keinginan yang sangat besar dari rasul Paulus untuk mengunjungi Timotius di Efesus, tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan.
▪ Walaupun dalam keadaan demikian, rasul Paulus menulis surat kepada Timotius untuk mengarahkannya dalam melakukan tugasnya.
▪ Selain itu, melalui tulisannya yang pertama rasul Paulus juga mengarahkan Timotius berkenaan dengan hal-hal yang terjadi dalam jemaat di Efesus.
▪ Bagian awal dari surat Paulus kepada Timotius memberikan penjelasan yang cukup berkenaan dengan tugas yang harus dilakukan karena masalah-masalah yang terjadi dalam jemaat Efesus.
▪ Hal yang mendorong rasul Paulus untuk menulis yaitu adanya orang-orang yang mengajarkan pengajaran palsu.
▪ Tujuan dari orang-orang tersebut mengajarkan pengajaran yang salah adalah untuk mendapatkan jabatan dan keuntungan bagi diri mereka sendiri, disamping itu jemaat mulai terpengaruh dengan ajaran-ajaran sesat yang mulai masuk sehingga hal itu telah menggoncangkan iman mereka kepada Yesus Kristus.
▪ Sehingga mereka menghadapi pembelokan, ketika banyak petobat yang pernah begitu bersemangat kini menyangkali iman Kristen mereka (2 Tim.1:15).
▪ Mereka menghadapi ancaman kesalahan doktrin pada tingkat yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
▪ Selain memberikan nasihat kepada Timotius berkenaan dengan adanya pengajar-pengajar palsu, dalam surat 1 Timotius rasul Paulus memberikan banyak arahan berkenaan dengan tugasnya dalam memimpin jemaat Efesus.
▪ Paulus melalui suratnya mengarahkan Timotius dalam memilih pelayan-pelayan dalam jemaat haruslah memenuhi kualifikasi yang diberikan oleh rasul Paulus.
▪ Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius (1Timotius 1:2) untuk meneguhkan dan menguatkan dia, akan tetapi Rasul Paulus juga bermaksud supaya surat yang dikirimnya juga dibaca oleh jemaat-jemaat Efesus.
▪ Surat 1 Timotius ini juga ditujukan untuk suatu persekutuan Kristen campuran yang terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi dan orang-orang Kristen Yahudi.
▪ Sebab di dalamnya ditemukan bentuk bentuk liturgis Kekristenan Yahudi Hellenistis (1 Tim 1:17; 6:15-16). Guru-guru palsu yang disebut dalam 2 Timotius 3:8 menunjukan bahwa surat-surat ini adalah suatu bentuk Gnostikisme, dalam 1 Timotius 1:4 Gnostik tentang mahkluk surgawi dan petunjuk hukum taurat, dan dalam 1 Timotius 1:8-9 mengindikasikan unsur-unsur Yahudi.
■ PENJELASAN/PEMAHAMAN
A. Ayat 1-3
▪ Konteks pergumulan yang Paulus gambarkan pada ayat 1-3 adalah bahwa ada pengajar-pengajar sesat, ajaran-ajaran setan dan tipu daya pendusta-pendusta yang dapat mengacaukan kehidupan beriman orang percaya.
▪ Menurut 1 Timotius 1:3, Timotius ditinggalkan di Efesus, sementara Paulus melanjutkan perjalanan ke Makedonia.
▪ Paulus meninggalkan Timotius di Efesus bertujuan untuk melanjutkan pembinaan-pembinaan
kepada jemaat Efesus, khususnya untuk menanggulangi ajaran-ajaran sesat.
▪ Akan tetapi sebelum menulis surat ini kepada Timotius, Paulus sudah terlebih dahulu tahu mengenai kondisi dan situasi Jemaat Efesus ketika dia mengajar secara langsung (Kis 20:29-30), itulah sebabnya mengapa ia meninggalkan Timotius di Efesus, supaya Timotius melawan ajaran-ajaran sesat dan guru-guru palsu yang sedang merajalela di tempat tersebut.
▪ Paulus menulis surat ini untuk memberikan petunjuk-petunjuk kepada Timotius bagaimana cara menata jemaat dan melawan ajaran-ajaran sesat dan supaya ia kuat untuk melawan ajaran-ajaran sesat tersebut.
▪ Salah satu hal utama yang disampaikan Paulus kepada Timotius supaya tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang sejati dan membuktikan kesalahan ajaran palsu yang melemahkan kuasa Injil yang menyelamatkan (1 Tim 1:3-7; 1 Tim 4:1-8).
▪ Paulus juga menginstruksikan Timotius mengenai syarat-syarat kerohanian dan sifat bagi para pemimpin gereja dan memberikan gambaran tersusun dari macam orang yang diizinkan menjadi pemimpin rohani dalam jemaat. (1Tim 2:1-4:5).
B. Ayat 12-16
▪ Kepemimpinan Timotius di dalam 1 Timotius 4:12-16 mengalami kontroversi dan juga gugatan dari pada jemaat di Efesus karena jemaat menganggap, bahwasannya Timotius ini adalah seorang yang belum mempunyai pengalaman untuk memimpin sebuah jemaat khususnya jemaat Efesus, karena jemaat di efesus yang akan dipimpinnya, juga sudah melampaui umur yang dimilikinya sekarang.
▪ Maka dari pada itu para jemaat di Efesus beranggapan bahwa Timotius bukanlah orang yang tepat untuk menggantikan Paulus dalam memimpin Efesus terlebih masalah yang dihadapi sangat berat yakni Nabi palsu dan ajaran palsu.
▪ Maka dari itu akan banyak pertentangan pertentangan yang akan dialami Timotius, mulai dari Kepemimpinan, cara hidup dan tingkah lakunya.
▪ Pasti orang-orang menganggap bahwasannya Timotius tidak akan bisa memimpin jemaat Efesus, Timotius tidak akan bisa menjadi contoh oleh jemaat Efesus dan Timotius pasti akan gagal dalam memimpin jemaat Efesus untuk melawan ajaran-ajaran palsu yang ada saat itu.
▪ Ajaran sesat itu seolah-olah tidak akan hilang dari sekitar mereka, oleh karena itu Paulus memberi nasihat kepada Timotius sebagai pemimpin yang mengutamakan teladan hidup untuk mengajarkan ajaran yang benar atau ajaran yang sehat, supaya jemat di Efesus mengikuti jalan hidup yang benar dan kembali kepada Allah.
▪ Dalam surat 1 Timotius 4:12-16 ini, Paulus memilih Timotius yang usianya masih sangat muda dan memberikan tugas dan tanggung jawab yang sangat berat yaitu sebagai pemimpin jemaat di Efesus untuk melawan pengajar-pengajar sesat.
▪ Dari penjelasan Latarblakang di atas, kita dapat rumuskan beberapa rumusan masalah yang menjadi acuan pembahasan.
1.Bagaimana Timotius menghadapi ajaran sesat dalam 1 Tim 4:12-16
2.Bagaimana membangun hidup yang berintegritas
3.Bagaimana syarat-syarat menjadi pemimpin yang teladan
▪ Pada ayat 12-16, Paulus menekankan supaya Timotius menjalankan kehidupan yang kudus (1 Tim 4:12), mengerjakan ajaran yang benar (1 Tim 4:13), tetap peka terhadap pekerjaan dan karunia Roh Kudus(1 Tim 4:14), dan memperhatikan kehidupan rohani pribadi (1 Tim 4:16) adalah lebih dari sekedar tanggung jawab pelayanan bagi Timotius.
▪ Semuanya ini penting bagi keselamatannya sendiri.
▪ Kebudayaan Romawi dan Yunani mengkategorikan usia muda adalah seseorang sampai pada usia empat puluh tahun.
▪ Karena usia Timotius yang masih muda menyebabkan para guru-guru palsu menyerang ajaran yang diberikan olehnya.
▪ Menurut kebudayaan Yunani dan Romawi seorang yang masih berusia muda tidaklah pantas memberikan pengajaran kepada orang-orang yang dalam kategori umur menurut kebudayaan Yunani Romawi adalah orang-orang yang sudah tua.
▪ Agar tidak terjadi anggapan yang merendahkan Timotius karena usianya yang masih muda dan orang tetap memberikan penghormatan kepadanya, maka Paulus memberikan jalan keluar bagiTimotius.
▪ Jalan keluar yang diberikan oleh Rasul Paulus yaitu, Timotius harus menjadi teladan dalam perkataan, teladan dalam tingkah laku, teladan dalam kasih, teladan dalam iman dan teladan dalam kemurnian.
▪ Kelima hal tersebut merupakan unsur yang saling berkaitan.
▪ Selain itu kelima hal yang disebutkan oleh Rasul Paulus haruslah merupakan gaya hidup yang harus Timotius tunjukkan kepada guru-guru palsu.
▪ Sikap hidup Timotius sebagai seorang gembala jemaat haruslah sempurna dibandingkan dengan sikap hidup dari para guru-guru palsu yaitu orang-orang yang sudah mengikuti akan pengajaran Gnostik.
▪ Dari penjelasan di atas dapat diartikan kata τύπος adalah contoh, teladan atau panutan.
▪ Agar Timotius tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang lebih tua dari dirinya maka jalan keluar yang diberikan oleh rasul Paulus kepada dirinya yaitu“menjadi teladan atau menjadi contoh.
▪Ayat 13 Ἕως ἔρχομαι, πρόσεχε τῇ ἀναγνώσει, τῇ παρακλήσει, τῇ διδασκαλία (Sampai aku datang pusatkanlah perhatianmu kepada pembacaan (di depan jemaat), pemberian nasihat, pengajaran.
▪ Rasul Paulus menginginkan agar dalam rentang waktu sebelum kedatangannya, Timotius harus memiliki keseimbangan dalam pelayanannya dengan memusatkan perhatiannya pada tiga hal.
▪ Keseimbangan pelayanan yang dimaksud adalah dalam pelayanannya harus nyata dan beberapa hal yang dibuat yaitu bertekun dalam pembacaan Firman Tuhan, bertekun dalam memberikan nasehat kepada jemaat dan ketekunan dalam memberikan pengajaran Firman Tuhan.
▪ Ketiga hal yang harus menjadi perhatian dari Timotius adalah merupakan hal mendasar yang biasa dilakukan pada gerejamula-mula (Kis. 13:15; 15:21).
▪ Kata Yunani yang digunakan untuk mengartikan istilah bertekun yaitu πρόσεχε (proseche).
▪ Kata proseche adalah kerja dengan modus imperatif dan bersifat aktif.
▪Setelah penguraian yang berkenaan dengan teladan yang harus terlihat dalam diri Timotius,
selanjutnya Rasul Paulus memberikan perintah kepada Timotius untuk terus menerus membaca Firman Tuhan.
▪ Pembacaan Firman Tuhan yang dimaksud adalah kegiatan membaca yang dilakukan di hadapan jemaat yang merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan seorang guru yang membacakan Firman Tuhan dihadapan jemaat.
1 Timotius 4:14:
“Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua”.
📚 Kata Jangan (yun) me, bermakna jangan (apapun itu....)
📚 Kata lalai (yun) amelei dari kata ameleo artinya "jangan berikan pemikiran pada hal-hal yg tdk berguna artinya Timotius harus memberikan perhatianya dengan teliti pada instruksi-instruksi/ajaran-ajaran yg Paulus telah berikan untuk di lakukan sesuai dengan karunia yg telah diterima"
▪ Jadi amalei memiliki pengertian seseorang yang menunjukkan sikap mengabaikan atau melakukan dengan tidak sungguh-sungguh suatu tugas yang diberikankepadanya.
▪ Dalam konteks ayat ini, rasul Paulus menginginkan agar Timotius tidak boleh mengabaikan atau menyia-nyiakan karunia yang telah diberikan kepadanya.
▪ Ayat 15-16, Kata perhatikanlah/lakukanlah dalam bahasa Yunani maksudnya adalah semua perintah yang telah dituliskan oleh Paulus, harus diperhatikan dg sungguh-sungguh yaitu dengan cara menempatkan di dalam pikirannya.
▪ Perintah agar Timotius menjadi teladan di antara jemaat agar tidak diremehkan atau tidak dihormati karena usia yang masih muda, harus dtempatkan didalam pikirannya Timotius.
▪ Semua hal tersebut harus terpusat dalam pikiran Timotius.
▪ Dengan kata lain semua yang sudah dijelaskan oleh Paulus dalam ayat-ayat sebelumnya harus menjadi pola hidup bagi Timotius.
▪ Hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh Timotius yaitu mengawasi diri sendiri dan pengajarannya serta bertekun didalamnya.
▪ Artinya Timotius harus mempunyai suatu keinginan yang kuat dalam dirinya untuk terus-menerus mengawasi dirinya dan memperhatikan setiap isi pengajarannya sehingga tidak ada satu halpun yg membuat orang lain menjatuhkannya.
▪Ketika Timotius melakukan semua hal yang sudah dituliskan oleh Rasul Paulus maka, ia menyelamatkan dirinya sendiri dan setiap jemaat yang dipimpinnya.
■ KESIMPULAN
▪ Filipi 2:12 demikian”... kamu senantiasa taat; karena itu kerjakanlah keselamatanmu dengan dengan takut dan gentar.
▪ Jadi seorang hamba Tuhan harus selalu memperhatikan pelayanan dan juga dirinya sendiri. Karena bukti seseorang yang telah menerima keselamatan yaitu mengerjakan keselamatan yaitu dengan cara memperhatikan pelayanan dan diri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar