Selasa, 30 Oktober 2018

KETELADANAN HIDUP YESUS DI BALIK NATAL


KETELADANAN HIDUP YESUS DI BALIK NATAL


Oleh : Pdt. Erwan Musa


▪  Umumnya tanggal 25 Desember merupakan puncak dari perayaan Natal bagi
seluruh orang percaya di seluruh dunia, dan dengan berbagai macam cara orang
merayakan perayaan Natal tersebut seperti melakukan bhakti sosial, drama, tari-tarian dsb.
▪  Namun sesungguhnya Natal seharusnya mengingatkan kepada seluruh orang percaya, bahwa
ada pesan dan keteladanan hidup Tuhan Yesus yang harus dilakukan menjadi gaya hidup.


ex :  Sama halnya dengan Perjamuan Kudus yang kita lakukan untuk mengingat karya penebusan
Tuhan Yesus di Kayu Salib yang seharusnya semua orang percaya menghormati dan
menghargainya, dan sebagai wujud respon tersebut maka dengan pasti terlihat dari caranya
menjalankan keseharian hidupnya yang berkenan atau sesuai dengan kebenaranNya.



■ Pesan dan keteladanan hidup Tuhan Yesus di balik Natal :

● 1. Tuhan Yesus datang ke dunia hanya karena peduli kepada manusia
         Yoh.3:16 : " Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia 

                                telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya 
                                setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, 
                                melainkan beroleh hidup yang kekal "

Implementasi ayat tersebut, Tuhan Yesus wujudkan dengan kerelaan-Nya lahir sebagai lmanusia di kandang yang hina di Betlehem (Mik. 5:1) dan puncak pembuktian kepedulian-Nya, Ia mau mati di kayu salib supaya setiap orang yang percaya 

kepada-Nya diselamatkan dan bebas dari api kekal

Note :
▪ Luar biasanya dari hal kelahiran bahkan sampai kepada kematian Tuhan Yesus, semuanya telah di NUBUATKAN 7 abad atau 700 an tahun sebelumnya oleh nabi-nabi di jaman PL

▪ SKENARIO perihal kelahiran hingga kematian Tuhan Yesus untuk menyelamatkan manusia adalah Bapa di Sorga dengan memakai tokoh-tokoh pada zaman itu (Yusuf, Maria, Kaisar Agustus, Tiberius, Raja Herodes Agung, Raja Herodes Antipas, Hayas, Kayafas, Pontius Pilatus, orang-orang majus, para gembala di padang dan malaikat dalam Sejarah
Keselamatan yang Tuhan lakukan.


▪  Firman Tuhan berkata bahwa Yesus datang ke dunia dengan mengosongkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba dalam wujud manusia, dan ’menjadi miskin demi kita’.

" Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya" (2 Korintus 8:9)

Makna beberapa kata penting ayat diatas :
- "Kekayaan" di sini adalah berkat rohani yang disediakan bagi kita untuk mempersiapkan kita memasuki Kerajaan dan memerintah bersama Tuhan Yesus
ex : kita dipanggil dan dipilih untuk memerintah bersama Tuhan dalam 

        kerajaan-Nya

- Kata “menjadi miskin” (asli) πτωχεύω (ptōkhévō) yang berasal dari akar 

   kata πτωχός (ptōkhós) yang berarti “orang yang tidak memiliki apa pun”, 
    “yang bergantung hanya pada belas kasihan orang lain”. 

Catatan : Dalam konteks ayat tersebut tidak boleh di artikan hal-hal 

                   pemenuhan hidup.

Kata ini pula yang digunakan oleh Tuhan Yesus dalam Mat. 5:3, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah…”

▪  Ketika melihat kumpulan orang, Yesus ”merasa kasihan terhadap mereka, karena mereka tidak berdaya dan terlantar seperti domba tanpa gembala” yang sedang menuju ke pembantaian atau kebinasaan (Matius 9:36) 


▪  Dan masih banyak lagi kepedulian Tuhan Yesus kepada orang sakit, 

  menderita dsb.

▪  Jadi semasa hidup-Nya yang di kerjakan-Nya hanyalah peduli kepada 

   manusia:
- mengajarkan dan memberi teladan dalam kebenaran
- menolong orang dalam segala kelemahannya (sakit, menderita dsb).

Implementasi : 

- sebagai pengikut Kristus, kita juga harus belajar dan melatih diri kita untuk membangun gaya hidup seperti yang Tuhan Yesus lakukan untuk belajar peduli dengan keadaan yang ada di sekitar kita, tentunya dengan kapasitas kita masing- masing   (Mat.25_tentang talenta)



● 2. Ketaatan dalam segala hal kepada Bapa-Nya di lakukan-Nya selama Ia

        hidup di muka bumi bahkan sampai mati di kayu salib (Yoh. 4:34)

~ Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia 

    yang mengutus Aku"

~ BIS : Lalu Yesus berkata, "Makanan-Ku adalah mengikuti kemauan Dia 

             yang mengutus Aku,dan menyelesaikan pekerjaan yang diserahkan-               Nya kepada-Ku.

▪ Makna hal tersebut artinya bahwa Yesus memiliki Iman yang sempurna atau ketaatan yang mutlak kepada Bapa-Nya, yang harus dilakukan juga oleh setiap orang percaya.

▪ Kata "Iman" (Yun) Pisteuo/ bentuk kata kerja-aktif: penurutan kepada pribadi yang dipercayai
ex: Jadi selama Tuhan Yesus hidup di dunia, Ia hanya melakukan segala sesuatu sesuai dengan yang dikehendaki oleh Bapa-Nya hingga mati di kayu salib

▪ Jadi setiap orang percaya harus memiliki iman seperti yang dimiliki oleh Tuhan Yesus, dan iman yang sempurna adalah iman yang menyelamatkan

▪ Yak. 2:22 : Kamu lihat, bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna.

▪ Yak. 2:14 : Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan,
bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan?  Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?


BIS : Saudara-saudara! Apa gunanya orang berkata, "Saya orang yang percaya", kalau ia tidak menunjukkannya dengan perbuatannya? Dapatkah iman
semacam itu menyelamatkannya?

~ Kata "iman" di kedua ayat tersebut memakai kata sekedar percaya  

   (hanya identitas)
- iman level ini tidak menyelamatkan (harus di up grade) yang bermula dari persetujuan pikiran kepada penurutan kepada kehendak Tuhan (pisteuo yoh.3:16)

ex : iman tanpa perbuatan seperti jam yang tidak ada jarumnya, hanya ada 

        mesinnya saja sekalipun bermerk dan harganya mahal, namun tetap 
        tidak ada gunanya !!!

▪ Oleh karena itu Yakobus menulis surat ini (yakobus) kepada 12 suku di perantauan (orang-orang kristen yahudi, yang percaya Yesus tercerai berai setelah Stefanus mati di rajam batu dan juga yang merupakan hasil pertobatan kotbah Petrus di serambi salomo pada zaman kisah para rasul 3000 jiwa bertobat),  yang sudah terkonsep lama dengan doktrin nenek moyang mereka bahwa mereka adalah orang yahudi keturunan Abraham yang sudah pasti selamat


▪ Sementara Yakobus menegaskan bahwa untuk seseorang dapat selamat, maka iman mereka harus di wujudkan dengan perbuatan.

jadi kekristenan yang sejati, tidak cukup hanya dengan iman (sekedar percaya atau hanya identitas kristen), tetapi harus di wujudkan dengan kelakuan atau perbuatan hidup yang sesuai dengan kebenaran setiap hari 


Fil.2:12-13 :
2:12  "Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 "karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.

▪ Jadi demikian seharusnya kita wajib bersyukur kalau kita masih di beri kesempatan hidup sampai di penghujung tahun ini, artinya kita masih di beri kesempatan untuk belajar dan memperbaiki hidup
bagi Tuhan.

▪ Dan kalau kita masih di beri kesempatan hidup tahun depan nanti, berarti kita masih diberi kesempatan juga untuk memperbaiki hidup untuk berkenan kepada Tuhan dan berusaha hanya menyenangkan hati Tuhan saja.



■ KESIMPULAN

Jadi pesan dan keteladanan hidup Tuhan Yesus yang harus kita teladani di balik Natal ialah Yesus memiliki kehidupan yang sangat peduli kepada keselamatan manusia yang di dasari karena ketaatanNya kepada Bapa di Sorga.
Dan bukti ketaatanNya Ia wujudkan hingga mati di kayu salib. 

Sabtu, 20 Oktober 2018

PERAN ROH KUDUS DALAM DUNIA DAN ORANG PERCAYA


PERAN ROH KUDUS DALAM DUNIA DAN ORANG PERCAYA

Oleh : Pdt. Erwan Musa


Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Roh Kudus (Ibr)  רוח הקודש  ; Ruah haqodesh adalah pribadi penolong yang memimpin setiap orang percaya, dalam bentuk Roh (yun) πνεύμα ; pneuma yang dijanjikan oleh Yesus sebelum Ia naik ke Surga


Yohanes 14:16-17 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan 

                                  kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia 
                                  menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh
                                  Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab 
                                  dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi 
                                  kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan
                                  akan diam di dalam kamu.

Roh Kudus adalah Roh Allah yang menolong, memimpin, dan menghibur.
Roh Kudus menuntun orang percaya agar dapat hidup sejalan atau hidup dalam kehendak Tuhan.

Alkitab mencatat bahwa Roh Kuduslah yang menyebabkan orang dapat percaya kepada Yesus.
1 Kor.12:3  Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada 

                     seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: 
                     "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat 
                     mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. 

Dia pulalah yang memampukan setiap orang percaya menjalani hidup dalam ketaatan pada kehendak Tuhan.
Roh Kudus digambarkan sebagai 'Penghibur' atau 'Penolong' (Latin) paracletus, yang berasal dari bahasa (Yun) parakletos, yang artinya memimpin mereka dalam jalan kebenaran atau hidup ke dalam seluruh kebenaran-Nya

Alkitab juga berkata bahwa karya Roh Kudus di dalam kehidupan orang percaya menghasilkan Buah Roh
Gal.5:22-23  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai 

                       sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, 
                       kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada 
                        hukum yang menentang hal-hal itu.

Hal tersebut merupakan bukti jika seseorang benar-benar dalam perjalanan hidupnya dipimpin oleh Roh Kudus

Jadi sesungguhnya peran Roh kudus dalam kehidupan orang percaya sangatlah penting, karena jika seseorang hidupnya benar-benar dituntun oleh Roh Kudus, maka hidupnya pasti akan berjalan sesuai dengan jalan-jalan Tuhan atau sesuai dengan kehendaki Allah.
Karena semua yang diperintahkan Tuhan untuk di lakukan oleh orang percaya tidak ada dan tidak pernah salah,  walaupun faktanya sering kali berbeda dengan cara pandang atau pola pikir kita, tetapi jika kita bersedia mengikutinya atau mentaatinya maka hasilnya akan membuat kita menjadi pribadi-pribadi yang mulia, karena kita hidup dalam seluruh kehendakNya.
Itulah alasan mengapa peran Roh kudus sangat kita butuhkan, disamping itu jika kita hidup tanpa pimpinan dan bimbingan Roh Kudus maka kita tidak akan dapat memahami apa yang menjadi kehendak Tuhan yang harus kita jalani, dengan kata lain maka hidup kita akan tersesat.

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin (yun) stoicheo ; στοιχω : berjalan seirama dengan spirit, hasrat dan gairah yang sesuai dengan Roh Kudus (Gal. 5:25)



■ Kiranya penyajian Peran Roh Kudus di bawah ini dapat memberikan pencerahan :

● 1. Menginsafkan dunia akan dosa dan mengerjakan pembaharuan dalam 

    diri orang percaya

Yohanes 16: 8, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan 

                             dosa, kebenaran dan penghakiman”

Kata "Ia akan menginsafkan" (yun) elegcho : menunjukkan kesalahan; 

                                                                                        meyakinkan; menginsyafkan; 
                                                                                        menegur, menerangi, 
                                                                                        membuktikan,

Titus 3: 5, “Pada waktu itu Dia telah menyelamatkan kita, bukan karena 

                     perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-
                     Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan 
                     yang dikerjakan oleh Roh Kudus”.


● 2. Menjadi Penolong

Yohanes 14: 16, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan 

                               kepadamu seorang penolong yang lain, supaya Ia 
                               menyertai kamu selama-lamanya…”

Penolong berarti seseorang yang dipanggil untuk berjalan bersama-sama, dan juga memiliki pemahaman bahwa seorang yang memberi pertolongan, penuntun, pembimbing, pemberi penghiburan, pemberi kekuatan, dorongan dan nasihat.

Roma 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala 

                      sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang 
                      mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan 
                      rencana Allah.


● 3. Mengajarkan segala sesuatu, mengingatkan perkataan Tuhan dan 

     memimpin kita ke dalam seluruh kebenaran

Yohanes 14:26   tetapi Penghibur,  yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh 
                               Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan 
                               segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu
                               akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

Yohanes 16:13   “Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan 

                               memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran; sebab Ia 
                               tidak akan berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi
                               segala sesuatu yang didengar-Nya itulah yang akan 
                               dikatakan-Nya dan Ia akan memberitakan kepadamu hal-
                               hal yang akan datang.”

Kata "memimpin" (yun) hodegeo : memimpin, menuntun, membimbing

Orang yang dipenuhi oleh Roh Kudus memahami kebenaran Firman Tuhan, karena Roh Kudus memberi pencerahan dalam pikiran orang percaya untuk memahami kebenaran Firman Tuhan.


● 4. Memberikan kepada kita hikmat dan wahyu

Efesus 1:17-18) “…dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, 

                               yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan 
                               kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia
                               dengan benar. Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu 
                               terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang 
                               terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya 
                               kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang 
                               kudus..”


● 5. Menolong orang percaya mematikan perbuatan-perbuatan daging 

    sehingga dapat menghasilkan buah Roh

Roma 8:13  “Sebab, jika kamu hidup menurut daging, kamu akan mati; 

                      tetapi jika oleh Roh kamu mematikan perbuatan-perbuatan 
                      tubuhmu, kamu akan hidup.”

Gal 5: 22-23  “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, 

                         kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,  
                         kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang
                         menentang hal-hal itu.”


● 6. Menolong kita dalam berdoa

Roma 8: 26  "Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; 

                       sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; 
                       tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan 
                       keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.”

Bandingkan :


Efesus 6:18   Berdoalah setiap waktu dalam Roh .....



▪ 7. Menjadi meterai dan jaminan bagi orang percaya


Efesus 1:13-14  “Di dalam Dia kamu juga - karena kamu telah mendengar 

                              firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu - di dalam Dia 
                              kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan
                              dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu. Dan Roh Kudus 
                              itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh 
                              seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik 
                              Allah, untuk memuji kemuliaan-Nya.”


● 8. Menyertai orang percaya dan memberi kuasa untuk menjadi saksi-Nya


Yohanes 14:17  “..yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, 
                             sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. 
                             Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu
                             dan akan diam di dalam kamu”.

Kisah Para Rasul 1: 8   “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh 
                                            Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi 
                                             saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan
                                            Samaria dan sampai ke ujung bumi.”



● 9. Menjanjikan  kemerdekaan hidup

2 Korintus 3:17  “Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di 

                               situ ada kemerdekaan.”


● 10. Memberi karunia

Peran Roh Kudus yang lain ialah memberi karunia-karunia rohani dengan kerelaan kepada orang percaya untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai tubuh Kristus.
Semua karunia tersebut merupakan pemberian Roh Kudus yang merupakan anugrahNya untuk memuliakan Dia dan untuk kepentingan bersama 


Memberi penyataan karunia untuk kepentingan bersama (1 Korintus 12:4-11)

Ayat 7 : Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama.

Kata "kepentingan" (yun) sumphero : kepentingan,
1) untuk menanggung atau menyatukan/mengumpulkan
2) untuk membawa orang lain ~> jalan penyelamatan,
3) untuk membantu, menguntungkan, dan menjadi bijaksana



● 11. Mengubah orang percaya menjadi seperti Kristus

2 Korintus 3:18  “Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan 

                                muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu 
                                datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah 
                                menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan 
                                yang semakin besar.”


● 12. Menjadikan kita milik Kristus

Roma 8:9b  “Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik 

                       Kristus.

” Roh Kudus adalah tanda bahwa kita milik Kristus yang sudah ditebus melalui pengorbanan YESUS di kayu salib seperti yang tercatat dalam surat   Efesus 1:14 :  

“Dan Roh Kudus itu adalah jaminan bagian kita sampai kita memperoleh seluruhnya, yaitu penebusan yang menjadikan kita milik Allah, untuk memuji kemuliaanNya.”



■ KESIMPULAN
Kedatangan atau pencurahan Roh Kudus pada zaman rasul-rasul (Kis.2) merupakan penggenapan janji Allah yang terdapat dalam kitab Yoel 2: 28-29 yang berkata, “Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan. Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.”

Senin, 15 Oktober 2018

KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN

KEBENARAN YANG MEMERDEKAKAN


Oleh : Pdt. Erwan Musa


■ Yohanes 8:30-32 :
8:30  Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya  
8:31  Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap
dalam firman-Ku,  kamu benar-benar adalah murid-Ku
8:32  dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."

~ Kata "tetap" (Yun) meno :/ men'-o = tetap, tinggal, menetap, memelihara, hidup, bertekun
Artinya : apapun yang sedang kita hadapi atau alami, kita harus berjuang untuk tetap konsisten dalam menjalani hidup ini, dan berusaha bertekun terus dalam kebenaranNya/ajaran Tuhan Yesus, sehingga kita akan memahami kebenaran yang sesungguhnya secara utuh, dan dengan berjalannya waktu kita akan semakin melekat atau menyatu dengan kebenaranNya.

~ Kata "kamu akan mengetahui" (Yun) ginosko ;/ ghin-oce'-ko = tahu, mengerti, mengenal, kiasan seperti hubungan yang intim antara suami istri/menyatu dengan kebenaran.
Dengan demikian konsep berfikir dan cara pandang kita terhadap sesuatu hal pasti benar seturut kebenaranNya, > makna kalimat ini = adanya suatu tindakan atau interaksi yg terjadi.

● Kesimpulan dari ayat-ayat diatas adalah, bahwa hanya dengan cara memahami Kebenaran yang benar serta mempraktekkanya dalam keseharian hidup, maka seseorang baru dapat mengalami kemerdekaan hidup yang sesungguhnya


■ Firman Tuhan dalam Surat Yakobus 1:25 :
Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya

~ Kata "Meneliti" (yun) parakupto: meneliti, mengetahui, membungkuk (mengamati sesuatu dengan teliti hingga memahami dengan benar/melihat kedalam satu hal hingga memahami)

~ Hukum yang sempurna yaitu hukum yang memerdekakan adalah ajaran dan keteladanan hidup Tuhan Yesus
▪Yoh. 4:34 Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.

~ Kata "bertekun" (yun) parameno : tinggal, bersama-sama (dalam kebenaran yang sempurna)


● Jadi dapat disimpulkan dengan sederhana bahwa tugas dan tanggungjawab semua orang percaya selama hidup di dunia ini adalah wajib atau harus berusaha memahami isi Alkitab dengan makna yang sebenarnya dan kemudian mengaplikasikannya dalam keseharian hidup

Tuhan memberkati

Rabu, 29 Agustus 2018

BERKEPRIBADIAN SEPERTI BAPA

BERKEPRIBADIAN SEPERTI BAPA


Pdt. Erwan Musa

Setiap orang percaya dituntut untuk memiliki kepribadian atau berkarakter seperti Bapa, yang sama dengan ungkapan  ‘ Like father like son ‘. 
Jadi panggilan orang percaya sesungguhnya adalah " Menjadi sempurna seperti Bapa.". 
Itulah  Gol  yang  tidak boleh digantikan dengan hal-hal yang lain. Penyimpangan dari tujuan ini berarti penyesatan atau kesalahan yang tidak bisa ditolerir. 
Seperti halnya yang telah kita pahami bahwa, maksud dari keselamatan ialah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya atau membentuk makhluk yang berkualitas seperti diri Allah Bapa. 

Yohanes  1:12  berkata, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.     
               
Artinya Allah memberikan kuasa supaya orang percaya menjadi anak-anak Allah, maksudnya ialah kita mempunyai potensi untuk memiliki kepribadian seperti Allah Bapa. 

Kita akan mempelajari makna dari beberapa kata dalam Yohanes 1:12 di atas :
■ Kata ‘menerima’ (yun) elabon (ἔλαβον) dari akar kata lambano (λαμβάνω). 
Selain berarti menerima (to accept), juga berarti to get hold of (berpegang tetap). 
Jadi  Kata "menerima" memiliki makna proses panjang, di mana seseorang harus selalu hidup di dalam segala fasilitas yang Tuhan berikan ( penebusan yang Tuhan sudah berikan, Injil Keselamatan, Roh Kudus, dan  penggarapan yang Tuhan kerjakan melalui pergumulan dan perjalanan hidup setiap saat), agar orang percaya terus diproses hingga benar-benar mencapai keberadaan sebagai anak-anak Allah.
Pergumulan untuk menjadi anak-anak Allah merupakan jantung kekristenan yang harus di kerjakan dalam hidup ini, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab setiap orang percaya.   
    
Fil.2:12-13 berkata : 
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,  karena Allah lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”.

Seseorang yang mengaku anak Allah harus mengusahakan dirinya untuk berkualitas sebagai anak-anak Allah, yang berkeadaan seperti Allah Bapa.  Jadi ciri dari orang Kristen yang mengaku sebagai anak Allah adalah mereka yang memiliki karakter Bapa.


■ Kata ‘anak’ pada ayat tersebut memakai kata  teknon (τέκνον), 
(bukan : paidion, huios, nothos, nephios)

Dalam bahasa Yunani terdapat 5 kata yang diterjemahkan sebagai anak yaitu:                                            
#• Nephios (νήπιος) 
Kata ini memiliki pengertian bayi atau anak usia sangat dini (Mat. 11:25 ; Gal. 4:1)
#•Paidion (παιδίον) 
Kata ini memiliki pengertian anak usia 7 sampai 14 tahun, usia yang sangat efektif dididik (Mat. 18:3).                                                  
#• Huios (υἱός)
Artinya anak yang resmi atau anak yang sungguh-sungguh memiliki pertalian keluarga atau anak yang sah (Ing. kinship). 
Dalam Ibrani 12:5-10, berarti anak dalam didikan.  
Kata ini juga digunakan sebagai sebutan bagi Yesus yang adalah Anak Bapa. Jadi, anak yang berstatus sebagai anak sah yang akan mewarisi kekayaan dan keagungan orang tuanya, atau seperti Pangeran.               
#• Nothos (νόθος)
Artinya anak yang tidak resmi (anak haram/ Ing. illegitimate son ). 
Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai anak gampang (Ibr.12:8) atau anak yang tidak dalam didikan Tuhan.
• Kata terakhir adalah teknon (τέκνον)
Artinya anak dalam arti keturunan (Matius 15:26).                                
Kata teknon (τέκνον) pada Yoh.1:12 artinya anak atau keturunan yang menyiratkan adanya pewarisan gen atau sifat-sifat orang tua kepada anak atau  pewarisan karakter yang menunjuk adanya potensi untuk berkepribadian seperti Allah. 
Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Bapa. 

Sebagai orang percaya kita harus memiliki ke 4 sifat dan sikap anak  (Nephios, paidion, huios, teknon) kecuali Nothos.
Proses menjadi anak-anak Allah ini adalah proses yang dilahirkan oleh Allah (Yoh 1:13). 
Hanya melalui proses kelahiran kembali, maka perlahan tapi pasti seseorang akan mengenakan keserupaan seperti Kristus atau berkepribadian seperti Allah. 
Dan  Proses kelahiran ini bisa terjadi dengan melakukan Firman Tuhan yang benar (murni) dan  melalui penggarapan Tuhan lewat pergumulan-pergumulan hidup setiap hari.  

1 Petrus 1:23  "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal." 

Juga dikatakan dalam Roma 12:2b : ..." tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu “.. yaitu melalui Firman Kebenaran, dalam teks asli dikatakan berubahlah oleh pembaharuan pikiran.  

Pikiran  adalah pusat kehendak manusia atau pusat pengambilan keputusan tertinggi  yang menentukan tindakan seseorang.  
Firman Tuhan berkata, pembaruan hidup dikerjakan oleh Roh Kudus (7:6; 8:4).  
Namun, di ayat ini  Paulus tegaskan bahwa manusia sendiri juga harus berusaha membarui dirinya, artinya : kita harus (brainwashing) mencuci otak kita dengan kebenaran yang murni atau benar. 
Devinisi Brainwashing = upaya rekayasa yang dilakukan untuk mengubah doktrin, dengan  menanamkan doktrin yang benar bagi orang kristen baru atau petobat baru,  kemudian bagi orang kristen lama cara tersebut bermakna mengganti pemahaman yang salah, dan sekaligus membentuk filter  dalam firi seseorang. 
Contohnya,  Brainwashing  di rumah dengan membaca kebenaran, mendidik anak, mendengarkan kotbah di gereja, dll   
Tujuannya ialah supaya kita dapat membedakan manakah kehendak Allah,

Roma 12:2b :
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kata " membedakan " (Yun) dokimazein/bentuk kk, artinya : memeriksa, menguji 
maksudnya adalah untuk seseorang dapat mengerti kehendak Allah tidak dengan sendirinya  (otomatis), karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang diperhadapkan dengan berbagai keadaan, sehingga sering mengalami kesulitan untuk menentukan sikapnya. 
Jadi dengan berusaha memperbarui pikiran setiap hari dengan kebenaran firman yang benar dan murni, maka kita akan dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jadi setiap orang percaya harus terus berusaha untuk bertumbuh dalam perubahan pola berpikir sehingga membuatnya mampu memiliki pola berpikir seperti Allah Bapa (Fil. 2:5)
Dengan demikian secara tidak langsung ia tidak memberi pangkalan untuk  Iblis atau filosofi dunia dalam pikirannya. 
Oleh karena itu kalau seseorang mengaku anak Allah tetapi tidak merasa memiliki tanggung jawab, untuk mengerjakan keselamatannya, maka ia tidak akan pernah mengalami kelahiran baru. 
Hal ini dipicu oleh doktrin bahwa kalau seseorang sudah percaya kepada Tuhan Yesus berarti sudah menjadi anak Allah dan kelahiran baru akan terjadi secara otomatis. 

Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15)
Melalui "Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih, " Tuhan Yesus mengajar agar setiap orang percaya selalu membangun sikap hati yang benar, sehingga benih Firman Tuhan dapat bertumbuh dan menghasilkan buah.
Matius 13:23 : Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."

Kata ‘mendengar’ (yun) akouo ; ak-oo'-o : mendengar, mempelajari, mengerti, mentaati.
Proses  dari benih sampai menghasilkan buah pasti membutuhkan waktu yang panjang. Tidak otomatis berbuah pada saat ketika seseorang  mendengarkan atau belajar Firman Tuhan. 
Oleh karena itu, kita harus terus menerus memperhatikan dan menjaga agar tanah hati kita tetap subur  di mana pun dan apa pun yang  kita kerjakan, dimana kita harus menjaga hidup supaya benih bertumbuh dan berbuah. 

Firman Tuhan juga berkata, “ Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka  menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini."  (1 Petrus 1:17). 

Kata ‘ketakutan’ (yun) phobos ; fob'-os : rasa takut, hormat, takut berbuat salah. 
Dalam terj Shellabear 2000 berkata : 
Ia adalah Allah yang menghakimi masing-masing orang setimpal dengan perbuatannya tanpa memandang muka. Jika kamu memanggil-Nya Bapa, maka hendaklah kamu hidup dengan rasa takut kepada-Nya selama kamu masih tinggal di dunia ini.  

Tuhan Memberkati

Jumat, 03 Agustus 2018

Yang Terbesar dalam Kerajaan Sorga

Yang Terbesar dalam Kerajaan Sorga    

Oleh : Pdt. Erwan Musa





Matius 18:1-5
18:1 Pada waktu itu datanglah murid-murid itu kepada Yesus dan bertanya: "Siapakah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?"
18:2  Maka Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkannya di tengah-tengah mereka
18:3  lalu berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
18:4  Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
18:5 Dan barangsiapa menyambut seorang anak seperti ini dalam nama-Ku, ia menyambut Aku."

Injil Matius 18:1-5 menceritakan bahwa, suatu ketika murid-murid Yesus bertanya kepadaNya perihal siapa yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.
Lalu Yesus memanggil seorang anak kecil dan menempatkan di tengah-tengah mereka, serta berkata,  "...sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.  Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."  (ayat 3,4).
Jawaban Yesus pada saat itu benar-benar mengejutkan mereka semua ...

Pertanyaannya, mengapa Yesus menjawab pertanyaan murid-muridNya dengan memberikan contoh anak kecil, bukan yang lain?

Sebelum kita membahas hal tersebut, mari kita pahami terlebih dahulu penggunaan kata "anak " yang di pakai Yesus pada ayat-ayat tersebut.
Seluruh kata anak atau anak kecil pada ayat 2-5 (yunani) παιδίον ; paidion : kata ini memiliki pengertian anak usia 7 sampai 14 tahun, usia yang sangat efektif untuk di dididik.

Note : Dalam teks atau bahasa Yunani terdapat 5 kata untuk kata anak dengan makna yang berbeda :
▪ Kata pertama adalah *nephios (νήπιος)*, kata ini memiliki pengertian bayi atau anak usia sangat dini (Mat. 11:25).
▪ Kata kedua adalah *paidion (παιδίον)*, kata ini memiliki pengertian anak usia 7 sampai 14 tahun, usia yang sangat efektif dididik (Mat. 18:3).
▪ Ketiga adalah *huios (υἱός)* yang artinya anak dalam arti anak yang resmi atau anak yang sungguh-sungguh memiliki pertalian keluarga atau anak yang sah (Ing. kinship).
Kata ini juga digunakan sebagai sebutan bagi Yesus yang adalah Anak Allah.
Jadi, anak yang berstatus sebagai anak sah yang akan mewarisi kekayaan dan keagungan orang tua, atau seperti Pangeran (Ibr. 12:8).
▪ Kata keempat adalah *nothos (νόθος)*
Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan anak gampang.
Kata nothos ini artinya anak yang tidak resmi (Ing. illegitimate son).
Kata ini juga bisa berarti anak haram (Ing. bastard).
▪ Kata terakhir adalah *teknon (τέκνον)*
Adapun kata teknon artinya anak dalam arti keturunan (Matius 15:26)
Di dalam kata teknon menyiratkan adanya pewarisan gen atau sifat-sifat orang tua kepada anak.

Jadi mengapa Yesus menggunakan kata anak (paidion) pada ayat tersebut untuk memberi gambaran dalam ajarannya ?

Yang pertama, yang harus kita pahami ialah bahwa sifat anak kecil yang dapat kita teladani, pada usia 7-14 th di antaranya:
Menurut Dr. Maria Montessori 
(seorang pendidik, ilmuwan, dan dokter berkebangsaan Italia)
Ia adalah seorang yang konsen dengan pendidikan dan pada akhirnya ia mengembangkan metode pendidikan anak yang dikenal dengan sebutan Metode Montessori, berkata : 
Pada usia seperti itu anak memasuki masa abstrak, artinya dimana anak mulai memperhatikan masalah kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya dan ia mulai tahu atau mengerti akan kebutuhan orang lain.

Intinya anak usia 7-14 th sangat efektif untuk di dididik dalam segala hal, artinya ia percaya penuh kepada bapanya dan mudah dibentuk dan diajar (taat).

Pada ayat 3 : Yesus berkata, “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga…”

~ Kata Bertobat (yun) strepho ; berarti membanting setir; mengubah arah, berbalik dari jalan salah untuk menempuh jalan yang benar

Kesimpulannya :
Jadi orang yang terbesar dan layak memerintah kelak bersama Yesus dalam Kerajaan Sorga adalah mereka yang bersedia dididik atau berkriteria sebagai sorang murid yang benar benar murid Ktistus, seperti yang tertulis dalam Injil Yohanes 8:31-32 :

Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku ; dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu

Oleh karena itu selagi masih ada kesempatan, semestinya kita jadikan kesempatan tersebut sebagai satu-satunya kesempatan untuk membangun hidup sebagai murid yang berkenan kepadaNya.

Tuhan Memberkati




Kamis, 26 Juli 2018

MAKNA MISKIN DIHADAPAN TUHAN


MAKNA MISKIN DI HADAPAN TUHAN 

Oleh : Pdt. Erwan Musa



Memiliki Orientasi atau mengingini Tuhan dan Kerajaan-Nya merupakan esensi hidup bagi setiap orang percaya, karena hal tersebut merupakan kehendak Tuhan. Namun tidak mudah bagi seseorang untuk membangun hidup berorientasi kepada Tuhan dan kerajaan-Nya secara konsisten. Karena sesungguhnya tidak banyak orang yang memiliki orientasi atau tujuan hidup sungguh-sungguh kepada Tuhan walaupun orang atau hamba Tuhan yang aktif pelayanan di gereja. Mereka belum mengerti bahkan tidak memiliki tujuan hidup yang benar.

Tanda orang yang memiliki tujuan hidup kepada Tuhan adalah:
~ ia pasti berjuang membangun hidup serupa Kristus,
~ mengalami pertumbuhan secara rohani
~ pasti terlihat dalam menjalani hidupnya ia berjuang untuk tidak memberi ruang kepada hal-hal duniawi.
~ menghadirkan Kerajaan Allah atau pemerintahan Tuhan yaitu kebenaran/Kehendak Tuhan di mana pun ia berada.

Orientasi adalah sebuah ‘gol yang menentukan sikap atau arah hidup dan yang mendasari pikiran, perhatian atau kecenderungan seseorang.
Contohnya seseorang yang menginginkan bergelimang harta kekayaan, jabatan, kedudukan, kesuksesan di dunia ini.

Tuhan menghendaki agar tujuan hidup atau orientasi setiap orang percaya harus dan hanya kepada "Tuhan dan Kerajaan-Nya". Artinya adalah kita harus terus berjuang untuk mengarahkan hidup ini kepada hal-hal yang permanen sifatnya !!!

Mengapa kepada Tuhan? Karena Tuhan adalah sang pemilik hidup kita, sehingga kita wajib hidup sesuai dengan kehendak-Nya yaitu membangun keserupaan dengan Kristus.
Kemudian, mengapa kepada Kerajaan Allah? Karena Kerajaan Allah berbicara pemerintahan Tuhan (kehendak-Nya) dan Kerajaan Surga berbicara suatu wilayah kekuasaan Tuhan, dan penyataan secara fisiknya akan dinyatakan pada saat di Langit Baru Bumi Baru atau di Yerusalem Baru/Sorga.

Jika seseorang memiliki tujuan atau orientasi hidup yang benar seperti disebutkan di atas maka pasti semua gol hidupnya yang lain yang bersifat sementara, yang dibangun untuk menentukan arah hidupnya selama di dunia ini, pasti kualitasnya benar. Orang-orang seperti ini akan memerintah bersama Tuhan dalam kekekalan kelak.

Pertanyaannya adalah “bagaimana seharusnya sikap hidup kita dalam menjalani hidup ini, supaya kita tetap berorientasi pada Tuhan dan Kerajaan-Nya?

Kalau kita perhatikan , sesungguhnya Kotbah Tuhan Yesus di bukit, semua berisikan ajaran dan nasehat agar supaya semua pendengar pada saat itu memiliki orientasi hidup kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya. Sehingga mereka kembali kepada Tuhan, dan menghidupi nilai-nilai kebenaran. Karena Tuhan sedang merancang supaya mereka memiliki harta yang sesungguhnya.
Dengan kata lain, dari ayat dan pasal demi pasal ( Matius 5-7 ) mengarahkan orang untuk membangun manusia batiniah !

Untuk kita dapat memahami ajaran Tuhan Yesus tersebut ( Matius 5-7 ) dengan benar, maka kita harus memahami terlebih dahulu bahwa pada saat itu (zaman Tuhan Yesus), keadaan orang-orang Israel sangat menderita .... Karena setelah masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abad/ 600 th sebelum Yesus lahir, Israel berada di bawah kekuasaan kerajaan Persia, Yunani, dan kekaisaran Romawi. Jadi secara internal, masyarakat Israel dikuasai oleh raja-raja dan pejabat boneka yang ditunjuk oleh penguasa Roma.

Bentuk penderitaan yang dialami oleh penduduk Israel pada saat itu adalah tertindas karena dijajah, harta benda mereka di ambil, di perlakukan tidak adil, terintimidasi, di kenakan pajak dan pungutan hingga 40% yang ditujukan untuk angkatan perang Roma, aristokrat dsb. Sehingga mereka merindukan "Mesias" menurut konsep mereka (pribadi yang bisa membebaskan mereka dari perbudakan tersebut, seperti Daud dll ), dan bukan Mesias rohani seperti Yesus (bahkan hingga saat ini mereka tidak percaya Yesus sebagai sang Mesias yang telah datang yang di janjikan Allah melalui para nabi).

Jadi dengan situasi dan kondisi tersebut, Yesus memberi ajaran dan nasehat-Nya melalui Kotbah-Nya di Bukit, supaya mereka kembali dan memautkan hidup mereka hanya kepada Tuhan dan bukan kepada manusia. Sesungguhnya sejak zaman dahulu Tuhan berusaha ingin mengembalikan umat Israel supaya mereka berbalik dari jalan-jalan mereka yang jahat.

Kita juga harus memahami bahwa Kotbah Tuhan Yesus di Bukit (Matius 5-7) merupakan “landasan hidup” atau Golden Role (Undang-undang Emas) bagi orang percaya yang hidup pada zaman Tuhan Yesus dan orang percaya yang hidup di zaman Perjanjian Baru (saat ini)

Para pakar Teolog yang lain juga berpendapat bahwa Kotbah Tuhan Yesus di bukit (Mat.5-7) merupakan Magna Carta Kerajaan artinya Perjanjian atau Komitmen yang menjadi undang-undang sebuah Kerajaan kepada rakyatnya.
ex : Magna Carta Kerajaan Inggris th. 1215 (sumber : Historipedia)

Landasan berarti :
~ Alas; bantalan; paron (alas untuk menempa, terbuat dari besi)
~ Lapangan terbang: tempat pesawat mendarat dengan selamat
~ Dasar atau tumpuan Jadi Landasan adalah dasar tempat berpijak atau tempat di mulainya suatu perbuatan. ex : menikah, berpuasa, dsb (landasannya harus kebenaran firman)

Dalam bahasa Inggris, landasan disebut dengan istilah foundation, yang dalam bahasa Indonesia disebut fondasi yang merupakan bagian terpenting untuk mengawali sesuatu (seperti mendirikan rumah).

Jadi Kotbah Tuhan Yesus di bukit (Matius 5-7) merupakan fondasi penting dalam membangun Kekristenan yang sejati. Kita mulai membahas Kotbah Tuhan Yesus di bukit dari Matius 5 secara benar, komprehensif dan proporsional supaya kita memahami Firman Tuhan dengan benar dengan makna yang sebenarnya.

Matius 5:3, “Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga (LAI)

Terjemahan AYT dan terjemahan alkitab versi lainnya umumnya memakai : “Diberkatilah orang yang miskin dalam roh sebab mereka yang mempunyai Kerajaan Surga”.
Makna kalimat ini khususnya pada kata dalam roh sulit di definisikan atau dipahami (yang bagaimana miskin dalam roh)

Tetapi dalam terjemahan BIS : "Berbahagialah orang yang merasa ‘tidak berdaya dan hanya bergantung pada Tuhan saja’ mereka adalah anggota umat Allah!
Terjemahan LAI pada ayat ini sangat menolong kita untuk memahami maknanya, jika kita hubungkan atau bandingkan dengan teks aslinya.

● Kata berbahagialah (yun) μακαριοι ; makarioi ; bentuk adjective - nominative plural masculine ; yang berasal dari akar kata “bahagia” (yun) makarios, mak-ar'-ee-os ; yang berarti blessed atau “sukacita.”

▪Kata “bahagia”, di sini mempunyai makna bernuansa rohani (kekristenan) yang menunjuk pada sukacita dari hati yang di miliki oleh seseorang dan nampak dari kehidupan orang tersebut, dan bukan ditentukan dari faktor luar atau lahiriah, melainkan karena adanya karya Tuhan yang di karuniakan kepada orang tersebut.
▪Kata bahagia dalam ke 8 ucapan bahagia (Matius 5:3-12) ini berbentuk kata seru. Dengan demikian ucapan bahagia ini bukan suatu pengharapan. Artinya, kebahagiaan yang dimaksud tidak hanya akan didapatkan nanti, di masa depan, ketika Tuhan datang untuk menyempurnakan Kerajaan-Nya, melainkan dialami di dunia ini juga. Dan, kebahagiaan ini menunjuk pada kebaikan Allah yang menjadi nyata dalam situasi dan aksi tertentu dari kehidupan manusia.
▪Kata makarioi yang diterjemahkan dengan berbahagialah, merupakan kata yang secara khusus berhubungan dengan dunia Ilahi. Jadi, kebahagiaan yang terkandung dalam perkataan ini adalah kebahagiaan Ilahi, yang tidak tergantung pada sesuatu yang ada di luar dan kebahagiaan yang tidak semu.

● Kata “Miskin di hadapan Allah.” Dalam bahasa Yunani ada tiga (3) kata untuk kata “miskin,” :
1. Kata πενιχρός ; Penichros :/ pen-ikh-ros' ; yang bermakna orang yang mengalami kekurangan harta secara umum Luk.21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
2. Penes, yaitu miskin dalam arti tidak kaya, tidak mempunyai banyak harta, hidup sederhana. Orang miskin ini adalah orang yang bisa bekerja dan menghasilkan pendapatan, namun pemasukan dan pengeluarannya seimbang sehingga ia tidak memiliki sisa.
 3. Ptokhos, yaitu miskin dalam arti sangat miskin, tidak mempunyai apa-apa, apabila tidak ditolong ia akan mati kelaparan. Artinya orang yang sangat menggantungkan hidupnya pada belas kasihan orang lain. Kata ptokhos inilah yang dipakai oleh Tuhan dalam kalimat di atas: “miskin dalam roh atau di hadapan Allah.”

Kata pthokos umumnya berhubungan dengan kata ptossein yang berarti menundukkan badan, membungkuk (bermakna tak mampu, tak layak atau orang rendahan). Tradisi zaman dahulu, orang miskin tidak boleh melihat wajah pejabat secara langsung, dan batas orang miskin melihat seorang pejabat hanya sampai pada kancing baju paling tinggi ( konon sanksinya dibunuh).

Kita melihat kisah Yusuf yang tidak dikenal oleh saudara-saudaranya padahal mereka hanya 22 tahun berpisah mustahil tidak saling kenal.
Kej.42:8 : “Memang Yusuf mengenal saudara-saudaranya itu, tetapi dia tidak dikenal”.
Hal tersebut dikarenakan saudaranya tidak boleh melihat wajah Yusuf secara langsung. Sehingga saudara-saudaranya tidak mengenal Yusuf.

Makna kata miskin “dalam roh atau di hadapan Allah” adalah sebuah kesadaran bahwa seseorang tidak akan dapat hidup dengan kekuatannya sendiri, sehingga harus menggantungkan hidup sepenuhnya hanya kepada Allah.

Kalimat yang Tuhan Yesus pakai pada ayat ini miskin dalam roh/miskin di hadapan Allah bukan miskin saja (artinya tidak boleh dipahami hanya miskin secara fisik/materi/jasmani)
Jika kita salah memahami makna kata miskin pada ayat ini, maka kita juga akan salah memahami makna ajaran Yesus tentang "orang kaya sukar masuk kerajaan surga (Mat.19:16-26)

Maknanya sebenarnya adalah orang kaya yang sukar masuk surga adalah orang kaya yang tidak mengikuti jalan Tuhan atau yang menggantungkan hidupnya pada kekayaan/keberadaan/kehebatannya/merasa mampu hidup tanpa Tuhan, atau orang yang tidak menyadari ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan.

Bukan hanya orang kaya, orang miskin juga rentan melakukan hal tersebut di atas. Masalahnya bukan jumlah kekayaan seseorang yang menjadi penentu surga atau neraka. Baik sekali jika seseorang kaya raya dan memiliki sikap hati yang tidak berdaya kepada Tuhan, bahkan memahami semua yang dimiliki berasal dari Tuhan dan untuk mendukung pekerjaan Tuhan.
Contohnya Abraham, Daud dll.

Kita belajar dari sebuah kisah cerita di Lukas 21:1-4 "Persembahan Seorang Janda Miskin"
▪ (ay 1) Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan.
▪ (ay 2) Ia melihat juga seorang janda miskin (πgενιχρὰν) penichran ; ak: Penichros memasukkan dua peser ke dalam peti itu.
▪ (ay 3) Lalu Ia berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin (πτωχὴ) ptōchē ; ak.ptokhos ini memberi lebih banyak dari pada semua orang. ▪ (ay 4) Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.” (Luk 21:1-4 LAI)

Pada ayat di atas terdapat 2 kata miskin yang memiliki perbedaan makna.
▪Kata miskin pada ayat 2 menggunakan kata ‘penichran’ dan ayat 3 menggunakan kata ‘ptokhe’
~ Pada ayat 2, janda itu orang miskin, memiliki uang, sekalipun sangat sedikit (bicara fisik).
Namun, setelah ia memasukkan uangnya dalam kotak persembahan, ia tidak memiliki uang sama sekali sehingga dikatakan ‘ptokhe’ yang berasal dari kata pthokos
Kata yang sama digunakan pada Matius 5:3 : kata ptokhos untuk kata miskin
Jadi gambaran seperti cerita janda di atas yang di harapkan Tuhan ketika berjumpa dengan seorang pemuda yang kaya (Mat.19:16-26)

Jadi penekanan pada cerita janda miskin ini ada pada ayat 3 yaitu sikap hatinya yang benar di hadapan Tuhan dengan penyerahan diri total mengikut Tuhan atau tidak berdaya tanpa Tuhan.
Bukan pada miskin harta jasmaninya, karena ada orang miskin secara jasmani tetapi sombong atau malah melakukan kejahatan untuk mengatasi kemiskinannya.
Dan kehidupan yang berkenan di hadapan Tuhan ialah kehidupan yang disertai dengan sikap yang tak berdaya di hadapan Allah.
Dengan kata lain, ucapan bahagia ini dapat berlaku pada siapa pun (baik kaya maupun miskin), selama orang itu menunjukkan penyerahan total hanya pada Allah.

Jadi makna miskin di hadapan Tuhan ialah MEMILIKI SIKAP HIDUP YANG TIDAK BERDAYA DI HADAPAN TUHAN. 
Di mana berarti ada unsur mematikan terus menerus kesombongan hidup (manusia daging/sinful nature).
Karena menyadari bahwa di luar Tuhan kita tidak bisa berbuat apa-apa dan memiliki sikap hidup membutuhkan atau bergantung hanya kepada Tuhan.
Hal inilah yang hendak Yesus ajarkan kepada umat Israel, supaya mereka memautkan hati mereka kepada Tuhan dan tidak tinggal pada kesusahan yang mereka sedang alami.

Dan konsekuensi orang yang demikian, alkitab katakan pasti mengalami kebahagiaan yang tidak semu atau sementara. Semua kebahagiaan di dunia ini bersifat sementara tetapi kebahagiaan yang kekal tidak akan berakhir sampai di Langit baru bumi baru.

 ● Kata “empunya” berbentuk present/sekarang, artinya pada waktu seseorang membangun sikap miskin di hadapan Tuhan, maka pada saat itulah ia memiliki Kerajaan Surga atau sedang memulai hidup dalam pemerintahan Tuhan Hal ini berbicara tentang aspek kekinian dari Kerajaan Surga.

Namun kita mengerti bahwa Kerajaan Surga mempunyai aspek yang akan datang atau future, yang berarti satu hari kelak kita pasti akan hidup dalam Kerajaan Surga yang penyataannya di Langit Baru dan Bumi yang Baru/Yerusalem baru.

Jadi konsekuensi yang akan dinikmati oleh mereka yang miskin di hadapan Allah adalah “merekalah yang empunya kerajaan surga.”

Kita sama-sama menyadari bahwa membangun hidup dengan tujuan hanya kepada Tuhan dan Kerajaan-Nya tidaklah mudah, bahkan kita sering gagal dalam melakukannya..tetapi yang terpenting kita harus terus mau berjuang untuk bangkit kembali.

Oleh karena itu kita bersyukur untuk kesabaran Tuhan atas hidup kita.
Saat kita jatuh Dia senantiasa mengangkat dan menyembuhkan kita, seperti Alkitab juga katakan bahwa buluh yang terkulai takkan di patahkanNya dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan di padamkanNya, justru Ia akan memulihkan hidup kita.

Tuhan Memberkati

Minggu, 22 Juli 2018

Perjalanan Kekal.

PERJALANAN KEKAL                                                             
Pdt. Erwan Musa

Sesungguhnya perjalanan hidup setiap orang di dunia ini adalah merupakan bagian dari membangun perjalanan kekalnya, seperti yang di katakan oleh Rasul Paulus :

" Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya " (2 Kor. 5:9)
Kata “berusaha” dalam teks φιλοτιμούμεθα ;     Philotimoumetha, artinya = ‘bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu’.

Pada ayat tersebut, Rasul Paulus membuat sebuah kesimpulan untuk menggugah dan menyemangatkan dirinya dan orang lain dalam menjalani kewajibannya selama di dunia ini dengan penuh tanggung jawab.

Harapan kepastian masuk Sorga akan mendorong orang untuk tidak hidup bermalas-malasan dan merasa aman-aman saja, namun sebaliknya harapan tersebut  pasti akan menggerakkan kita untuk penuh perhatian dan tekun dalam membangun keberkenanan kepada Tuhan.
Dengan kata lain ayat tersebut berkata : “Sebab itu juga, atau karena kami berharap untuk menetap pada Tuhan, kami (Philotimoumetha) berusaha dan berjerih lelah, kami berambisi, dan berusaha segiat mungkin seperti orang-orang yang paling berambisi untuk meraih apa yang kami inginkan, untuk berkenan di hadapan-Nya.

Rasul Paulus berjuang dengan gigih agar ia berkenan kepada Allah yang telah memilih dia, dalam keadaan hidup atau mati (entah diam di dalam tubuh atau diam di luarnya ). Dan  supaya Tuhan berkata baik sekali pekerjaanmu.
Inilah yang mereka idam-idamkan sebagai perkenanan terbesar dan kehormatan tertinggi.

Pemikiran akan penghakiman yang akan datang, 
ayat 10 : “ Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat ”
Pernyataan Paulus ini juga menjadi dasar ia berjuang dengan sungguh-sungguh supaya ia berkenan kepada Tuhan. Penghakiman adalah suatu hal yang pasti di mana setiap orang harus mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan, atas apa yang dilakukan di dalam tubuh ini, baik ataupun jahat.

Rasul Paulus meyakinkan orang supaya bertobat, dan menjalani hidup selama di dunia ini dalam kekudusan. Pada saat Kristus datang, kita bisa tampil di hadapan-Nya, dan Ia mengenal kesetiaan dan ketekunan kita  untuk memperjuangkan hal yang sesungguhnya yaitu membangun hidup serupa Kristus.

Oleh sebab itu kita tidak boleh berpikir bahwa perjalanan kekal, di mulai ketika seseorang telah mengalami kematian, justru sementara kita menjalani hidup di dunia ini merupakan langkah-langkah yang menentukan hidup kita dalam kekekalan kelak.

Jadi sementara kita menjalani hidup di muka bumi ini,  kita harus belajar kebenaran dan melakukan kebenaran tersebut dengan sungguh-sungguh, sebagai pelita dan terang bagi perjalanan kita menuju kepada kehidupan kekal.
Jika kita memiliki pandangan demikian, maka akan mengarahkan kita untuk membangun kehidupan yang benar dan berkenan kepada Bapa di Sorga.

Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh berjuang untuk membangun kehidupan kekal kita setiap waktu, karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan saat dan waktunya tiba.

Tuhan memberkati

Selasa, 03 Juli 2018

KEHIDUPAN YANG IDEAL


KEHIDUPAN YANG IDEAL

Oleh : Pdt. Erwan Musa


Tuhan Yesus berkata dalam Injil Matius 5:48 :
Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di Sorga adalah sempurna
Pertanyaannya adalah, bagaimana kesempurnaan Bapa di Sorga ?

Surat Kolose 1:15 berkata :
KRISTUS adalah GAMBAR ALLAH, kata Gambar (yun) eikon = hakekat, bentuk, rupa Allah.

Dan di ayat 19 pada Surat Kolose 1, berkata bahwa pada Kristus berkenan diam seluruh KEPENUHAN ALLAH,
kata KEPENUHAN (yun) pleroma = Kesempurnaan BAPA

Dari ke dua ayat diatas (Kol. 1:15 ; 19) dapat disimpulkan bahwa di dalam diri Tuhan Yesus terdapat Kesempurnaan Bapa di Sorga.
Dengan kata lain Yesus menjadi prototype atau model yang harus diikuti atau diteladani oleh setiap orang percaya, karena Ia adalah gambar atau kesempurnaan Allah.
Kitab injil mencatat seluruh teladan hidup dan ajaran Tuhan Yesus.

Sebagai ayat referensi, Tuhan Yesus juga berkata kepada murid-muridNya. Di dalam injil Yohanes 14:7-9 :
~ Sekiranya kamu mengenal Aku, pasti kamu juga mengenal Bapa-Ku, Sekarang ini kamu mengenal Dia dan kamu telah melihat Dia.
~ Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa

Jadi Sempurna seperti Bapa di Sorga adalah sama dengan menjadi serupa sepert Kristus, yang merupakan kehidupan ideal yang harus dikenakan oleh setiap orang percaya.

Kehidupan yang ideal adalah kehidupan yang dibangun dan diarahkan terus hingga serupa seperti Kristus, dengan kata lain keserupaan dengan Kristus harus menjadi pencapaian hidup bagi setiap orang percaya.

Jadi kesimpulannya ialah, hal yang sungguh-sungguh harus kita pahami sebagai orang percaya adalah kita dipanggil untuk mengenakan kualitas hidup seperti yang Tuhan Yesus kenakan, yaitu hidup hanya untuk melakukan kehendak Bapa di Sorga.

Yohanes 4:34, Yesus berkata : "MakananKu ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya

Dengan demikian kita layak disebut sebagai orang Kristen atau pengikut Kristus yang sejati dan yang akan memerintah bersama Dia dalam KerajaanNya

Tuhan Memberkati

BERJAGA-JAGA


BERJAGA - JAGALAH

Oleh : Pdt. Erwan Musa


Ibrani 9:27 berkata, “ Dan sama seperti manusia ditetapkan untuk mati hanya satu kali saja, dan sesudah itu dihakimi.”

=》 Pada ayat tersebut terdapat dua pemahaman penting, yaitu :
• Semua manusia pasti akan mengalami yang namanya kematian.
• Sesudah mati semua manusia pasti akan berhadapan dengan penghakiman.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa “Kematian” bukanlah akhir dari segalanya, karena setelah kematian akan ada penghakiman yang harus dihadapi oleh semua orang.
Oleh karena itu kita harus menyadari dan memahami bahwa setiap kita satu saat pasti akan mengalami yang namanya kematian, namun untuk saat dan waktunya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.
Menanggapi hal tersebut di atas, untuk itu kita harus menggunakan kesempatan hidup yang Tuhan masih berikan ini dengan sebaik-baiknya dan mengisinya dengan hal-hal yang berguna dalam rangka membangun hidup yang berkenan kepada-Nya sebagai bentuk respon kita kepada anugerah yang Ia berikan.

Mari kita belajar dari sebuah tradisi pada zaman Romawi kuno :

Di mana jika seorang Jendral berhasil menang dalam peperangan dan menguasai daerah lain, ia akan disambut bagaikan seorang raja dan bahkan dewa. Kemudian secara tradisi pada saat itu, prajuritnya yang paling berjasa mendampinginya akan berjalan di belakangnya dan diminta untuk selalu mengucapkan satu kalimat dalam bahasa Latin yaitu "Memento Mori" yang artinya ingatlah kamu juga akan mati atau ingatlah akan hari kematianmu.

Jadi dimasa lalu, kalimat ini dipakai sebagai ucapan untuk mengingatkan orang agar tidak sombong atau lupa diri.

Memento mori mengajarkan kita agar kita selalu memberikan yang terbaik bagi sesama kita dan bagi Tuhan dalam hidup ini, khususnya pada waktu kita menjalani aktivitas kita sehari-hari supaya kita melakukan segala hal seakan-akan hari yang kita jalani itu merupakan hari terakhir kita.

Firman Tuhan berkata bahwa tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi hari esok.

Matius 24:42 berkata, “Karena itu berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang.”

Arti kata berjaga-jaga yang Firman Tuhan ajarkan adalah kita harus bersungguh-sungguh mempersiapkan hidup kita, karena kita tidak tahu kapan saat semuanya akan tiba.



Tuhan Memberkati

Quote Rohani Kristen






Selasa, 26 Juni 2018

KONSEKUENSI HIDUP SEBAGAI ORANG PERCAYA


KONSEKUENSI HIDUP SEBAGAI ORANG PERCAYA

Oleh : Pdt. Erwan Musa

Kolose 2:6-7 :
2:6, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.”
2:7, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

■ Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa, setelah seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, ia harus terus membangun kesempurnaan hidup seperti Tuhan Yesus.

Kita akan mempelajari kata-kata penting pada kedua ayat di atas :

● Pada ayat 6, Rasul Paulus hendak menegaskan kepada semua orang percaya bahwa jika telah menerima Yesus sebagai Tuhan, selanjutnya ada hal yang harus di lakukan, karena pertumbuhan rohani sejatinya dimulai dari menerima dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Kemudian ada hal yang harus kita lakukan yaitu dengan memahami kata-kata penting yang dimulai dari makna “karena itu”.

● Di samping merupakan kata sambung, kata "Karena itu" juga merupakan atau merujuk kepada konsekuensi hidup setiap orang percaya 

● Pada ayat 6 ini, Paulus juga katakan bahwa setelah seseorang menerima Yesus, ia juga harus hidup “ Tetap” di dalam Dia. 
Kata Tetap artinya ‘tidak berpindah, tidak berubah, tidak goyah, dan tetap konsisten’. 
Sebagai contoh sebuah pohon awalnya di tanam di satu tempat, selanjutnya ia harus hidup tetap dan berbuah di tempat itu juga. 
Artinya setiap tindakan apa saja yang kita lakukan, termasuk perkataan dan gerak-gerik hidup kita harus tetap di dalam Dia atau harus sesuai dengan ajaran dan gaya hidup yang sama seperti Tuhan Yesus. Bukan hal beragama, tetapi mengenakan kehidupan Yesus. 
Konsekuensi hidup sebagai orang percaya adalah mengenakan hidup tidak bercela. 

1 Korintus 10:31 menyatakan bahwa, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.


● Kemudian dilanjutkan di ayat 7 dikatakan bahwa kita harus “berakar” di dalam Dia. 
Kata “ hendaklah kamu berakar di dalam Dia” (yun) rhizoo ;/hrid-zo'-o artinya “berakar secara teguh.” 
Kata kerja dalam bahasa Yunani ini memiliki makna “berakar sekali untuk selamanya.” 
Artinya “terus-menerus, berusaha konsisten, seperti akar sebuah pohon tidak mungkin diam,” karena fungsi akar pada sebuah pohon ialah untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya, untuk menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah dan mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukannya. 
Jadi kekuatan sebuah pohon tidak ditentukan dari keindahannya, melainkan karena ditunjang oleh akar yang kuat, karena ketika sebuah pohon berakar dengan kuat, maka ia akan dapat bertahan, tidak mudah tumbang dan tetap kokoh berdiri.

Begitu pula di dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus, kekristenan yang berkualitas tidak dinilai dari seberapa lamanya atau bagaimana tampilan luar menjadi orang percaya, sebab yang terpenting adalah, apakah kita sudah bertumbuh dan berakar di dalam Yesus. 
Tuhan sangat merindukan setiap umatNya untuk selalu bertumbuh semakin kuat dan menjadi dewasa di dalam Dia. 

Oleh karena itu, kita harus berusaha supaya kita berakar di dalam Kristus agar kehidupan kita tidak mudah goyah dan menjadi kuat didalam situasi apapun yang sedang kita hadapi. 


■ Untuk dapat berakar dalam Kristus, maka hidup kita harus dibangun di atas dasar Firman Tuhan yang benar. Karena ketika hidup kita berakar kuat maka kita dapat berbuah di dalam Dia. 

Matius 7:24-25 menegaskan bahwa hanya mereka yang mendengar firman, serta melakukannya yang dapat bertahan saat menghadapi segala persoalan, oleh sebab itu kita harus menghidupi setiap Firman yang Tuhan berikan. 

Mari kita mencermati kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus :

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 
7:25 “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

Kata "mendengar" (Yun) akouo ;/ ak-oo'-o = mendengar dan memahami dengan utuh. 
Arti kata ini adalah bahwa setiap orang percaya harus mau berusaha untuk memahami dengan benar makna ajaran yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dengan arti yang sebenarnya.


Kata "melakukan" (Yun) poieo ;/ poy-eh'-o = bertindak dengan benar, menetapkan untuk menjadikan kebenaran sebagai patokan dalam bertindak setiap hari.


● Prinsip inilah yang Paulus maksudkan pada Surat Kolose 2:7 ...."dibangun di atas Dia" .... 
Ayat ini mengacu pada tradisi di Palestina yaitu jika seseorang akan membangun sebuah rumah, karena umumnya tanah di Palestina di atasnya di lapisi oleh pasir yang tebal, untuk itu sebelum mereka membangun, mereka harus menggali tanah tersebut terlebih dulu sampai menemukan batu yang keras yang akan dijadikan dasar bangunan rumah mereka, maka selanjutnya barulah mereka mulai membangun di atas batu tersebut. 
Tradisi ini sebenarnya sama dengan proses seseorang membangun kekristenan yang sesungguhnya, dimana seseorang harus membangun berdasarkan kebenaran yang benar, yang dihasilkan dari pemahanan firman Tuhan yang benar.

Perkataan Yesus di atas mengajarkan hal yang sangat penting, karena jika kita benar-benar memahami ajaran yang Tuhan Yesus ajarkan dan mau mengikuti cara hidup yang Ia peragakan selama Ia hidup dimuka bumi ini, maka kita pasti akan memiliki kehidupan yang kokoh dan berkualitas dalam menjalani hidup ini, sehingga kita tergolong menjadi orang-orang yang bijaksana (Yun) phronimos ; / fron'-ee-mos yaitu orang-orang yang berhati-hati dalam bertindak dan berpikiran sehat, sehingga hidup kita berkenan kepada Tuhan. 

Jadi ketika kita terus berusaha untuk berakar di dalam Dia, sekalipun kita mengalami goncangan dan pergumulan hidup yang berat, maka kita pasti akan tetap dapat berdiri dengan kokoh.


● Kemudian dikatakan bahwa kita harus berusaha untuk tetap dan bertambah teguh di dalam iman yang telah diajarkan. 
Kata “Teguh” berarti “kokoh, teguh juga berarti stabil” 
Jadi ada usaha yang kita lakukan untuk hidup bertambah teguh dalam ketaatan kita kepada semua ajaran yang telah kita terima atau pahami. 
Yang di maksud Paulus di sini adalah dalam kita membangun hidup kekristenan, kita tidak angin-anginan (kadang rohani, kadang duniawi). 
Kata “teguh” juga memiliki makna yang kedua yaitu “kita tidak mudah berkompromi.” 
Jika seseorang benar-benar memahami kebenaran itu bernilai kekal, maka orang tersebut tidak akan mudah berkompromi atau meninggalkan kebenaran. 
Jadi apapun yang kita alami kita harus tetap berusaha untuk mentaati ajaran atau kebenaran-Nya. Dan keteguhan iman seseorang terbukti ketika ia sedang mengalami pergumulan, kesusahan, pencobaan, dan ujian.

Kesimpulannya adalah ketika kita menjalani kekristenan atau kehidupan yang sesungguhnya sebagai orang percaya, maka kita akan mengalami terjadinya pertumbuhan “dua arah” yaitu “Berakar di dalam Dia” dan “dibangun di atas Dia,” dengan kata lain, kita akan mengalami petumbuhan ke bawah dan pertumbuhan ke atas, yang seluruhnya mengarah pada Kristus, sebagaimana halnya dengan kehidupan sebuah pohon.

Tuhan Memberkati !!!

Quote Rohani Kristen






Senin, 25 Juni 2018

MAKNA IBADAH YANG SEJATI DALAM KONTEKS SURAT ROMA 12:1-2

MAKNA IBADAH YANG SEJATI DALAM KONTEKS SURAT ROMA 12:1-2

Oleh : Pdt. Erwan Musa


Dalam Roma 12: 1-2 berkata :

12:1 “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”

12:2 “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Dari kedua ayat di atas dapat dikatakan bahwa :

GAYA HIDUP SEBAGAI ORANG YANG MELAKUKAN IBADAH YANG SEJATI SETIAP HARI, MERUPAKAN GOAL YG HARUS DI KENAKAN OLEH SETIAP ORANG PERCAYA

Pertanyaannya bagi kita ialah, apakah makna Ibadah yang Sejati yang dimaksudkan pada ayat di atas?

Sebelum kita membahas 2 ayat tersebut di atas, kita harus pahami terlebih dahulu bahwa struktur Surat Roma dibagi menjadi 2 bagian yaitu:

▪Roma 1-11 berbicara tentang Doktrinal, yaitu Keselamatan dan hidup di dalam Yesus

▪Roma 12-16 berbicara tentang Praktikal, yaitu Praktik dari Doktrin yang di ajarkan pada pasal 1-11


Untuk kita dapat memahami makna Surat Roma 12:1-2 tersebut, mari kita mempelajari beberapa kata penting yang terdapat didalamnya :

● Kata “karena itu” pada ayat 1, merupakan kata sambung dari kata atau kalimat sebelumnya, dan kalimat ini sesungguhnya merupakan kalimat penting, dimana setelah Paulus menyampaikan doktrin keselamatan di dalam Kristus (psl. 1-11), dan puncak doktrinnya pada surat Roma 11:36 : “Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.”
Maksudnya ialah Paulus menyadarkan bahwa hidup dan segala yang kita miliki semua dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia.
Selanjutnya ia menasihati sebagai bentuk respon yang harus kita lakukan yaitu mempersembahkan tubuh kita kepada Allah.

Kata “mempersembahkan” (Yun) Paristemi artinya “menyediakan, mengabdikan ...hidup dan segalanya...”
Kata ini biasa di gunakan di lingkungan Istana, untuk orang-orang bawahan Raja mengabdi kepada Rajanya.
Dan istilah tersebut mengacu kepada tradisi peribadatan umat Israel pada jaman dahulu dalam mempersembahkan korban kepada Allah di bait Allah di Yerusalem.
Jadi mempersembahkan di sini adalah penyerahan hidup yang total hanya kepada Tuhan dan tidak boleh kepada yang lain.
Orang percaya yang hidup di era Perjanjian Baru harus mempersembahkan ‘Tubuh’, sementara di era Perjanjian Lama adalah ‘Binatang’.

Kata " tubuh " yang Paulus maksudkan di sini adalah “ Seluruh pikiran, perkataan, dan perbuatan.
Dengan kata lain seluruh kemampuan dan kegiatan kita harus dipersembahkan (diabdikan) hanya kepada Tuhan.
Kita temukan ayat-ayat paralelnya dalam :
▪1 Kor 10:31, “jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
▪1 Kor 6:19-20,”Setelah kita menerima penebusan Kristus, tubuh kita milik Tuhan sepenuhnya, sehingga kita harus memuliakan Tuhan dengan tubuh kita.”
▪1 Kor. 6:13, “Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan.
▪Kol.3:5 , “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi..”

Jadi kita harus melatih dan mengarahkan seluruh perbuatan tubuh kita setiap saat, supaya semua Yang kita lakukan sesuai dengan kebenaran, dan menjadi kebiasaan atau memiliki gaya hidup sebagai orang benar.
Bukan hal pemberian kita yang Tuhan kehendaki, tetapi Ia menghendaki diri kita sendiri.

Kata “Persembahan” di sini Paulus menyebutnya dengan “persembahan yang hidup”.
Jaman dulu persembahan hanya binatangnya saja, dan hanya imam yang melakukan, sementara orangnya tidak.
Jaman Perjanjian Baru orangnya yang terutama menjadi korban persembahan, dan segala yang ada padanya, “Karena segalanya dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia.”

Kata “hidup” di sini (yun)= ‘Zao’ ; ‘Dzah’-o artinya ‘hidup kembali.
Jadi mengacu kepada hewan kurban yang dipersembahkan pada zaman dulu di mana harus hewan hidup bukan hewan mati.
Memiliki arti yang sama seperti yang terdapat juga dalam :
▪ Roma 6:4 : .. 'kita akan hidup dalam hidup yang baru', dimana ayat ini biasanya digunakan sebagai dasar sakramen baptisan air.
▪ Roma 8:11 : Hidup yang baru, artinya hidup yang dibangkitkan oleh Roh Kudus. *
▪ Roma 6:11 : Dan karena orang percaya harus hidup bagi Allah, dan mereka 'telah mati bagi dosa'.

Jadi, 'persembahan yang hidup' artinya penyerahan diri kita kepada Tuhan dan selanjutnya berjuang membangun kehidupan baru yang menjauhi dosa dan menentang kuasa dosa.
Dosa artinya kemelesetan hidup (keluar dari kehendak Tuhan).

● Persembahan itu disebut juga “persembahan yang kudus” .
Korban persembahan yang dikehendaki Allah adalah persembahan yang kudus yang sama artinya dengan suci, bersih, terpisah dari kekotoran dan dikhususkan.
Kritera korban persembahan yang layak pada zaman dahulu adalah tidak boleh cacat sedikit pun. HARUS KOSHER : HALAL, LAYAK. (istilah bahasa ibrani)
Firman Tuhan berkata yang berkenan kepada Allah artinya layak, yang disukai, yang pantas, dan yang sesuai dengan kemauan Tuhan.

● Paulus juga menulis di ayat 1 bagian akhir sebagai konklusi ayat tersebut adalah “Ibadahmu yang sejati”.
Dalam terjemahan bahasa Yunani di pakai kata “ logike latreia”.

Kata ‘Ibadah’ (Yun) λατρεια - latreia, merupakan bentuk kata kerjanya berarti 'pengabdian', berbakti”
Kata ini hanya di pakai menunjuk pengabdian hanya kepada Tuhan.
Kata ‘berbakti’ dalam Mat.4:10 b juga memiliki pengertian yang sama.
Kata “yang sejati” (Yun) λογικος - logikos artinya 'sesuai akal budi atau kodrat yg sesungguhnya'

Jadi pemahaman ayat 1 ini dapat disimpulkan bahwa :

Kita sebagai orang-orang yang telah di tebus dan mendapatkan anugerah Tuhan, wajib mengabdikan seluruh hidup dan aktivitas kita setiap waktu atau segala kegiatan yang kita lakukan di abdikan hanya untuk Tuhan.
Sambil terus-menerus membangun kehidupan baru yang tidak bercacat di hadapan Tuhan, karena hal tersebut merupakan pengabdian yang dikehendaki Tuhan atau yang sesungguhnya dikodratkan untuk manusia rohani lakukan.
Arahnya ke manusia batiniah dan bukan lahirlah, seperti pada Perjanjian Lama persembahan korban hanya dengan binatang atau hewan saja.

● Selanjutnya pada ayat 2, untuk kita dapat mengabdi atau berbakti dengan standar atau kualitas yang ditetapkan Tuhan (ayat 1), maka pola dan gaya hidup kita harus berbeda dengan pola dan gaya hidup dunia.
Paulus berkata : “Jangan kamu menjadi serupa dengan dunia ini” Terjemahan secara harfiah berkata , 'jangan lagi biarkan dirimu menjadi sepola dengan dunia ini.
Kata “biarkan” menunjuk pada ‘proses perusakan yang berjalan terus dan otomatis, sehingga jika kita tidak beralih maka perusakan hidup kita akan lebih parah.
1 Yohanes 2:17 berkata, “ Dunia ini sedang lenyap dengan segala keinginannya.”

Dan untuk tidak menjadi serupa atau tidak hidup sama dengan pola dunia ini, Paulus menasihati :
“ Tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu "..... (yun) : berubah oleh pembaharuan pikiran. Mengapa Pikiran .... ?
Karena Pikiran adalah pusat kehendak manusia, pusat pengambilan keputusan yang menentukan tindakan kita.
Pembaruan hidup dikerjakan oleh Roh Kudus ( Roma 7:6 ; 8:4).
Namun, Paulus tegaskan bahwa manusia itu sendiri harus berusaha juga membarui diri.
Artinya adalah kita harus brainwashing atau mencuci otak kita dengan kebenaran yang murni dan benar.
Brainwashing adalah upaya rekayasa yang lakukan untuk mengubah doktrin atau pemahaman. Menanam dotrin bagi orang kristen baru atau mengganti pemahaman yang salah dari orang kristen lama dengan pemahaman yang benar, dan sekaligus membentuk filter juga dalam diri kita.

Dan pada bagian akhir dari ayat Roma 12:2 tersebut menjadi tujuan yang diharapkan dari kalimat sebelumnya yaitu, supaya “kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah..”

Kata " membedakan " (Yun) dokimazein/bentuk kk, artinya : memeriksa, menguji ...
Kata ini maksudnya adalah untuk seseorang dapat mengerti kehendak Allah tidak dengan sendirinya mengerti (otomatis), karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang dihadapkan dengan berbagai macam keadaan, sehingga sering mengalami kesulitan baginya untuk menentukan sikapnya.


KESIMPULAN :
Dengan berusaha memperbarui pikiran setiap hari maka akan sangat menolong kita untuk “dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Dengan demikian, kita memiliki gaya hidup setiap hari Sebagai orang yang melakukan ibadah yang sejati.

Tuhan Memberkati !!!