Selasa, 26 Juni 2018

KONSEKUENSI HIDUP SEBAGAI ORANG PERCAYA


KONSEKUENSI HIDUP SEBAGAI ORANG PERCAYA

Oleh : Pdt. Erwan Musa

Kolose 2:6-7 :
2:6, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia.”
2:7, “Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

■ Dari dua ayat di atas dapat disimpulkan bahwa, setelah seseorang menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat, ia harus terus membangun kesempurnaan hidup seperti Tuhan Yesus.

Kita akan mempelajari kata-kata penting pada kedua ayat di atas :

● Pada ayat 6, Rasul Paulus hendak menegaskan kepada semua orang percaya bahwa jika telah menerima Yesus sebagai Tuhan, selanjutnya ada hal yang harus di lakukan, karena pertumbuhan rohani sejatinya dimulai dari menerima dan menjadikan Kristus sebagai Tuhan dan Juru selamat. Kemudian ada hal yang harus kita lakukan yaitu dengan memahami kata-kata penting yang dimulai dari makna “karena itu”.

● Di samping merupakan kata sambung, kata "Karena itu" juga merupakan atau merujuk kepada konsekuensi hidup setiap orang percaya 

● Pada ayat 6 ini, Paulus juga katakan bahwa setelah seseorang menerima Yesus, ia juga harus hidup “ Tetap” di dalam Dia. 
Kata Tetap artinya ‘tidak berpindah, tidak berubah, tidak goyah, dan tetap konsisten’. 
Sebagai contoh sebuah pohon awalnya di tanam di satu tempat, selanjutnya ia harus hidup tetap dan berbuah di tempat itu juga. 
Artinya setiap tindakan apa saja yang kita lakukan, termasuk perkataan dan gerak-gerik hidup kita harus tetap di dalam Dia atau harus sesuai dengan ajaran dan gaya hidup yang sama seperti Tuhan Yesus. Bukan hal beragama, tetapi mengenakan kehidupan Yesus. 
Konsekuensi hidup sebagai orang percaya adalah mengenakan hidup tidak bercela. 

1 Korintus 10:31 menyatakan bahwa, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.


● Kemudian dilanjutkan di ayat 7 dikatakan bahwa kita harus “berakar” di dalam Dia. 
Kata “ hendaklah kamu berakar di dalam Dia” (yun) rhizoo ;/hrid-zo'-o artinya “berakar secara teguh.” 
Kata kerja dalam bahasa Yunani ini memiliki makna “berakar sekali untuk selamanya.” 
Artinya “terus-menerus, berusaha konsisten, seperti akar sebuah pohon tidak mungkin diam,” karena fungsi akar pada sebuah pohon ialah untuk menyokong dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya, untuk menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah dan mengangkut air dan zat-zat makanan yang sudah diserap ke tempat-tempat pada tubuh tumbuhan yang memerlukannya. 
Jadi kekuatan sebuah pohon tidak ditentukan dari keindahannya, melainkan karena ditunjang oleh akar yang kuat, karena ketika sebuah pohon berakar dengan kuat, maka ia akan dapat bertahan, tidak mudah tumbang dan tetap kokoh berdiri.

Begitu pula di dalam hidup kita sebagai pengikut Kristus, kekristenan yang berkualitas tidak dinilai dari seberapa lamanya atau bagaimana tampilan luar menjadi orang percaya, sebab yang terpenting adalah, apakah kita sudah bertumbuh dan berakar di dalam Yesus. 
Tuhan sangat merindukan setiap umatNya untuk selalu bertumbuh semakin kuat dan menjadi dewasa di dalam Dia. 

Oleh karena itu, kita harus berusaha supaya kita berakar di dalam Kristus agar kehidupan kita tidak mudah goyah dan menjadi kuat didalam situasi apapun yang sedang kita hadapi. 


■ Untuk dapat berakar dalam Kristus, maka hidup kita harus dibangun di atas dasar Firman Tuhan yang benar. Karena ketika hidup kita berakar kuat maka kita dapat berbuah di dalam Dia. 

Matius 7:24-25 menegaskan bahwa hanya mereka yang mendengar firman, serta melakukannya yang dapat bertahan saat menghadapi segala persoalan, oleh sebab itu kita harus menghidupi setiap Firman yang Tuhan berikan. 

Mari kita mencermati kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus :

7:24 "Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu. 
7:25 “Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.”

Kata "mendengar" (Yun) akouo ;/ ak-oo'-o = mendengar dan memahami dengan utuh. 
Arti kata ini adalah bahwa setiap orang percaya harus mau berusaha untuk memahami dengan benar makna ajaran yang diajarkan oleh Tuhan Yesus dengan arti yang sebenarnya.


Kata "melakukan" (Yun) poieo ;/ poy-eh'-o = bertindak dengan benar, menetapkan untuk menjadikan kebenaran sebagai patokan dalam bertindak setiap hari.


● Prinsip inilah yang Paulus maksudkan pada Surat Kolose 2:7 ...."dibangun di atas Dia" .... 
Ayat ini mengacu pada tradisi di Palestina yaitu jika seseorang akan membangun sebuah rumah, karena umumnya tanah di Palestina di atasnya di lapisi oleh pasir yang tebal, untuk itu sebelum mereka membangun, mereka harus menggali tanah tersebut terlebih dulu sampai menemukan batu yang keras yang akan dijadikan dasar bangunan rumah mereka, maka selanjutnya barulah mereka mulai membangun di atas batu tersebut. 
Tradisi ini sebenarnya sama dengan proses seseorang membangun kekristenan yang sesungguhnya, dimana seseorang harus membangun berdasarkan kebenaran yang benar, yang dihasilkan dari pemahanan firman Tuhan yang benar.

Perkataan Yesus di atas mengajarkan hal yang sangat penting, karena jika kita benar-benar memahami ajaran yang Tuhan Yesus ajarkan dan mau mengikuti cara hidup yang Ia peragakan selama Ia hidup dimuka bumi ini, maka kita pasti akan memiliki kehidupan yang kokoh dan berkualitas dalam menjalani hidup ini, sehingga kita tergolong menjadi orang-orang yang bijaksana (Yun) phronimos ; / fron'-ee-mos yaitu orang-orang yang berhati-hati dalam bertindak dan berpikiran sehat, sehingga hidup kita berkenan kepada Tuhan. 

Jadi ketika kita terus berusaha untuk berakar di dalam Dia, sekalipun kita mengalami goncangan dan pergumulan hidup yang berat, maka kita pasti akan tetap dapat berdiri dengan kokoh.


● Kemudian dikatakan bahwa kita harus berusaha untuk tetap dan bertambah teguh di dalam iman yang telah diajarkan. 
Kata “Teguh” berarti “kokoh, teguh juga berarti stabil” 
Jadi ada usaha yang kita lakukan untuk hidup bertambah teguh dalam ketaatan kita kepada semua ajaran yang telah kita terima atau pahami. 
Yang di maksud Paulus di sini adalah dalam kita membangun hidup kekristenan, kita tidak angin-anginan (kadang rohani, kadang duniawi). 
Kata “teguh” juga memiliki makna yang kedua yaitu “kita tidak mudah berkompromi.” 
Jika seseorang benar-benar memahami kebenaran itu bernilai kekal, maka orang tersebut tidak akan mudah berkompromi atau meninggalkan kebenaran. 
Jadi apapun yang kita alami kita harus tetap berusaha untuk mentaati ajaran atau kebenaran-Nya. Dan keteguhan iman seseorang terbukti ketika ia sedang mengalami pergumulan, kesusahan, pencobaan, dan ujian.

Kesimpulannya adalah ketika kita menjalani kekristenan atau kehidupan yang sesungguhnya sebagai orang percaya, maka kita akan mengalami terjadinya pertumbuhan “dua arah” yaitu “Berakar di dalam Dia” dan “dibangun di atas Dia,” dengan kata lain, kita akan mengalami petumbuhan ke bawah dan pertumbuhan ke atas, yang seluruhnya mengarah pada Kristus, sebagaimana halnya dengan kehidupan sebuah pohon.

Tuhan Memberkati !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar