Sabtu, 15 Juli 2023

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

 



MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

● Part 2 : Mengasihi Sesama (Mat.22:39-40) -- Lanjutan materi minggu lalu.
Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).


PEMBAHASAN DAN PEMAHAMAN
▪ Mat. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
▪ Mat. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

~~> Teks ini merupakan usaha terakhir dari musuh-musuh Yesus untuk menjatuhkan Dia melalui jebakan theologis. Sesudah peristiwa ini justru Yesus yang menyerang mereka melalui pertanyaan yang sukar (22:41-46) dan kecaman yang tajam (23:13-39).
Bukan kebetulan jika pada usaha terakhir ini mereka mencoba memberikan upaya yang terbaik (22:34).
Mereka merasa perlu untuk mengumpulkan seluruh kekuatan guna memikirkan cara terbaik untuk menjatuhkan Yesus. Mereka juga mengutus seorang "ahli Taurat" (nomikos).

πŸ“š Versi Kitab Injil Markus 12:31 :
“Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari ke dua hukum ini.

πŸ“š Kalimat : “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. ….”

Atau dapat dimengerti : "Kasihilah sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri."
~~> Secara tersirat, Tuhan Yesus memberi kita didikan dan ajaran yang sangat mendasar.
Bahwa sejatinya, setiap orang sangat mengasihi dirinya sendiri.
Secara empirik, sulit ditemukan seseorang yang membenci dirinya.
Kita tidak menemukan seseorang yang suka menyakiti atau menyiksa dirinya sendiri.
Semua orang umumnya sangat mengasihi dirinya.
Karenanya, didikan dan ajaran Tuhan Yesus mengenai hukum yang kedua, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, sungguh sangat menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya.

Ketika seorang ahli Taurat mencobai Tuhan Yesus dengan menanyakan hukum yang terpenting, dapat kita duga ia mengharapkan Yesus hanya akan menyebut satu hukum, yaitu mengasihi Tuhan.
Sebab, mereka dikenal suka menggunakan hal-hal rohani untuk mengabaikan tanggung jawab mereka kepada sesama (lihat pasal 23:4, 14, 16, 23).
Namun, jawaban Yesus mengejutkan.
Dia menandaskan bahwa mengasihi sesama bobotnya sama dengan mengasihi Tuhan (ayat 39). Yang Tuhan Yesus tekankan adalah “sesama manusia”, bukan sama ras, agama, atau kedudukan. Artinya, sepanjang seseorang adalah manusia, ia harus kita kasihi.
Bahkan ukuran yang dipakai adalah “seperti mengasihi diri sendiri”.
Ini ukuran yang sangat tajam karena tentunya hampir semua orang senantiasa mengusahakan hal-hal yang terbaik bagi dirinya.

Siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang dilihatnya (1 Yohanes 4:20).

Catatan :
Dalam budaya Timur, terdapat kecenderungan untuk menghukum diri sendiri.
Misalnya saja ketika diri kita sendiri melakukan kesalahan, kita menghukum diri kita lebih berat daripada ketika orang lain melakukan kesalahan pada kita.
Hal ini membuktikan bahwa kita sering kali menganggap diri kita lebih rendah daripada orang lain.

▪ Mengasihi diri sendiri bukan berarti menjadi egois, melainkan mampu menerima kekurangan diri kita sebagaimana adanya.
▪ Mengasihi diri sendiri berarti berani menerima kekurangan kita dan berdamai atas kesalahan yang pernah kita lakukan.
▪ Karena di mata Tuhan, setiap manusia sama berharganya, tidak lebih, tidak kurang.

Jadi, mengasihi merupakan sebuah perintah.
Kata kerja "kasihilah" di ayat 37 dan 39 berbentuk kalimat imperatif (agapΔ“seis).
Ini berbicara tentang sebuah tindakan. Sesuatu yang aktif, bukan pasif.   

Poin yang sederhana ini perlu untuk digarisbawahi, karena budaya populer seringkali memandang kasih hanya sebatas perasaan.
Banyak orang terlalu menekankan aspek emosional belaka, sehingga mengabaikan keutuhan kasih.
Mengasihi melibatkan seluruh kehidupan kita: hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan (ayat 37; Mrk. 12:30 "segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan").
Jika kasih memang bersifat utuh, sangat masuk akal apabila mengasihi berbentuk imperatif.
Kasih bukan tentang apa yang kita rasakan saja, tetapi apa yang kita pikirkan dan lakukan.

Bagian lain dari Alkitab mengajarkan kebenaran yang sama.
Ketaatan merupakan salah satu wujud kasih (Yoh. 14:15).
Sebaliknya, barangsiapa yang tidak menaati Allah berarti tidak mengasihi Dia (Yoh. 14:24).
1 Yohanes 2:5 berkata: "Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah".
Jadi, antusiasme belaka tidaklah cukup.
Perasaan yang berkobar-kobar pun tidak akan berguna apabila tidak disertai dengan tindakan nyata (1 Kor.13:1-13)

Mengasihi merupakan dasar dari semua perintah.
Semua perintah dalam kitab suci bergantung pada perintah untuk mengasihi (ayat 40). Jadi, mengasihi bukan sekadar sebuah perintah. Bukan pula sebatas perintah yang terbesar. Ini adalah pondasi dari segala perintah.

πŸ“š “… Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini”
Melalui ayat ini, Tuhan Yesus menegaskan kepada ahli Taurat, mereka dan kepada para murid-Nya pada zaman itu, dan kepada kita pada zaman sekarang bahwa “Tidak ada hukum yang lebih utama daripada kedua hukum ini”.

Hal demikian dinyatakan oleh-Nya, karena di dalam dua hukum tersebut sudah terkandung penggenapan semua hukum yang lain.
Di dalam dua hukum itu sudah mengandung seluruh hukum Taurat dan Kitab-kitab para nabi.

Dengan demikian, apabila seseorang mengasihi Tuhan Allahnya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, serta dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatannya, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, maka ia sudah melakukan semua hukum yang terkandung dalam Kitab-kita para nabi.
Karena tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

PENUTUP
Pertanyaan yg harus kita jawab dan pahami ialah, "Bagaimana kita dapat mengasihi Allah dan orang lain/sesama?"
Jawabannya adalah, semua dimulai dari pengalaman kita dengan kasih Allah.
Sebelum Dasa Titah diberikan, TUHAN Allah terlebih dahulu mengingatkan bangsa Israel tentang kebaikan-Nya, yaitu melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir (Kel. 20:1-2).
Pendahuluan seperti ini dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa ketaatan mereka seharusnya merupakan respons terhadap kasih Allah dan wujud kasih mereka kepada-Nya.
Tanpa Allah terlebih dahulu mengambil insiatif untuk mengasihi kita, tidak mungkin kita mampu mengasihi Dia.

Ajaran yang sama muncul di Perjanjian Baru.
Kasih Allah yang sedemikian besar kepada kita merupakan dorongan terbesar dan satu-satunya untuk mengasihi Dia dan orang lain/sesama.
1 Yohanes 4:10-11 berkata: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 
Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi".
Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perintah baru yang sangat indah dan bersumber dari pengalaman kita terhadap kasih-Nya:
"Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:34).

Noted :
# Jika ada pertanyaan hub. WA : 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik :
erwanmusa.blogspot.com

Sabtu, 08 Juli 2023

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

● Part 1 : Mengasihi Tuhan (Mat.22:27-38)
Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).

▪ Mat. 22:34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
▪ Mat. 22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
▪ Mat. 22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
▪ Mat. 22:37Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
▪ Mat. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
▪ Mat. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
▪ Mat. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

PENDAHULUAN
▪ Orang Farisi dan ahli Taurat sering mencobai Yesus dengan mengajukan beragam pertanyaan.
▪ Ada satu pertanyaan yang ditanyakan 2 kali oleh 2 orang yang berbeda, yang satu ingin belajar dan yang lain ingin mencobai.
▪ Pertanyaan mereka adalah tentang hukum yang terutama.
▪ Mari kita baca ayat-ayat tsb.

πŸ“š Matius 22:35-38
“Dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”

πŸ“š Markus 12:28-30
“Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”


PEMBAHASAN DAN PEMAHAMAN
▪ Kali ini saya akan membahas perihal "Mengasihi Tuhan" secara sederhana (Part 1).

》πŸ“š Ayat 37 tertulis : ... "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

▪ Seperti yang telah kita baca, mengasihi Allah dengan segenap hati adalah perintah Tuhan yang paling utama.
▪ Mengasihi secara alkitabiah berhubungan erat dengan tindakan, dan arti spesifik dari mengasihi Allah adalah melakukan apa yang Allah inginkan, yaitu perintah-perintah-Nya dan kehendak-Nya.
πŸ“š Yohanes 14:15
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

πŸ“š Dan Yohanes 14:21-24
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. 
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;”

▪ Mengasihi Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya, yakni Firman Allah, adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
▪ Yesus telah mengatakannya dengan jelas sekali.
▪ Orang yang mengasihi Dia adalah orang yang melakukan Firman-Nya dan orang yang tidak melakukan Firman-Nya tidak mengasihi Dia!
▪ Jadi arti dari mengasihi Allah, atau melakukan hukum yang utama, bukanlah duduk dengan hati gembira di bangku gereja setiap hari minggu.
▪ Arti sesungguhnya dari mengasihi Allah adalah berusaha melakukan apa yang berkenan kepada-Nya, apa yang menyenangkan hati-Nya. 
▪ Dan ini adalah sesuatu yang dapat kita lakukan setiap hari.

~~> 1 Yohanes mencantumkan lebih banyak ayat yang menegaskan arti sesungguhnya dari mengasihi Allah :
πŸ“š 1 Yohanes 5:2-3
“Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.”
πŸ“š 1 Yohanes 4:19-21
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
πŸ“š1 Yohanes 3:22-23
“dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.”

▪ Jadi, Kasih adalah hukum utama bagi orang percaya, "...sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 
πŸ“š Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."  (1 Yohanes 4:7-8). 

▪ Perihal kasih ini Tuhan Yesus menyampaikan satu pesan penting dan sekaligus perintah yang harus kita taati, yaitu mengasihi Tuhan dan juga sesama. 
▪ Bahkan di dalam Perjanjian Lama pesan ini sudah disampaikan:  "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 
▪ Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 
▪ Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu."(Ulangan 6:5-9). 
πŸ“š "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ulangan 6:4-5).

πŸ“š Kata "Dengarlah" (ibr) Χ©ֵׁמַΧ’ - SHEMA, secara harfiah artinya: "mendengar."
Yaitu mendengar dengan cara menyimak baik-baik, kemudian merespon dg cara melakukan (aktiv)
▪ Orang Yahudi mengucapkan Shema pada pagi dan malam hari, dan menganggapnya sebagai kewajiban yang penting.
▪ Perkataan ini Yesus sebut sebagai "hukum yang terutama dan yang pertama" (Matius 22:36-37).
▪ Ini menunjukkan bahwa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan merupakan suatu amanat yang sangat penting bagi orang percaya, karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita.

~~> Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang mengasihi Tuhan:  
1.  Memiliki hubungan karib dengan Tuhan. 
Senantiasa menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan melalui jam-jam doa (tidak meninggalkan)
"...Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku,"  (Imamat 10:3).  
2.  Hidup dalam ketaatan dan melakukan perintah Tuhan.  
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku."  (Yohanes 14:21a).  
3.  Setia mengabdi/melayani Tuhan. 

~~> Yesus menyebut 3 hal paling hakiki dalam hidup manusia sebagai alat untuk mengasihi Allah, yaitu dengan hati, jiwa dan akal budi. Artinya, mengasihi Allah bukan soal teori-teori suci, bukan cuma kata-kata indah, atau konsep-konsep pemikiran teologis belaka.
Harmoni antara hati-jiwa dan akal budi membuat manusia seimbang dalam mengasihi Allah :
▪1) Kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap hati.
Karena Dia tahu kalau kita tidak menjaga hati kita dari segala kewaspadaan, hati kita bisa melenceng dari-Nya.
πŸ“š Amsal 4:23 berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan , karena dari situlah terpancar kehidupan.”
= Contoh konkrit dalam hal relationship dengan sesama, pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik.
▪2) Kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap jiwa. 
Karena kita tahu bahwa iblis sedang bekerja semakin giat di hari-hari ini untuk menangkap setiap jiwa yang tidak memiliki fondasi benar di dalam Kristus, sehingga jiwa kita akan terombang ambingkan oleh segala tipu muslihat iblis dan akhirnya orang yang lemah imannya akan jatuh ke dalam penyembahan atau pemujaan berbagai hal yang pada hakikatnya bukan untuk memuliakan nama Tuhan.
= Contoh : Ibarat memiliki ilah lain atau mentuhankan sesuatu melebihi Tuhan Yesus. 
▪3) Kita harus mengasihi TUHAN dengan kekuatanmu.
Karena Tuhan tahu masing-masing dari kita memiliki kelemahan yang mungkin bisa menjadi senjata iblis untuk menyerang kita, membalikkan fakta-fakta yang ada bahwa Tuhan memberikan kasih karunia tidak terbatas dengan anggapan berbuat dosapun kita bisa masuk Surga, padahal semua itu tidak benar (doktrin : Hyper Grace yg over dosis)
Karena itu, marilah terus mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatankita hingga akhir hayat kita.

》πŸ“š Ayat 38 : Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (TB.LAI)

BIS (1985) © : Itulah perintah yang terutama dan terpenting!
TSI (2014) : Perintah itulah yang terpenting dan terutama.
AVB (2015) : Inilah perintah yang terutama dan terpenting.

πŸ“š Kata "yang terutama" (yun) megas : disamping memiliki makna yg terutama, juga bermakna besar; sangat; dahsyat; nyaring (suara), kencang (angin), keras; agung, tinggi; yang mengherankan (2 Kor 11.15), penting, kuat.

πŸ“š Kata "yang terpenting" (yun) protos : disamping memiliki makna yg terpenting, juga bermakna yg pertama; yang menonjol, yang memimpin; yang dulu, sebelumnya, mula-mula

▪ Jadi, Kasih kepada Allah merupakan "hukum yang terutama" (ayat Mat 22:37-38). Oleh karena itu, ketika menyatakan kasih terhadap semua orang, kita sama sekali tak boleh berkompromi mengenai kekudusan Allah, keinginan-Nya akan kemurnian, kehendak dan standar-Nya sebagaimana terdapat dalam Alkitab

KESIMPULAN
▪ Hukum Terutama, Kasihilah Tuhan Allahmu dengan Segenap Hati dan Jiwa serta Akal Budi, Lanjut minggu depan hal Kasihi terhadap Sesama.
πŸ“š .... “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).

▪ Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah sumber semua hukum dan kitab para nabi.
▪ Dua kalimat (frasa) ini tak terpisahan dan mempunyai kekuatan yang sama, karena seorang tidak bisa berkata “aku mengasihi Tuhan,” tapi membenci saudaranya/sesamanya.
▪ Menurut Rasul Yohanes, jika kamu membenci sesama sebenarnya kamu adalah seorang pembunuh.
πŸ“š “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (1 Yohanes 3:15).

▪ Jadi sekali lagi, "Mengasihi Allah" dengan segenap hati adalah perintah yang paling utama.
▪ Mengasihi Allah bukanlah perasaan, bukan sesuatu yang dilakukan ketika kita “merasa senang” tentang Allah.
▪ Mengasihi Allah sama artinya dengan melakukan apa yang Allah kehendaki!

Noted :
# Jika ada pertanyaan hub. WA : 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot.com

Sabtu, 01 Juli 2023

TUJUH PULUH MURID ATAU RASUL YG DIUTUS DAN KEMBALI KEPADA YESUS -- EKSPOSISI (Luk 10:1-12 ; 17-24) Disusun oleh : Pdt. Erwan πŸ“š Lukas 10:1–12 YESUS MENGUTUS 7O MURID (1) Kemudian daripada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. (2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. (4) Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. (5) Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. (6) Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. (8) Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, (9) dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. (10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: (11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. (12) Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu." πŸ“š Lukas 10:17–20 KEMBALINYA KE 70 MURID SERTA YESUS MENGUCAP SYUKUR DAN BAHAGIA (17) Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." (18) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. (20) Namun janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga." (21) Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (22) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."  (23) Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. (24) Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya. ● PENDAHULUAN Tujuh puluh murid adalah murid-murid Yesus Kristus mula-mula yang dicatat dalam Injil Lukas. Ketujuh puluh orang ini dipilih di samping kedua belas murid. Nama dan daerah tempat mereka diutus di temukan pada sebuah naskah yang diperkirakan ditulis pada abad ke-3, tetapi baru ditemukan kembali di biara Mt. Athos tahun 1854. Tepatnya “Mulai dari waktu itu juga banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia, karena beberapa murid memahami tidak mudah jadi pengikut Yesus (Yoh.6:25-70) Maka kata Yesus juga kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?” -- Catatan Hippolitus : Markus dan Lukas termasuk mereka yang mengundurkan diri ketika Kristus berkata: “sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” Tetapi Markus kembali kepada Tuhan melalui pekerjaan Petrus, sedangkan Lukas melalui pekerjaan Paulus. Mereka berdua diberi kehormatan mengabarkan Injil dan mati syahid, yang satu dibakar sampai mati, yang satu disalibkan pada pohon zaitun. ● PEMBAHASAN Alkitab tdk ada menulis secara rinci tentang ketujuh puluh murid yang diutus oleh Tuhan Yesus. Kita juga tidak mengetahui nama-nama mereka, pekerjaan mereka, atau kota asal mereka. Kita bahkan tak tahu sudah berapa lama dan berapa jauh mereka mengikut Yesus sebagai murid-murid-Nya. Namun para anggota Gereja awal ini sungguh diberdayakan oleh Roh Kudus dan dipanggil untuk memberitakan Kabar Baik. πŸ“š Lukas 10:1–12 YESUS MENGUTUS 7O MURID ▪ Yesus mengutus tujuh puluh orang murid-Nya untuk pergi berdua-dua (sudah jadi kebiasaan orang- orang Yahudi) dg maksud mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak Ia kunjungi untuk mempersiapkan orang – orang yang berada ditempat yang Yesus akan datangi untuk menerima kebenaran /Yesus [ ay.1 ] Contoh, apabila seorang Presiden mau berkunjung ke suatu tempat, maka dia akan mengirim utusannya terlebih dahulu untuk memberitahukan dan mempersiapkan segala sesuatu ditempat tsb. Begitu juga sebagaimana halnya Yohanes Sang Pembabtis, yang disebut juga Yohanes Sang Perintis Jalan (Yesaya 40:3 – Lukas 1:76, 3:4), yang mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya : para 70 murid/rasul tersebut diutus Tuhan mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. ▪ “Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” [ ay.2] Artinya para murid harus memiliki kepedulian yang sama dengan sang Guru (Yesus) karena banyak tuaian tapi sedikit pekerja. Sehingga mereka pun merespons pengutusan itu dengan kesungguhan hati. ▪ Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala [ay.3] Yesus mengilustrasikan kpd mereka dlm pengutusan bhw mereka separti domba yang diutus ke tengah – tengah serigala Karena Domba merupakan binatang yang penurut. Dalam Alkitab Domba melambangkan Yesus, sedangkan Serigala melambangkan Setan/Iblis. Kita juga sesungguhnya diutus seperti domba ketengah – tengah serigala, artinya kita pergi dengan membawa sikap hidup Yesus didalam diri kita, dan kita berbaur dengan orang-orang sekitar kita. Itulah cara yang digunakan untuk menjangkau jiwa-jiwa. Dalam hidup kita saat ini yang menjadi serigala adalah kesibukan kita, bukan saja orang yang jahat, yang membenci kita karena Kristus ▪ Tidak boleh membawa apa – apa [ay.4] Artinya adalah bahwa kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan karena medan yang kita hadapi ibarat gerombolan – gerombolan serigala, sedangkan kita hanyalah domba. Yang harus bergantung sepenuhnya pada Tuhan Itu semua agar kita tidak berfokus pada perkara dunia, melainkan agar kita berfokus pada misi yg kita emban, pada penginjilan, dan fokus kepada jiwa – jiwa. πŸ“š Matius 6:33  “Dahulukan Tuhan, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”. ▪ Memberikan Salam [ay.5] Diwajibkan untuk memberi salam ketika memasuki  sebuah rumah. Pemberian salam, “Damai sejahtera bagi rumah ini” merupakan langkah awal untuk menawarkan damai sejahtera yang ada pada Yesus Kristus, dan juga sebagai cara untuk memberitakan injil perdamaian. ▪ Tuhan mengingatkan murid – murid-Nya [ayat 6-9] Tidak semua salam yang disampaikan akan diterima/ditanggapi positif, ada keluarga-keluarga yang membuka pintu rumah mereka, tetapi ada juga yang tidak. Jadi kita pun harus merespon sepadan. Orang yang menerima salam kita akan mendapat berkat. πŸ“š Kalimat “Kerajaan Sorga sudah dekat”, di sini menunjuk kepada Yesus, Sang Mesias; karena misi pengutusan murid-murid adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus sama halnya dengan Yohanes Pembaptis) Kerajaan Sorga yang disebutkan oleh Yesus juga menunjuk kepada diri-Nya, seperti yang dijelaskan oleh Yesus sendiri melalui perumpamaan penabur (lihat Mat 13:24 dan 13:37). Yesus ‘menabur benih’ di dunia, dan benih gandum itu akan dibiarkan tumbuh bersama lalang sampai masa menuai di akhir jaman (Mat 13:30). ▪ Pergi Saja Dulu [ay.10-11] Maksud dari ayat ini adalah ketika kita pergi ke sebuah kota/tempat untuk melayani, kita baru tiba saja langsung ditolak, janganlah langsung kembali. Karena masih ada jiwa yang rindu akan Injil kebenaran. Tapi kalau memang sudah diberitakan berulang – ulang dan tidak ada yang rindu untuk menerima pekabaran tersebut, berhentilah (Bukan hubungan yang berhenti, tapi memberitakan injil itu kepadanya). Berdoalah kepada Tuhan, biar Tuhan yang bertindak mengetuk pintu hatinya karena manusia tidak mampu mengubah hati seseorang. ▪ Tanggungan Sodom lebih ringan dari Kota itu [ay.12] Kenapa dikatakan demikian? Karena Sodom pada saat itu tidak mengenal kebenaran dan saat itu malaikat Tuhan turun dan membinasakan mereka. Sedangkan sudah diberitahukan berulang – ulang, mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi tetap melakukan apa yang tidak benar, hukumannya akan menjadi lebih berat lagi dibandingkan dengan kota Sodom. πŸ“š Lukas 10:17–24 KEMBALINYA KE 70 MURID SERTA YESUS MENGUCAP SYUKUR DAN BAHAGIA Perikop ini menjelaskan tentang persitiwa kembalinya ketujuh puluh murid Tuhan Yesus dari misi, setelah mereka diutus oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kerajaan Allah. Tugas pengutusan itupun sukses dan para murid bersukacita, bergembira karena mereka menang dari peperangan rohani, dan menyaksikan bahwa setan-setan takluk kepada mereka dalam nama Tuhan Yesus. ▪ Para murid mampu menaklukkan setan-setan dan iblis dalam nama Yesus [ ay.17] ▪ Keberhasilan itu diungkap oleh Yesus “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.” ( ay.18] ▪ Maka para murid pun diingatkan untuk tidak membanggakan keberhasilan mereka, melainkan memuliakan Allah yang sudah memilih mereka sebagai milik-Nya [ ay. 20] ▪ dan yang sekaligus memperlengkapi mereka untuk pelayanan tersebut (ay.19] Sungguh suatu keistimewaan bahwa mereka diutus oleh Yesus dan dilengkapi dengan sabda dan kuasa-Nya, untuk menuai jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah. Setelah ke 70 murid menyebarkan berita bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, mereka kembali dengan suka-cita yang besar : kata mereka, "juga Setan-setan takhluk kepada kami demi namaMu!" (Lukas 10:17). Atas pernyataan ini Tuhan Yesus menjawab : "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit" (Lukas 10:18 ). Diartikan bahwa Ia sedang menantikan hal ini ketika tiba-tiba seperti kilat dari langit, yaitu : Iblis dilemparkan!. Para Murid Tuhan Yesus melihat bahwa Setan-setan – kuasa-kuasa jahat yang membelenggu umat manusia dipaksa untuk taat. Murid-murid Tuhan Yesus memerintah setan-setan keluar dari orang yang mereka rasuki dalam nama Yesus, dan setan-setan itu keluar. Laporan dari ke 70 orang murid ini memperlihatkan kekalahan Iblis, dan pernyataan Tuhan Yesus tentang kejatuhannya dari langit (ayat 18 ) mengukuhkan hal ini. Demikian juga saat Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 12:31 "sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar" (Yohanes 12:31). "Kejatuhan Iblis", dianggap sebagai kemenangan yang menentukan pernyataan ini, dan hal ini terus berlangsung. Oleh karena itu Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid yang sedang bergembira itu demikian : "Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu" (Lukas 10:19). -- Di dalam alkitab, ular dan kalajengking menggambarkan kekuatan iblis yang paling berbahaya. Orang percaya memiliki kuasa atas roh-roh jahat karena Kristus telah mengaruniakan kuasa-Nya atas Iblis kepada kita. -- Bandingkan dengan ayat (Mazmur 91:13) Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga. πŸ“š Pada ayat ini Kata “kuasa”  (yun) “dunamis” yang artinya sebuah kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu yang diingini, dalam hal ini yg sesuai dengan kehendak Tuhan. Murid-murid bersukacita karena mereka alami perlindungan Tuhan, Tuhan Yesuspun dikatakan bersukacita bersama mereka. Namun Yesus berkata bhw lebih dari pada itu mereka harus besukacita karena nama mereka tercatat di Surga (ay 20) Yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita ialah, dlm situasi bahagia atau apapun susah, jangan lari dari Tuhan, sebaliknya kita harus bersukacita karena yang terutama adalah nama kita sudah terdaftar dalam Kerajaan Surga, karena itu adl Mujizat terbesar. Hal ini sebenarnya disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-murid, karena diantara mereka yang diutus ada Yudas yang kemudian akan menghianatinya. Lukas 10:21-24 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. πŸ“š Dalam Bahasa aslinya orang kecil dituliskan nepios artinya bayi berusia 0-2 tahun. Makdudnya ialah Tuhan Yesus bersyukur BapaNya, yang menyatakan pewahyuan kepada orang-orang yang bergantung hanya kepada-Nya, seperti bayi yg bergantung hanya kepada orang tuanya. Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.” Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. πŸ“š Kalimat “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.” Hanya mereka yang terpilih, yang dikaruniakan kesempatan untuk melihat yang tidak dilihat orang lain, telah melihat kuasa Allah bekerja. Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.” πŸ“š Hal itu dikatakan-Nya kepada para murid-Nya, karena Tuhan Yesus mengetahui bahwa sejak zaman dahulu, banyak nabi dan raja yang ingin melihat dan mendengar tentang segala sesuatu yang belum lama dilihat oleh para murid. Mereka ingin melihat, tetapi Allah tidak mengizinkan mereka. Sementara itu, mereka, para murid-Nya, dapat melihatnya, karena iman mereka kepada-Nya. Dikatakan bahwa Yesus bergembira dalam Roh Kudus. Alasan kegembiraan Yesus ini tentu karena kegembiraan yang dialami oleh para murid-Nya, yang baru pulang dari tugas misi mereka. Yesus ikut merasakan suka duka kita dalam pewartaan Injil. Ia tidak saja memerintahkan para murid, tidak saja memampukan mereka, tetapi juga ikut bersukacita atas keberhasilan mereka. ● KESIMPULAN Keadaan kita hidup pada masa sekarang sama seperti pada masa Yesus, ah. Tuhan Memberkati.

TUJUH PULUH MURID ATAU RASUL YG DIUTUS DAN KEMBALI KEPADA YESUS -- EKSPOSISI (Luk 10:1-12 ; 17-24)

Disusun oleh : Pdt. Erwan

πŸ“š Lukas 10:1–12 YESUS MENGUTUS 7O MURID
(1) Kemudian daripada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. (2) Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. (3) Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. (4) Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. (5) Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. (6) Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. (7) Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. (8) Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, (9) dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. (10) Tetapi jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu tidak diterima di situ, pergilah ke jalan-jalan raya kota itu dan serukanlah: (11) Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu; tetapi ketahuilah ini: Kerajaan Allah sudah dekat. (12) Aku berkata kepadamu: pada hari itu Sodom akan lebih ringan tanggungannya daripada kota itu."

πŸ“š Lukas 10:17–20 KEMBALINYA KE 70 MURID SERTA YESUS MENGUCAP SYUKUR DAN BAHAGIA
(17) Kemudian ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu." (18) Lalu kata Yesus kepada mereka: "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. (19) Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu. (20) Namun janganlah bersukacita karena roh-roh itu takluk kepadamu, tetapi bersukacitalah karena namamu ada terdaftar di sorga."

(21) Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. (22) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu."  (23) Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. (24) Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.

● PENDAHULUAN
Tujuh puluh murid adalah murid-murid Yesus Kristus mula-mula yang dicatat dalam Injil Lukas.
Ketujuh puluh orang ini dipilih di samping kedua belas murid.
Nama dan daerah tempat mereka diutus di temukan pada sebuah naskah yang diperkirakan ditulis pada abad ke-3, tetapi baru ditemukan kembali di biara Mt. Athos tahun 1854.
Tepatnya “Mulai dari waktu itu juga banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia, karena beberapa murid memahami tidak mudah jadi pengikut Yesus (Yoh.6:25-70)
Maka kata Yesus juga kepada kedua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
-- Catatan Hippolitus :
Markus dan Lukas termasuk mereka yang mengundurkan diri ketika Kristus berkata: “sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.” Tetapi Markus kembali kepada Tuhan melalui pekerjaan Petrus, sedangkan Lukas melalui pekerjaan Paulus.
Mereka berdua diberi kehormatan mengabarkan Injil dan mati syahid, yang satu dibakar sampai mati, yang satu disalibkan pada pohon zaitun.

● PEMBAHASAN
Alkitab tdk ada menulis secara rinci tentang ketujuh puluh murid yang diutus oleh Tuhan Yesus. Kita juga tidak mengetahui nama-nama mereka, pekerjaan mereka, atau kota asal mereka.
Kita bahkan tak tahu sudah berapa lama dan berapa jauh mereka mengikut Yesus sebagai murid-murid-Nya.
Namun para anggota Gereja awal ini sungguh diberdayakan oleh Roh Kudus dan dipanggil untuk memberitakan Kabar Baik.

πŸ“š Lukas 10:1–12 YESUS MENGUTUS 7O MURID
▪ Yesus mengutus tujuh puluh orang murid-Nya untuk pergi berdua-dua (sudah jadi kebiasaan orang- orang Yahudi) dg maksud mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak Ia kunjungi untuk mempersiapkan orang – orang yang berada ditempat yang Yesus akan datangi untuk menerima kebenaran /Yesus [ ay.1 ]
Contoh, apabila seorang Presiden mau berkunjung ke suatu tempat, maka dia akan mengirim utusannya terlebih dahulu untuk memberitahukan dan mempersiapkan segala sesuatu ditempat tsb.
Begitu juga sebagaimana halnya Yohanes Sang Pembabtis, yang disebut juga Yohanes Sang Perintis Jalan (Yesaya 40:3 – Lukas 1:76, 3:4), yang mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya : para 70 murid/rasul tersebut diutus Tuhan mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

▪ “Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.” [ ay.2]
Artinya para murid harus memiliki kepedulian yang sama dengan sang Guru (Yesus) karena banyak tuaian tapi sedikit pekerja.
Sehingga mereka pun merespons pengutusan itu dengan kesungguhan hati.

▪ Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala [ay.3]
Yesus mengilustrasikan kpd mereka dlm pengutusan bhw mereka separti domba yang diutus ke tengah – tengah serigala
Karena Domba merupakan binatang yang penurut.
Dalam Alkitab Domba melambangkan Yesus, sedangkan Serigala melambangkan Setan/Iblis.
Kita juga sesungguhnya diutus seperti domba ketengah – tengah serigala, artinya kita pergi dengan membawa sikap hidup Yesus didalam diri kita, dan kita berbaur dengan orang-orang sekitar kita.
Itulah cara yang digunakan untuk menjangkau jiwa-jiwa.
Dalam hidup kita saat ini yang menjadi serigala adalah kesibukan kita, bukan saja orang yang jahat, yang membenci kita karena Kristus

▪ Tidak boleh membawa apa – apa [ay.4]
Artinya adalah bahwa kita harus bergantung sepenuhnya kepada Tuhan karena medan yang kita hadapi ibarat gerombolan – gerombolan serigala, sedangkan kita hanyalah domba.
Yang harus bergantung sepenuhnya pada Tuhan
Itu semua agar kita tidak berfokus pada perkara dunia, melainkan agar kita berfokus pada misi yg kita emban, pada penginjilan, dan fokus kepada jiwa – jiwa.
πŸ“š Matius 6:33  “Dahulukan Tuhan, maka semuanya akan ditambahkan kepadamu”.

▪ Memberikan Salam [ay.5]
Diwajibkan untuk memberi salam ketika memasuki  sebuah rumah.
Pemberian salam, “Damai sejahtera bagi rumah ini” merupakan langkah awal untuk menawarkan damai sejahtera yang ada pada Yesus Kristus, dan juga sebagai cara untuk memberitakan injil perdamaian.

▪ Tuhan mengingatkan murid – murid-Nya [ayat 6-9]
Tidak semua salam yang disampaikan akan diterima/ditanggapi positif, ada keluarga-keluarga yang membuka pintu rumah mereka, tetapi ada juga yang tidak.
Jadi kita pun harus merespon sepadan.
Orang yang menerima salam kita akan mendapat berkat.
πŸ“š Kalimat “Kerajaan Sorga sudah dekat”, di sini menunjuk kepada Yesus, Sang Mesias; karena misi pengutusan murid-murid adalah untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus sama halnya dengan Yohanes Pembaptis)
Kerajaan Sorga yang disebutkan oleh Yesus juga menunjuk kepada diri-Nya, seperti yang dijelaskan oleh Yesus sendiri melalui perumpamaan penabur (lihat Mat 13:24 dan 13:37).
Yesus ‘menabur benih’ di dunia, dan benih gandum itu akan dibiarkan tumbuh bersama lalang sampai masa menuai di akhir jaman (Mat 13:30).

▪ Pergi Saja Dulu [ay.10-11]
Maksud dari ayat ini adalah ketika kita pergi ke sebuah kota/tempat untuk melayani, kita baru tiba saja langsung ditolak, janganlah langsung kembali.
Karena masih ada jiwa yang rindu akan Injil kebenaran.
Tapi kalau memang sudah diberitakan berulang – ulang dan tidak ada yang rindu untuk menerima pekabaran tersebut, berhentilah (Bukan hubungan yang berhenti, tapi memberitakan injil itu kepadanya).
Berdoalah kepada Tuhan, biar Tuhan yang bertindak mengetuk pintu hatinya karena manusia tidak mampu mengubah hati seseorang.

▪ Tanggungan Sodom lebih ringan dari Kota itu [ay.12]
Kenapa dikatakan demikian?
Karena Sodom pada saat itu tidak mengenal kebenaran dan saat itu malaikat Tuhan turun dan membinasakan mereka.
Sedangkan sudah diberitahukan berulang – ulang, mereka sudah mengetahui kebenaran, tetapi tetap melakukan apa yang tidak benar, hukumannya akan menjadi lebih berat lagi dibandingkan dengan kota Sodom.

πŸ“š Lukas 10:17–24 KEMBALINYA KE 70 MURID SERTA YESUS MENGUCAP SYUKUR DAN BAHAGIA
Perikop ini menjelaskan tentang persitiwa kembalinya ketujuh puluh murid Tuhan Yesus dari misi, setelah mereka diutus oleh Tuhan Yesus untuk memberitakan Injil kerajaan Allah.
Tugas pengutusan itupun sukses dan para murid bersukacita, bergembira karena mereka menang dari peperangan rohani, dan menyaksikan bahwa setan-setan takluk kepada mereka dalam nama Tuhan Yesus.

▪ Para murid mampu menaklukkan setan-setan dan iblis dalam nama Yesus [ ay.17]
▪ Keberhasilan itu diungkap oleh Yesus “Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit.” ( ay.18]
▪ Maka para murid pun diingatkan untuk tidak membanggakan keberhasilan mereka, melainkan memuliakan Allah yang sudah memilih mereka sebagai milik-Nya [ ay. 20]
▪ dan yang sekaligus memperlengkapi mereka untuk pelayanan tersebut (ay.19]

Sungguh suatu keistimewaan bahwa mereka diutus oleh Yesus dan dilengkapi dengan sabda dan kuasa-Nya, untuk menuai jiwa-jiwa bagi Kerajaan Allah.
Setelah ke 70 murid menyebarkan berita bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, mereka kembali dengan suka-cita yang besar : kata mereka, "juga Setan-setan takhluk kepada kami demi namaMu!" (Lukas 10:17).
Atas pernyataan ini Tuhan Yesus menjawab : "Aku melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit" (Lukas 10:18 ).
Diartikan bahwa Ia sedang menantikan hal ini ketika tiba-tiba seperti kilat dari langit, yaitu : Iblis dilemparkan!.

Para Murid Tuhan Yesus melihat bahwa Setan-setan – kuasa-kuasa jahat yang membelenggu umat manusia dipaksa untuk taat.
Murid-murid Tuhan Yesus memerintah setan-setan keluar dari orang yang mereka rasuki dalam nama Yesus, dan setan-setan itu keluar.
Laporan dari ke 70 orang murid ini memperlihatkan kekalahan Iblis, dan pernyataan Tuhan Yesus tentang kejatuhannya dari langit (ayat 18 ) mengukuhkan hal ini.
Demikian juga saat Tuhan Yesus berkata dalam Yohanes 12:31 "sekarang juga penguasa dunia ini akan dilemparkan keluar" (Yohanes 12:31).

"Kejatuhan Iblis", dianggap sebagai kemenangan yang menentukan pernyataan ini, dan hal ini terus berlangsung.
Oleh karena itu Tuhan Yesus mengatakan kepada murid-murid yang sedang bergembira itu demikian :
"Sesungguhnya Aku telah memberikan kuasa kepada kamu untuk menginjak ular dan kalajengking dan kuasa untuk menahan kekuatan musuh, sehingga tidak ada yang akan membahayakan kamu" (Lukas 10:19).
-- Di dalam alkitab, ular dan kalajengking menggambarkan kekuatan iblis yang paling berbahaya.
Orang percaya memiliki kuasa atas roh-roh jahat karena Kristus telah mengaruniakan kuasa-Nya atas Iblis kepada kita.
-- Bandingkan dengan ayat (Mazmur 91:13)
Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.

πŸ“š Pada ayat ini Kata “kuasa”  (yun) “dunamis” yang artinya sebuah kekuatan atau kemampuan untuk melakukan sesuatu yang diingini, dalam hal ini yg sesuai dengan kehendak Tuhan.

Murid-murid bersukacita karena mereka alami perlindungan Tuhan, Tuhan Yesuspun dikatakan bersukacita bersama mereka.
Namun Yesus berkata bhw lebih dari pada itu mereka harus besukacita karena nama mereka tercatat di Surga (ay 20)

Yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita ialah, dlm situasi bahagia atau apapun susah, jangan lari dari Tuhan, sebaliknya kita harus bersukacita karena yang terutama adalah nama kita sudah terdaftar dalam Kerajaan Surga, karena itu adl Mujizat terbesar.
Hal ini sebenarnya disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-murid, karena diantara mereka yang diutus ada Yudas yang kemudian akan menghianatinya.

Lukas 10:21-24
Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

πŸ“š Dalam Bahasa aslinya orang kecil dituliskan nepios artinya bayi berusia 0-2 tahun.
Makdudnya ialah Tuhan Yesus bersyukur BapaNya, yang menyatakan pewahyuan kepada orang-orang yang bergantung hanya kepada-Nya, seperti bayi yg bergantung hanya kepada orang tuanya.

Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorang pun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu.”

Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.
πŸ“š Kalimat “Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat.”
Hanya mereka yang terpilih, yang dikaruniakan kesempatan untuk melihat yang tidak dilihat orang lain, telah melihat kuasa Allah bekerja.

Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya.”
πŸ“š Hal itu dikatakan-Nya kepada para murid-Nya, karena Tuhan Yesus mengetahui bahwa sejak zaman dahulu, banyak nabi dan raja yang ingin melihat dan mendengar tentang segala sesuatu yang belum lama dilihat oleh para murid.
Mereka ingin melihat, tetapi Allah tidak mengizinkan mereka. Sementara itu, mereka, para murid-Nya, dapat melihatnya, karena iman mereka kepada-Nya.

Dikatakan bahwa Yesus bergembira dalam Roh Kudus.
Alasan kegembiraan Yesus ini tentu karena kegembiraan yang dialami oleh para murid-Nya, yang baru pulang dari tugas misi mereka.
Yesus ikut merasakan suka duka kita dalam pewartaan Injil.
Ia tidak saja memerintahkan para murid, tidak saja memampukan mereka, tetapi juga ikut bersukacita atas keberhasilan mereka.

● KESIMPULAN
Keadaan kita hidup pada masa sekarang sama seperti pada masa Yesus, tuaian tetap banyak dan para pekerjapun sedikit.
Yesus mengutus kita, seperti Dia telah mengutus para murid-Nya, untuk menunjukkan cintakasih-Nya dan membangun Kerajaan-Nya.

Jadi, prinsip yang sama juga berlaku kepada kita murid – murid masa kini.
Laksanakan tugas pemberitaan injil dengan setia.
Bergantung sepenuhnya pada Tuhan dan lihatlah bagaimana Roh Kudus bekerja melalui kita untuk memenangkan jiwa – jiwa bagi Allah. Tuhan Memberkati.


πŸ“Œ  Jika ada pertanyaan hubungi  082157116469
πŸ“Œ  erwanmusa.blogspot.com








BELAJAR DARI ORANG ISRAEL YG DIPERINGATI TUHAN AGAR TAAT DAN BERSYUKUR - Eksposisi Ulangan 10:12-22

BELAJAR DARI ORANG ISRAEL YG  DIPERINGATI TUHAN AGAR TAAT DAN BERSYUKUR - Eksposisi Ulangan 10:12-22

Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).

10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
10:13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
10:14 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;
10:15 tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.
10:16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;
10:18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.
10:19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
10:21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
10:22 Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."

PENDAHULUAN
Kitab Ulangan 10:12-22 yang secaran keseluruhan berisi pidato Musa.
Dalam pidatonya Musa mengingatkan Israel untuk hidup taat dan bersyukur.
Kitab Ulangan secara keseluruhan berbicara mengenai "ketaatan dasariah" yg sangat hakiki bagi hubungan dengan Allah.
Disini pembuangan diterangkan sbg salah satu akibat dari kegagalan serius dlm ketaatan tsb, spt dijelaskan pada ketidak pedulian Israel mengenai larangan membuat patung (Ul.4:25-27).
Kebodohan kpd dewa-dewa lain dibawa ke pembuangan, maka disana mereka akan beribadah kpd Allah, buatan tangan manusia dari kayu dan batu yg tidak dapat melihat, tdk dpt mendengar, tdk dpt makan, dan tdk dpt mencium (Ul.4:31).

Dalam pidatonya Musa mengingatkan Israel untuk hidup taat dan bersyukur.
Peringatan ini disampaikan setelah secara terbuka kepada Musa.
Tuhan menyampaikan penilaian-Nya atas bangsa Israel.
Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk (Ulangan 9:13).
Bukan tanpa alasan Tuhan menilai demikian, karena sejak dari Mesir sampai tiba di daerah gunung Sinai, Israel berulangkali menentang Tuhan (Ulangan 9:7).

Setelah dua loh batu perjanjian yang berisi sepuluh Firman Tuhan dibuat baru (yang pertama hancur setelah Musa melemparkannya ke tengah orang Israel yang saat itu melaksanakan ritual penyembahan berhala anak lembu emas.
Ulangan 9:16-17, sebelum melanjutkan perjalanan Musa menyampaikan peringatan tentang apa yang dikehendaki Tuhan untuk dilakukan oleh orang-orang lsrael.
Meskipun ketidaktaatan Israel membawa malapetaka, namun tdk berarti hubungannya dg Allah berakhir.

Dlm konteks Kitab Ulangan 10:12-22, Musa memberikan alasan yg jelas mengapa ketaatan beribadah itu sangat penting krn :
▪ Dia adalah Tuhan ~ Ul.10:20
▪ Dia yg layak terima pujian ~ Ul.10:21a
▪ Tuhan telah melakukan perbuatan yg besar ~ Ul.10:21b

Adapun tujuan Musa dlm pembahasan Kitab Ulangan 10:12-22, yaitu "supaya baik keadaanmu" (Ul.10:13b), "berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yg disampaikan kepadamu pada hari ini, spy baik keadaanmu.

PEMAHAMAN
Ayat 12-13
Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. 

πŸ“š Berdasarkan ayat diatas, Tuhan menuntut dari umat-Nya agar mengikuti-Nya dalam lima cara.
1▪ Tuhan menuntut umatnya utk hidup "Takut akan Tuhan, Allahmu"
Kata "Takut" (Ibr) yare' ; yaw-ray'
Hal ini mengacu pada memberi penghormatan yg tertinggi dimanapun kita berada.
Tuhan mengharapkan umat-Nya untuk menghormatiNya, memandangNya sebagai orang yang mengagumkan dan suci. 
Hal ini akan nampak pada perilaku kita setiap saat.
2▪ Berjalan di semua jalannya yg ditunjukkanNya. 
Dalam Alkitab, “berjalan” sering mengacu pada gaya hidup, lebih tepatnya budaya hidup
Di sini, Tuhan mengatakan kepada umat-Nya untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan jalan-Nya.
Kita tidak bisa melakukan apa yang kita inginkan sendiri.
Yang di maksud ini adalah jalan Tuhan. 
Oleh karena itu, kita harus melakukan apa yang Tuhan inginkan saja.
3▪ Mengasihi Tuhan. 
Allah tidak ingin umat-Nya menggantikan kasih mereka yang sepenuh hati dengan upacara-upacara agama yang formal, seperti halnya melaksanakan berbagai perintah-Nya, mempersembahkan korban, dan sebagainya.
Penting bagi mereka untuk senantiasa menaati Allah dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi dan menghormati Dia.
Iman dan kasih dengan sepenuh hati juga perlu dalam hubungan orang percaya PB dengan Allah
~ Memang, mungkin saja kita membaca Alkitab, berdoa, hadir di gereja, dan ambil bagian dalam Perjamuan Kudus tanpa pengabdian sepenuh hati kepada Allah; inilah yang dimaksud dengan legalisme
~ Perintah yang terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita (Mrk. 12:29-30). 
Ketika kita mengasihi Tuhan, kita mengutamakan Dia dalam hidup kita.
4▪ Beribadah atau melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa. 
Hal ini mengacu pada melayani Tuhan dalam kehidupan setiap hari, menjadi budaya hidup.
Kita harus menghormati Tuhan setiap hari kita hidup.
5▪ Memelihara perintah dan ketetapan-Nya.
Ini mengacu pada tingkat ketaatan tertinggi.
Ketaatan akan membuat kita tetap dekat dengan Tuhan. 
Apa yang Allah perintahkan adalah semata-mata untuk kebaikan hidupmkita sendiri. 

Tuhan memberikan perintah atau ketentuan ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar. Manusia dalam hal ini adalah umatNya.
Secara mutlak harus tunduk dan taat melakukan semua yang Tuhan perintahkan tsb.
Pertanyaanya sekarang adalah, apa sesungguhnya misi Allah dalam hubungannya dengan pemberian Hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa.

Paulus dengan seluruh kecakapannya, dimana sebelum bertobat ia adalah seorang ahli Taurat yang terkemuka dan memiliki pendidikan yang memadai di bawah pimpinan Gamaliel (Kis. 22:3).
Ia menjabarkan misi Allah kepada manusia dalam kitab Roma, bahwa Hukum Taurat diberikan Allah bukan untuk menyelamatkan manusia, sekalipun Hukum Taurat tsb adalah kudus. 

πŸ“š Hukum Taurat diberikan dg tujuan agar umat Israel :
~ Mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak (Rom. 2:18)
~ Bahwa seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah (Rom. 3:19)
~ Untuk kita mengenal dosa (Rom. 3:20)
~ Memahami pelanggaran (Rom. 4:15)
~ Mengetahui bhw dosa diperhitungkan sebagai pelanggaran (Rom. 5:13)
~ Membuat pelanggaran semakin banyak  (Rom. 5;20)

Dalam penjabaran Paulus di atas, tidak sedikitpun terdapat kesan seolah-olah Allah memberikan Hukum Taurat sebagai sarana bagi manusia untuk menyelamatkan diri melalui kepatuhan dan ketaatan kepada butiran Hukum Taurat.
Sedangkan puncak dari perintahan Allah tertuang dalam seluruh Hukum Taurat.
Sebaliknya dengan diberikanNya Hukum Taurat, manusia bukan tertolong dari dosa tetapi justru semakin tenggelam di dalam dosa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hukum dan perintah tidak akan menyelamatkan atau membebaskan tetapi kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus secara total dan tuntas menyelamatkan umatNya dari dosa.

πŸ“š Lebih lanjut kita melihat keberadaan manusia setelah Adam jatuh kedalam dosa.
Alkitab memberikan rincian dengan jelas bagaimana kedudukan manusia atau keberadaan manusia yang sudah berubah itu :
~ Semua orang dilahirkan sebagai pendosa (Rom.5:19)
~ Semua orang adalah budak dosa (Yoh.8:34; Rom.3:9; 6:16-17)
~ Semua orang mati secara rohani dihadapan Allah (Ef.2:12:1;4:18; Rom.1:21-23; 3:11; I Kor.2:9,14)
~ Semua manusia terhilang dari hadapan Allah (Luk.19:10; Rom.3:9-18; II Kor.4:3).
~ Semua orang berdosa melalui perbuatannya (Ef.2:3; Rom.1:21-23)
~ Semua orang berhutang kepada Allah atas dosa-dosanya (Kej.2:17; Yez.18:4; Rom.6:23).
~ Semua manusia ada di bawah kutuk dan hukuman Allah (Yoh.3:18)
~ Manusia tidak berdaya untuk memperbaiki kondisinya atau memenuhi kebutuhan rohaninya sendiri (Rom.5:6)

Tetapi setelah manusia memilih untuk melanggar perintah Allah, ia jatuh ke dalam dosa maka ia terperogok dan tidak bisa berbuat sesuatu yang baik sedikitpun – sekalipun ada kehendak – kecuali berbuat dosa karena ia telah ditawan oleh dosa.
Selanjutnya Alkitab mencatat manusia tertawan oleh hukum dosa (Rom. 7:22-23), semua ada di bawah kuasa dosa (Rom. 3:9  band. Maz. 14:1-3).

Ayat 14-15
"Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya."
tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.

Alasan persyaratan/tuntutan Allah (ayat 12-13) diuraikan pada ayat 14-15. 

Makna dan maksud yg dikatakan Tuhan yang empunya segala sesuatu berarti Dia berkuasa untuk mengendalikan langsung tanpa harus capek-capek memberikan perintah.
Dia adalah Allah yang Mahakuasa.  
Dia memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu dan semua ciptaan (Maz 147:13-18; Yer 32:17; Mat 19:26; Luk 1:37). 
Tetapi ada lagi yang lebih menarik dan indah, Dia beri perintah yang tidak mungkin dapat dilakukan manusia yang sebenarnya tanpa perintah itupun Tuhan tetap mewujudkan rencanaNya.
Karena rencana Tuhan itu kekal dan tidak akan berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia (Bil 23:19; Mazm 102:27-28; Yes 41:4; Mal 3:6; Ibr 1:11-12; Yak 1:17).

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan secara lugas dan dg apa adanya. 
Manusia gagal secara total untuk memenuhi keinginan Allah. 
Yang diinginkan Allah tidak dapat dicapai oleh manusia.
Sementara perintah Allah mutlak adanya.
Dengan demikian, yaitu karena manusia tidak mampu memenuhi standard kekudusan Allah dalam Hukum Taurat, manusia harus dihukum dalam neraka.
Manusia harus binasa kekal.  

Tetapi Paulus berkata: “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Rom. 5:20-21).

Untuk mengartikan ayat inipun kita harus hati-hati.
Jangan sampai ada pemikiran dan berkata “marilah kita berbuat dosa sebanyak mungkin supaya kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah”.
Paulus memberikan pertanyaan retorik pada pasal berikutnya. “… apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (Rom. 6:1).
Lagi-lagi dia bertanya: “… Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Rom. 6:2).

Kita tidak lagi hidup di dalam dosa dan juga tidak lagi berbuat dosa.
▪ “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (I Yoh. 3:9).
▪ Orang yang lahir dari Allah itu adalah setiap orang percaya (I Yoh. 5:1). Sedangkan seseorang dapat percaya adalah karena panggilan dan karya Allah secara total (Yoh. 6:44; I Kor. 12;3).

Ayat 16-19 (lihat dan baca diatas)
Tuhan menyuruh orang Israel untuk menyunat hati mereka. 
Sama seperti sunat fisik memotong kulup/kulit khatan, sunat rohani memotong "keras hati/kepala" 
Sepanjang sejarah mereka, orang Yahudi adalah orang yang keras hati/kepala. 
Allah telah mengatakan kepada umat-Nya di padang gurun untuk tidak mengumpulkan manna pada hari Sabat, namun beberapa orang berusaha melakukannya (Kel. 16:26-28). 
Orang-orang membuat anak lembu emas dan menyembahnya (Kel. 32). 
Untuk menyenangkan Tuhan, kita harus menyingkirkan sikap keras kepala kita.
Kita tidak dapat melakukan sesuatu dengan cara kita. 
Kita perlu percaya dan melakukan apa yang Tuhan mau.

Umat Israel ini harus mau menyunat hati mereka berdasarkan karakter Tuhan. 
Berdasarkan karakter Tuhan, umat Tuhan memiliki persyaratan tertentu.
▪ Tuhan adalah Tuhan yang agung.
▪ Ia adalah Tuhan para dewa dan Tuhan segala tuhan. Ini adalah superlatif Ibrani. Musa tidak bermaksud mengatakan bahwa ada allah lain; sebaliknya dia menunjukkan betapa hebatnya Tuhan yang benar itu.
▪ Ia perkasa dan mengagumkan.
▪ Ia adil dan Ia tidak memihak dan tidak menerima suap.
▪ Ia peduli pada mereka yang tidak memiliki pertahanan. 
Ia merawat janda dan yatim piatu. 
Ia mencintai orang asing itu dan memberinya makanan dan pakaian.
~> Karena orang-orang Ibrani ini adalah orang asing di Mesir, mereka harus mengasihi orang asing tsb. 
~> Kita harus menjadi orang yang baik hati. 
~> Tuhan telah memberkati kita, dan kita harus memberkati mereka yang tidak memiliki berkat tersebut.
Catatan :
Penelitian mencatat bahwa praktik sunat ternyata dijumpai di antara berbagai bangsa dan sudah ada di Indonesia jauh sebelum pengaruh Islam masuk.
Dalam budaya Jawa, ritual sunat dihayati sebagai upaya untuk memurnikan diri dan menghilangkan sukerto, yaitu hambatan, kotoran, atau kesialan manusia yang dibawa sejak lahir. Memang dari aspek medis, kulit khatan bisa menjadi tempat persembunyian kotoran, sehingga ketika dihilangkan, sejumlah risiko penyakit bisa dihindari.

Di Alkitab, sunat pertama kali disebutkan sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan Abraham (Kejadian 17).
Tak heran, sunat lahiriah ini seringkali dibanggakan orang Yahudi untuk menunjukkan status mereka sebagai umat pilihan Allah. Namun, ada sunat lain yang berulang kali disebutkan dalam Alkitab yang lebih penting dari tanda lahiriah: sunat hati. Ini berarti menyingkirkan kulit khatan hati (Yeremia 4:4), atau hal-hal yang membuat seseorang tidak hidup takut akan Tuhan, tidak hidup mengasihi Dia dan beribadah kepada-Nya (ayat 12-13).
Sunat hati berarti mengakui dan menaati Tuhan, menyatakan betapa Tuhan itu kuat dan dahsyat, adil dan kasih, layak disembah oleh semua orang (ayat 17-19).

Ayat 20-22
Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."
Orang-orang ini harus takut akan Tuhan. 

Seperti yg saya katakan diatas, "Takut akan Tuhan" berarti bahwa kita harus memberikan rasa hormat yg tinggi kepada Tuhan dimanapun kita berada.
Alkitab katakan, “Tingkah laku selama kita numpang di dunia harus dalam ketakutan kpd Allah" (1 Ptr. 1:17) dan “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia” (Wahyu 14:7).

Tuhan menuntut orang Israel harus berpegang teguh pada Tuhan, tidak boleh menyimpang dari apa yang Ia katakan. 
Mereka harus mengambil sumpah atas nama-Nya dan bukan atas nama dewa lain.
Allah telah melakukan hal-hal ajaib yang telah dilihat mata mereka. 
Nenek moyang mereka pergi ke Mesir dengan tujuh puluh orang.
TUHAN menjadikan mereka seperti bintang-bintang di langit.

Kita harus menghormati Tuhan karena Ia telah melakukan hal-hal yang luar biasa bg kita.
Dalam PB, Allah telah mengutus, mati bg umat manusia dg maksud menebus dr dosa dan membangkitkan Putranya yg tunggal/Yesus dari kematian agar setiap org yg percaya (yun: pisteuo) kpd-Nya memperoleh hidup yg kekal.

PENUTUP
Israel sebagai umat perjanjian diingatkan untuk hidup dengan takut akan Tuhan, melibatkan Tuhan dalam seluruh kehidupan serta bersyukur atau memuji Tuhan.
Takut akan Tuhan berarti menghorrnati Tuhan dalam seluruh kehidupan.
Menjadikan Tuhan dan Firman-Nya sebagai prioritas dan di atas segalanya serta bersyukur dan memuji Tuhan.
Itulah cerminan dari hidup takut akan Tuhan.

Peringatan ini juga memanggil dan mendorong setiap umat Tuhan termasuk kita yang percaya untuk melakukannya dalam hidup beriman kita.
Hubungan kita dengan Tuhan serta kerja layan kita memelalui persekutuan, pelayanan dan kesaksian hendaklah dibangun dan dilaksanakan dengan rasa hormat kepada Tuhan.
Tanpa hal tersebut maka rutinitas persekutuan yang kita lakukan bahkan pelayanan dan kesaksian tidaklah berarti apa-apa dihadapan-Nya. GBU !!

# Jika ada pertanyaan hub. 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot.com