Minggu, 16 April 2023

KEBANGKITAN YESUS - 1 Korintus 15:17-18

 



KEBANGKITAN YESUS - 1 Korintus 15:17-18

Disusun : Pdt. Erwan


📚 1 Korintus 15:17-18
15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
15:18 Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus.

PEMAHAMAN
▪ Yang hendak dicapai oleh Tuhan Yesus dalam seluruh pengorbanan-Nya adalah Ia dibangkitkan dari antara orang mati.
▪ Kebangkitan-Nya membuktikan bahwa Ia taat kepada Bapa sampai mati (Flp. 2:8).
📚 TB: Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati,  bahkan sampai mati di kayu salib. 

▪ Kalau Ia tidak taat, maka Ia tidak akan dibangkitkan (Ibr. 5:7). 
📚 TB: Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan (asli) di kabulkan

📚 FAYH: Tetapi pada waktu Kristus berada di dunia ini, Ia berdoa dengan air mata dan kesedihan jiwa-Nya, menyampaikan permohonan kepada Allah, yang dapat meluputkan Dia dari kematian. Allah mendengar doa-doa-Nya, sebab keinginan-Nya yang kuat untuk menaati Allah setiap saat

● Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit berarti tidak akan ada kebangkitan orang mati.
▪ Dengan demikian sia-sia kita memercayai Tuhan Yesus (1Kor. 15:16-17).
▪ Itu juga berarti Tuhan Yesus gagal menjadi Juruselamat.
▪ Jika tidak ada kebangkitan berarti tidak ada manusia yang  hidup.
▪ Tuhan Yesus dengan tubuh kebangkitan yang diperagakan berkata: “Lihatlah tangan-Ku dan kaki-Ku: Aku sendirilah ini; rabalah Aku dan lihatlah, karena hantu tidak ada daging dan tulangnya, seperti yang kamu lihat ada pada-Ku” (Luk. 24:39).
📚 Kata hantu dalam teks aslinya terjemahan dari kata  pneuma (πνεῦμα).
▪ Kata ini selain diterjemahkan hantu juga berarti roh.
▪ Tubuh kebangkitan diperagakan oleh Tuhan Yesus sebagai tubuh fisik atau daging yang dapat disentuh dan bisa berinteraksi dengan alam fisik dunia materi.
▪ Ia juga makan dan minum setelah kebangkitan-Nya.
▪ Ia tidak berubah jadi hantu atau roh.
▪ Dalam hal ini kita memperoleh kesimpulan  betapa berharganya sebenarnya alam materi ini, sebab semua diciptakan sungguh amat baik untuk dinikmati oleh daging atau tubuh fisik kita (Kej. 1:31).
▪ Jadi, keliru sekali kalau orang memandang alam materi itu jahat.
▪ Alam materi diciptakan Tuhan  untuk dinikmati.
▪ Kita tidak menjadikan materi di bumi ini menjadi tujuan.
▪ Tujuan hidup kita adalah di langit baru dan bumi yang baru.

● Jika Tuhan Yesus tidak dibangkitkan, maka tujuan Allah menciptakan manusia gagal, yaitu menjadi segambar dan serupa dg Allah.
▪ Inilah yang diusahakan oleh Iblis yang jatuh, merusak tatanan dan rencana Allah.
▪ Ia tidak bisa menjadi Allah orang hidup, sebab tidak ada manusia yang hidup.
▪ Padahal Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup (Mat. 22:32; Mrk. 12:27; Luk. 20:38).
▪ Dengan kebangkitan Tuhan Yesus, manusia memiliki pengharapan kebangkitan dari antara orang mati.
▪ Inilah yang seharusnya membahagiakan hati kita yang oleh karenanya kebangkitan Tuhan Yesus dirayakan, sebab kita diingatkan bahwa kita memiliki hidup yang penuh pengharapan.

● Seperti halnya Tuhan Yesus berjuang untuk memperoleh kebangkitan, demikian pula orang percaya harus berjuang untuk memperoleh kebangkitan.
▪ Berkenaan dengan hal ini Paulus memberi kesaksian dalam suratnya: “Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya, supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati” (Flp. 3:10-11).
▪ Dalam pernyataan ini Paulus menunjukkan bahwa gol yang ia tuju adalah bagaimana memiliki kebangkitan dari antara orang mati.
▪ Kesaksian ini juga dikatakan dalam berbagai kesempatan (Kis. 24:15, 21 dan lain sebagainya). 

▪ Dalam hal ini kita temukan betapa kuatnya pengharapan Paulus mengenai kebangkitan dan hidupnya benar-benar difokuskan kepada realitas kebangkitan tersebut.
▪ Fokusnya membuat ia tidak terjerat oleh filosofi dunia yang tidak berakal sehat.
▪ Pertimbangan-pertimbangan Paulus adalah pertimbangan-pertimbangan man of God (manusia Allah) yang telah memindahkan hatinya ke dalam Kerajaan Surga.
▪ Pertimbangannya akan menghasilkan buah tindakan dan pelayanan yang harum di hadapan Tuhan.
▪ Ia pantas disebut sebagai manusia rohani.
▪ Orang seperti ini tidak bisa dijegal oleh iblis dan tidak pernah akan terseret ke dalamn kerajaan kegelapannya.
▪ Sayang sekali banyak orang Kristen yang tidak memperdulikan hal kebangkitan ini.
▪ Mereka mempersoalkan hal kebangkitan hanya pada waktu hari Paskah saja.
▪ Setelah itu mereka tidak pernah memikirkannya sama sekali.
▪ Itulah sebabnya mengapa tidak banyak orang Kristen yang sungguh-sungguh berusaha mengenal Tuhan dan kuasa kebangkitan-Nya, persekutuan dalam penderitaan-Nya dan menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya.
▪ Ini adalah langkah-langkah untuk mengerti kebenaran sehingga mencerdaskan pikiran.
▪ Kemudian rela menderita bersama-sama dengan Tuhan Yesus guna memenuhi rencana Allah Bapa.
▪ Sehingga sepenuhnya hidup untuk kepentingan Allah Bapa. 

▪ Berkenaan dengan hal tersebut Paulus berkata: “Kalau hanya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan manusia saja aku telah berjuang melawan binatang buas di Efesus, apakah gunanya hal itu bagiku ...
▪ Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati (1Kor. 15:32).
▪ Itulah sebabnya dalam kesaksiannya Paulus memberi contoh, bahwa ia bisa mengabaikan kesempatan menjadi orang kaya atau orang terhormat demi kebangkitan.
▪ Binatang di Efesus bisa menunjuk binatang dalam arti harafiah, untuk itu ia menjadi gladiator.
▪ Binatang buas juga bisa menunjuk orang-orang serakah yang tidak puas dengan kekayaan yang telah mereka miliki dan Paulus memilih tidak ikut berkompetisi mengumpulkan harta.

KESIMPULAN
▪ Ketika kita mengenal dia dan menjadi satu dalam kematian dan kebangkitanNya, maka kita pun juga akan memperoleh kebangkitan dari antara orang mati (Flp 3:10-11).
▪ Oleh karena itu, dalam kehidupan kita, kita tidak boleh hanya memikirkan perkara-perkara duniawi saja.
▪ Iman dan pengharapan kita kepada Kristus tidak boleh hanya terbatas pada berkat-berkat duniawi, harta benda dan rejeki di dunia ini saja.
▪ Karena Yesus adalah Tuhan yang berkuasa di bumi dan di surga (Mat 28:18), dan karena kita hidup tidak hanya untuk di bumi saja, tetapi juga kehidupan kekal setelah kita nanti mati, maka kita pun harus mempersiapkan diri kita untuk perkara-perkara surgawi.
▪ Kita harus menaruh iman dan pengharapan kita kepada Kristus untuk hidup di dunia ini dan hidup di surga nanti.
▪ Karena kebangkitan Kristus telah membuat kita juga memiliki kebangkitan dan kehidupan kekal di surga kelak, maka sudah seharusnya kita menyenangkan hati Tuhan dan mengumpulkan harta di surga (Mat 6:20), dengan cara hidup dalam ketaatan kepada seluruh kehendakNya.

Harga kebangkitan Tuhan Yesus adalah ketaatan, Ia “membeli” kebangkitan dengan ketaatan yang sempurna kepada Bapa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar