Sabtu, 15 April 2023

KEBERANIAN STEFANUS KARENA PENYERTAAN ROH KUDUS - Eksposisi (Kis.6:8-15)

 

KEBERANIAN STEFANUS KARENA PENYERTAAN ROH KUDUS - Eksposisi (Kis.6:8-15)

Di susun oleh : Pdt. Erwan

📚 Kisah Para Rasul 6:8-15
8 Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
9 Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus, 10 tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.
11 Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."
12 Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
13 Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,
14 sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."
15 Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

PENDAHULUAN
▪ Nama Stefanus pertama kali mengemuka di dalam kitab Kisah Para Rasul.
▪ Nama Stefanus dalam bahasa Yunani (Stephanos) berarti “mahkota”, yaitu tutup kepala yang dipakai dalam acara-acara perayaan untuk menunjukkan pengakuan umum akan kemenangan yang dicapai di dalam perlombaan, pertandingan atau pun peperangan.
▪ Kata itu juga dipakai untuk menggambarkan tentang upah untuk kehidupan dan pelayanan Kristen yang efektif.
▪ Stefanus bukanlah orang benar awalnya, mendengar injil keselamatan dan bertobat, lalu ia di penuhi, diperbarui oleh Roh Kudus dan di karuniai beberapa karunia Roh.
▪ Stefanus menjadi orang yang pertama (martir) dan menerima mahkota dalam perlombaan menuju surga, masuk ke dalam kemuliaan Tuhan setelah ia dirajam sampai mati.
▪ Ia adalah salah seorang di antara tujuh diaken yang dipilih para rasul untuk menyalurkan bantuan pangan dan santunan lain kepada warga termiskin Gereja Perdana.
📚 Stefanus adalah orang yang ‘penuh iman dan Roh Kudus’ (ay 5).
▪ Menurut ajaran Kristen Ortodoks, Stefanus adalah diaken yang paling tua umurnya, sehingga digelari "penghulu diaken" (Yun: ἀρχιδιᾱ́κονος, arkidiakonos).
▪ Diriwayatkan bahwa rasul-rasul memilih para diakon sesudah munculnya keluhan di kalangan orang Yahudi Helenis (orang Yahudi yang berbudaya dan berbahasa Yunani) yang merasa janda-janda dari golongan mereka disepelekan sementara janda-janda dari golongan Yahudi Ibrani didahulukan dalam urusan pembagian santunan yang didanai dari jemaat.
▪ Nama "Stefanus" adalah nama khas Yunani, maka diduga Stefanus adalah seorang Yahudi Helenis (orang yahudi yang berbicara, berkelakuan dan hidup seperti orang Yunani)

PEMAHAMAN

Untuk memahami dengan benar perikop ini, kita akan membahas dengan membagi menjadi 2 bagian yaitu (bag.1 ay. 8-10 dan bag.2 ay.11-15)

⊙ Bagian 1
* Ayat 8 : Dan Stefanus, yang penuh dengan karunia dan kuasa, mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di antara orang banyak.
* Ayat 9 : Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini--anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
* Ayat 10 : tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

▪ Stefanus dikenal sebagai orang saleh yang penuh iman dan dipenuhi Roh Kudus serta memiliki karunia untuk melakukan banyak mukjizat, dan bukan hanya melakukan banyak tanda ajaib, tetapi juga ia di karuniai hikmat shg ia sangat berhikmat.
▪ Jadi, Stefanus mempunyai banyak karunia dan juga mempunyai kuasa untuk melakukan mujisat dan hikmat dalam pemberitaan Firman Tuhan.
▪ Hal ini tampak saat Stefanus berdebat dengan beberapa anggota jemaat Libertini (latin) libertinus, yaitu orang Yahudi yang setelah ditawan oleh Pompey dan jenderal Romawi lainnya dalam perang Suriah, telah dijadikan budak, dan setelah itu dibebaskan, dan dikembalikan, secara permanen atau untuk sementara waktu, ke negara leluhur mereka, jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria--bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan Asia, dan dalam perdebatan tersebut, mereka kalah berargumen dengan hikmat yang dimiliki Stefanus (bdk. ay 10 dg ay 3).
▪ Anggota-anggota jemaat ini menyanggah dakwah Stefanus, tetapi Stefanus mampu mengungguli mereka dalam adu pendapat atau berdebat.
▪ Hikmat jelas mencakup pengetahuan Firman Tuhan (Maz 119:98-100).
▪ Orang yang mempunyai pengetahuan Alkitab belum tentu berhikmat, tetapi orang tidak bisa berhikmat kalau tidak mempunyai pengetahuan Alkitab dengan maksud dan makna yg benar.
📚 Kata " bersoal jawab " (Yun) suzeteo ; sood-zay-teh'-o bermakna memperdebatkan
▪ Terjemahan yg menggunakan kata tsb :
NIV, NASB, KJV, RSV, SYT, BIS, TSI, ILT, SHELLABEAR, AVB dll

--> Catatan :
▪ Dari ayat ini mendapatkan sebuah kebenaran bahwa kita boleh berdebat asal dengan motivasi yang benar.
▪ 1Pet 3:15b berbunyi: "Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu". 
▪ Ini adalah suatu ayat yang mengharuskan setiap orang kristen untuk belajar berapologetik (membela pandangannya pada waktu diserang) --> dlm hal ini tentunya pandangan kebenaran yg benar atau dg makna sebenarnya.
Ex : Dalam Alkitab, tercatat baik nabi-nabi, Yohanes Pembaptis, rasul-rasul (Petrus, Paulus, dsb), termasuk Yesus sendiri sering berdebat.

⊙ Bagian 2
* Ayat 11 : Lalu mereka menghasut beberapa orang untuk mengatakan: "Kami telah mendengar dia mengucapkan kata-kata hujat terhadap Musa dan Allah."
* Ayat 12 : Dengan jalan demikian mereka mengadakan suatu gerakan di antara orang banyak serta tua-tua dan ahli-ahli Taurat; mereka menyergap Stefanus, menyeretnya dan membawanya ke hadapan Mahkamah Agama.
* Ayat 13 : Lalu mereka memajukan saksi-saksi palsu yang berkata: "Orang ini terus-menerus mengucapkan perkataan yang menghina tempat kudus ini dan hukum Taurat,
* Ayat 14 : sebab kami telah mendengar dia mengatakan, bahwa Yesus, orang Nazaret itu, akan merubuhkan tempat ini dan mengubah adat istiadat yang diwariskan oleh Musa kepada kita."
* Ayat 15 : Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

▪ Disamping Stefanus adalah seorang diaken, ia juga pengkotbah yang tekun memberitakan injil.
▪ Ia tidak hidup hanya untuk keselamatannya sendiri, dan ia tidak memuaskan dirinya dengan kehidupan yang nyaman di dalam ruangan gereja.
▪ Ia berani mendatangi sinagoga Yahudi yang fanatik, bersaksi kepada mereka bahwa Yesus dari Nazaret, yang sudah mereka salibkan itu, sesungguhnya adalah Mesias yang sebenarnya dan yang sudah bangkit dari kematian.
▪ Allah memberinya ilham untuk berbicara dengan berani.
▪ Stefanus berkotbah serta mengadakan "tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat" di rumah ibadat Yahudi Helenis, karena diriwayatkan bahwa tindakan-tindakannya itu menimbulkan penentangan.
▪ Sinagoge tsb terdiri dari orang-orang Yahudi Helenistik, orang-orang Yahudi yang ada di perantauan, yang membaca Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani ( Septuaginta ) yang merenungkan isi kitab itu dengan pola barat yang mengandalkan logika.
▪ Mereka tidak hanya sekedar mendengar berita Injil, sebagaimana yang dilakukan kebanyakan orang-orang Yahudi, tetapi juga mengasah pikiran mereka secara positif berkaitan dengan ide-ide yang ada, dengan mempertimbangkan juga konsekuensi negatif dari ketidaktaatan dan ketidakpercayaan.
▪ Mereka berargumentasi dengan Stefanus tentang posisinya mengenai kebiasaan-kebiasaan Perjanjian Lama, tetapi orang-orang Yahudi yang terlatih dalam hal filsafat itu tidak bisa melawan hikmat Roh Kudus yang mengalir dari diri Stefanus.
▪ Kotbah Stefanus adalah dakwaan terhadap Israel atas kegagalan umat pilihan Allah yang telah diberi hukum, hal-hal kudus, serta janji Mesias.
▪ Dapat ditebak bahwa, meskipun tuduhan ini benar, para orang Yahudi benci mendengarnya.
▪ Di sepanjang kotbahnya itu, berulang kali ia mengingatkan mereka akan pemberontakan dan keberhalaan mereka, meskipun mereka telah menyaksikan dengan mata sendiri karya Allah yang hebat — sehingga ia menuduh mereka dengan tuduhan sejarah, yang membuat mereka semakin geram sehingga mereka tak tahan mendengarnya.
▪ Gusar karena merasa dipermalukan, mereka merekayasa dakwaan palsu bahwa Stefanus pernah mengucapkan kata-kata hujat terhadap Nabi Musa dan Allah.
▪ Untuk menutupi rasa marah dan malu, mereka merancang tuduhan palsu, menyebar hasutan dan fitnahan di antara jemaat bahwa Stefanus telah menghujat Musa dan Allah (ay.11).
▪ Bersama dengan para tua-tua dan ahli taurat, mereka menuding Stefanus telah melakukan penodaan agama (ay.12)
▪ Itu sebabnya Stefanus diseret ke Mahkamah Agama untuk diadili (12).
▪ Mahkamah tertinggi yang beranggotakan para pemuka agama Yahudi, dan memperkarakannya dengan dakwaan menghina Bait Allah dan Hukum Musa (ay.14).
▪ Dalam pengadilan agama, tuduhan kepada Stefanus bertambah berat.
▪ Ia dituduh bukan hanya menghujat Musa dan Allah, tetapi juga menghina kewibawaan Bait Allah dan Hukum Taurat (14).
▪ Sempurnalah sudah rekayasa mereka yang sangat jahat dan keji itu demi membinasakan Stefanus.
▪ Apakah reaksi Stefanus saat mendengar semua tuduhan palsu yang dilontarkan orang-orang yang memusuhinya?
▪ Ia mengambil sikap diam.
▪ Tidak ada sepatah kata pun yang terlontar dari mulutnya untuk membela diri.
▪ Hatinya sangat damai sejahtera
▪ Tidak ada ketakutan dan kekhawatiran tampak di wajahnya.
▪ Ia menyerahkan sepenuhnya kepada Yesus yang diimaninya.
▪ Tatapan matanya memancarkan ketulusan dan kemurnian hatinya.
▪ Stefanus diriwayatkan tidak gentar, bahkan mukanya berseri-seri laksana "muka seorang malaikat" (ay.15)

▪ Kisah pasal 7 mencatat kesaksian Stefanus tidak menghiraukan nasib jasmaninya, sebaliknya ia memilih berdiri teguh dalam imannya pada Yesus Kristus.
▪ Sesuai dengan Hukum Musa menyatakan, bahwa dosa penghujatan adalah dosa yang dihukum mati, biasanya dengan dirajam batu (Bilangan 15:30-36).
▪ Sebelum para orang Yahudi yang angkuh ini melaksanakan hukuman dan merajam Stefanus, Kisah 7:55-56 merekam detik-detik terakhir kehidupan jasmani Stefanus, sebelum ia melewati tabir pemisah dunia dan surga: "Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
▪ Lalu katanya: 'Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah.'"

KESIMPULAN

▪ Kehidupan Stefanus — dan terutama kematiannya — menjadi teladan bagi kehidupan orang percaya: mengabdi pada Tuhan bahkan di hadapan kematian; setia mengabarkan injil secara berani; kenal betul akan kebenaran Allah; dan siap digunakan Allah menurut rencana dan kehendak-Nya.

📚 Kolose 3:1-- 4
3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. 
3:2 Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. 
3:3 Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah. 
3:4 Apabila Kristus, yang adalah hidup kita, menyatakan diri kelak, kamupun akan menyatakan diri bersama dengan Dia dalam kemuliaan. 





Tidak ada komentar:

Posting Komentar