Sabtu, 01 Juli 2023

BELAJAR DARI ORANG ISRAEL YG DIPERINGATI TUHAN AGAR TAAT DAN BERSYUKUR - Eksposisi Ulangan 10:12-22

BELAJAR DARI ORANG ISRAEL YG  DIPERINGATI TUHAN AGAR TAAT DAN BERSYUKUR - Eksposisi Ulangan 10:12-22

Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).

10:12 "Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu,
10:13 berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu.
10:14 Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya;
10:15 tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.
10:16 Sebab itu sunatlah hatimu dan janganlah lagi kamu tegar tengkuk.
10:17 Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak memandang bulu ataupun menerima suap;
10:18 yang membela hak anak yatim dan janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan kepadanya makanan dan pakaian.
10:19 Sebab itu haruslah kamu menunjukkan kasihmu kepada orang asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.
10:20 Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
10:21 Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
10:22 Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."

PENDAHULUAN
Kitab Ulangan 10:12-22 yang secaran keseluruhan berisi pidato Musa.
Dalam pidatonya Musa mengingatkan Israel untuk hidup taat dan bersyukur.
Kitab Ulangan secara keseluruhan berbicara mengenai "ketaatan dasariah" yg sangat hakiki bagi hubungan dengan Allah.
Disini pembuangan diterangkan sbg salah satu akibat dari kegagalan serius dlm ketaatan tsb, spt dijelaskan pada ketidak pedulian Israel mengenai larangan membuat patung (Ul.4:25-27).
Kebodohan kpd dewa-dewa lain dibawa ke pembuangan, maka disana mereka akan beribadah kpd Allah, buatan tangan manusia dari kayu dan batu yg tidak dapat melihat, tdk dpt mendengar, tdk dpt makan, dan tdk dpt mencium (Ul.4:31).

Dalam pidatonya Musa mengingatkan Israel untuk hidup taat dan bersyukur.
Peringatan ini disampaikan setelah secara terbuka kepada Musa.
Tuhan menyampaikan penilaian-Nya atas bangsa Israel.
Israel adalah bangsa yang tegar tengkuk (Ulangan 9:13).
Bukan tanpa alasan Tuhan menilai demikian, karena sejak dari Mesir sampai tiba di daerah gunung Sinai, Israel berulangkali menentang Tuhan (Ulangan 9:7).

Setelah dua loh batu perjanjian yang berisi sepuluh Firman Tuhan dibuat baru (yang pertama hancur setelah Musa melemparkannya ke tengah orang Israel yang saat itu melaksanakan ritual penyembahan berhala anak lembu emas.
Ulangan 9:16-17, sebelum melanjutkan perjalanan Musa menyampaikan peringatan tentang apa yang dikehendaki Tuhan untuk dilakukan oleh orang-orang lsrael.
Meskipun ketidaktaatan Israel membawa malapetaka, namun tdk berarti hubungannya dg Allah berakhir.

Dlm konteks Kitab Ulangan 10:12-22, Musa memberikan alasan yg jelas mengapa ketaatan beribadah itu sangat penting krn :
▪ Dia adalah Tuhan ~ Ul.10:20
▪ Dia yg layak terima pujian ~ Ul.10:21a
▪ Tuhan telah melakukan perbuatan yg besar ~ Ul.10:21b

Adapun tujuan Musa dlm pembahasan Kitab Ulangan 10:12-22, yaitu "supaya baik keadaanmu" (Ul.10:13b), "berpegang pada perintah dan ketetapan Tuhan yg disampaikan kepadamu pada hari ini, spy baik keadaanmu.

PEMAHAMAN
Ayat 12-13
Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang dimintakan dari padamu oleh TUHAN, Allahmu, selain dari takut akan TUHAN, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, berpegang pada perintah dan ketetapan TUHAN yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baik keadaanmu. 

📚 Berdasarkan ayat diatas, Tuhan menuntut dari umat-Nya agar mengikuti-Nya dalam lima cara.
1▪ Tuhan menuntut umatnya utk hidup "Takut akan Tuhan, Allahmu"
Kata "Takut" (Ibr) yare' ; yaw-ray'
Hal ini mengacu pada memberi penghormatan yg tertinggi dimanapun kita berada.
Tuhan mengharapkan umat-Nya untuk menghormatiNya, memandangNya sebagai orang yang mengagumkan dan suci. 
Hal ini akan nampak pada perilaku kita setiap saat.
2▪ Berjalan di semua jalannya yg ditunjukkanNya. 
Dalam Alkitab, “berjalan” sering mengacu pada gaya hidup, lebih tepatnya budaya hidup
Di sini, Tuhan mengatakan kepada umat-Nya untuk menjalani hidup mereka sesuai dengan jalan-Nya.
Kita tidak bisa melakukan apa yang kita inginkan sendiri.
Yang di maksud ini adalah jalan Tuhan. 
Oleh karena itu, kita harus melakukan apa yang Tuhan inginkan saja.
3▪ Mengasihi Tuhan. 
Allah tidak ingin umat-Nya menggantikan kasih mereka yang sepenuh hati dengan upacara-upacara agama yang formal, seperti halnya melaksanakan berbagai perintah-Nya, mempersembahkan korban, dan sebagainya.
Penting bagi mereka untuk senantiasa menaati Allah dengan hati yang sungguh-sungguh mengasihi dan menghormati Dia.
Iman dan kasih dengan sepenuh hati juga perlu dalam hubungan orang percaya PB dengan Allah
~ Memang, mungkin saja kita membaca Alkitab, berdoa, hadir di gereja, dan ambil bagian dalam Perjamuan Kudus tanpa pengabdian sepenuh hati kepada Allah; inilah yang dimaksud dengan legalisme
~ Perintah yang terutama adalah mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan kita (Mrk. 12:29-30). 
Ketika kita mengasihi Tuhan, kita mengutamakan Dia dalam hidup kita.
4▪ Beribadah atau melayani Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa. 
Hal ini mengacu pada melayani Tuhan dalam kehidupan setiap hari, menjadi budaya hidup.
Kita harus menghormati Tuhan setiap hari kita hidup.
5▪ Memelihara perintah dan ketetapan-Nya.
Ini mengacu pada tingkat ketaatan tertinggi.
Ketaatan akan membuat kita tetap dekat dengan Tuhan. 
Apa yang Allah perintahkan adalah semata-mata untuk kebaikan hidupmkita sendiri. 

Tuhan memberikan perintah atau ketentuan ini bersifat mutlak dan tidak dapat ditawar-tawar. Manusia dalam hal ini adalah umatNya.
Secara mutlak harus tunduk dan taat melakukan semua yang Tuhan perintahkan tsb.
Pertanyaanya sekarang adalah, apa sesungguhnya misi Allah dalam hubungannya dengan pemberian Hukum Taurat kepada bangsa Israel melalui Nabi Musa.

Paulus dengan seluruh kecakapannya, dimana sebelum bertobat ia adalah seorang ahli Taurat yang terkemuka dan memiliki pendidikan yang memadai di bawah pimpinan Gamaliel (Kis. 22:3).
Ia menjabarkan misi Allah kepada manusia dalam kitab Roma, bahwa Hukum Taurat diberikan Allah bukan untuk menyelamatkan manusia, sekalipun Hukum Taurat tsb adalah kudus. 

📚 Hukum Taurat diberikan dg tujuan agar umat Israel :
~ Mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak (Rom. 2:18)
~ Bahwa seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah (Rom. 3:19)
~ Untuk kita mengenal dosa (Rom. 3:20)
~ Memahami pelanggaran (Rom. 4:15)
~ Mengetahui bhw dosa diperhitungkan sebagai pelanggaran (Rom. 5:13)
~ Membuat pelanggaran semakin banyak  (Rom. 5;20)

Dalam penjabaran Paulus di atas, tidak sedikitpun terdapat kesan seolah-olah Allah memberikan Hukum Taurat sebagai sarana bagi manusia untuk menyelamatkan diri melalui kepatuhan dan ketaatan kepada butiran Hukum Taurat.
Sedangkan puncak dari perintahan Allah tertuang dalam seluruh Hukum Taurat.
Sebaliknya dengan diberikanNya Hukum Taurat, manusia bukan tertolong dari dosa tetapi justru semakin tenggelam di dalam dosa.
Dengan demikian, jelaslah bahwa hukum dan perintah tidak akan menyelamatkan atau membebaskan tetapi kasih karunia Allah dalam Kristus Yesus secara total dan tuntas menyelamatkan umatNya dari dosa.

📚 Lebih lanjut kita melihat keberadaan manusia setelah Adam jatuh kedalam dosa.
Alkitab memberikan rincian dengan jelas bagaimana kedudukan manusia atau keberadaan manusia yang sudah berubah itu :
~ Semua orang dilahirkan sebagai pendosa (Rom.5:19)
~ Semua orang adalah budak dosa (Yoh.8:34; Rom.3:9; 6:16-17)
~ Semua orang mati secara rohani dihadapan Allah (Ef.2:12:1;4:18; Rom.1:21-23; 3:11; I Kor.2:9,14)
~ Semua manusia terhilang dari hadapan Allah (Luk.19:10; Rom.3:9-18; II Kor.4:3).
~ Semua orang berdosa melalui perbuatannya (Ef.2:3; Rom.1:21-23)
~ Semua orang berhutang kepada Allah atas dosa-dosanya (Kej.2:17; Yez.18:4; Rom.6:23).
~ Semua manusia ada di bawah kutuk dan hukuman Allah (Yoh.3:18)
~ Manusia tidak berdaya untuk memperbaiki kondisinya atau memenuhi kebutuhan rohaninya sendiri (Rom.5:6)

Tetapi setelah manusia memilih untuk melanggar perintah Allah, ia jatuh ke dalam dosa maka ia terperogok dan tidak bisa berbuat sesuatu yang baik sedikitpun – sekalipun ada kehendak – kecuali berbuat dosa karena ia telah ditawan oleh dosa.
Selanjutnya Alkitab mencatat manusia tertawan oleh hukum dosa (Rom. 7:22-23), semua ada di bawah kuasa dosa (Rom. 3:9  band. Maz. 14:1-3).

Ayat 14-15
"Sesungguhnya, TUHAN, Allahmulah yang empunya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langit, dan bumi dengan segala isinya."
tetapi hanya oleh nenek moyangmulah hati TUHAN terpikat sehingga Ia mengasihi mereka, dan keturunan merekalah, yakni kamu, yang dipilih-Nya dari segala bangsa, seperti sekarang ini.

Alasan persyaratan/tuntutan Allah (ayat 12-13) diuraikan pada ayat 14-15. 

Makna dan maksud yg dikatakan Tuhan yang empunya segala sesuatu berarti Dia berkuasa untuk mengendalikan langsung tanpa harus capek-capek memberikan perintah.
Dia adalah Allah yang Mahakuasa.  
Dia memiliki kekuasaan mutlak atas segala sesuatu dan semua ciptaan (Maz 147:13-18; Yer 32:17; Mat 19:26; Luk 1:37). 
Tetapi ada lagi yang lebih menarik dan indah, Dia beri perintah yang tidak mungkin dapat dilakukan manusia yang sebenarnya tanpa perintah itupun Tuhan tetap mewujudkan rencanaNya.
Karena rencana Tuhan itu kekal dan tidak akan berubah, dalam berbagai kesempurnaan atau dalam maksud-Nya bagi umat manusia (Bil 23:19; Mazm 102:27-28; Yes 41:4; Mal 3:6; Ibr 1:11-12; Yak 1:17).

Dengan demikian kita dapat menyimpulkan secara lugas dan dg apa adanya. 
Manusia gagal secara total untuk memenuhi keinginan Allah. 
Yang diinginkan Allah tidak dapat dicapai oleh manusia.
Sementara perintah Allah mutlak adanya.
Dengan demikian, yaitu karena manusia tidak mampu memenuhi standard kekudusan Allah dalam Hukum Taurat, manusia harus dihukum dalam neraka.
Manusia harus binasa kekal.  

Tetapi Paulus berkata: “Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah, supaya, sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal, oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.” (Rom. 5:20-21).

Untuk mengartikan ayat inipun kita harus hati-hati.
Jangan sampai ada pemikiran dan berkata “marilah kita berbuat dosa sebanyak mungkin supaya kasih karunia Allah semakin berlimpah-limpah”.
Paulus memberikan pertanyaan retorik pada pasal berikutnya. “… apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu? (Rom. 6:1).
Lagi-lagi dia bertanya: “… Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? (Rom. 6:2).

Kita tidak lagi hidup di dalam dosa dan juga tidak lagi berbuat dosa.
▪ “Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (I Yoh. 3:9).
▪ Orang yang lahir dari Allah itu adalah setiap orang percaya (I Yoh. 5:1). Sedangkan seseorang dapat percaya adalah karena panggilan dan karya Allah secara total (Yoh. 6:44; I Kor. 12;3).

Ayat 16-19 (lihat dan baca diatas)
Tuhan menyuruh orang Israel untuk menyunat hati mereka. 
Sama seperti sunat fisik memotong kulup/kulit khatan, sunat rohani memotong "keras hati/kepala" 
Sepanjang sejarah mereka, orang Yahudi adalah orang yang keras hati/kepala. 
Allah telah mengatakan kepada umat-Nya di padang gurun untuk tidak mengumpulkan manna pada hari Sabat, namun beberapa orang berusaha melakukannya (Kel. 16:26-28). 
Orang-orang membuat anak lembu emas dan menyembahnya (Kel. 32). 
Untuk menyenangkan Tuhan, kita harus menyingkirkan sikap keras kepala kita.
Kita tidak dapat melakukan sesuatu dengan cara kita. 
Kita perlu percaya dan melakukan apa yang Tuhan mau.

Umat Israel ini harus mau menyunat hati mereka berdasarkan karakter Tuhan. 
Berdasarkan karakter Tuhan, umat Tuhan memiliki persyaratan tertentu.
▪ Tuhan adalah Tuhan yang agung.
▪ Ia adalah Tuhan para dewa dan Tuhan segala tuhan. Ini adalah superlatif Ibrani. Musa tidak bermaksud mengatakan bahwa ada allah lain; sebaliknya dia menunjukkan betapa hebatnya Tuhan yang benar itu.
▪ Ia perkasa dan mengagumkan.
▪ Ia adil dan Ia tidak memihak dan tidak menerima suap.
▪ Ia peduli pada mereka yang tidak memiliki pertahanan. 
Ia merawat janda dan yatim piatu. 
Ia mencintai orang asing itu dan memberinya makanan dan pakaian.
~> Karena orang-orang Ibrani ini adalah orang asing di Mesir, mereka harus mengasihi orang asing tsb. 
~> Kita harus menjadi orang yang baik hati. 
~> Tuhan telah memberkati kita, dan kita harus memberkati mereka yang tidak memiliki berkat tersebut.
Catatan :
Penelitian mencatat bahwa praktik sunat ternyata dijumpai di antara berbagai bangsa dan sudah ada di Indonesia jauh sebelum pengaruh Islam masuk.
Dalam budaya Jawa, ritual sunat dihayati sebagai upaya untuk memurnikan diri dan menghilangkan sukerto, yaitu hambatan, kotoran, atau kesialan manusia yang dibawa sejak lahir. Memang dari aspek medis, kulit khatan bisa menjadi tempat persembunyian kotoran, sehingga ketika dihilangkan, sejumlah risiko penyakit bisa dihindari.

Di Alkitab, sunat pertama kali disebutkan sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan Abraham (Kejadian 17).
Tak heran, sunat lahiriah ini seringkali dibanggakan orang Yahudi untuk menunjukkan status mereka sebagai umat pilihan Allah. Namun, ada sunat lain yang berulang kali disebutkan dalam Alkitab yang lebih penting dari tanda lahiriah: sunat hati. Ini berarti menyingkirkan kulit khatan hati (Yeremia 4:4), atau hal-hal yang membuat seseorang tidak hidup takut akan Tuhan, tidak hidup mengasihi Dia dan beribadah kepada-Nya (ayat 12-13).
Sunat hati berarti mengakui dan menaati Tuhan, menyatakan betapa Tuhan itu kuat dan dahsyat, adil dan kasih, layak disembah oleh semua orang (ayat 17-19).

Ayat 20-22
Engkau harus takut akan TUHAN, Allahmu, kepada-Nya haruslah engkau beribadah dan berpaut, dan demi nama-Nya haruslah engkau bersumpah.
Dialah pokok puji-pujianmu dan Dialah Allahmu, yang telah melakukan di antaramu perbuatan-perbuatan yang besar dan dahsyat, yang telah kaulihat dengan matamu sendiri.
Dengan tujuh puluh orang nenek moyangmu pergi ke Mesir, tetapi sekarang ini TUHAN, Allahmu, telah membuat engkau banyak seperti bintang-bintang di langit."
Orang-orang ini harus takut akan Tuhan. 

Seperti yg saya katakan diatas, "Takut akan Tuhan" berarti bahwa kita harus memberikan rasa hormat yg tinggi kepada Tuhan dimanapun kita berada.
Alkitab katakan, “Tingkah laku selama kita numpang di dunia harus dalam ketakutan kpd Allah" (1 Ptr. 1:17) dan “Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia” (Wahyu 14:7).

Tuhan menuntut orang Israel harus berpegang teguh pada Tuhan, tidak boleh menyimpang dari apa yang Ia katakan. 
Mereka harus mengambil sumpah atas nama-Nya dan bukan atas nama dewa lain.
Allah telah melakukan hal-hal ajaib yang telah dilihat mata mereka. 
Nenek moyang mereka pergi ke Mesir dengan tujuh puluh orang.
TUHAN menjadikan mereka seperti bintang-bintang di langit.

Kita harus menghormati Tuhan karena Ia telah melakukan hal-hal yang luar biasa bg kita.
Dalam PB, Allah telah mengutus, mati bg umat manusia dg maksud menebus dr dosa dan membangkitkan Putranya yg tunggal/Yesus dari kematian agar setiap org yg percaya (yun: pisteuo) kpd-Nya memperoleh hidup yg kekal.

PENUTUP
Israel sebagai umat perjanjian diingatkan untuk hidup dengan takut akan Tuhan, melibatkan Tuhan dalam seluruh kehidupan serta bersyukur atau memuji Tuhan.
Takut akan Tuhan berarti menghorrnati Tuhan dalam seluruh kehidupan.
Menjadikan Tuhan dan Firman-Nya sebagai prioritas dan di atas segalanya serta bersyukur dan memuji Tuhan.
Itulah cerminan dari hidup takut akan Tuhan.

Peringatan ini juga memanggil dan mendorong setiap umat Tuhan termasuk kita yang percaya untuk melakukannya dalam hidup beriman kita.
Hubungan kita dengan Tuhan serta kerja layan kita memelalui persekutuan, pelayanan dan kesaksian hendaklah dibangun dan dilaksanakan dengan rasa hormat kepada Tuhan.
Tanpa hal tersebut maka rutinitas persekutuan yang kita lakukan bahkan pelayanan dan kesaksian tidaklah berarti apa-apa dihadapan-Nya. GBU !!

# Jika ada pertanyaan hub. 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar