Minggu, 16 April 2023

KETAATAN YESUS KEPADA BAPANYA MENJADI TELADAN BAGI ORANG PERCAYA

 


KETAATAN YESUS KEPADA BAPANYA MENJADI TELADAN BAGI ORANG PERCAYA

Disusun : Pdt. Erwan

📚 Filipi 2:5-7
▪ 2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
▪ 2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
▪ 2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

● PEMAHAMAN
▪ Ketaatan Tuhan Yesus kepada kehendak Allah Bapa, yaitu ketaatan sampai mati, merupakan sebuah teladan bagi kita.
▪ Seringkali berbagai pergumulan hidup di dunia membuat kita merasa terdesak dan sulit untuk taat kepada Allah.
▪ Kita diingatkan bahwa walaupun sulit dan menuntut pengorbanan, kita harus belajar taat kepada kehendak Allah.
▪ Sebenarnya satu-satunya takdir kita adalah binasa kekal.
▪ Arah dari segala perbuatan manusia adalah jahat di mata Allah, dan menuju kebinasaan kekal. ▪ Keadaan ini membuat Bapa pilu hatinya (Kej. 6:6).
▪ Kepiluan hati Bapa telah menjadi gairah atau “passion” Nya dan telah mendorong diri-Nya untuk meninggalkan segala kemuliaan yang Ia miliki.
▪ Kebinasaan manusia adalah kepiluan hati Allah Bapa.
▪ Allah Anak telah memilih mengosongkan diri-Nya demi kepuasan hati Bapa.

▪ Dalam menjalankan misi-Nya, Tuhan Yesus sangat berkemungkinan untuk gagal jika Ia tidak taat kepada BapaNya.
▪ Paling tidak ada dua kemungkinan akibat besar yang terjadi jika Tuhan Yesus gagal.
-- pertama, manusia akan meluncur bebas masuk dalam kebinasaan kekal tanpa halangan.
-- kedua, Tuhan Yesus tidak akan pernah mendapatkan kembali kemuliaan yang telah Ia tinggalkan.

▪ Tidak dapat terkatakan betapa hancurnya tatanan jagat raya ini jika Allah Anak tidak lagi memiliki kemuliaan.
▪ Tetapi terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus yang telah menang atas semua ini.
▪ Bukankah manusia juga telah kehilangan kemuliaan Allah
▪ Jika Tuhan Yesus saja mempertaruhkan nyawa untuk kemuliaan-Nya, lalu siapakah kita ini sehingga berani berkata “aku anak Allah” sementara perilaku kita tidak seperti Kristus.

▪ Jika melihat perbuatan kita maka tidak pantaslah menyebut diri kita sebagai anak-anak Allah.
▪ Perbuatan kita mencerminkan penghargaan kita terhadap pengorbanan Tuhan Yesus Kristus.
▪ Maka dari itu kita tidak boleh salah mengajar umat dengan menggantikan kesulitan hidup sebagai pokok yg utama pergumulan umat.
▪ Kita harus ajarkan bagaimana Kristus berjuang dalam ketaatan-Nya, bahkan sampai pada kematian-Nya di kayu salib.
▪ Ketaatan bukan untuk meraih berkat materi, tetapi untuk kepuasan hati Bapa sehingga kita layak dimuliakan bersama dengan Kristus.

● KESIMPULAN
▪ “Ketaatan kita mencerminkan penghargaan kita terhadap pengorbanan Tuhan Yesus Kristus, sehingga kita menjadi suratan terbuka yang dapat dibaca, dilihat dan ditiru bagi kemuliaanNya”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar