SIKAP HIDUP ORANG YANG BERORIENTASI PADA KERAJAAN SORGA
Oleh : Pdt. Erwan Musa
Matius 13:44-46 :
13:44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu.
13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.
13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, iapun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."
▪ Pada ayat-ayat tersebut Tuhan Yesus menggunakan 2 perumpamaan untuk menggambarkan hal Kerajaan sorga, yaitu pada ayat 44: di katakan bahwa hal kerajaan sorga ibarat "harta yang terpendam di ladang" dan yang kedua pada ayat 45: di katakan bahwa hal kerajaan sorga di ibaratkan juga "Seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah dan yang sangat berharga".
▪ Tuhan Yesus sering menggunakan perumpamaan dalam mengajar, karana dalam Yudaisme, menggunakan perumpamaan merupakan bentuk umum untuk mengajar.
▪ Nah, sekarang hal yang penting kita ketahui terlebih dahulu adalah bahwa pada zaman Tuhan Yesus, hal Kerajaan Sorga sangatlah diharapkan oleh bangsa Yahudi, karena pada saat itu bangsa Yahudi sedang dalam penjajahan bangsa Romawi, dan hal Kerajaan Sorga juga merupakan inti dari pengajaran Tuhan Yesus selama Ia berada di dunia pada saat itu.
▪ Alkitab juga mencatat bahwa selama Ia hidup di dunia ini, Tuhan Yesus berulang-ulang mengajarkan hal Kerajaan Sorga kepada murid-muridNya dan tidak berhenti sampai disana, alkitab juga berkata bahwa selama 40 hari setelah Ia bangkit dari kematianNya atau sebelum Ia naik ke sorga Ia juga berulang-ulang mengajar tentang Kerajaan Sorga kepada murid-muridNya.
▪ Kis.1:3b .... Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (LAI).
▪ Terj. (BIS) : Ia berbicara dengan mereka mengenai bagaimana Tuhan memerintah sebagai Raja.
▪ Dalam Injil Lukas 4:43 menceritakan suatu kisah bahwa ketika Yesus akan meninggalkan Kapernaum dan hendak menuju ke Yudea, Ia ditahan oleh orang banyak yang mengikutiNya agar Ia tidak meninggalkan mereka, namun Yesus berkata kepada mereka : "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus."
Jadi yang harus menjadi catatan penting bagi kita ialah bahwa Yesus di utus ke dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah.
Nah mari kita belajar apa makna kata Kerajaan yang di maksud oleh Tuhan Yesus.
▪ Makna kata "Kerajaan" dalam teks lain berarti pemerintahan Allah atau kehendak Allah yang dapat juga kita pahami sebagai kebenaranNya.
▪ Dalam Alkitab Perjanjian Baru (PB), kata “KERAJAAN” (Yun) βασιλεια ; “Basileia” /: bas-il-i'-ah yang berarti : tingkatan, kekuasaan, kedaulatan yang dimiliki oleh seorang raja.
Maksudnya ialah kekuasaan yang dimiliki oleh seorang raja atas suatu wilayah.
▪ Jika alkitab menggunakan kata “KERAJAAN ALLAH", maka sesungguhnya itu berarti menunjuk kepada pemerintahan Tuhan, kekuasaan Tuhan atau kedaulatan Tuhan atas segala hal dan wilayah yang tak terbatas.
Jadi hidup dalam pemerintahan, kuasa, dan kedaulatan Tuhan sama halnya dengan melakukan kehendak atau kebenaranNya dengan pemahaman dan makna yang sebenarnya.
▪ Jadi, yang Tuhan Yesus ingin capai melalui ajaranNya di atas ialah supaya setiap orang percaya memiliki orientasi hidup yang benar atau sikap hati yang sungguh-sungguh merindukan kerajaan Allah atau pemerintahan Allah atau kebenaran Allah lebih dari segalanya, bahkan dalam implementasinya orang percaya tersebut berani menjual segala yang dimilikinya atau melepaskan segalanya demi hidup dalam kehendak atau kebenaranNya atsu hidup dalam pemerintahan Allah.
▪ Maksud dari kata melepaskan atau menjual segala yang di milikinya ialah kerelaan untuk melepas atau meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk dapat hidup seturut kehendak atau kebenaranNya yang sangat berharga dan bernilai kekal.
ex : ~ Paulus, ia berani dan rela melepaskan (asli : kehilangan) segalanya demi memperoleh Kristus dan kebenaranNya (Flp. 3:7-9)
▪ Kenapa demikian, karena Paulus sangat memahami bahwa pemerintahan Allah adalah hal yang sangat berharga dan bernilai kekal.
▪ Dan Tuhan Yesus berkata bahwa jika seseorang hidup dalam pemerintahan atau kehendak Tuhan, maka dengan pasti orang tersebut layak untuk masuk dan tinggal dalam KerajaanNya.
Matius 7:21 :
Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga
Kamis, 31 Oktober 2019
MEMAHAMI MAKNA CIPTAAN BARU
MEMAHAMI MAKNA CIPTAAN BARU
Oleh : Pdt. Erwan Musa
▪ 2 Kor. 5:17 : Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
▪ Untuk dapat memahami dengan benar makna dan proses hingga kita menjadi ciptaan baru, mari kita mempelajari beberapa kata penting yang terdapat pada surat 2 Kor. 5:17 ini.
*》 Kata “jadi” pada ayat 17 tersebut, sesungguhnya merujuk kepada ayat 14-16, dimana Paulus hendak menjelaskan bahwa semua orang percaya sesungguhnya telah mati bersama Kristus dan tidak lagi hidup untuk diri sendiri.
▪Artinya kehidupan kita sudah tidak lagi bersifat duniawi; hidup kita sekarang bersifat rohani. “Kematian” yang di maksud oleh paulus adalah kematian kodrat dosa kita yang telah disalib bersama Kristus. Sebagaimana kita telah dikuburkan dan di bangkitkan bersama Kristus, sehingga sekarang kita “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
▪Jadi yang sedang dibahas Paulus sesungguhnya pada surat 2 Korintus 5:17 ialah bahwa setelah kita percaya kepada Kristus, kita menjadi pribadi yang baru yang telah di bangkitkan, dan sekarang kita mengenakan hidup sebagai “ciptaan yg baru.”
*》 Kata "ciptaan baru" (Yun) καινὴ κτίσις ; kainē ktisis :/ kahee-ne ktis'-is : ciptaan, penciptaan baru
~ KJV : new creature, devinisinya menunjuk kepada sebuah proses utk menjadi "mahluk baru"
▪Kata “ciptaan baru” hanya muncul 2 kali dalam Alkitab, dan hanya ditemukan dalam tulisan Paulus yaitu pada :
~2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
~ Galatia 6: 15: “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.”
▪Istilah Ciptaan Baru, dalam bahasa (ibr) "beri’a khadasa", yang merupakan istilah yang lazim di gunakan oleh orang-orang Yahudi, dan istilah tradisi ini biasa digunakan oleh guru-guru Yahudi untuk menyebut orang-orang non Yahudi yang bertobat menjadi Yahudi (proselit), dengan konsekuensinya mereka harus melakukan seluruh tradisi atau budaya dan adat istiadat Yahudi, yang sama halnya dengan kita, maksudnya ialah setelah kita percaya kepada Kristus kita mengenakan manusia ciptaan baru yg terus di proses hingga serupa seperti Kristus yang merupakan konsekwensi hidup sebagai orang percaya.
▪Dan kata baru pada ayat tersebut di pakai kata "kainē" (kata sifat) yang berasal dari kata dasar "kainos" yang memiliki makna : "sesuatu yang sudah ada tetapi dijadikan baru."
▪Kata Kainos yang digunakan Paulus ini berbicara mengenai “baru berdasarkan kualitas” Artinya, perubahan atau pembaruan yang dibicarakan Paulus bukanlah dengan jalan mengganti total diri seseorang, melainkan lebih tepat diartikan proses membersihkan jiwa seseorang atau proses regenerasi hingga karakternya diubahkan menjadi karakter yang baru hingga serupa seperti Kristus.
*》 kemudian kata “yang lama sudah berlalu.”
▪Maksud kata tersebut merujuk kepada segala sesuatu di dalam sinfull nature atau kodrat lama kita, yaitu kesombongan, kesukaan berdosa, kebiasaan buruk, dan sgl hawa nafsu jahat, yang harus kita perjuangkan untuk kita tinggalkan dan mengarahkn diri pada Ciptaan yang baru yang hanya mengarahkan pandanagan kepada Kristus, bukan kepada diri kita sendiri.
▪Sehingga dengan berlalunya yang lama, “yang baru sudah datang!” Hal-hal yang usang dan mati seharusnya telah digantikan dengan hal-hal baru, yang penuh dengan kehidupan dan kemuliaan Allah. Dengan jiwa yang baru lahir ini pasti suka terhadap hal-hal yang ilahi dan membenci hal-hal duniawi, dan dosa yang dahulunya kita pertahankan sekarang ingin kita buang dan tinggalkan.
▪ Sesuai dengan Firman Tuhan yang berkata : Kita telah “menanggalkan manusia lama serta kelakuannya” (Kolose 3:9), dan telah mengenakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24).
*》 Lalu kata yang terakhir yg kita akan bahas ialah kata "di dalam Kristus"
▪Hal ini merupakan syarat untuk menjadi ciptaan baru, jadi orang "Harus ada didalam Kristus” (en Kristus).
▪Untuk memahami hal ini, maka istilah “Kristen” harus terlebih dahulu kita pahami. Seorang “Kristen” bukanlah seorang yang hanya sekedar aktif ke gereja dan aktif mengambil bagian dalam melayani, atau dibesarkan dalam keluarga Kristen, walaupun setiap hal ini dapat menjadi bagian dari pengalaman dan perjalanan kekristenannya. Karena seorang Kristen adalah seorang yang dengan iman, telah menerima dan percaya pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dan terus mengerjakan keselamatannya hingga mengalami keserupaan dengan Kristus (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9).
▪Mari kita perhatikan kata “didalam” pada ayat ini.
~ Untuk seseorang bisa berada didalam, maka orang tersebut harus aktif untuk bertindak agar dapat masuk kedalam. Bila ia menolak maka ia akan selalu berada diluar.
~ Wahyu 3:20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
~ Kata "di muka pintu" (Yun) thura :/thoo'-rah = di muka pintu, di ambang pintu, kesempatan
▪Artinya : kita tidak boleh membuang kesempatan yang Tuhan masih berikan, dan kesempatan hidup hingga saat ini merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk kita gunakan sebaik-baiknya, untuk menggenapi, menanggapi dan meresponi kehendak Tuhan yang harus kita lakukan
~ Kata "Aku akan masuk" (Yun) eiserchomai :/ice-er'-khom-ahee = hidup di antara, berkumpul dengan ...
▪Maksudnya ialah, kalau kita mau meresponi kesempatan yang Tuhan berikan tersebut, maka kita akan mengalami persekutuan yang intim dengan Dia, sehingga semakin hari kita akan mengalami proses perubahan melalui penggarapan yang Ia lakukan untuk memproses dan membentuk kita ke arah yang semakin baik dan berkenan kepadaNya
▪ Roma 8:28-29 :
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Tuhan Memberkati
Oleh : Pdt. Erwan Musa
▪ 2 Kor. 5:17 : Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru, yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang
▪ Untuk dapat memahami dengan benar makna dan proses hingga kita menjadi ciptaan baru, mari kita mempelajari beberapa kata penting yang terdapat pada surat 2 Kor. 5:17 ini.
*》 Kata “jadi” pada ayat 17 tersebut, sesungguhnya merujuk kepada ayat 14-16, dimana Paulus hendak menjelaskan bahwa semua orang percaya sesungguhnya telah mati bersama Kristus dan tidak lagi hidup untuk diri sendiri.
▪Artinya kehidupan kita sudah tidak lagi bersifat duniawi; hidup kita sekarang bersifat rohani. “Kematian” yang di maksud oleh paulus adalah kematian kodrat dosa kita yang telah disalib bersama Kristus. Sebagaimana kita telah dikuburkan dan di bangkitkan bersama Kristus, sehingga sekarang kita “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4).
▪Jadi yang sedang dibahas Paulus sesungguhnya pada surat 2 Korintus 5:17 ialah bahwa setelah kita percaya kepada Kristus, kita menjadi pribadi yang baru yang telah di bangkitkan, dan sekarang kita mengenakan hidup sebagai “ciptaan yg baru.”
*》 Kata "ciptaan baru" (Yun) καινὴ κτίσις ; kainē ktisis :/ kahee-ne ktis'-is : ciptaan, penciptaan baru
~ KJV : new creature, devinisinya menunjuk kepada sebuah proses utk menjadi "mahluk baru"
▪Kata “ciptaan baru” hanya muncul 2 kali dalam Alkitab, dan hanya ditemukan dalam tulisan Paulus yaitu pada :
~2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”
~ Galatia 6: 15: “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.”
▪Istilah Ciptaan Baru, dalam bahasa (ibr) "beri’a khadasa", yang merupakan istilah yang lazim di gunakan oleh orang-orang Yahudi, dan istilah tradisi ini biasa digunakan oleh guru-guru Yahudi untuk menyebut orang-orang non Yahudi yang bertobat menjadi Yahudi (proselit), dengan konsekuensinya mereka harus melakukan seluruh tradisi atau budaya dan adat istiadat Yahudi, yang sama halnya dengan kita, maksudnya ialah setelah kita percaya kepada Kristus kita mengenakan manusia ciptaan baru yg terus di proses hingga serupa seperti Kristus yang merupakan konsekwensi hidup sebagai orang percaya.
▪Dan kata baru pada ayat tersebut di pakai kata "kainē" (kata sifat) yang berasal dari kata dasar "kainos" yang memiliki makna : "sesuatu yang sudah ada tetapi dijadikan baru."
▪Kata Kainos yang digunakan Paulus ini berbicara mengenai “baru berdasarkan kualitas” Artinya, perubahan atau pembaruan yang dibicarakan Paulus bukanlah dengan jalan mengganti total diri seseorang, melainkan lebih tepat diartikan proses membersihkan jiwa seseorang atau proses regenerasi hingga karakternya diubahkan menjadi karakter yang baru hingga serupa seperti Kristus.
*》 kemudian kata “yang lama sudah berlalu.”
▪Maksud kata tersebut merujuk kepada segala sesuatu di dalam sinfull nature atau kodrat lama kita, yaitu kesombongan, kesukaan berdosa, kebiasaan buruk, dan sgl hawa nafsu jahat, yang harus kita perjuangkan untuk kita tinggalkan dan mengarahkn diri pada Ciptaan yang baru yang hanya mengarahkan pandanagan kepada Kristus, bukan kepada diri kita sendiri.
▪Sehingga dengan berlalunya yang lama, “yang baru sudah datang!” Hal-hal yang usang dan mati seharusnya telah digantikan dengan hal-hal baru, yang penuh dengan kehidupan dan kemuliaan Allah. Dengan jiwa yang baru lahir ini pasti suka terhadap hal-hal yang ilahi dan membenci hal-hal duniawi, dan dosa yang dahulunya kita pertahankan sekarang ingin kita buang dan tinggalkan.
▪ Sesuai dengan Firman Tuhan yang berkata : Kita telah “menanggalkan manusia lama serta kelakuannya” (Kolose 3:9), dan telah mengenakan “manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya” (Efesus 4:24).
*》 Lalu kata yang terakhir yg kita akan bahas ialah kata "di dalam Kristus"
▪Hal ini merupakan syarat untuk menjadi ciptaan baru, jadi orang "Harus ada didalam Kristus” (en Kristus).
▪Untuk memahami hal ini, maka istilah “Kristen” harus terlebih dahulu kita pahami. Seorang “Kristen” bukanlah seorang yang hanya sekedar aktif ke gereja dan aktif mengambil bagian dalam melayani, atau dibesarkan dalam keluarga Kristen, walaupun setiap hal ini dapat menjadi bagian dari pengalaman dan perjalanan kekristenannya. Karena seorang Kristen adalah seorang yang dengan iman, telah menerima dan percaya pada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Juruselamat dan terus mengerjakan keselamatannya hingga mengalami keserupaan dengan Kristus (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9).
▪Mari kita perhatikan kata “didalam” pada ayat ini.
~ Untuk seseorang bisa berada didalam, maka orang tersebut harus aktif untuk bertindak agar dapat masuk kedalam. Bila ia menolak maka ia akan selalu berada diluar.
~ Wahyu 3:20, “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.”
~ Kata "di muka pintu" (Yun) thura :/thoo'-rah = di muka pintu, di ambang pintu, kesempatan
▪Artinya : kita tidak boleh membuang kesempatan yang Tuhan masih berikan, dan kesempatan hidup hingga saat ini merupakan kesempatan yang sangat berharga untuk kita gunakan sebaik-baiknya, untuk menggenapi, menanggapi dan meresponi kehendak Tuhan yang harus kita lakukan
~ Kata "Aku akan masuk" (Yun) eiserchomai :/ice-er'-khom-ahee = hidup di antara, berkumpul dengan ...
▪Maksudnya ialah, kalau kita mau meresponi kesempatan yang Tuhan berikan tersebut, maka kita akan mengalami persekutuan yang intim dengan Dia, sehingga semakin hari kita akan mengalami proses perubahan melalui penggarapan yang Ia lakukan untuk memproses dan membentuk kita ke arah yang semakin baik dan berkenan kepadaNya
▪ Roma 8:28-29 :
8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:29 Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
Tuhan Memberkati
ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA HAL HINGGA KITA MENCAPAI KESERUPAAN KRISTUS ROMA 8:28-29
ALLAH TURUT BEKERJA DALAM SEGALA HAL HINGGA KITA MENCAPAI KESERUPAAN KRISTUS (eksposisi)
ROMA 8:28-29
Oleh : Pdt. Erwan Musa
8:28 : Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
8:29 : Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
▪ Dalam surat Roma 8:28-29 terdapat penjelasan penting untuk membuktikan dan menunjukkan, bahwa Allah tidak secara sepihak memilih dan menentukan orang-orang tertentu masuk Surga dan yang lain masuk Neraka.
▪ Kesalahan memahami ayat ini bisa membangun teologi yang menyimpang dari kebenaran.
■ Mari dengan teliti kita memperhatikan Roma 8:28 :
“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah."
▪ Ayat ini memberi makna bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup kita, peristiwa yang besar atau yang kecil, yang menyenangkan atau yang menyusahkan, pengalaman yang pahit atau manis, yang mematikan atau menghidupkan, yang menguntungkan atau merugikan, menegaskan bahwa Allah turut bekerja di dalam semuanya itu, atau Allah bekerja di dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi orang yang mengasihiNya.
● Ayat ini dimulai dengan kalimat : kita tahu sekarang.
▪ Kalimat ini penyambung kalimat atau ayat-ayat sebelumnya.
▪ Kalimat sebelumnya berbicara mengenai Roh yang memimpin nurani atau cara berpikir kita agar sesuai dengan kehendak Allah (ayat 26-27) => perikop mulai ayat 1 : Hidup oleh Roh
▪ Pada saat Paulus mengatakan kalimat "kita tahu sekarang," sesungguhnya ia sedang menunjukan sebuah perbedaan pemahaman oleh karena pengalaman perjalanan rohani antara orang Kristen dan orang yang bukan Kristen.
(Kristen = Pengikut Kristus Sejati)
● Kalimat “Allah turut bekerja” dalam teks aslinya adalah sunergei (συνεργεῖ), dari akar kata sunergeo (συνεργέω).
▪ Kata sunergeo merupakan gabungan dari dua kata, yaitu : sun dan ergon.
▪ Sun artinya bersama-sama, sedangkan ergon artinya bekerja atau melakukan sesuatu berkesinambungan atau terus menerus
▪ Jadi kata sunergei berarti 'he works together' (= ia bekerja bersama-sama).
~ bisa juga berarti : menolong
▪ Dan kata sunergei menunjuk kepada kegiatan yang berlangsung terus menerus.
▪ Selain dalam Roma 8:28, kata menolong ini juga dipakai sebanyak 4 kali di dalam Perjanjian Baru, yaitu : Markus 16:20 ; 1 Korintus 16:16 ; 2 Korintus 6:1 ; Yakobus 2:22
▪ Dari tulisan Paulus ini kita dapat peroleh pelajaran rohani bahwa melalui setiap peristiwa atau segala kejadian, Allah bekerja menggunakan semua hal untuk mendatangkan kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Dia.
▪ Dalam hal ini, tidak dapat dibantah bahwa Allah membutuhkan sarana untuk mendewasakan orang percaya atau untuk mencapai keserupaan dengan Kristus.
▪ Hal ini secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa perubahan hidup orang percaya menuju kedewasaan tidak dapat berlangsung dengan mudah atau secara otomatis (harus melalui proses hidup)
▪ Jadi ada perjuangan, baik dari pihak Allah melalui Roh Kudus dan orang percaya yang menerima penggarapan untuk mencapai keserupaan dengan Kristus tersebut.
● Kemudian kalimat : Dalam segala sesuatu :
▪ Makna kalimat ini adalah bahwa Allah akan mendatangkan kebaikan dari semua kesesakan, pencobaan, penganiayaan, masalah dan penderitaan yang dialami oleh semua orang percaya, yang mengasihi Dia
▪ Jadi Allah tutut bekerja mendatangkan kebaikan melalui keterlibatanNya dengan cara menggunakan sarana segala hal, sehingga menghasilkan yang baik untuk orang-orang yang mengasihi Dia
▪ Jadi melalui segala hal yang kita alami, Tuhan akan turut bekerja di dalamnya untuk menghasilkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Allah.
▪ Dalam kata: “segala sesuatu", itu bukan termasuk dosa atau kelalaian kita yang dengan sadar karena disengaja (ayat Rom 8:6,8; 6:23; Gal 6:8); karena tidak seorang pun yang dapat membenarkan dosa dengan mengatakan bahwa Allah akan mendatangkan kebaikan melalui dosa tersebut.
● Konteks sebenarnya dari surat Roma 8:28-29 adalah usaha atau sebuah proses dimana Allah memberi “kebaikan” kepada orang-orang percaya yang menjadi umat pilihan yang ada di dalam rencanaNya.
▪ Kata “kebaikan” dalam teks aslinya adalah agathos (ἀγαθός), yang dapat berarti of good constitution or nature (baik dalam arti secara natur atau konstitusi atau secara unsur).
▪ Jadi kata “kebaikan” yang dimaksud dalam ayat ini adalah “menjadi serupa dengan Yesus.”
▪ Inilah sesungguhnya inti keselamatan, dimana manusia mengalami pembaharuan hidup sampai pada tingkat mengalami perubahan kodrat, dari kodrat dosa beralih kepada Kodrat Ilahi
▪ Hal ini lebih dari sekadar perubahan secara moral umum.
▪ Tentu saja perubahan ini merupakan sebuah proses perjalanan hidup
▪ Setelah kita memahami maksud Allah tersebut, maka seharusnya segenap potensi dan waktu yang dimiliki oleh setiap orang percaya selama hidup dimuka bumi ini, seharusnya hanya diarahkan untuk mencapai hal tersebut sepenuhnya.
● Selanjutnya kalimat "Bagi Mereka yang Mengasihi Allah" :
▪ Suatu kenyataan yg jarang bahkan tdk pernah di sampaikkan dan di tekankan bahwa janji Allah yang luar biasa ini hanya dikhususkan bagi orang-orang yang mengasihi Allah saja.
▪ Karena ini bukan sebuah janji yang bersifat umum, yang berlaku untuk semua orang kristen pada umumnya.
▪ Janji ini berlaku hanya untuk orang percaya yang mengasihi Allah.
▪ Hal ini di dukung dg surat Paulus di ayat (17) Paulus menguraikan keadaan rohani orang percaya yang benar-benar sebagai anak" Allah dan yang mau "menderita dengan Kristus".
▪ Dalam konteks pada ayat ini, janji ini terbatas bagi mereka yang mengasihi Allah saja dan yang telah menyerahkan diri kepada Allah melalui iman kepada Tuhan Yesus (bd. Kel 20:6; 1Kor 2:9).
▪ Jadi iman kepercayaan orang Kristen tidak boleh hanya dibangun diatas kebahagiaan dan keuntungan dan kesenangan semata mata yang Tuhan berikan, tetapi juga penderitaan bersama Kristus.
=> Supaya segala hal dan segala peristiwa yang terjadi yang kita alami dapat memberi manfaat untuk mendatangkan kebaikan bagi kita,
▪ Apa yang harus kita lakukan menurut kebenaran diatas ..... ?
~ Kita harus mengasihi Allah.
▪ Bagaimana cara sederhana untuk kita mengasihi Allah....?
~ Taat secara terus menerus melakukan perintah-perintahNya (Yoh. 14:15)
" Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."
▪ Kata "mengasihi" (yun) agapao : mengasihi/mencintai, menyukai, merindukan
▪ Kata "menuruti" (yun) tereo : menuruti, menjaga, memelihara, menaati, melakukan,
menyimpan
~ Yoh.14:21 :
Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku.
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi
dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.
● Pada kalimat “yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah” bukan berarti mereka ditentukan untuk pasti selamat masuk surga, tetapi menunjuk kepada sekelompok manusia yang diberi kesempatan memahami dan mengikuti rencana Allah
▪ Adapun apakah seseorang digarap oleh Allah untuk mengalami perubahan kodrat atau dikembalikan ke rancangan Allah semula tergantung bagaimana respon masing-masing individu.
▪ Respon tersebut ditunjukkan dengan “mengasihi Allah.”, berbicara mengenai “mengasihi” menunjuk pada sikap hati seseorang.
▪ Dan sikap hati merupakan bagian terdalam dalam diri manusia yang ada di wilayah kedaulatan manusia itu sendiri.
▪ Orang yang tidak mengasihi Allah tidak akan mungkin digarap oleh Allah untuk menerima kebaikan, yaitu untuk menjadi serupa dengan Yesus.
▪ Jadi hal “mengasihi Allah” merupakan suatu hal yang bersifat pribadi.
▪ Tuhan tidak akan berintervensi di dalam hati manusia sampai manusia kehilangan kebebasannya.
▪ Berbicara mengenai hati yang mengasihi, hal ini menunjuk kepada kebebasan setiap individu di dalam menentukan nasib dan keadaannya.
▪ Dengan demikian sangatlah jelas bahwa keselamatan masing-masing individu juga diperankan oleh kehendak bebas masing-masing individu tersebut dalam meresponi anugerahNya.
▪ Karena jika setiap hati manusia menjadi wilayah yang diintervensi oleh Allah, maka manusia menjadi boneka semata-mata, sehingga manusia tidak perlu bertanggungjawab kepada siapapun.
▪ Jadi tidak mungkin Allah menggerakkan hati manusia mengasihi Dia, sebab jika demikian maka kasihnya dipaksakan, tidak natural dan tidak murni.
▪ Penjelasan ini menegaskan bahwa Allah tidak memilih dan menentukan secara sepihak orang-orang yang pasti selamat masuk surga.
■ Roma 8:29 menuliskan :
“Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
● ”Kalimat “orang yang dipilih-Nya dari semula” => untuk serupa dengan gambaran anakNya
▪ menunjuk kepada orang yang hidup di zaman Perjanjian Baru, yang mendengar Injil dengan benar, dan memiliki potensi jasmani dan rohani untuk bisa meresponi Injil dengan benar.
▪ Orang-orang yang memiliki kesempatan untuk mendengar Injil yang benar, diharapkan merespon dengan benar sehingga benar-benar terpilih atau mengalami dan memiliki keselamatan, atau dikembalikan ke rancangan Allah semula yang berkeadaan sebagai anak-anak Allah, seperti Tuhan Yesus.
● Kata “dipilih” dalam teks aslinya dipakai kata (yun) proegnon (προέγνω) dari akar kata proginosko (προγινώσκω).
▪ Kata proegnon menunjuk suatu tindakan, kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi atau sudah berlangsung.
▪ Kata ini berarti know something beforehand orin advance, know someone previously (diketahui sebelumnya, mengenal seseorang sebelumnya atau pada waktu sebelumnya).
▪ Ini berarti kalimat “orang yang dipilih-Nya” sebenarnya menunjuk kepada orang-orang yang sudah dikenali sebelumnya oleh Tuhan untuk mendapat kesempatan mendengar Injil.
▪ Tidaklah salah kalau diterjemahkan “dipilih.”
● Selanjutnya kalimat “ditentukan-Nya dari semula” dalam teks aslinya di pakai kata proorisen (προώρισεν) dari akar kata proorizo (προορίζω).
▪ Kata proorizen menunjuk kepada suatu tindakan, kejadian atau peristiwa yang sudah terjadi atau sudah berlangsung.
▪ Adapun kata “proorizo” dalam teks aslinya adalah decide on beforehand, determine in advance (ditentukan sebelumnya, mengenal seseorang sebelumnya atau pada waktu sebelumnya).
▪ Kata proorizo atau “ditentukan” menunjuk kepada standar yang harus dicapai oleh orang-orang yang dipilih untuk menerima keselamatan yaitu “serupa dengan gambaran AnakNya".
● ” Kalimat “serupa dengan gambaran Anak-Nya” dalam teks aslinya di pakai kata summorphous tes eikonos tou huiou autou (συμμόρφους τῆς εἰκόνος τοῦ υἱοῦ αὐτοῦ).
▪ Kata “serupa” dalam teks aslinya adalah summorphous (συμμόρφους) berarti similarity of form or nature having the same form as, conformed to, similar in form or nature (memiliki kesamaan dalam natur atau kodrat, bukan sekadar mirip).
KESIMPULAN :
Kehendak Tuhan dalam kehidupan semua orang percaya adalah mencapai keserupaan dengan gambaran AnakNya atau serupa seperti Kristus, oleh karena itu dalam segala keadaan yang kita hadapi atau alami, kita harus tetap memfokuskan orientasi hidup kita dan bertindak sesuai kebenaranNya agar kita mencapai keserupaan dengan Kristus.
Senin, 14 Oktober 2019
MENGUTAMAKAN ORANG LAIN
MENGUTAMAKAN ORANG LAIN
Oleh : Pdt. Erwan Musa
■ Filipi 2:1-11 :
2:1 Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan,
2:2 karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan,
2:3 dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;
2:4 dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga.
2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus,
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,
2:11 dan segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan,” bagi kemuliaan Allah, Bapa!
● Hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang lain juga. (ayat 3-4)
▪ Contoh sederhana dan sangat klasik dari sekian banyak contoh lainnya di mana kita menemukan banyak orang yang hidupnya tidak mengutamakan sesamanya terlebih dahulu :
Ketika naik atau mau turun dari bus, duduk di angkot, dipesawat, lift dll
● Rasul Paulus mengingatkan kita untuk belajar mengutamakan orang lain sama seperti Yesus yang tidak mengutamakan diri-Nya sendiri (ayat 3-8).
▪ Coba kita bayangkan, apabila Yesus sewaktu berada di dunia tidak mau mengutamakan umatNya, tentu kita tidak bisa menerima keselamatan yang Ia berikan kepada semua orang percaya.
▪ Yesus sendiri telah memberikan teladan hidup kepada kita bagaimana Dia hidup selalu mengutamakan kepentingan umat manusia, maka sudah sepatutnya kita juga harus mau belajar hidup mengutamakan orang lain di atas kepentingan kita.
▪ Sebenarnya dengan mengutamakan orang lain akan membuat hidup kita menjadi lebih berarti. ▪ Tentu saja pada akhirnya nama Tuhanlah yang akan dimuliakan dari semua hal yang kita lakukan untuk orang lain.
▪ Untuk itu, jika saat ini kita masih sering tidak peduli pada kepentingan orang lain, masih mengabaikan perasaan orang lain, tidak suka menolong orang lain maka kita harus belajar mengutamakan orang lain dari hal-hal sederhana, karena terkadang kemuliaan Tuhan yang besar dapat muncul dari sikap kecil kita yang mengutamakan orang lain.
~ Contoh : Mengutamakan dalam hal mendoakan pergumulan orang lain, sekalipun kita sedang
bergumul untuk hal yang sama mungkin atau hal-hal lainnya
▪ Wiliam Ward, penulis berbagai artikel dan puisi, pernah berkata, “Ada tiga kunci menuju kehidupan yang lebih berlimpah :
~ memperhatikan orang lain,
~ memberi dorongan kepada orang lain,
~ dan berbagi dengan orang lain.
” Jika kita perhatikan ketiga hal tersebut diatas semuanya melibatkan orang lain.
Apa yang dikatakan Ward adalah gaya hidup yang seharusnya dimiliki oleh orang Kristen, yaitu : mengutamakan orang lain dan membuat mereka memiliki keadaan yang lebih baik setelah bertemu dengan kita.
● 1 Korintus 10:24 :
Jangan seorang pun yang mencari keuntungannya sendiri, tetapi hendaklah tiap-tiap orang mencari keuntungan orang lain.
● Sikap yang sejati dalam mendahulukan orang lain yang Tuhan Yesus lakukan (2 Korintus 8:9), Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.
● Alkitab berkata bahwa orang yang mementingkan dirinya sendiri akan kehilangan apa yang dipertahankan :
Matius 16: 25 : Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.
● "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." Yakobus 3:16
▪ Salah satu faktor penyebab terjadinya perpecahan dalam kehidupan keluarga, jemaat, persekutuan, pelayanan dan bermasyarakat adalah sikap mementingkan diri sendiri.
▪ Mementingkan diri sendiri disebut pula selfish atau juga egois, yang dalam kamus 'Webster' didefinisikan: memerhatikan diri sendiri secara tidak pantas atau secara berlebih-lebihan, mendahulukan kenyamanan dan keuntungan diri sendiri tanpa memperhatikan, atau dengan mengorbankan kenyamanan dan keuntungan orang lain.
▪ Ketika seseorang mementingkan diri sendiri ia akan menjadikan dirinya sebagai pusat dan tidak lagi mempedulikan kepentingan dan perasaan orang lain.
▪ Inilah yang menjadi sumber dari banyak kekacauan dan kejahatan (ayat nas).
▪ Mengapa?
Karena orang yang mementingkan diri sendiri pasti sulit menjalin kerjasama dengan orang lain sebagai anggota tim di dalam menyelesaikan sebuah tugas;
▪ Orang yang mementingkan diri sendiri juga cenderung mudah marah, tersinggung serta tidak bisa menguasai diri.
▪ Sebagai orang percaya kita harus membuang jauh sifat mementingkan diri sendiri agar kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain.
▪ Seorang percaya atau pelayan Tuhan sudah pasti dan seharusnya mengutamakan orang lain.
▪ Yesus Kristus dalam hidup-Nya memiliki filosofi: “sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.” (Mat. 20:28).
▪ Seorang pemimpin yang melakukan apa yang Yesus lakukan, tidak akan berpikir mengenai kebutuhan diri sendiri; mereka hanya berpikir bahwa diri mereka senantiasa kurang bagi sesamanya.
▪ Memimpin seperti Yesus menuntut sikap rendah hati untuk menerima siapapun yang dibebankan kepada-Nya (Mat. 11:28).
▪ Kristus telah memberikan contoh kerendahan hati yang paling sempurna ketika Ia disalibkan.
▪ Kerendahan hati (humility) seperti yang ditampilkan Yesus ini merupakan kerendahan hati yang paling ekstrem yang telah dibuat Yesus semasa hidup-Nya.
▪ Semua itu dilakukan demi untuk kepentingan orang lain.
▪ Hal inilah yang benar-benar dikatakan dalam naskah Yunani, yaitu mengesampingkan kemuliaan, artinya bahwa Ia memiliki kemuliaan tetapi menanggalkannya (Yoh. 17:4), yaitu: kedudukan sebagai Anak Allah (Yoh. 5:30; Ibr. 5:8), kekayaan yang tak terbatas (2Kor. 8:9), segala hak surgawi sebagai Yang Mahatinggi (Luk. 22:27; Mat. 20:28), dan penggunaan sifat-sifat Ilahi-Nya (Yoh. 5:19; 8:28; Yoh. 14:10).
▪ “Pengosongan diri-Nya” ini tidak sekadar berarti secara sukarela menahan diri untuk menggunakan kemampuan dan hak istimewa Ilahi-Nya, tetapi juga dengan sangat rela menerima penderitaan, kesalahpahaman, perlakuan buruk, kebencian, dan kematian keji yang dianggap kutuk di kayu salib.
▪ Pemahaman tentang kenyataan sikap rendah hati yang ditampilkan Yesus, secara esensial dapat terus ditelaah melalui penggalian secara mendalam teks Filipi pasal 2 ini.
▪ Seorang yang mengutamakan orang lain, pasti akan terus berusaha bagaimana hidupnya menjadi berkat bagi sesama.
▪ Ia tidak mempersoalkan apakah perbuatannya tersebut dilihat orang atau tidak.
▪ Baginya, kedudukan bukanlah sesuatu yang penting, sebab baginya yang penting adalah kehadirannya berarti bagi semua orang.
▪ Pelayan Tuhan seperti ini, melibatkan orang lain dalam pekerjaan Tuhan dan rela mengalah demi kepentingan pekerjaan Tuhan.
▪ Ia juga tidak akan bersikap diskriminatif dan nepotisme dalam pelayanan.
▪ Jabatan pelayan Tuhan tidak akan dipertahankan hanya karena ambisi untuk menyerahkan kekuasaan gerejani kepada keluarga sendiri.
● Dalam Filipi 2:7 tertulis: melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.
▪ Kata penting dalam teks ini untuk menunjukkan esensi pelayanan Yesus Kristus adalah etapeinosen (εταπεινωσεν).
▪ Kata etapeinosen adalah kata kerja yang memiliki beberapa pengertian, antara lain to depress, to humiliate (in condition or heart), abase, to bring low, humble (self).
▪ Kata tapeino (ταπεινω) dalam Filipi 2:7 hendak menunjukkan kesediaan-Nya merendahkan diri dengan kerelaan.
▪ Hal ini ditegaskan dengan kata heauton (εαυτον), yang juga ada dalam ayat itu yang diterjemahkan “himself”.
▪ Perendahan diri yang dilakukan Tuhan Yesus adalah perendahan diri yang dilakukan dengan sengaja, sadar dan penuh kerelaan.
▪ Hal ini memberi indikasi yang jelas bahwa kesediaan-Nya merendahkan diri bukanlah sekadar kewajiban, tetapi kebutuhan.
▪ Dan semua ini terjadi karena kasih-Nya yang besar kepada manusia.
▪ Dari tindakan pengosongan diri ini, ditunjukkan bahwa semua orang berharga di mata-Nya.
▪ Perendahan diri Yesus merupakan pintu terbuka, bahwa Ia menyambut setiap orang yang datang kepada-Nya.
▪ Hal ini berarti bahwa Yesus menghargai setiap individu dan tidak meremehkan orang lain.
▪ Dengan demikian kerendahan hati berarti menyadari dan menekankan pentingnya orang lain.
▪ Hal ini bukan berarti merendahkan diri sendiri. Kerendahan hati juga mengangkat orang lain menjadi lebih penting dari diri sendiri.
▪ Harus diakui bahwa setiap orang memiliki kelebihan.
▪ Hal ini terbukti dalam prestasi pelayanan (jumlah jemaat, asset gereja, karunia yang menyertai dan lain-lain) dan menghargai orang lain yang tidak lebih unggul dari diri-Nya.
▪ Seorang pelayan Tuhan harus memiliki kerendahan hati seperti Tuhan Yesus.
● Jadi hanya dengan cara membangun hidup yang sesuai dengan ajaran Tuhan Yesus dan belajar membangun hubungan yang dekat, mendalam, dan terus-menerus dengan Tuhan, maka kita pasti akan memiliki sikap dan gaya hidup mengutama atau mementingkan orang lain.
Sabtu, 12 Oktober 2019
KRISTUS MENGGENAPI HUKUM TAURAT
KRISTUS MENGGENAPI HUKUM TAURAT
Oleh : Pdt. Erwan Musa
■ Matius 5:17-18 :
“Janganlah kamu menyangka, bahwa aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi”
● Dalam Alkitab TL (Terjemahan Lama, LAI) Kata "MENIADAKAN" dipakai kata "MEROMBAK" (ayat 17).
Terjemahan KJV menggunakan kata "DESTROY".
Dalam teks Yunani memakai kata: καταλύω ; kataluo
Dalam artian leksikalnya antara lain :
- Menghancurkan
- Membubarkan
- Menceraiberaikan
- Menumbangkan
- Membuang
- Menghapuskan
● Lalu kata "MENGGENAPI", versi KJV menggunakan "FULFIL".
Yunani gunakan kata πληρόω <plēroō> yang bila diartikan secara leksikal/makna yang sesuai dengan kamus adalah sbb :
- Membuatnya lengkap.
- Menjadikan sempurna.
- Menyelesaikan.
● Kata "satu iota" maknanya : perwakilan tanda terkecil dari aksara Ibrani
ιωτα - iôta adalah huruf Ibrani "YOD" artinya "titik/ garis kecil" atau "QOTS", artinya "duri" atau "garis kecil."
● Pada ayat 18, kata "DITIADAKAN" dlm versi KJV : "PASS" (ASV : 'pass away').
Yunani memakai kata "παρέρχομαι" <parerchomai>, yang bila diterjemahkan :
- Berlalu/Lewat.
- Menjauh.
- Lenyap/menghilangkan
● Kemudian Kata "sebelum semuanya terjadi” => hampir semua versi Inggris dengan tepat memilih
terjemahan “sebelum segala sesuatu diselesaikan atau dicapai” (accomplished).
▪ Mengacu kepada pengorbanan atau penyaliban Kristus (tetelestai).
● Jadi dari pengertian etimologisnya dapatlah ditarik pemahaman logis Alkitabiah :
Bahwa Yesus Kristus datang (pada kali pertama) bukanlah untuk "membuang atau menghapuskan" PENERAPAN Taurat dari tengah-tengah bangsa Israel tetapi membuat Taurat itu menjadi LENGKAP atau SEMPURNA dalam pengajaran-Nya.
Dan Yesus MENYELESAIKAN pemahaman tentang Taurat dalam doktrin KASIH.
■ Beberapa bukti PENGAJARAN Yesus yang MENGGENAPI (MENYEMPURNAKAN) Hukum Taurat
= Taurat berkata :
5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
=> Yesus memberikan pemahaman yang sempurna dari hukum tsb :
5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
= Taurat berkata :
5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Yesus memberi pengertian yang lebih LENGKAP untuk hal tersebut :
5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
= Taurat berkata :
5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
Yesus MEMBATALKAN hukum sumpah dengan mengatakan :
5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambut pun.
5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
= Taurat mencatat :
5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Yesus MEMBATALKAN hukum balas-dendam tersebut dengan mengajarkan :
5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapa pun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
= Taurat memerintahkan :
5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Yesus MELENGKAPI dan menjadikan SEMPURNA dalam pengajaran KASIH :
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
● Jadi Semua bentuk PENGAJARAN Yesus yang MELENGKAPI & MENYEMPURNAKAN tersebut, TIDAK DIBUAT untuk DITERAPKAN pada Taurat Bangsa Israel (menambahkannya pada Hukum Taurat) tetapi menjadi suatu produk HUKUM BARU yang harus diterapkan dalam gereja TUHAN saat ini yaitu HUKUM KRISTUS.
■ Roma 10:4 :
Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
▪ Kalimat ini adalah kunci penting bagi kehidupan iman orang percaya.
▪ Karena jika Yesus tidak “meniadakan” hukum Taurat, maka hukum Taurat masih dan tetap mengikat sampai saat ini (Rom 10:4 ; Gal 3:23-25 ; Ef 2:15).
▪ Dengan demikian, perintah seperti hari Sabat harus masih berlaku, bersama dengan banyak dasar lainnya dari Hukum Musa.
▪ Yesus justru berkata dengan sederhana menjelaskan tidak ada satu “iota atau titik” pun (perwakilan tanda terkecil dari aksara Ibrani) yang akan dihilangkan sampai semuanya digenapi.
▪ Oleh karena itu, tidak ada bagian dari hukum Taurat yang ditiadakan sampai seluruhnya benar-benar digenapi tujuannya.
▪ Jadi Yesus telah menggenapi seluruh hukum Taurat.
■ Kalimat “Kristus adalah kegenapan hukum Taurat” bisa memiliki dua makna:
● Pertama, Tuhan Yesus datang mengajarkan kebenaran, yaitu hukum Taurat yang disempurnakan.
▪ Hukum Taurat Musa sebelum kedatangan Yesus bersifat lahiriah, yaitu dalam pelaksanaannya hukum tersebut terverifikasi secara lahiriah atau secara kelihatan seperti hukum-hukum dalam banyak agama.
▪Jadi, pelanggaran terhadap hukum, cukup dapat terverifikasi secara kelihatan atau secara lahiriah.
▪ Ini adalah hukum yang belum lengkap atau sempurna, sebab dosa hanya terverifikasi atau dalam pembuktiannya hanya cukup secara yang kelihatan atau secara lahiriah.
▪ Tetapi hukum Taurat yang disempurnakan bersifat batiniah yaitu dalam pelaksanaannya tidak bisa terverifikasi secara lahiriah atau kelihatan, sebab bersifat batiniah atau menekankan batiniah.
⊙ Sebagai perbandingan, antara hukum Taurat Musa dan hukum Taurat yang disempurnakan dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Kalau dalam hukum Taurat Musa konsep atau pengertian membunuh adalah menghabisi nyawa seseorang; tetapi kalau zaman Perjanjian Baru, membenci sudah berkategori sebagai pembunuhan.
• Kalau dalam hukum Musa pengertian berzinah adalah melakukan hubungan badan secara lahiriah (terverifikasi secara lahiriah); tetapi dalam hukum Taurat yang disempurnakan memandang lawan jenis sampai pada ‘mengingini’ atau birahi, sudah terkategori sebagai perbuatan zinah.
• Dalam hukum Taurat Musa berlaku hukum mata ganti mata, gigi ganti gigi; tetapi hukum Taurat yang disempurnakan berlaku hukum harus mengasihi musuh dan berbuat baik bagi orang yang menganiaya.
Pada dasarnya hukum Taurat yang disempurnakan adalah cermin dari kesucian Allah sendiri.
● Kedua, pengertian “Kristus kegenapan hukum Taurat” adalah bahwa Yesus telah menjadi pelaku hukum Taurat secara sempurna atau tidak bercacat.
▪ Yesus bukan saja mampu melakukan hukum Taurat yang diberikan Musa, tetapi juga mampu melakukan dengan sempurna hukum Taurat yang telah disempurnakan.
▪ Hal ini tidak pernah bisa dilakukan oleh siapa pun di sepanjang sejarah kehidupan manusia sejak Adam.
▪ Semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, artinya bahwa tidak ada orang yang mampu melakukan kehendak Allah.
▪ Yesus adalah manusia pertama yang menemukan kemuliaan Allah yang hilang, artinya mampu melakukan segala sesuatu selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah.
▪ Firman Tuhan ini mengatakan: Kristus menjadi kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
■ Apa maksud dari kalimat “sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang percaya”?
● Pertama, orang percaya menerima pembenaran oleh pengorbanan Yesus.
▪ Yesus yang tidak bersalah (dapat melakukan hukum Taurat dengan sempurna), tetapi harus memikul semua dosa akibat kesalahan manusia.
▪ Hanya “manusia yang tidak berdosa” yang dapat memikul dosa manusia lain.
▪ Dan ternyata hanya Yesus yang dapat mengambil tempat memikul hukuman dosa, dengan demikian manusia dapat dibebaskan dari segala hukuman sehingga orang percaya dapat dibenarkan.
● Kedua, di dalam anugerah Tuhan Yesus Kristus, orang percaya dapat memahami kebenaran yang lebih mendalam daripada pemahaman yang dimiliki orang-orang Yahudi pada zaman itu.
▪ Selain memahami kebenaran dari hukum Taurat yang disempurnakan yang adalah cermin kesucian Allah sendiri, kita juga dimampukan untuk melakukannya.
▪ Maknanya dalam hal ini manusia dimungkinkan untuk menemukan kemuliaan Allah.
■ KESIMPULAN :
▪ Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kehidupan orang percaya harus lebih berkualitas dibanding dengan orang-orang yang belum dan tidsk percaya pada Tuhan Yesus
Langganan:
Postingan (Atom)