Rabu, 11 Maret 2020

MEMBANGUN HIDUP BERKENAN DAN DICINTAI ALLAH

MEMBANGUN HIDUP BERKENAN DAN DICINTAI ALLAH



"Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan" (Ayub 1:1)

Ayub mencintai Allah lebih dari hidupnya, sehingga Allahpun sangat mencintainya


■ 4 Hal yang membuat Allah mencintai Ayub :


● # Pertama, Ayub berkarakter saleh.
Kata "saleh" (ibr)  תָּ֧ם ; tām, yang berarti "blameless" (tak bercela) atau "perfect".
Ayub tetap hidup tidak bercela ketika iblis membuat Ayub menjadi melarat dan sakit hebat, namun Ayub tetap mencintai Allah dengan sempurna.
Penulis kitab Ayub menulis : "... Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya" (Ayub 2:10) dan "tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut"  (Ayub 1:22). 


● # Kedua, Ayub berkarakter jujur.
Kata (Ibr) jujur sama artinya dengan lurus.
Karakter Ayub "lurus" ke atas menembus hati Allah.
Peringatan Paulus kepada jemaat di Filipi:
"Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia" (Flp 2:14‭-‬15). Kata lurus lawan katanya " bengkok hati", dan orang yang hidup lurus sama dengan "orang yang bercahaya di antara orang-orang yang bengkok hati dan sesat, seperti bintang-bintang di dunia".


# Ketiga, Ayub berkarakter "takut akan Allah". 
Frasa "Takut akan Allah" di sini bukan takut seperti kepada Iblis, tetapi takut karena hormat kepada Allah yang merupakan cerminan sebagai seorang yang saleh dan jujur.
Tidak ada orang Takut akan Allah tetapi hidupnya tidak saleh dan tidak jujur, karena ketiga hal tersebut terikat menjadi satu kesatuan.
Di tengah derita kemelaratan dan sakit yang hebat, Ayub tetap bereaksi dengan benar :
"Maka berdirilah Ayub, lalu mengoyak jubahnya, dan mencukur kepalanya, kemudian sujudlah ia dan menyembah, katanya: “Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. Tuhan yang memberi, Tuhan yang mengambil, terpujilah nama Tuhan !" (Ayub 1:20‭-‬21).


# Keempat, Ayub berkarakter "menjauhi kejahatan". 
Dalam frasa Ibrani kata "menjauhi kejahatan adalah satu kesatuan dengan kesalehan, kejujuran dan takut akan Allah.
Keempat-empatnya menyempurnakan karakter Ayub. Ketika hujatan yang istrinya sarankan, Alkitab mencatat Ayub tetap membangun hidupnya dengan benar :
"Maka berkatalah isterinya kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya" (Ayub 2:9‭-‬10).



Kesimpulan :
Kesempurnaan karakter Ayub dengan membangun hidup dalam kesalehan, kejujuran, takut akan Allah dan menjauhi kejahatan, membuat ia berkenan dan di cintai oleh Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar