Jumat, 23 Juni 2023

MISI HARUS DIMULAI DARI HATI YANG MURNI DAN SUNGGUH-SUNGGUH -- eksposisi Matius 9:35-38

MISI HARUS DIMULAI DARI HATI YANG MURNI DAN SUNGGUH-SUNGGUH -- eksposisi Matius 9:35-38

Disusun oleh: Pdt. Erwan, S.Adm.,MA.(Can)


Belas kasihan Yesus terhadap orang banyak

9:35 Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan. 
9:36 Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala. 
9:37 Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. 
9:38 Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu."

PENDAHULUAN
Makna kata misi lebih fokus pada bagaimana langkah-langkah demi mencapai visi yang sudah ditentukan.
📚 Dalam hal ini Amanat Agung Tuhan Yesus yg terdapat pada Injil Matius 28:19-20 :
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.”

Misi adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan dalam usaha mewujudkan suatu visi yang telah dibuat.
Misi itu ibarat langkah-langkah kecil yang dibagi untuk mempermudah serta bentuk usaha nyata dalam memberikan arah sekaligus batasan-batasan proses pencapaian tujuan/visi.

Dengan kata lain arti misi adalah prioritas, metode, atau nilai-nilai kerja yang menjadi landasan untuk memberi petunjuk garis besar dalam mewujudkan sebuah visi.
Misi dan visi merupakan satu kesatuan yang harus seiring sejalan.
Itulah perbedaan visi dan misi jika di artikan secara harafiah.

PEMAHAMAN
Berbagai riset yang telah dilakukan oleh beberapa lembaga survey menunjukkan bahwa keterlibatan gereja-gereja dalam misi amanat agung sangat kecil sekali.
Tidak sedikit pemimpin gereja hanya berfokus pada pertumbuhan gereja, tetapi bukan perluasan kerajaan Allah.
Makna “gereja” pun hanya dibatasi pada gereja lokal saja dan bukan gereja secara universal.
Tidak heran, pekerjaan misi selalu kekurangan berbagai sumber daya.

Kita akan belajar mengapa keadaan ini bisa terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk menggerakkan sebanyak mungkin gereja dalam pekerjaan misi.

📚 Teks yang kita bahas ini merupakan salah satu tanggapan Tuhan Yesus setelah Ia melayani di Galilea.
Dari Injil Matius 4:23 sampai Matius 9:35, dapat kita simpulkan bahwa Tuhan Yesus sudah mengunjungi berbagai kota dan desa di propinsi Galilea.
Yang Ia lakukan selalu sama, memberitakan Injil kerajaan Allah, mengajar di rumah-rumah ibadat orang Yahudi dan menolong orang-orang yang sakit dan dirasuk roh-roh jahat.

📌 Didlm satu kalimat dari Matius 9:35, kita melihat ada 3 kegiatan yg menjadi tugas pokok Tuhan Yesus dari Allah :
▪ 1. Yesus sbg sang pewarta
Dalam sebuah kerajaan sang pewarta adalah org yg bertugas menyampaikan pesan dari sang raja.
Yesus adalah sang pewarta yg menyampaikan pesan dari Allah.
Kebutuhan akan sesuatu yg pasti merupakan hal yg diharapkan oleh manusia sejak jaman dahulu. Apalagi sekarang di jaman kemajuan ilmu dan teknologi, di jaman yg serba tidak pasti.
Ditengah ketidakpastian itu Yesus datang sbg sang pewarta yg menyatakan hal-hal yg pasti.
▪ 2. Yesus adalah guru
Kepastian yg Yesus nyatakan harus juga diajarkan dan diberlakukan dlm kehidupan nyata.
▪ 3. Yesus adalah penyembuh
Jika kita membaca seluruh kitab Injil, maka kita akan menemukan bhw Yesus ternyata lebih banyak menyembuhkan org sakit, memberi makan org lapar dan menghibur org yg susah.
Jadi Injil yg dibawa/dinyatakan oleh Yesus tdk hanya berupa kata-kata, namun diwujudkan dlm perbuatan yg nyata.

📚 Selanjutnya pada Injil Matius 9:36-10:42, merupakan tanggapan dan apa yg harus dilakukan untuk langkah ke depan
Pengamatan terhadap keadaan bersumber dari pengalaman, bukan hanya dari kata orang.
Yesus dan murid-murid-Nya memang berkeliling ke mana-mana dan melihat langsung apa yang sedang terjadi di lapangan.
▪ Pada ayat 36, tertulis : “Melihat orang banyak itu…”
Pengalaman langsung ini semakin meyakinkan mereka bahwa pekerjaan misi masih jauh dari selesai.
Keadaan di lapangan sangat memprihatinkan, karena banyak orang dalam situasi yang mengenaskan, sehingga membuat Yesus "tergerak oleh belas kasihan"
📚 Kata "tergerak oleh belas kasihan" (yun) splagkhnistheis ; kata ini merupakan kata yunani yg sangat keras.
▪Kata ini terbentuk dari splagkhna yg berarti mangkuk, yg menerangkan ttg hati nurani manusia yg terdalam.
▪ Didlm semua kitab injil kata ini secara khusus hanya dipakai utk diri Yesus.
▪ Jika kita mempelajari ayat-ayat yg memakai kata splagkhnistheis, maka kita akan melihat hal-hal yg paling menggerakkan diri Yesus (Mat.9:36 ; 14:14 ; 15:32 ; 20:34 ; Mark.1:41 ; Luk.7:13)

▪ Jadi keadaan orang Yahudi digambarkan seperti domba tanpa gembala (ayat 36).
Istilah “gembala” di sini pasti merujuk pada para pemimpin Yahudi, terutama para pemimpin religius.
Mereka bukan hanya gagal memberikan makanan, perlindungan dan kelepasan bagi para domba. Mereka juga bersikap negatif ketika para domba tersebut ditolong oleh orang lain.
Mereka menuduh Yesus mengusir roh-roh jahat dengan kuasa Beelzebul (9:33-34).

Keadaan yang tanpa gembala ini jelas sangat membahayakan domba.
Sebagaimana kita ketahui, domba merupakan binatang yang sangat rentan terhadap bahaya. Mereka tidak memiliki senjata tertentu, baik untuk melarikan diri maupun melawan musuh yang datang.
Mereka terlihat lugu dan lemah.
Keselamatan mereka sangat bergantung pada gembala.

📚 Ketika domba-domba itu dibiarkan berjalan sendirian, mereka menjadi “lelah” (yun) eskulmenoi dan “terlantar” (yun) errimmenoi.

📚 Kata “lelah” (yun) eskulmenoi ; dari kata dasar (yun) skullo artinya “mengganggu” atau “menyusahkan” (Mrk.5:35 ; Luk.7:6; 8:49).
▪ Bentuk pasif eskulmenoi di Matius 9:36 menyiratkan bahwa domba-domba tsb berada dalam keadaan terganggu atau susah.
▪ Dalam pengertian figurativ, kata ini dipakai melukiskan berbagai keadaan yg sangat menyedihkan.
Ex : spt utk mayat yg sdh hancur terkelupas kulitnya, utk org yg menjadi korban keganasan org lain, utk org yg tanpa ampun disengsarakan oleh org lain, utk org yg mendapat perlakuan kasar sombong dan menghina dan utk org yg penderitaannya tdk kunjung berakhir.

▪ Kata Yunani yang digunakan memiliki cakupan yang cukup luas.
▪ Versi Alkitab bhs Inggris menerjemahkan kata ini dengan “tertekan” (harassed, RSV/NIV/ESV), “kesakitan/kesedihan yang luar bisa” (distressed, NASB) atau “hampir kehilangan kesadaran” (fainted, KJV).
▪ Apapun terjemahan yang diambil, gambaran yang disampaikan cukup jelas: domba-domba itu sedang menghadapi persoalan yang besar.
▪ Artinya ada bahaya yang mengintai mereka dan mereka tidak berdaya.

📚 Kemudian Kata “terlantar” (yun) errimmenoi, yg memberikan gambaran yang lebih spesifik.
▪ Kata “terlantar” (yun) errimmenoi ; dari kata dasar (yun) rhipto.
▪ Kata ini muncul berkali-kali dalam Alkitab dengan arti yang cukup konsisten, yaitu melemparkan seseorang atau sesuatu ke bawah (Yeh. 19:12; 28; Mat. 27:5; Luk. 4:35; 17:2; Kis. 22:23; 27:29).
▪ Bentuk pasif errimmenoi di Matius 9:36 menunjukkan bahwa domba-domba tsb seperti dibanting ke bawah, mereka tidak berdaya di tengah kuasa lain yang jauh lebih besar atau keadaan orang yg terbaring tak berdaya krn luka-luka yang fatal.
▪ Catatan :
Para pemimpin Yahudi yg mestinya memberikan dorongan kekuatan utk hidup, malah membingungkan org banyak tsb dg perdebatan mereka yg pelik dg hukum taurat.
Mestinya mereka menolong setiap org agar dpt berdiri tegak, kuat, dan semangat.
Tetapi mereka sebaliknya malah menekan org tsb dg beban hukum taurat yg sangat berat.
Mereka menyajikan agama yg lebih merupakan penghalang ketimbang penopang hidup.
Oleh krn itu kita harus selalu ingat, bhw adanya kekristenan bukanlah utk menawarkan hati melainkan utk mendorong, dan bukan utk menambah beban org melainkan justru utk mengangkat beban yg ada.

📌 Menanggapi keadaan orang byk yg sangat memperihatinkan tsb, ada beberapa hal yang Yesus harus lakukan :
▪1. Berbelaskasihan (splanchnizomai, ayat 36).
Sikap ini sangat diperlukan dalam pelayanan.
Kitab-kitab Injil berkali-kali mencatat bahwa Yesus berbelas kasihan terhadap banyak orang (9:36; 14:14; 15:32; 18:27; 20:34; Mrk. 1:41; 6:34; 8:2; Luk. 7:13; 10:33; 15:20).

Walaupun belas kasihan berbicara tentang hati, makna yang terkandung di dalamnya bukan terbatas pada perasaan saja.
Pemunculan kata ini di Injil Matius menyiratkan bukan hanya simpati terhadap kebutuhan seseorang, tetapi juga bantuan praktis untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Meminjam ungkapan seseorang, belas kasihan merupakan “emosi yang melahirkan tindakan yang penuh perhatian dan kasih sayang."
Jadi, misi harus dimulai dari hati yg susungguh-sungguh dan perasaan yg penuh belas-kasihan harus diwujudkan dalam bentuk tindakan.

▪2. Berdoa (ayat 37-38).
Keadaan yang memprihatinkan tidak boleh membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan dan kehilangan pengharapan.
Dari perspektif ilahi kita justru menemukan peluang yang patut disyukuri.
Di mata Allah, panen sudah banyak dan siap untuk dituai.
Ada kesempatan yang besar di tengah situasi yang terjepit. 

Itulah gambaran dari kehidupan kita secara umum.
Keadaan yang buruk seringkali menjadi jembatan yang baik untuk berjumpa dengan Allah.
Jalan buntu yang mengecewakan seringkali menjadi petunjuk putar balik yang menggembirakan.

Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk meminta kepada Allah supaya Sang Empunya tuaian mengirimkan lebih banyak pekerja.
Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit (ayat 37)

📚 Kata “sedikit” di sini harus dipahami sebagai “nyaris tidak ada”.

Bagaimana tidak, krn yang benar-benar ingin melayani bangsa Yahudi seperti gembala hanyalah Yohanes Pembaptis dan Yesus pada saat itu.
Pada saat Yesus mengucapkan perintah tadi, Yohanes Pembaptis sedang berada dalam penjara (Mqt. 4:12; 11:2).
Tidak lama kemudian ia dipenggal kepalanya oleh Herodes (Mat.14:10-12).
Jadi, yang tersisa sebenarnya hanyalah Yesus.

Figur Yesus sebagai gembala sebenarnya tidak terlalu mengagetkan.
Dalam kisah kelahiran-Nya sudah disinggung bahwa Ia akan menjadi pemimpin yang akan menggembalakan umat Israel (Mat. 2:6).
Dia diutus terutama kepada domba-domba yang hilang dari antara Israel (Mat. 10:6).
Jikalau ada satu domba saja yang terhilang, Ia pasti akan mencarinya (Mat. 18:12-14).
Jika satu saja dicari sedemikian rupa, masakan Dia hanya berdiam diri saja ketika banyak domba lelah dan terlantar.....

Yesus adalah gembala yang menggenapi janji Allah di Perjanjian Lama.
Ketika umat Allah tidak diperhatikan dengan baik oleh para pemimpin mereka, TUHAN berjanji akan mengutus seorang gembala dari keturunan Daud (Yeh. 34:1-16).
Sang Mesias akan datang untuk mencari dan merawat domba-domba Israel.

Itulah yang dilakukan oleh Yesus.
Dia memberikan tawaran kelegaan kepada “barangsiapa yang letih lesu dan berbeban berat” (Mat. 11:28).
Para pemimpin religius Yahudi pada waktu itu hanya memberi beban legalisme yang berat kepada bangsa Yahudi (Mat. 23:4).
Rakyat menjadi letih lesu dan berbeban berat.
Para pemimpin bukan hanya gagal menjadi teladan, mereka bahkan menunjukkan kemunafikan yang sangat memprihatinkan (Mat. 23:3, 13-36).
Yang dikejar hanyalah kedudukan dan pujian, bukan keselamatan domba-domba.

Di tengah situasi seperti ini kita tidak boleh berputus asa.
Menyalahkan keadaan bukanlah pilihan.
Menyerah dan marah bukanlah tindakan yang tepat.
Kita masih bisa berdoa.
Ketika para pemimpin sudah tidak bisa dipercaya, kita masih bisa menyampaikan keluh-kesah kita pada Allah, Sang Pemimpin Umat.
Ketika orang yang benar-benar terbeban dalam pelayanan sangat kurang, kita masih bisa meminta bantuan kepada Allah, Sang empunya tuaian utk mengirimkan pekerja-pekerja-Nya.

KESIMPULAN
Dunia kita tak hanya membutuhkan pemenuhan kebutuhan fisik, tetapi juga pemulihan rohani. Yesus datang untuk memenuhi kebutuhan tsb dan menantang para pengikut-Nya untuk melayani bersama-Nya (ay.37-38).
Dia berdoa agar Bapa mengirimkan pekerja-pekerja untuk menjawab berbagai kebutuhan di sekeliling kita—melayani orang-orang yang bergumul dengan dosa, sakit-penyakit dan berbagai kebutuhan hidup.

Allah Bapa memberi kita hati yang mencerminkan hati-Nya yang rela melayani.
Dengan kekuatan Roh-Nya, kita dapat terus kuat dalam menunjukkan belas kasihan-Nya pada jiwa-jiwa yang menderita.

Di dunia yang penuh dengan penderitaan batin ini, namun sebuah anugerah jika kita dapat melayani dengan meneladani belas kasihan Tuhan Yesus.


# Jika ada pertanyaan sehubungan dengan materi diatas hub.Wa: 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# erwanmusa.blogspot.com

Sabtu, 17 Juni 2023

PADA YESUS SELALU ADA HARAPAN DAN PERTOLONGAN -- Eksposisi Lukas 8:40-56

 

PADA YESUS SELALU ADA HARAPAN DAN PERTOLONGAN -- Eksposisi Lukas 8:40-56

Disusun oleh : Pdt. Erwan, S.Adm., MA. (Can)

Yesus membangkitkan anak Yairus dan menyembuhkan seorang perempuan yang sakit pendarahan

8:40 Ketika Yesus kembali, orang banyak menyambut Dia sebab mereka semua menanti-nantikan Dia. 
8:41 Maka datanglah seorang yang bernama Yairus. Ia adalah kepala rumah ibadat. Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya, 
8:42 karena anaknya perempuan yang satu-satunya, yang berumur kira-kira dua belas tahun, hampir mati. Dalam perjalanan ke situ Yesus didesak-desak orang banyak. 
8:43 Adalah seorang perempuan yang sudah dua belas tahun menderita pendarahan dan yang tidak berhasil disembuhkan oleh siapapun. 
8:44 Ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya, dan seketika itu juga berhentilah pendarahannya. 
8:45 Lalu kata Yesus: "Siapa yang menjamah Aku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau." 
8:46 Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku." 
8:47 Ketika perempuan itu melihat, bahwa perbuatannya itu ketahuan, ia datang dengan gemetar, tersungkur di depan-Nya dan menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh. 
8:48 Maka kata-Nya kepada perempuan itu: "Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!" 
8:49 Ketika Yesus masih berbicara, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, jangan lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru!" 
8:50 Tetapi Yesus mendengarnya dan berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat." 
8:51 Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut masuk dengan Dia, kecuali Petrus, Yohanes dan Yakobus dan ayah anak itu serta ibunya. 
8:52 Semua orang menangis dan meratapi anak itu. Akan tetapi Yesus berkata: "Jangan menangis; ia tidak mati, tetapi tidur." 
8:53 Mereka menertawakan Dia, karena mereka tahu bahwa anak itu telah mati. 
8:54 Lalu Yesus memegang tangan anak itu dan berseru, kata-Nya: "Hai anak bangunlah! " 
8:55 Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri. Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan. 
8:56 Dan takjublah orang tua anak itu, tetapi Yesus melarang mereka memberitahukan kepada siapapun juga apa yang terjadi itu. 

PEMAHAMAN
Yairus adalah seorang kepala rumah ibadat di Galilea (setiap sinagoge memiliki kepala rumah ibadat)
Kepala rumah ibadat yahudi atau sinagoge adalah pemimpin yg bertanggung jawab atas seluruh ibadah dan kegiatan di Sinagoge.
Jadi tugas dan tanggung jawab kepala rumah ibadat adalah memimpin kebaktian, menjadi penengah dalam suatu perkara (Lukas 13:14), dan memperkenalkan pengunjung pada jemaat (Kisah 13:15).
Penjaga sinagoga harus menjaga harta sinagoge dan bertanggung jawab atas pemeliharaan bangunan beserta isinya.
Salah satu tugasnya adalah pada Jumat sore memberitahukan pada penduduk desa saat dimulainya hari Sabat dan waktu penutupannya.
Dialah pejabat yang disebutkan dalam Lukas 4:20, yang memberikan gulungan Kitab Suci kepada Tuhan Yesus ketika Ia hendak berkhotbah di dalam sinagoga di Nazaret, dan mengembalikan kembali kitab itu ke tempatnya setelah Tuhan Yesus selesai membacanya, dan ada kalanya juga menjadi guru di sekolah sinagoge setempat.
Jadi Yairus adalah orang yg sangat di hargai dan sangat penting bagi kalangan orang Yahudi.

Peristiwa Yairus dan perempuan pendarahan ini dituliskan oleh ketiga Injil (injil sinoptis : Matius, Markus, Lukas) setelah mujizat pengusiran roh jahat di Gerasa (atau Gadara).
Ditulis disana bhw ketika Yesus turun dari perahu yang membawanya dari pantai timur danau Galilea, dan kembali ke pantai barat danau itu (jalur Yerusalem), orang banyak berbondong-bondong datang lalu mengerumuni Dia.
Sedang Ia berada di tepi danau berbicara kepada mereka, datanglah Yairus.
Sambil tersungkur di depan kaki Yesus ia memohon kepada-Nya, supaya Yesus datang ke rumahnya.
Yairus berkata: "Anakku perempuan sedang sakit, hampir mati, datanglah kiranya dan letakkanlah tangan-Mu atasnya, supaya ia selamat dan tetap hidup."
Yairus sudah berusaha dg berbagai cara utk penyebuhan anaknya tersebut, tetapi tdk berhasil, shg ia putus asa, namun bersyukurnya Yairus telah mendengar ttg Yesus yg sebetulnya sangat di benci dan dianggap penyesat bagi kaum yahudi, termasuk Yairus.
Anaknya perempuan yang satu-satunya itu berumur kira-kira 12 tahun.
📚 Catatan pentingnya anak berusia 12 tahun dlm tradisi Yahudi :
Dalam beberapa sumber klasik, hal penting bagi anak usia 12 atau 13 tahun sebagai usia dimana mereka harus berpuasa pada Hari Pendamaian (Yom Kippur).
Usia בְּנֵי מְחִצָּה - BENEY MITSVAH bertepatan dengan umur sekitar pubertas fisik.
Upacara BAR atau BAT MITSVAH biasanya diadakan pada Sabat pertama setelah anak laki-laki pada umur 13-tahun dan anak perempuan umur 12-tahun berulang-tahun (pada usia menjelang pubertas). Dalam upacara ini, secara simbolis anak itu melakukan 'aliyah (naik) dan Bemah (menghadap mimbar untuk menerima kuk Hukum Taurat).
Jadi anak hukum taurat (Yesus pun pada usia 12 tuhun di bawa ke Bait Allah)

Singkat cerita, lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya dan orang banyak berbondong-bondong mengikuti serta berdesak-desakan di dekat-Nya.

Dalam ketiga Injil, diceritakan bahwa dalam perjalanan itu, di antara orang-orang yang mengerumuni Yesus, ada seorang perempuan yang sudah 12 tahun lamanya menderita pendarahan.
Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, tetapi sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
📚 Dalam masyarakat Yahudi penyakit pendarahan spt yg di derita oleh perempuan ini adalah penyakit yg paling mengerikan dan menjijikan bag seorang wanita.
Penyakit yg mengerikan dan menjijikkan tsb sangat umum di palestina.
📚 Dlm Talmud (תלמוד) : catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah, terdapat paling sedikitnya sebelas macam cara penyembuhan utk penyakit tsb.
Sebagian dari cara itu terdiri dari pemakaian cairan atau minuman, sedangkan sebagian yg lain lebih merupakan cara-cara yg berbau takhayul.
Salah satu diantaranya adl bhw si sakit hrs membawa abu telur burung unta, pd musim kemarau abu tsb harus di bawa dlm kantung kain lenan, sedangkan pd musim hujan dlm kantung kain biasa.
Cara lain dg membawa bulir gandum yg di dapatkan pd kotoran keledai betina yg putih.
📚 Menurut injil Markus, wanita yg menderita sakit pendarahan itu telah mengusahakan segala cara dan meminta pertolongan byk tabib, tapi hasilnya malah lebih parah (Markus 5:26)

Syukurnya ia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya (setiap orang Yahudi yg saleh mengenakan jubah luar dg empat jumbai, yakni satu pada tiap-tiap sudut)
📚 Jumbai-jumbai ini dipakai utk menaati perintah yg terdapat pada kitab Bilangan 15:38-40 dan utk menjadi petunjuk bg org bhw si pemakai adl benar-benar org yahudi dan org saleh, serta utk mengingatkan kpd sang pemakai sendiri bhw dirinya adl anggota umat pilihan Allah.
Jadi jumbai-jumbai itu adl lencana dari org Yahudi yg saleh.
Karena katanya dalam hatinya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
Maka seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. (Mark.5:28)

📚 Dipercaya menurut manuskrip/catatan sejarah kuno, perempuan ini adalah seorang kafir dari Kaisarea - Filipi yg menyembah jin/roh-roh.
Sebuah tradisi org kafir dlm menyembah jin/roh-roh adalah dg cara menjamah yg mereka sembah utk mendapatkan sesuatu yg di perlukan.
Jadi wanita ini "memperlakukan Yesus" spt halnya jin/roh-roh yg ia sembah sekian lama, shg keyakinannya apabila ia menjamah Yesus, ia akan beroleh kesembuhan dari pendarahan yg ia derita.
Dan benar oleh karena keyakinannya tsb dan hak prerogatif Yesus ia di sembuhkan.

Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga/kuasa (yun : dunamis) yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: "Siapa yang menjamah jubah-Ku?" Dan karena tidak ada yang mengakuinya, berkatalah Petrus: "Guru, orang banyak mengerumuni dan mendesak Engkau." (Catatan Injil Markus: Murid-murid-Nya menjawab: "Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?") Tetapi Yesus berkata: "Ada seorang yang menjamah Aku, sebab Aku merasa ada kuasa keluar dari diri-Ku." Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya.
Perempuan itu menceriterakan kepada orang banyak apa sebabnya ia menjamah Dia dan bahwa ia seketika itu juga menjadi sembuh. Maka Yesus memandang kepada perempuan itu serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, imanmu (keyakinanmu) telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!"
Ini adl cerita ttg seorang perempuan yg datang pada Yesus sbg harapan terakhir utk penyembuhannya krn ia telah putus asa dg sgl usaha dan upayanya utk sembuh.

📚 Peristiwa ini mempunyai sejumlah arti penting, tetapi hal yang berhubungan langsung dengan pembangkitan anak perempuan Yairus adalah:
Secara hukum Yahudi, Yesus menjadi najis (paling sedikit selama sehari, yaitu sampai matahari terbenam), dan harus membersihkan diri sebelum dapat menyentuh orang lain, kalau Ia disentuh oleh seorang yang mengalami pendarahan maka seorang tersebut dianggap najis (Im.15:19-33)
▪ Namun, karena perempuan itu mengakui bahwa ia tidak lagi mengalami pendarahan, segera saat menyentuh jumbai/ujung jubah Yesus, maka ia tidak lagi najis, dan Yesus pun tidak menjadi najis.

Dengan adanya penundaan ini, maka anak perempuan Yairus yang tadinya hampir mati, tidak tertolong lagi, dan benar-benar mati.

Ketika Yesus masih berbicara dengan perempuan yang baru sembuh dari pendarahan itu, datanglah seorang dari keluarga kepala rumah ibadat itu dan berkata: "Anakmu sudah mati, apa perlunya lagi engkau menyusah-nyusahkan Guru?" (Ayat 49)
Tetapi Yesus mendengarnya dan tidak menghiraukan perkataan mereka, Ia berkata kepada Yairus: "Jangan takut, percaya saja, dan anakmu akan selamat." (Ayat 50)
Setibanya di rumah Yairus, Yesus tidak memperbolehkan seorangpun ikut serta, kecuali Petrus, Yakobus dan Yohanes, saudara Yakobus serta ayah dan ibu anak tsb. (Ayat 51)
Ia melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, menangis dan meratap dengan suara nyaring.
Sesudah Ia masuk Ia berkata kepada orang-orang itu: "Mengapa kamu ribut dan menangis? Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur."
Tetapi mereka menertawakan Dia (Ayat 52-53)
Maka diusir-Nya semua orang itu.
📚 Dlm aturan agama yahudi (yudaisme) jika ada org meninggal maka harus di ratapi sepenuhnya, krn barang siapa lengah menaikan ratapan bagi org bijak yg meninggal maka ia harus di bakar hidup-hidup.
▪ Ada 3 macam ratapan yg menjadi ciri khas dlm peristiwa kematian org yahudi yg bijak.
1. Ratapan dg merobek-robek pakaian dari keluarga terdekat (dlm hal ini ayah dan ibu anaknya)
2. Ratapan dg menangisi org mati yg harus terdengar terus menerus di rmh duka oleh para wanita yg secara khusus bertugas utk hal tsb, hingga saat ini petugas khusus tsb masih ada di timur tengah (peratap bayaran)
▪ Dibeberapa suku di Indonesia dan beberapa Negara masih ada yg melakukan hal tsb.
3. Ratapan dg membunyikan seruling.
Di timur tengah kuno, musik seruling selalu di kaitkan dg kematian (suara seruling ditiup sangat menyayat-nyayat hati dan mengharukan)
Jumlah musik seruling di sesuaikan dg strata sosial seseorang.
Dapat kita bayangkan suasana di rumah Yairus sangat riuh, krn ia adalah org yg sangat terhormat/terpandang.
▪Utk org yg paling miskin harus mengadakan perkabungan dg 2 buah seruling dan 1 wanita peratap bayaran.
Sbg catatan bhw jaman sekarang "pelayat profesional" merupakan pekerjaan yg menghasilkan byk uang.
▪Dilansir dr BBC News ada seorang yg bernama Liu Jun'Lin asal Taiwan bersama adik dan bandnya, dibayar US$600 ( lbh dari Rp 8 jt ) unt satu kali pertunjukan. Mereka akan menari, menangis dg suara yg panjang dan melengking.
Di Amerika sekitar US$ 30 - US$ 120 per orang dan per satu acara pemakaman.
Diungkap jg dlm video dokumenter TLC yg berjudul " Best Funeral ever" ( pemakaman terbaik yg pernah ada).

📚 Lalu dipegang-Nya tangan anak itu, kata-Nya: "Talita kum," (bahasa Aramaik dalam Injil Markus dialih-aksara ke bahasa Yunani: ταλιθα κουμ) yang berarti: "Hai anak, Aku berkata kepadamu, bangunlah!"
Maka kembalilah roh anak itu dan seketika itu juga ia bangkit berdiri dan berjalan, sebab umurnya sudah 12 tahun.
Lalu Yesus menyuruh mereka memberi anak itu makan.
Dan takjublah orang tua anak itu dan semua yang hadir, tetapi Yesus dengan sangat berpesan kepada mereka dan melarang mereka memberitahukan kepada siapapun juga apa yang terjadi itu. Namun, tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu (Ayat 54-56)

KESIMPULAN
Belajar dari pengalaman Yairus dan perempuan pendarahan bhw Tuhan Yesus berdaulat atas hidup kita.
Tidak ada yg mustahil bg Dia dan bagi orang-orang yg mempercayakan seluruh hdp kepada-Nya.

Jumat, 02 Juni 2023

MAKNA PANGGILAN DAN PILIHAN ALLAH -- Eksposisi (Surat 2 Petrus 1:3-11)

MAKNA PANGGILAN DAN PILIHAN ALLAH -- Eksposisi (Surat 2 Petrus 1:3-11)

Disusun oleh : Pdt. Erwan


Surat 2 Petrus 1:3-11
Panggilan dan pilihan Allah

1:3 Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib. 
1:4 Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia. 
1:5 Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan, dan kepada kebajikan pengetahuan,
1:6 dan kepada pengetahuan penguasaan diri, kepada penguasaan diri ketekunan, dan kepada ketekunan kesalehan, 
1:7 dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara, dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang. 
1:8 Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah, kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus, Tuhan kita.
1:9 Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.
1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.  
1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus. 

■ LATAR BELAKANG

Surat 2 Petrus merupakan salah satu surat yang terdapat di dalam Perjanjian Baru yang ditujukan untuk seluruh umat Kristen yang mula-mula.
Surat ini ditulis terutama untuk menentang pekerjaan guru-guru palsu yang mengajarkan hal-hal yang salah, dan juga untuk memberantas perbuatan-perbuatan tak berpihak kepada yang benar yang dihasilkan oleh ajaran guru-guru tsb.
Supaya tak dipengaruhi oleh ajaran-ajaran itu, orang Kristen mesti berpegang pada ajaran yang ada tentang Tuhan Yesus, baik ajaran maupun keteladanan-Nya yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah menyaksikan dan mendengar sendiri Yesus mengajar.

Yang terutama dirisaukan dalam surat ini ialah orang-orang yang mengajar bahwa Kristus tak akan datang lagi untuk kedua kalinya.
Surat ini menerangkan bahwa kedatangan Kristus itu nampaknya lambat karena Tuhan tidak mau seorang pun binasa (Psl.3)
Tuhan ingin supaya seluruh orang bertobat dari dosa-dosanya.

Tujuan penulisan surat ini ialah untuk menasihati penerimanya terhadap bahaya yang mengancam dari pihak penyesat, nabi-nabi palsu, serta guru-guru palsu.
Selain itu, terdapat juga ajaran mengenai pengertian Firman.
Firman yaitu nubuat-nubuat dalam Kitab Suci yang tak boleh ditafsir dengan keinginan sendiri.

■ PEMAHAMAN

● Ayat 3 “Karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan kepada kita segala sesuatu yang berguna untuk hidup yang saleh oleh pengenalan kita akan Dia, yang telah memanggil kita oleh kuasa-Nya yang mulia dan ajaib."

📚 Kalimat karena kuasa ilahi-Nya telah menganugerahkan (doreomai -- genitiv, absolut).
▪ Genitiv artinya hak milik
▪ Absolute berarti terlepas dari berbagai pengajaran dunia.

▪ Kata Anugerah dalam PL dipakai kata "khen" berarti perbuatan atasan (dapat juga berarti Allah) yang menunjukkan kepada bawahannya bahwa kasih karunia itu sebenarnya tidak layak untuk diterimanya
▪ Dalam PB kata anugerah dipakai kata “kharis” dari kata kerja "kharizethai" dipakai untuk menunjukkan arti pengampunan, dari manusiaan  juga Allah (Kol 13:13, Ef. 4:32).

📚 Kalimat "segala sesuatu" disini mencakup Kasih Bapa sorgawi, keselamatan melalui Yesus Kristus, syafaat Kristus bagi kita di sorga, baptisan Roh Kudus dan perihal Ia mendiami kita, persekutuan dengan orang kudus, dan Firman Allah yang diilhami sudah memadai untuk memenuhi semua kebutuhan hidup utk kesalehan orang percaya (Mat 11:28-30; Ibr 4:16; 7:25; 9:14)

📚 Kemudian berikutnya Allah berinisiatif untuk memberikan anugerah untuk hidup yang saleh
▪ Dalam PL kata "saleh" digunakan kata : tam dan tsaddiq" : tidak bercela, benar, yang merupakan kualitas utuh, tidak kurang, taat pada kehendak Allah yang diketahui batiniah, yaitu Taurat-Nya.
▪ Dalam PB dipakai kata "eusebeia" : pelayanan kepada Allah oleh pengenalan kita akan Dia yang telah memanggil (mengajak, meminta) dengan menyerukan nama.

📚 Kata "pengenalan" pada ayat ini dipakai kata yunani "epignosis" artinya pengenalan, mengetahui, mengenal, pengetahuan/pengertian yg benar

● Ayat ke 4 “Dengan jalan itu Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan yang sangat besar, supaya olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia”

📚 Kalimat dengan jalan itu (melalui kemuliaan dan perbuatan-Nya yg ajaib) Ia telah menganugerahkan kepada kita janji-janjiNya.
▪ Dalam PL bahasa Ibrani tidak ada istilah khusus bagi konsep atau tindakan berjanji. 
Orang Ibrani hanya mengatakan bahwa seseorang berkata atau berbicara (‘amar, davar).
▪Janji merupakan persetujuan Allah kepada manusia yang sungguh-sungguh mengenai hubungan (tidak setara) yang abadi.
▪ Janji-janji yang Allah berikan adalah bagian dalam kodrat ilahi (kekuasaan Allah).
▪ Kekuasaan Allah memiliki makna kekuasaan Allah yang diciptakan-Nya atau kekuasaan Allah di zaman akhir.

📚 Kata "yang berharga" (yun) timios, bermakna : spt permata yang sangat berharga, yg sangat mahal, penuh hormat, yang sangat dihormati, bernilai tinggi, sangat, amat langka

📚 Kalimat "yg sangat besar" menggunakan kata (yun) megas, yg bermakna : sangat dahsyat, sangat agung, yang sangat mengherankan, sangat amat penting, bernilai sangat luhur

📚 Kata "luput" (yun) apopheugo ; ap-of-yoo'-go : spt orang yg telah melepaskan diri ...

📚 Kalimat "hawa nafsu duniawi yang membinasakan dunia” bermakna: keinginan, nafsu, hasrat, moralitas duniawi yg membinasakan/melenyapkan dunia ini (ref : 1 Yoh 2:17)

~~> Dari penjelasan di atas maka selanjutnya yang harus dilakukan oleh orang percaya di dalam Kristus yang juga merupakan cerminan hidup di dlm anugerah dan janji yg diberikan Allah adalah :
Ayat 5 - 11

● 1. Ayat 5 : Berusaha menambahkan iman kebajikan
Iman kebajikan adalah iman yang mendatangkan kebaikan (keselamatan, keberuntungan); perbuatan baik. 
Allah sebagai pemberi anugerah maka ada usaha, tindakan nyata yang dinyatakan oleh org percaya di dalam Tuhan adalah berusaha menambahkan iman kebajikan.

📚 Kata "kebajikan" (yun) “aretẽ” ; ar-et'-ay, artinya : keajaiban, kebajikan, kuasa (Allah).

📚 Dalam BIS : “Oleh sebab itu, berusahalah sungguh-sungguh supaya kalian tetap percaya kepada Kristus dan percayamu itu ditunjang oleh hidup yang baik."

📚 Kata "Baik/kebajikan" (Ibr) "Tov" : menyenangkan; menggembirakan; ramah
📚 Dalam LXX atau Septuaginta (kata Latin yang berarti "tujuh puluh") adalah sebuah terjemahan kitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani Koine/klasik/umum, menerjemahkan tov dengan agathos sebagai kualitas jasmani atau moral, dan kalos (harafiah, cantik) : mulia yang terhormat dan mengagumkan.

Jadi, kriteria orang percaya adalah berusaha menambahkan iman kebajikan.
Karena iman yang dimiliki sebagai sumber kebenaran yang membedakan gnostik (yang benar hanya pengetahuan).
Maksud perbuatan disini adl perbuatan yang baik sesuai dengan iman kepada Kristus.
Perbuatan yang benar mendatangkan kebaikan moral di hadapan Tuhan sebagai ciri orang percaya.
Sumber iman adalah Allah/kebenaran bukan berdasarkan pengetahuan (gnostik) yang dicari oleh manusia.
Iman diberikan atas kasih karunia Allah.

● 2. Mampu memiliki pengetahuan secara benar.
📚 Kara pengetahuan (Ibr). Yarda : mengenal Allah.
Pengetahuan itu mencakup emosi (bukan hanya intelektual) dan hubungan-hubungan personal. Pengetahuan yang dimasudkan disini adalah pengetahuan tentang Allah, tentang pekerjaan Allah yang digenapi di dalam Yesus.
Berbeda dengan Gnostik atau Gnosis : pengetahuan yang mempunyai teologi, kultus dan etika yang
menganggap “keselamatan itu dicapai melalui pengetahuan khusus oleh perantaraan suatu wahyu surgawi”. 
Paulus menolak hal demikian akan agama-agama misteri dan filsafat.
Dalam teks menggunakan gnosis artinya pengetahuan; pengetahuan yang disebutkan adalah satu ajaran bidat.
Orang percaya sebenarnya harus mengenal Tuhan berdasarkan iman bukan dengan pengetahuan secara filsafat, dan etika. 
Hal ini tidak menjamin ciri sebagai orang percaya karena pengenalan kepada Allah bukanlah bersumber dari pengetahuan (ajaran gnostik) yang dicari - cari dengan ilmu pengetahuan tetapi adalah anugerah dan pekerjaan Roh Kudus kepada setiap orang yang beriman.
Jadi sikap orang percaya adalah mengenal Tuhan secara benar dengan iman, dan kriteria orang percaya yang dimasudkan adalah mampu membedakan pengetahuan/ pengenalan akan Allah sebagai sumber kasih dan mampu juga membedakan pengetahuan aliran Gnostik yang menyesatkan.

● 3. Memiliki penguasaan diri.
📚 Kalimat "penguasaan diri" (yun) engkrateia: penguasaan diri.
Penguasaan diri menyangkut proses cara, perbuatan atau menguasakan diri terhadap nafsu duniawi (ayat 4). 
Penguasaan diri yang dimaksudkan adalah bersama-sama dengan Kristus untuk mengendalikan kehidupan rohani/batin melalui tuntunan-Nya ke dalam jalan yang benar sebagai sumber kasih. Jadi,orang percaya harus memiliki penguasaan diri, kesabaran menantikan kedatangan Kristus (parousia-Nya) karena kita tidak tahu saat dan waktunya.
Dengan demikian, kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus (ayat 11)

● 4. Memiliki ketekunan
Ciri orang percaya adalah memiliki "ketekunan" (yun) hupomone : ketekunan, kesabaran, ketabahan, ketekunan menantikan; patience: kesabaran, ketekunan.
Dalam menantikan kedatangan Kristus kedunia yg kedua kali orang percaya harus seperti Allah yang memiliki sifat panjang sabar dan bukan sifat yang pasif, tetapi penguasaan atau pengekangan (pengendalian diri) dalam menantikan Dia.
Seperti Allah menghadapi perlawanan dan hal-hal lain yang menimbulkan amarah-Nya.
Sifat ini dikaitkan sebagai sifat kasih sayang dan kemurahan Allah terhadap orang-orang berdosa dan pemberontak yang sebenarnya patut kena murka-Nya.
Kesabaran manusia harus seperti kesabaran Allah akan hubungan satu dengan yang lain terlebih kesabaran dalam menantikan Kristus.
Ketekunan adalah kesanggupan untuk berpegang teguh mencapai tujuan walaupun ada pertentangan dan penganiayaan, memikul salib dan menanggung beban selama hidup di dalam dunia.

● 5. Memiliki kesalehan
📚 Kata "kesalehan" (yun) eusebeia: kesalehan.
Penekanan kata ini diutamakan pada kesalehan dalam kehidupan secara jasmani (kehidupan mencerminkan Kristus yang harus diwujudkan nyatakan).
Eusebeia dalam PB menunjukkan maksud dalam sastra kafir adalah rasa hormat yang tepat dan patut diberikan kepada manusia dan para ilah khususnya dalam surat-surat penggembalaan.
Eusebeia berarti pelayanan kepada Allah yang menunjukkan ketaatan penuh hormat kepada hukum-hukumNya.
Bentuk jamak eusebeia mengartikan tindakan-tindakan khusus dengan saleh di hadapan Tuhan Yesus.
Sikap yang taat, saleh adalah ciri dari orang percaya.

● 6. Memiliki kasih persaudaraan
📚 Kalimat "kasih persaudaraan (yun) philadelphia ; fil-ad-el-fee'-ah : kasih terhadap saudara seiman.
Hubungan yang berlaku di antara anggota-anggota jemaat.
Bukan secara kiasan kasih seperti saudara, melainkan kasih dari mereka yang disatukan dalam persaudaraan Kristen/Kristus
Dalam PL pemahaman saudara seperti tetangga, berarti rekan Israel.
Tetapi dalam PB Yesus menekankan akan kasih kepada sesama manusia (tanpa memandang status, umur, jenis kelamin, etnis, dan budaya.
Kasih akan saudara-saudara ditekankan sebagai buah dari kelahiran baru.
Sebagai ciri khas dari murid-murid Kristus (Yoh.13:34-35) karena kasih adalah makhota dari semua kabajikan Kristen (IKor.13, Kol 3:14).
Orang percaya harus tetap memiliki kasih persaudaraan yang konkret terhadap sesama di dalam jemaat baik kepada golongan gnostik maupun kepada saudara seiman.
Orang percaya harus mencerminkan kasih yang nyata kepada setiap orang tanpa pandang golongan yang ada di dalam jemaat.

● 7. Tidak buta dan picik (ayat 9)
Tetapi barangsiapa tidak memiliki semuanya itu, ia menjadi buta dan picik, karena ia lupa, bahwa dosa-dosanya yang dahulu telah dihapuskan.

Cerminan orang percaya adalah tidak buta.

📚 Kata "buta" berarti “thupos” yg menunjukkan “tidak sanggup mengerti”  bukan berarti buta secara jasmani yang disebabkan karena penderitaan, penyakit, kerasukan setan, tumor, dan kecelakaan yang mengakibatkan matanya tidak dapat melihat.

Dalam hal ini kebutaan secara kerohanian dalam menghadapi kedatangan Kristus, karena aliran gnostik bosan dalam menantikan kedatangan Kristus.
Pengetahuan membuat kebutaan rohani di dalam Kristus.
Kedatangan Kristus tidak dapat diramalkan secara pengetahuan.
Jauh melebihi pengetahuan manusia akan rencana dan kedatangan-Nya. 
Jadi, orang percaya harus tetap sabar, menguasai diri dan memiliki iman yang benar dalam menyambut kedatangan Kristus.

📚 Kata "picik" (yun) muopazo ; moo-ope-ad'-zo, berarti : rabun (seperti ayam yg buta)


~~> Dampak yang dapat diperoleh apabila orang percaya memiliki kriteria di atas adalah :

a》. Tidak tersandung (ayat 10)
“Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung 

📚 Kata ”tersandung" (yun) ptaito: tersandung, bersalah dan binasa.
▪ Kalimat tidak tersandung berarti tdk binasa, tdk murtad

Jadi dalam teks ini lebih menunjukkan kepada ketidak binasaan ke dalam kegelapan. 
Ketidak binasaan orang yang percaya adalah mampu mencerminkan ketujuh gambaran sebagai orang percaya. 
Tindakan orang percaya harus sungguh-sungguh berusaha merealitakannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai wujud dan buah orang percaya (dengan berusaha sungguh-sungguh)

📚 Kalimat "berusaha sungguh-sungguh" (yun) spoudazo ; spoo-dad'-zo : bekerja keras, berupaya sekuat tenaga, sungguh ingin agar ....

📚 Panggilan (yun) klesis : panggilan Tuhan, undangan
▪ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata "panggilan" artinya imbauan, ajakan, undangan

📚 Pilihan (yun) ekloge : pilihan, pemilihan, berharga.
▪ Dalam New American Version " electoin sure" yg artinya "pemilihan yg pasti".

📚 Yang harus di kerjakan bagi org yg telah di panggil dan dipilih Tuhan adalah makin teguh terhadap hal tsb.
▪ Kata "Teguh" (yun) "bebaios" yg merupakan kata sifat yg berbentuk tunggal obyek langsung, yg berarti teguh, untuk memastikan, untuk mengesahkan, untuk menjamin, yg dpt di percayai.
▪ Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata "teguh" berarti kokoh, tetap, tdk berubah pada pendirian dan kesetiaan.

📚 Lalu kata "melakukan" (yun) poieo, berarti di kerjakan terus menerus bersifat aktif.

 b》. Memperoleh Kerajaan Kekal (ayat 11)
“Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus”

📚 Kalimat "hak penuh" (yun) plousios berarti memiliki hak dg melimpah (hak yg sangat istimewa).
▪ Dalam hal utk masuk dlm Kerajaan Kekal (dlm teks asli Kerajaan yg tiada awal dan akhir - aionios), dimana Tuhan Yesus menyatakan dirinya sebagai Sang Raja Agung atas seluruh ciptaanNya.

■ PENUTUP

Matius 22:14 "Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih", ...

Kata-kata ini merupakan peribahasa.
Dalam perumpamaan di Matius 22:1-14, diumpamakan seorang Raja mengundang banyak tamu ke perjamuannya, tetapi tidak ada yang mau datang.
Perjamuan itu merupakan perumpamaan dari Injil dan berkat-berkat yang ditawarkan kepada orang percaya.
Undangan untuk orang percaya pada Injil dan menikmati berkat-berkat Injil ditujukan kepada semua orang yang mendengar dan mentaati Injil (ajaran dan keteladan hidup Tuhan Yesus.

# Jika ada pertanyaan hub.Wa. 082157116469