Minggu, 22 Juli 2018

Perjalanan Kekal.

PERJALANAN KEKAL                                                             
Pdt. Erwan Musa

Sesungguhnya perjalanan hidup setiap orang di dunia ini adalah merupakan bagian dari membangun perjalanan kekalnya, seperti yang di katakan oleh Rasul Paulus :

" Sebab itu juga kami berusaha, baik kami diam di dalam tubuh ini, maupun kami diam di luarnya, supaya kami berkenan kepada-Nya " (2 Kor. 5:9)
Kata “berusaha” dalam teks φιλοτιμούμεθα ;     Philotimoumetha, artinya = ‘bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk melakukan sesuatu’.

Pada ayat tersebut, Rasul Paulus membuat sebuah kesimpulan untuk menggugah dan menyemangatkan dirinya dan orang lain dalam menjalani kewajibannya selama di dunia ini dengan penuh tanggung jawab.

Harapan kepastian masuk Sorga akan mendorong orang untuk tidak hidup bermalas-malasan dan merasa aman-aman saja, namun sebaliknya harapan tersebut  pasti akan menggerakkan kita untuk penuh perhatian dan tekun dalam membangun keberkenanan kepada Tuhan.
Dengan kata lain ayat tersebut berkata : “Sebab itu juga, atau karena kami berharap untuk menetap pada Tuhan, kami (Philotimoumetha) berusaha dan berjerih lelah, kami berambisi, dan berusaha segiat mungkin seperti orang-orang yang paling berambisi untuk meraih apa yang kami inginkan, untuk berkenan di hadapan-Nya.

Rasul Paulus berjuang dengan gigih agar ia berkenan kepada Allah yang telah memilih dia, dalam keadaan hidup atau mati (entah diam di dalam tubuh atau diam di luarnya ). Dan  supaya Tuhan berkata baik sekali pekerjaanmu.
Inilah yang mereka idam-idamkan sebagai perkenanan terbesar dan kehormatan tertinggi.

Pemikiran akan penghakiman yang akan datang, 
ayat 10 : “ Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat ”
Pernyataan Paulus ini juga menjadi dasar ia berjuang dengan sungguh-sungguh supaya ia berkenan kepada Tuhan. Penghakiman adalah suatu hal yang pasti di mana setiap orang harus mempertanggungjawabkan hidupnya di hadapan Tuhan, atas apa yang dilakukan di dalam tubuh ini, baik ataupun jahat.

Rasul Paulus meyakinkan orang supaya bertobat, dan menjalani hidup selama di dunia ini dalam kekudusan. Pada saat Kristus datang, kita bisa tampil di hadapan-Nya, dan Ia mengenal kesetiaan dan ketekunan kita  untuk memperjuangkan hal yang sesungguhnya yaitu membangun hidup serupa Kristus.

Oleh sebab itu kita tidak boleh berpikir bahwa perjalanan kekal, di mulai ketika seseorang telah mengalami kematian, justru sementara kita menjalani hidup di dunia ini merupakan langkah-langkah yang menentukan hidup kita dalam kekekalan kelak.

Jadi sementara kita menjalani hidup di muka bumi ini,  kita harus belajar kebenaran dan melakukan kebenaran tersebut dengan sungguh-sungguh, sebagai pelita dan terang bagi perjalanan kita menuju kepada kehidupan kekal.
Jika kita memiliki pandangan demikian, maka akan mengarahkan kita untuk membangun kehidupan yang benar dan berkenan kepada Bapa di Sorga.

Oleh karena itu, kita harus bersungguh-sungguh berjuang untuk membangun kehidupan kekal kita setiap waktu, karena tidak ada seorang pun yang tahu kapan saat dan waktunya tiba.

Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar