BERKEPRIBADIAN SEPERTI BAPA
Setiap orang percaya dituntut untuk memiliki kepribadian atau berkarakter seperti Bapa, yang sama dengan ungkapan ‘ Like father like son ‘.
Jadi panggilan orang percaya sesungguhnya adalah " Menjadi sempurna seperti Bapa.".
Itulah Gol yang tidak boleh digantikan dengan hal-hal yang lain. Penyimpangan dari tujuan ini berarti penyesatan atau kesalahan yang tidak bisa ditolerir.
Seperti halnya yang telah kita pahami bahwa, maksud dari keselamatan ialah usaha Tuhan mengembalikan manusia kepada rancangan semula-Nya atau membentuk makhluk yang berkualitas seperti diri Allah Bapa.
Yohanes 1:12 berkata, “Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya”.
Artinya Allah memberikan kuasa supaya orang percaya menjadi anak-anak Allah, maksudnya ialah kita mempunyai potensi untuk memiliki kepribadian seperti Allah Bapa.
Kita akan mempelajari makna dari beberapa kata dalam Yohanes 1:12 di atas :
■ Kata ‘menerima’ (yun) elabon (ἔλαβον) dari akar kata lambano (λαμβάνω).
Selain berarti menerima (to accept), juga berarti to get hold of (berpegang tetap).
Jadi Kata "menerima" memiliki makna proses panjang, di mana seseorang harus selalu hidup di dalam segala fasilitas yang Tuhan berikan ( penebusan yang Tuhan sudah berikan, Injil Keselamatan, Roh Kudus, dan penggarapan yang Tuhan kerjakan melalui pergumulan dan perjalanan hidup setiap saat), agar orang percaya terus diproses hingga benar-benar mencapai keberadaan sebagai anak-anak Allah.
Pergumulan untuk menjadi anak-anak Allah merupakan jantung kekristenan yang harus di kerjakan dalam hidup ini, karena hal tersebut merupakan tanggung jawab setiap orang percaya.
Fil.2:12-13 berkata :
“Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allah lah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya”.
Seseorang yang mengaku anak Allah harus mengusahakan dirinya untuk berkualitas sebagai anak-anak Allah, yang berkeadaan seperti Allah Bapa. Jadi ciri dari orang Kristen yang mengaku sebagai anak Allah adalah mereka yang memiliki karakter Bapa.
■ Kata ‘anak’ pada ayat tersebut memakai kata teknon (τέκνον),
(bukan : paidion, huios, nothos, nephios)
Dalam bahasa Yunani terdapat 5 kata yang diterjemahkan sebagai anak yaitu:
#• Nephios (νήπιος)
Kata ini memiliki pengertian bayi atau anak usia sangat dini (Mat. 11:25 ; Gal. 4:1)
#•Paidion (παιδίον)
Kata ini memiliki pengertian anak usia 7 sampai 14 tahun, usia yang sangat efektif dididik (Mat. 18:3).
#• Huios (υἱός)
Artinya anak yang resmi atau anak yang sungguh-sungguh memiliki pertalian keluarga atau anak yang sah (Ing. kinship).
Dalam Ibrani 12:5-10, berarti anak dalam didikan.
Kata ini juga digunakan sebagai sebutan bagi Yesus yang adalah Anak Bapa. Jadi, anak yang berstatus sebagai anak sah yang akan mewarisi kekayaan dan keagungan orang tuanya, atau seperti Pangeran.
#• Nothos (νόθος)
Artinya anak yang tidak resmi (anak haram/ Ing. illegitimate son ).
Dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan sebagai anak gampang (Ibr.12:8) atau anak yang tidak dalam didikan Tuhan.
• Kata terakhir adalah teknon (τέκνον)
Artinya anak dalam arti keturunan (Matius 15:26).
Kata teknon (τέκνον) pada Yoh.1:12 artinya anak atau keturunan yang menyiratkan adanya pewarisan gen atau sifat-sifat orang tua kepada anak atau pewarisan karakter yang menunjuk adanya potensi untuk berkepribadian seperti Allah.
Inilah yang dimaksud Tuhan Yesus agar kita menjadi sempurna seperti Bapa.
Sebagai orang percaya kita harus memiliki ke 4 sifat dan sikap anak (Nephios, paidion, huios, teknon) kecuali Nothos.
Proses menjadi anak-anak Allah ini adalah proses yang dilahirkan oleh Allah (Yoh 1:13).
Hanya melalui proses kelahiran kembali, maka perlahan tapi pasti seseorang akan mengenakan keserupaan seperti Kristus atau berkepribadian seperti Allah.
Dan Proses kelahiran ini bisa terjadi dengan melakukan Firman Tuhan yang benar (murni) dan melalui penggarapan Tuhan lewat pergumulan-pergumulan hidup setiap hari.
1 Petrus 1:23 "Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal."
Juga dikatakan dalam Roma 12:2b : ..." tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu “.. yaitu melalui Firman Kebenaran, dalam teks asli dikatakan berubahlah oleh pembaharuan pikiran.
Pikiran adalah pusat kehendak manusia atau pusat pengambilan keputusan tertinggi yang menentukan tindakan seseorang.
Firman Tuhan berkata, pembaruan hidup dikerjakan oleh Roh Kudus (7:6; 8:4).
Namun, di ayat ini Paulus tegaskan bahwa manusia sendiri juga harus berusaha membarui dirinya, artinya : kita harus (brainwashing) mencuci otak kita dengan kebenaran yang murni atau benar.
Devinisi Brainwashing = upaya rekayasa yang dilakukan untuk mengubah doktrin, dengan menanamkan doktrin yang benar bagi orang kristen baru atau petobat baru, kemudian bagi orang kristen lama cara tersebut bermakna mengganti pemahaman yang salah, dan sekaligus membentuk filter dalam firi seseorang.
Contohnya, Brainwashing di rumah dengan membaca kebenaran, mendidik anak, mendengarkan kotbah di gereja, dll
Tujuannya ialah supaya kita dapat membedakan manakah kehendak Allah,
Roma 12:2b :
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Kata " membedakan " (Yun) dokimazein/bentuk kk, artinya : memeriksa, menguji
maksudnya adalah untuk seseorang dapat mengerti kehendak Allah tidak dengan sendirinya (otomatis), karena dalam kehidupan sehari-hari setiap orang diperhadapkan dengan berbagai keadaan, sehingga sering mengalami kesulitan untuk menentukan sikapnya.
Jadi dengan berusaha memperbarui pikiran setiap hari dengan kebenaran firman yang benar dan murni, maka kita akan dapat membedakan mana kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Jadi setiap orang percaya harus terus berusaha untuk bertumbuh dalam perubahan pola berpikir sehingga membuatnya mampu memiliki pola berpikir seperti Allah Bapa (Fil. 2:5)
Dengan demikian secara tidak langsung ia tidak memberi pangkalan untuk Iblis atau filosofi dunia dalam pikirannya.
Oleh karena itu kalau seseorang mengaku anak Allah tetapi tidak merasa memiliki tanggung jawab, untuk mengerjakan keselamatannya, maka ia tidak akan pernah mengalami kelahiran baru.
Hal ini dipicu oleh doktrin bahwa kalau seseorang sudah percaya kepada Tuhan Yesus berarti sudah menjadi anak Allah dan kelahiran baru akan terjadi secara otomatis.
Matius 13:18-23 (Lihat juga Lukas 8:4-8, 11-15)
Melalui "Perumpamaan tentang Seorang Penabur Benih, " Tuhan Yesus mengajar agar setiap orang percaya selalu membangun sikap hati yang benar, sehingga benih Firman Tuhan dapat bertumbuh dan menghasilkan buah.
Matius 13:23 : Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat."
Kata ‘mendengar’ (yun) akouo ; ak-oo'-o : mendengar, mempelajari, mengerti, mentaati.
Proses dari benih sampai menghasilkan buah pasti membutuhkan waktu yang panjang. Tidak otomatis berbuah pada saat ketika seseorang mendengarkan atau belajar Firman Tuhan.
Oleh karena itu, kita harus terus menerus memperhatikan dan menjaga agar tanah hati kita tetap subur di mana pun dan apa pun yang kita kerjakan, dimana kita harus menjaga hidup supaya benih bertumbuh dan berbuah.
Firman Tuhan juga berkata, “ Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu hidup dalam ketakutan selama kamu menumpang di dunia ini." (1 Petrus 1:17).
Kata ‘ketakutan’ (yun) phobos ; fob'-os : rasa takut, hormat, takut berbuat salah.
Dalam terj Shellabear 2000 berkata :
Ia adalah Allah yang menghakimi masing-masing orang setimpal dengan perbuatannya tanpa memandang muka. Jika kamu memanggil-Nya Bapa, maka hendaklah kamu hidup dengan rasa takut kepada-Nya selama kamu masih tinggal di dunia ini.
Tuhan Memberkati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar