Jumat, 22 Oktober 2021

MEMBANGUN BERSAMA TUHAN (Maz.127:1-5)

 


📖 MEMBANGUN BERSAMA TUHAN (Maz.127:1-5)

Oleh : Pdt. Erwan

● MAZMUR 127:1
Nyanyian ziarah Salomo.
Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga.

📚 secara umum ayat tersebut memiliki makna :
Tanpa Tuhan semua yang kita bangun atau kerjakan sia-sia, dan secara spesifik sesungguhnya ayat ini berbicara membangun generasi.
Kata "membangun" dalam teks ibrani pada ayat ini dipakai kata “Banah”, yang sebenarnya memiliki makna membangun keturunan atau generasi (lihat ayat selanjutnya 3-5)

👉 Implementasi yang Tuhan kehendaki pada konteks ayat ini adalah ketika kita membangun generasi dan hal apa saja khususnya hidup kita, kita harus membangun bersama Tuhan, yaitu menggunakan cara, pola atau jalan-jalan-Nya, bukan menggunakan jalan atau pikiran kita sendiri.

📚 Pada surat Roma 8:28 disana tertulis :
Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

👉 Kalimat “Allah turut bekerja” dalam teks aslinya (bhs.yunani) adalah sunergei (συνεργεῖ), berasal dari akar kata sunergeo (συνεργέω).
▪ Kata sunergeo merupakan gabungan dari dua kata, yaitu : sun dan ergon.
▪ Sun artinya bersama-sama, sedangkan ergon artinya bekerja atau melakukan sesuatu yang berkesinambungan atau terus menerus
▪ Jadi kata sunergei berarti 'he works together' (= ia bekerja bersama-sama).
~> bisa juga berarti : menolong

▪ Kata sunergei menunjuk kepada kegiatan yang berlangsung terus menerus bagi orang-orang yg mengasihi Dia dan hidup dlm rencanaNya.
Artinya, janji ini hanya di sediakan bagi orang yg mengasihi Tuhan dan yg hidup dlm rencanaNya*
📌 Contoh : Henokh, Nuh, Paulus, Yesus


👉 Keuntungan kita membangun bersama Tuhan ialah kita akan memiliki hubungan yg semakin dekat atau intim dg Tuhan dan kita jg senantiasa hidup dengan hikmat-Nya dlm segala keadaan.

📚 Kemudian makna kata "sia-sia usaha orang yg membangunnya"
👉 Terj. AYT : orang-orang yang membangunnya bekerja keras dalam kesia-siaan
👉 Terj. MILT : mereka yang membangunnya telah berjerih lelah atasnya dalam kesia-siaan

 Makna kata "sia-sia" adalah "bersifat sementara, rapuh, atau tidak permanen"

⚫ KESIMPULAN :
Frasa kunci dalam Mazmur Salomo ini adalah “Jikalau bukan Tuhan yang ...”
Artinya jika bukan Tuhan yang memberkati kita (campur tangan Tuhan dlm hidup dan seluruh aktivitas kita), sekalipun semua yg kita lakukan tampaknya berjalan seperti biasanya, dan seberapa keras pun usaha yg kita lakukan, tidak akan membuat kita, keluarga, usaha atau apapun yg kita lakukan dapat bertahan, semuanya rapuh atau sia-sia, dan tragisnya akan berakhir dg kekecewaan dan kegagalan.

Sebaliknya, hanya yang berasal dari Allah dan yg diberkati oleh-Nya (ada senantiasa campur tangan Tuhan), akan benar-benar memiliki hidup yg berarti, sehingga ketika ada persoalan hidup, kita akan menghadapinya dg kekuatan dan hikmat-Nya, dan dampaknya kita akan tetap kuat bersama Tuhan.

Intinya adalah pada saat kita membangun hal apa saja, kita harus memastikan bahwa kita membangun sesuai dengan polanya Allah, bukan menurut gagasan, rencana, atau usaha manusia.

📚 Efesus 5:15 TB 
Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif.

Kata “bagaimana kamu hidup” mempunyai makna "kehidupan yang terjaga".
Artinya kehidupan yg sesuai dg pola atau standar kebenaran Tuhan.
Implementasinya ialah kita harus menjaga hidup kita dlm sgl aspek, baik dlm pikiran, perkataan, dan sikap kita, agar selalu sesuai dengan kebenaranNya.
Mazmur 119:105 berkata, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku."

Jadi Kebenaran, “Jikalau bukan TUHAN yang..., sia-sialah...” harus diberlakukan dalam berbagai sisi kehidupan kita, seperti dalam kehidupan pernikahan, membesarkan anak, membangun relasi, pelayanan dimana saja dan aktivitas lainnya.... Amin

JIKA TUHAN TIDAK IKUT CAMPUR TANGAN DALAM HIDUP KITA MAKA SIA-SIA SEGALANYA
erwan musa.blogspot.com

Kamis, 07 Oktober 2021

BERTEKUN DALAM PENGAJARAN DAN DALAM PERSEKUTUAN ADALAH HAL MUTLAK UNTUK BERTUMBUH DAN BERBUAH (Kis.2:42)

 


■ BERTEKUN DALAM PENGAJARAN DAN DALAM PERSEKUTUAN ADALAH HAL MUTLAK UNTUK BERTUMBUH DAN BERBUAH (Kis.2:42)

Oleh : Pdt. Erwan Musa


📖 Kisah Para Rasul 2.42a
LAI TB : Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan, ….

TSI : Mereka rajin mempelajari ajaran para rasul, dan sering berkumpul dalam persekutuan, ..

MILT : Dan mereka hidup dengan terus bertekun dalam pengajaran para rasul, dan dalam persekutuan, ...

Shellabear : Mereka semua tetap belajar dari rasul-rasul dan tetap bersatu dalam kelompok orang-orang beriman, ...


● Setelah Roh Kudus dicurahkan pada hari Pentakosta, Rasul Petrus berkotbah dan jumlah orang percaya bertambah 3000 orang bertobat dan memberi diri dibaptis.
Inilah jemaat mula-mula yg tercatat pada Kisah Para Rasul 2:41-47, yg merupakan respon orang-orang tsb terhadap kotbah Rasul Petrus.

Setelah mereka percaya (ayat 41), kemudian mereka mengembangkan sebuah komunitas persekutuan yg berpusat pada Kristus.
Lalu hal penting yg mereka lakukan sebagai kumpulan orang percaya yang baru lahir tersebut ialah
mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan.

👉 Bertekun dalam pengajaran rasul-rasul
Kata "bertekun" (yun) προσκαρτεροῦντες ; proskarterountes verb - present active participle - nominative plural masculine, kata kerja ini berasal dari kata dasar proskartereo yg menjelaskan kebiasaan jemaat secara konsisten, terfokus dan terarah pada pengajaran rasul-rasul.
Artinya jemaat mula-mula menaklukan diri mereka di bawah kepemimpinan para rasul dan secara konsisten mereka hidup di dalam pengajaran rasul.
Dengan kata lain mereka rajin, giat, bersungguh-sungguh dan disiplin dengan ajaran para rasul.


Mengapa mereka harus bertekun dalam pengajaran rasul-rasul ... ?
Pertama, tentu sebagai bayi rohani yang baru lahir mereka perlu makanan rohani untuk bertumbuh.
Kedua, untuk memenuhi Amanat Agung : memuridkan semua bangsa (membaptis dan mengajar), mereka harus terlebih dahulu belajar sebelum mengajar.
Amanat Agung yang Tuhan Yesus berikan (Mat. 28:19-20), dalam tata bahasa Yunani hanya memiliki 1 kata kerja utama, yaitu: memuridkan, sedangkan
membaptis dan mengajar merupakan kata kerja present participle yang artinya kata kerja yang menerangkan kata kerja utamanya (memuridkan)
Secara sederhana dapat disimpulkan: memuridkan semua bangsa dengan cara: membaptis dan mengajar (kedua hal tsb harus terus berjalan bersama, tdk hanya menargetkan sampai jumlah orang yg di baptis)

Sayangnya banyak orang tidak mau belajar tapi mau mengajar atau bahkan menolak untuk belajar.
🎼 Riset : Untuk menggubah 1 lagu, seorang musikus harus terlebih dahulu mendengarkan 1,000 lagu.

Jadi proses belajar merupakan hal yg sangat mutlak agar dapat bertumbuh dalam pemahaman pada kebenaran dan pengenalan kpd Tuhan sehingga menghasilkan buah, sebagaimana yg Tuhan kehendaki bagi setiap orang percaya.

👉 Bertekun dalam persekutuan
Kata persekutuan dlm bhs Yunani : κοινωνίᾳ ; koinōnia memiliki arti dasar asosiasi, kemitraan, keintiman, atau berbagi.
Persekutuan kita dengan Kristus (1 Kor 10:16) membuat kita terikat dalam persekutuan dengan sesama orang percaya (1 Yoh 1:3).
Koinonia terjadi apabila sejumlah orang berkumpul dan saling berbagi.
Koinonia berasal dari akar kata Κοινή ; koine, yg berarti "sesuatu yg sama dan menyatukan".
Jadi persekutuan adalah kumpulan orang-orang yg memiliki suatu kesamaan yg menyatukan, tentunya dalam lingkup kebenaran.

📇 Catatan : Koinonia dlm persekutuan bukan hanya sekedar orang berkumpul tetapi menjadi persekutuan orang-orang percaya yg di persatukan krn meresponi anugerah keselamatan yg Allah berikan melalui Tuhan Yesus.

KESIMPULAN :
Mari kita memiliki *cara hidup jemaat yang pertama* (Kis. 2:41-47), yaitu senantiasa bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan yg benar.
Bacalah Alkitab dengan teliti, tekun dan benar, pelajari dan berusaha memahami maksud dan makna yg sebenarnya, dan terus membangun hati yang lapar dan haus akan kebenaran. 

Jumat, 01 Oktober 2021

DOSA YANG TIDAK BISA DIHAPUS OLEH KORBAN APAPUN DALAM KONTEKS SURAT IBRANI 10:26-29 (Eksposisi)

 ■ DOSA YANG TIDAK BISA DIHAPUS OLEH KORBAN APAPUN DALAM KONTEKS SURAT IBRANI 10:26-29 (Eksposisi)

Oleh : Erwan Musa

Disamping ada dosa yang tidak terampuni yang tercatat pada Injil Matius 12:31-32, yaitu menghujat atau menentang Roh Kudus, Alkitab juga mencatat bahwa ada dosa yang tidak bisa di hapus oleh korban apapun yang tertulis pada Surat Ibrani 10:26.

LAI TB : Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.

● TSI (2014) : Karena kalau kita terus dan sengaja berbuat dosa sesudah kita menerima berita benar tentang semua yang Kristus sudah lakukan bagi kita, maka tidak ada lagi kurban yang bisa menghapus dosa tersebut.


📚 ETIMOLOGI
▪ Kata ”sengaja” pada ayat ini dipakai kata (yun) Ἐκουσίως ; ekousiōs berasal dari kata "hekousios" yang memiliki makna melakukan sesuatu dengan sukarela, disengaja dan diinginkan.

▪ Kata "berbuat dosa" (yun) ἁμαρτανόντων ; amartanontōn memiliki makna berbuat dosa dan dipakai menyatakan suatu kondisi yang berdosa.
Kondisi berdosa ini adalah suatu kejatuhan dalam hal iman kepada Kristus dan akan membawa kepada penghukuman yang kekal.

▪ Kata “menerima” pada ayat ini dipakai kata (yun) λαβειν ; labein dengan bentuk kalimat aorist infinitif aktif dari kata dasar ”lambano" yang berarti mengambil, menerima dan memiliki.
~> Jadi makna yang terdapat di dalam kata “labein” adalah dulu pernah mengambil, menerima dan memiliki.
Kata ini kemudian diikuti dengan preposisi bahasa (yun) μετὰ ; meta yang mengandung makna temporal, yaitu setelah.

▪ Lalu kata "pengetahuan" (yun) ἐπίγνωσιν ; (epignōsin) di samping berarti pengetahuan, kata ini juga memiliki makna pengenalan.

▪ Kemudian kata "kebenaran" (yun) Aletheia, memiliki arti kebenaran, yang dalam konteks ayat ini jika dipadukan dengan kata “Epignosis” sehingga bermakna pengetahuan akan kebenaran dari Injil yang absolut (mutlak) dan final.

▪ Kata ἀπολείπεται ; apoleipetai memiliki bentuk present indikatif pasif, yang bermakna ditinggalkan atau disisakan (pengertian kata ini menolong kita untuk memahami kata "untuk menghapus" dosa pada konteks ayat ini)

▪ kemudian yang terakhir adalah kata “korban" (yun) θυσία ; thusia, yang dapat diterjemahkan sebagai pengorbanan, persembahan dan tindakan persembahan.

⌨ Jadi setelah kita mengetahui dan memahami dengan jelas arti dari kata-kata yang penting diatas, maka kita dapat mengetahui dan menyimpulkan makna sebenarnya dari ayat tersebut.
Maknanya adalah :
"jika seseorang dengan sukarela dan sengaja, walaupun dulu sudah pernah menerima dan memiliki kebenaran Kristus di dalam kehidupannya tetapi menginginkan untuk meninggalkan imannya kepada Kristus, maka orang tersebut telah berbuat dosa dan tidak ada lagi korban untuk menghapus dosanya tersebut."


📖 Konteks ayat diatas, penulis surat ini sedang berbicara tentang hal meninggalkan Kristus yang telah diingatkan dalam Ibrani 6:4-8 :
6:4  : Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,   
6:5  : dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, 
6:6 : namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. 
6:7 : Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; 
6:8 : tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

📖 Ibrani 3:12
"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup."

📚 Kemurtadan (yun) αποστασια ; apostasia, dipakai dua kali dalam PB sebagai kata benda (Kis 21:21; 2Tes 2:3) dan di dalam Ibr 3:12 dalam bentuk kata kerja (yun) ἀφίστημι ; aphistémi yang memiliki makna (go away =menyingkir, revolt= memberontak dan deserted= mengundurkan diri, abstain = tidak hadir/bersama).  
Dari penjelasan dalam bahasa aslinya/Yunani, kita dapat mengartikan murtad sebagai sikap pribadi yang bebas untuk hidup memberontak, mengundurkan diri, tidak bersama lagi dari Allah yang hidup.
Dalam versi lain juga diterjemahkan sebagai "berbalik dari".
Istilah Yunani ini ditegaskan sebagai tindakan meninggalkan, berkhianat, memberontak, mengundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.

Jadi menjadi murtad berarti memutuskan hubungan keselamatan dengan Kristus atau mengundurkan diri dari persekutuan yang sangat penting dengan Dia dan iman yang sejati kepada-Nya
Hal ini dalam pengertian Kristen berarti orang tersebut posisinya ada diluar Kristus.

Dengan demikian kemurtadan pribadi hanya dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya sudah mengalami keselamatan, kelahiran baru, dan pembaharuan hidup melalui Roh Kudus (bd. Luk 8:13; Ibr 6:4-5)

● Ibrani 10:28-29
Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?

Ayat-ayat ini berbicara tentang orang-orang yang seperti Yudas, yang telah mendengar kebenaran tapi menolaknya.
Yudas menghabiskan waktu bersama-sama Tuhan Yesus. Dia tak hanya mendengar kebenaran, tapi melihat dan bersama-sama Sang Kasih Karunia dan Kebenaran itu secara langsung.
Tapi ia menolak Yesus sebagai Tuhannya.
Dia tak pernah menganggap Yesus lebih dari sekedar ‘rabbi’.
Menganggap dan memanggil Yesus dengan sebutan rabbi sebenarnya adalah penghinaan, bahkan lebih dari itu, adalah ketidakpercayaan.

Yesus datang memberikan hidup-Nya untuk Yudas tapi Yudas tak tertarik. Dia lebih tertarik pada kehidupannya yang penuh dosa keserakahan dan pengkhianatan.
Saya percaya Yudas punya banyak kesempatan untuk bertobat (mengubah pikirannya) dan meletakkan imannya pada Yesus. Tapi ia tak melakukannya.

Yesus mati untuk Yudas. Apalagi yang bisa Yesus lakukan selain itu? Tak ada. Tak ada persembahan lain untuk menghapus dosa selain apa yang telah Yesus sediakan. Menolak Yesus sebagai Tuhan berarti menginjak-injak Anak Allah dan menganggap najis darah-Nya = menganggap darah-Nya setara dengan darah hewan.

📋Catatan dan Kesimpulan :
Konteks "dosa yang tidak bisa di hapus oleh korban apapun" pada Surat Ibrani 10:26 adalah dosa kemurtadan atau meninggalkan Yesus, tetapi bukan berarti selain dosa kemurtadan dapat di sahkan atau di halalkan untuk dilakukan.
Artinya terhadap dosa tidak ada kompromi!
Alkitab memerintahkan kepada seluruh orang percaya bahwa kita harus mematikan, membuang dan meninggalkan dosa.
📖 Roma 14:12
▪ LAI TB : Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah. 
▪ TSI (2014) Jadi, setiap kita akan mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita kepada Allah.

Kamis, 16 September 2021

HIDUP BERMURAH HATI ATAU BERBELAS KASIHAN SEPERTI BAPA DI SURGA

 ♨️ HIDUP BERMURAH HATI ATAU BERBELAS KASIHAN SEPERTI BAPA DI SURGA

 📖 Lukas 6:36 
TB : "Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."  
AYT : Karena itu, hendaklah kamu berbelas kasihan, sama seperti Bapamu yang juga penuh dengan belas kasihan. 
TL  : Hendaklah kamu berpengasihan sama seperti Bapamu juga berpengasihan. 
BIS   : Hendaklah kalian berbelaskasihan seperti Bapamu juga berbelaskasihan!" 
TSI : Hendaklah kalian berbelas kasihan, sama seperti Bapa kita di surga berbelas kasihan. 

 ● Kata murah hati (yun) οἰκτίρμων ; oiktirmōn, bentuk kata sifat yg memiliki makna : murah hati dan penuh dengan belas kasihan. 

● Kemurahan hati (Ing) compassion, berasal dari dua kata latin (pati dan cum) yang berarti : menderita bersama, berbela rasa, murah hati.  

 👉 Murah hati atau belas kasihan adalah salah satu sifat atau karakter yang harus ada pada semua orang percaya, karena Kristus telah meninggalkan teladan hidup bagi kita, maka dari itu kitapun harus mengikuti jejak-Nya.  Sebagai anak Tuhan adalah mutlak mengenakan kehidupan yang di wariskan dari sifat atau karakter Bapa di Surga. Murah hati adalah cara untuk menyatakan perbuatan baik kepada orang lain.  Kemurahan hati selalu ditandai dengan sikap yang penuh belas kasihan terhadap orang lain, dengan wujudnya dalam tindakan suka memberi, suka menolong, baik hati, dsb 

 👉 Bermurah hati merupakan perintah Tuhan yang harus dilakukan oleh orang percaya yang telah beroleh kemurahan atau belas kasihan dari Tuhan (Yoh.3:16) Karena kemurahan Tuhan sematalah dosa-dosa kita telah diampuni sehingga kita diselamatkan. Dan kita harus bermurah hati bukan hanya kepada orang-orang yang berlaku baik kepada kita atau orang yang mengasihi kita, melainkan kepada semua orang, termasuk kepada musuh atau orang yang menyakiti kita sekalipun.   

Bermurah hati atau Berbelas kasihan bukan hanya menjadi tujuan, namun merupakan sebuah sikap dalam hidup atau life style. 
Sikap hidup yang didasarkan pada tiga kata kunci : melihat, tergerak dan bertindak (urutannya). Artinya semua diawali dengan melihat keadaan dan keberadaan orang lain, lalu memperhatikan dan membuka diri pada orang tsb dan akhirnya kita bertindak untuk melakukan sesuatu pada mereka. 

 📖 "Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka. Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosapun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka."  (Lukas 6:31-32). 

 📖 Alkitab menyatakan bahwa ada berkat tersedia bagi orang-orang yang memiliki kemurahan hati, yaitu mendapatkan upah yang besar dari Tuhan  (Lukas 6:33)  dan juga beroleh kemurahan.  "Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan." (Matius 5:7).  "Orang yang murah hati berbuat baik kepada diri sendiri,"  (Amsal 11:17).  

 👉 Kemurahan hati adalah salah satu dari buah Roh yang harus dihasilkan dalam kehidupan orang percaya  (Galatia 5:22-23).  Ini adalah proses hidup yang panjang yang dikerjakan oleh Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya melalui persekutuan pribadi yang intim dan melekat dengan Tuhan     

Kamis, 26 Agustus 2021

PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK


 ■ PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK

I Korintus 15:12-34 
Oleh : Erwan Musa


● Pendahuluan :
Bergaul adalah salah satu cara untuk menjalin interaksi sosial, dan pergaulan merupakan proses interaksinya.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. 
Memiliki pergaulan yang sehat tentunya akan membawa dampak positif atau yang baik untuk diri sendiri serta lingkungan sekitar, sedangkan pergaulan yang tidak sehat atau buruk hanya akan membawa dampak negatif bahkan kegagalan untuk diri sendiri.
Untuk itu mari kita pahami maksud Rasul Paulus menasehati jemaat Korintus berkenaan dengan perihal pergaulan buruk dalam konteks surat I Korintus 15:33-34.

I Korintus 15:33-34 (LAI TB)
15:33  Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 
15:34  Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu
            yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. 

● Pemahaman :
Pada ayat 12 dalam surat 1 Korintus pasal 15, Paulus telah memberitahukan persoalan yang sedang dihadapi oleh jemaat Korintus, yang memiliki prinsip yang sama seperti orang-orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan atau kehidupan setelah kematian (Lukas 20:27).
Begitu pula yang sedang terjadi di tengah tengah jemaat Korintus, bahwa ada sebagian dari jemaat tersebut tidak mempercayai kebangkitan orang mati, sehingga Paulus memaparkan serangkain argumentasi theologis dan praktis untuk menyanggah kekeliruan tersebut (15:13-32).  

Perihal yg disampaikan Paulus pada ayat 33-34 memiliki latar belakang dari dua hal yg penting tentang persoalan penyangkalan terhadap doktrin kebangkitan org mati di ayat 15 :
Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan

▪ Yang pertama :
Sebagian jemaat Korintus terjebak pada penyangkalan tentang kebangkitan orang mati, yg disebabkan bermula dari pergaulan yang buruk (15:33).
▪ Yang kedua :
Pengaruh dari kesesatan berdampak sangat fatal terhadap jemaat Korintus, krn konsep yang salah pasti memunculkan gaya hidup yang salah pula (15:34).
Artinya, Theologi yg dipahami dan dijadikan doktrin atau idiologi seseorang, pasti akan menentukan moralitasnya, dan apa yang dipikirkan seseorang akan menentukan apa yang dilakukannya pula.

Dengan keadaan situasi yg terjadi di tengah tengah jemaat Korintus tsb, membuat Paulus tidak hanya memberikan argumen, tetapi ia juga menyikapinya secara lebih praktis, shg ia memberikan 3 hal melalui suratnya kepada jemaat Korintus yaitu Teguran (15:33), Nasehat (15:34a), dan bahkan Kecaman yg keras (15:34b).

Mari kita membahas hal tersebut satu persatu :

=> 1. Teguran
Berhati-hati terhadap pergaulan yang buruk (ayat 33)
"Pergaulan yang buruk merusak sifat bahkan kehidupan orang yang baik."

▪ Kata “pergaulan” mengandung arti “kebiasaan”, yg berdampak pada moralitas (di hampir semua versi Inggris), sehingga berdampak pada kehidupan yg berdosa
Jemaat Korintus diperingatkan oleh Paulus untuk berhenti berbuat dosa (ayat 34a), dan bukan hanya dinasihati untuk memiliki kebiasaan yang baik.
Jadi hal ini berkaitan dengan kesalahan perilaku.    

▪ Kata larangan “Janganlah sesat” (yun) μὴ πλανᾶσθε ; mē planasthe, menyiratkan bahwa hal yang dilarang sudah terlanjur dilakukan.
Terjemahan yang lebih tepat adalah “Berhentilah disesatkan”.
Jika di perhatikan konteks ini, maka dapat di simpulkan bahwa sebagian jemaat memang sudah menyangkali ttg kebangkitan orang mati (15:12).
Jadi, ayat 33 bukan merupakan sebuah pencegahan, namun merupakan seruan untuk berhenti dari sebuah kesalahan.

Kata dasar planaō secara hurufiah dapat merujuk pada gerakan menuju ke arah yang salah atau tanpa tujuan yang jelas.
Jika digunakan secara figuratif, kata ini berarti “tertipu” (hampir semua versi Inggris menerjemahkan “Do not be deceived”).
Kalau Paulus memberi makna “tertipu” pada 1 Korintus 15:33, dapat kita simpulkan juga bahwa kesalahan pergaulan (“pergaulan yang buruk”) dan perilaku (“merusak kebiasaa yang baik”) dimulai dari pemikiran atau pola pikir yang salah.

▪ Kata Merusak  (yun) φθείρουσιν ; phtheiro memiliki makna merusakkan, membinasakan, menghancurkan.


=> 2. Nasihat :
sadar dan berhenti berdosa (ayat 34a)

Mengingat kesalahan jemaat Korintus dimulai dari pemikiran yang menyimpang, sehingga membuat Paulus menasihati mereka untuk “sadarlah kembali sebaik-baiknya” (eknēpsate dikaiōs).

Pada kalimat ini, Paulus sedang mengungkapkan betapa parahnya kesesatan jemaat Korintus. Mereka benar-benar tidak bisa menguasai diri, sama seperti orang-orang yang sedang dikendalikan oleh hal yg akan merusak bahkan membinasakan mereka.

Jadi persoalan pada ayat 33 mengandung dua sisi yaitu theologis (kesesatan) dan praktis (pergaulan buruk, kerusakan moralitas).

Pada ayat 34a, Paulus memberi nasehat yang tegas bahwa perubahan tindakan harus dimulai dari perubahan pemikiran, artinya doktrin dulu baru praktik.
Doktrin yang benar dan kuat akan membangun kesalehan hidup yang sehat dan benar.

Nasihat yg ditujukan kepada jemaat ini sangat sesuai dengan situasi yg terjadi pada jemaat Korintus, karena keberdosaan mereka dipicu oleh kesalahan pandangan mereka.
Penolakan terhadap kebangkitan orang mati telah mempengaruhi gaya hidup mereka ke arah yang semakin buruk.
Karena itu, Paulus berusaha mengubah perilaku mereka dari pemikiran mereka terlebih dahulu, karena selama mereka tidak menyadari dan mengubah kesesatan mereka, transformasi hidup tidak akan terjadi.
Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang kita lakukan.


=> 3. Kecaman :
Paulus berkata, ... "sama dengan orang yang tidak mengenal Allah (ayat 34b)"

Di antara semua kecaman Paulus kepada jemaat Korintus di surat inilah (15:34b) merupakan yang paling keras.
Paulus menyebut mereka sebagai orang yang tidak mengenal Allah.

Melalui ucapan ini Paulus ingin menandaskan bahwa kesalahan mereka secara esensial sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, dengan kata lain pengetahuan mereka tidak ubahnya seperti orang-orang duniawi.

Paulus juga mengungkapkan alasan di balik kecamannya yg sangat serius tsb,  yaitu untuk mempermalukan mereka.
Jadi yg hendak disampaikan Paulus bukan sekadar kecaman biasa, namun sesungguhnya ia ingin agar jemaat mengalami pertobatan dan waspada terhadap pergaulan yg berdampak pada kehancuran dan kebinasaan.

● Kesimpulan :
Belajar dari pengalaman dan nasehat Paulus kepada jemaat Korintus, hendaklah menyadarkan kita, agar senantiasa waspada terhadap pergaulan, baik secara perorangan maupun dalam berkomunitas dimanapun kita berada, karena sekalipun terlihat baik dan terkesan rohani, hal tersebut bukanlah sebuah jaminan.
Kita harus memastikan interaksi dalam pergaulan tsb di dasari oleh Kebenaran yg benar.
Apalagi dengan situasi dan kondisi yg sukar seperti saat ini, kita harus menentukan pergaulan kita.
Jadi pergaulan seseorang sangat menentukan kehidupan orang tersebut.



Kamis, 12 Agustus 2021

ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU MENURUT KEKAYAAN DAN KEMULIAANNYA" 

 ■ "ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU MENURUT KEKAYAAN DAN KEMULIAANNYA"

Bacaan Alkitab : Filipi 4:15-20.

4:15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru
         mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu
         jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari
         pada kamu.   
4:16 Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. 
4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin
         memperbesar keuntunganmu.   
4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu.
         Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu
         persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya
         dalam Kristus Yesus. 
4:20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.  


● Filipi 4:19 (TB) "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
                                kemuliaanNya dalam Kristus Yesus"

Yang pertama yang harus kita pahami adalah bahwa pernyataan Paulus pada ayat 19 tsb, merupakan pernyataan ucapan syukurnya atas karya Tuhan melalui dukungan yg dilakukan oleh jemaat Filipi kepada Paulus dlm pelayananya, namun sayangnya ayat ini sering ditafsirkan dan dipahami tidak tepat, seolah-olah secara otomatis semua orang yang beragama Kristen pasti akan mengalami hal tersebut.


● Untuk dapat memahami dengan benar ungkapan Paulus tersebut, mari kita memulai dari latarbelakang dan kronologis hubungan Paulus dengan jemaat di Kota Filipi.

▪ Paulus mendirikan jemaat di Filipi pada perjalanan penginjilannya yang kedua (Kisah Para Rasul 16:12), dan ia harus meninggalkan jemaat dan kota ini karena adanya penganiayaan (1 Tesalonika 2:2), namun jemaat Filipi tetap setia kepadanya dan paling sedikit dalam dua kesempatan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika (Filipi 4:16).  Hal ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki hubungan yang dekat dengan jemaat Filipi.
▪ Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b), orang-orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para Rasul 16:14).
▪ Paulus tiba di kota ini setelah mendengar suara seorang Makedonia yang berseru kepadanya, “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami” (Kisah Para Rasul 16:9), sehingga dapat di simpulkan bahwa inilah tempat yang pertama di Eropa yang mendengar berita Injil. 

▪ Jemaat di kota Filipi adalah salah satu jemaat yang sangat memperhatikan Paulus dan pelayananya, bahkan ketika Paulus baru saja memulai pelayanannya untuk mengabarkan Injil, dimana saat itu Paulus baru berangkat dari Makedonia, jemaat pertama yang mendukung pelayanan Paulus dalam hal kebutuhan dana adalah jemaat Filipi (ay. 15)
▪ Tidak hanya itu saja, ketika Paulus ada di Tesalonika pun jemaat Filipi tetap mendukung pelayanan Paulus dalam hal dana (ay. 16).
▪ Secara keuangan, walaupun anggota jemaat Filipi tidak kaya, mereka mendukung pelayanan Rasul Paulus dengan memberikan persembahan kasih serta memberikan bantuan untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem (2 Kor. 8:1-5), karena hal inilah Paulus memuji mereka.
▪ Jemaat Filipi sangat dekat dan dikasihi oleh Paulus. 
Waktu jemaat tsb tahu bahwa Paulus berada di penjara, mereka mengirimkan Epafroditus untuk membawa persembahan bagi Paulus (Flp.2:25)
▪ Paulus sangat terbantu dengan bantuan jemaat Filipi, namu  Paulus lebih menekankan bahwa ada hal yg terlebih penting dari pemberian yg mereka berikan tersebut yaitu buah dari pemberian itu.
▪ Paulus bersyukur bahwa bantuan mereka sangat membantu untuk perluasan pekabaran Injil (ay. 17), namun sesungguhnya yg mereka lakukan dengan tanpa di sadari bahwa mereka sedang mengumpulkan harta di Surga (Luk 12:33).
▪ Jadi Paulus sangat menghargai bantuan jemaat Filipi, sehingga ia pun berkata bahwa ia telah menerima semua yang ia perlukan dari jemaat Filipi, bahkan Paulus mengatakan bahwa ia menjadi berkelimpahan karena pemberian jemaat Filipi (ay. 18a).
▪ Apa yang jemaat Filipi lakukan bukan hanya bagi Paulus, tetapi sesungguhnya mereka sedang melakukannya kepada Allah, yaitu suatu korban bagi Allah yang disukai dan yg berkenan kepada Allah (ay. 18b).
▪ Itulah alasan mengapa Paulus menulis kata-kata berkat kepada jemaat Filipi, yaitu bahwa "Allahku" (ku di sini merujuk kepada Paulus, walaupun Allah Paulus adalah sama dengan Allah jemaat Filipi), kemudian dikatakan "akan memenuhi segala keperluanmu" (mu di sini merujuk kepada Jemaat Filipi) yaitu menurut kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus (ay. 19).

Catatan :
▪ Kata Allah-ku pada ayat ini dipakai kata (yun) Ὁ δὲ Θεός μου ; ho de theos mou, yg merupakan kesaksian pribadi dan pengalaman Paulus, dimana ia mengalami bgm kuasa Allah telah memenuhi segala kebutuhan pribadinya.
▪ Kalimat "menurut kekayaan dan kemuliaanNya" bermakna bahwa berkat Allah diberikan kepada kita bukan hanya berdasarkan apa yg kita butuhkan dan inginkan, tetapi berdasarkan kekayaan dan kemuliaan Kristus.
Allah tahu apa yg terbaik bagi kita dan Ia akan memberikannya.
▪ Kalimat ini dalam catatan Lightfoot di pakai kata "by placing you in glory" (dengan menempatkanmu dalam kemuliaan)
Dengan pernyataan ini kita diajak utk berfikir ttg kemuliaan dan kekayaan yg saat ini dinikmati Kristus di Surga dan hal itulah yg menjadi sumber bagi segala berkat kita.
Jadi bukan hanya berbicara hal hal materi saja, namun juga kebutuhan kekuatan, penghiburan dan damai sejahtera yg akan memampukan kita melewati masa masa sulit.

▪ Jika kita melihat dalam konteks yang lebih luas, jelas bahwa ayat 19 tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang ditimbulkan akibat apa yang dilakukan jemaat Filipi kepada Paulus.
▪ Jadi ketika kita memberi atau menabur bagi pekerjaan Tuhan, maka Tuhan jugalah yang akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya.
▪ Tuhan memenuhi segala kebutuhan kita menurut standarnya Tuhan, yaitu menurut kekayaan dan kemuliaanNya, dan tentu saja standar Tuhan pasti sangat luar biasa.
▪ Tetapi semua itu diberikan Tuhan untuk maksud agar kita memuliakan Tuhan (ay. 20).


● Kesimpulan :

Dalam konteks perikop ini, kita belajar dari jemaat Filipi dan bertanya kepada diri kita, sudahkah kita menabur dalam mendukung pekerjaan Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan yg sungguh sungguh memikirkan dan mengerjakan pemberitaan injil, sehingga Injil Kerajaan Allah atau Injil Keselamatan mengalami kemajuan.
Jika belum, berarti saatnya kita harus belajar menabur untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.

Sebagai catatan yang terpenting ialah, bukan besarnya jumlah persembahan yg kita berikan, namun dibalik itu semua ada keuntungan lain yg di limpahkan Tuhan, yaitu kita menjadi orang-orang yg beruntung, krn Alkitab berkata bhw lebih baik memberi daripada menerima.

Disamping itu juga, dalam memberi ada realita pengalaman kita bergaul dengan Allah yang hidup.
Paulus menyatakan bhw semua tindakan mereka tsb baik, dan Paulus sungguh bersyukur atas hal tersebut, namun Paulus juga menegaskan bahwa tanpa dukungan mereka pun hidupnya sudah berkecukupan, krn alkitab berkata bhw ia berusaha mencukupkan diri dan orang-orang yg ada bersamanya, namun Paulus sangat menghargai pemberian jemaat Filipi yg menunjukkan kedewasaan.

Paulus mengingatkan kpd para orang kudus di Filipi bahwa Allah akan melakukan apa yang tidak dapat Paulus lakukan, artinya ia mungkin tidak bisa membalas kebaikan yang dilakukan jemaat Filipi baginya, namun Allahnya yang lebih besar dari segala sesuatu akan membalas mereka dengan berkelimpahan.

Jadi Allah pasti memberikan segala keperluan mereka dlm sgl hal dengan caraNya yg dahsyat dan ajaib, dan kebutuhan disini bukan sekedar hal materi saja, sebab sesungguhnya ada banyak hal lain yg mereka butuhkan.

Jadi perjalanan pengalaman kita bersama Tuhan yg memenuhi sgl keperluan kita, seharusnya semakin membawa kita mengenal Kristus dengan benar.


● Implementasi :

Mari kita belajar dari jemaat Filipi, walaupun jemaat tersebut keberadaannya sangat sederhana, namun mereka memiliki hati yang tulus untuk memberi dan peduli bagi kepentingan pekerjaan Tuhan, sehingga banyak orang diselamatkan dan Injil Kerajaan Allah mengalami kemajuan.

Tuhan Yesus memberkati (ee)

Jumat, 06 Agustus 2021

BERUSAHALAH TETAP KUAT BERHARAP PADA TUHAN DI MASA SUKAR

 


BERUSAHALAH TETAP KUAT BERHARAP PADA TUHAN DI MASA SUKAR
Oleh : Erwan Musa


● Ayat bacaan :

Yeremia 17:7-8
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada
        TUHAN! 
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
         batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
         yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 


● Diberkatilah orang yg mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan (ay.7)

Pada ayat tersebut dikatakan bahwa orang-orang yang mengandalkan Tuhan akan menerima berkat dari Tuhan.
Apakah yang dimaksud dengan mengandalkan Tuhan?
Mereka yang mengandalkan Tuhan adalah mereka yang memiliki ketergantungan dan berpengharapan yang sangat hanya kepada Tuhan.
Artinya, melibatkan Tuhan dalam segala hal yang sedang direncanakan atau yang akan dilakukan.
Mengandalkan berarti "memercayakan diri kepada pribadi yang di percayai tanpa rasa takut, bimbang, kuatir, dsbnya".
Jadi, jika kita mengatakan bahwa kita mengandalkan Tuhan, berarti kita memercayakan diri kita kepada Tuhan tanpa ada rasa takut, bimbang dan kuatir.

▪Pemahaman ini berasal dari kata dasar bahasa Ibrani "בָּטַח" (batach) yang memiliki pengertian "memercayakan diri kepada seseorang tanpa rasa takut, bimbang, kuatir, lebih konfiden, lebih yakin, lebih merasa aman, lebih percaya dan lebih mempercayakan dirinya sepenuhnya hanya kepada Tuhan."

▪Kemudian kata "diberkati" dalam bahasa Ibrani בָּרַךְ (barak) yang berarti diberkati, berlutut di hadapan Allah dan atau menjalin kedekatan yang sangat kuat. 

Istilah ini sama dengan yang dipakai pada saat Tuhan memberkati Abraham (“TUHAN kemudian memberkati Abraham”) yang juga bermakna menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Allah sehingga ia disebut sahabat Allah.
Jadi orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati.
Ini berarti Tuhan mendekatkan jarak denganNya atau menjalin hubungan yang dalam dengan seorang yang diberkati.

▪ Kata “menaruh harapan” dalam  KJV (King James Version), menggunakan kata “Trust” yang berarti menaruh percaya atau kepercayaan. 

Jadi, ketika kita mengambil keputusan untuk menaruh percaya kita bahwa hanya Tuhan yang sanggup menolong kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan terlebih dahulu (bertumpu dahulu kepada Tuhan), baru kita bisa menaruh harapan sepenuhnya (trust) kepada Dia. 
Jadi dalam melakukan segala hal, kita harus menaruh trust hanya kepada Tuhan.


● Konsekuensi bagi orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan dikatakan :
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (ay.8)

Jadi ketika kita mempercayakan diri  dan menaruh harapan kita sepenuhnya hanya kepada Tuhan, maka janji Tuhan ini terjadi dan digenapi dalam segala aspek kehidupan kita, bahwa :

• IA SEPERTI POHON YANG DITANAM DITEPI ALIRAN AIR.

Artinya kita akan menjadi pribadi yang selalu melekat kepada Tuhan dan kepada Firman-Nya, sehingga yang menjadi sumber kehidupan dan pegangan kita adalah Firman Tuhan, dan kita hanya percaya kepada apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, sebab air menggambarkan Firman Tuhan dan Yesus adalah air kehidupan.

• MERAMBATKAN AKAR - AKARNYA KETEPI BATANG AIR.

Artinya kehidupan kita berakar sangat kuat, memiliki pondasi dan dasar yang sangat kuat hanya kepada Firman Tuhan, sehingga segala aspek kehidupan kita hanya didasari dan ditopang oleh Firman Tuhan.

• TIDAK MENGALAMI PANAS TERIK.

Artinya ketika kita menghadapi kesulitan, tantangan dan masalah kehidupan, kita tetap teguh, tidak mengeluh dan tidak mudah menyerah, karena selalu mengalami penyertaan dan perlindungan yang sempurna dari Tuhan.

• DAUN YANG TETAP HIJAU.

Artinya mengalami kehidupan yang menyegarkan, sehingga menyenangkan setiap orang yang berinteraksi dengan kita.
Dengan kata lain kehidupan kita menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.

• IA TIDAK KUATIR DALAM TAHUN KERING.

Artinya kita akan selalu percaya terhadap janji Tuhan dan jaminan Tuhan, sehingga kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan bersukacita, sebab kita percaya bahwa pengharapan didalam Tuhan tidak akan pernah mengecewakan.

• TIDAK BERHENTI MENGHASILKAN BUAH.

Artinya kehidupan kita menghasilkan buah karakter yang benar yaitu keserupaan dengan Kristus, sehingga menjadi berkat dan kesaksian bagi banyak orang.


● Kesimpulan :

Melalui Firman Tuhan ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita bahwa pada akhirnya,  hanya orang - orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannya pada Tuhan-lah yang akan diberkati dan mengalami hubungan yang intim dengan-Nya.

" Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:5-6



Sabtu, 31 Juli 2021

MENGALAMI KELEGAAN SEJATI

 

MENGALAMI KELEGAAN SEJATI
Matius 11:28-30 (Eksposisi)
Oleh : Erwan Musa


Matius 11:28-30
11:28 :  Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
              kelegaan kepadamu.
11:29 :  Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan
              rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
11:30 :  Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.

▪Untuk dapat memahami dan mengalami Kelegaan Sejati dalam Kristus pada perikop Injil Matius 11:28-30, mari kita belajar maksud dan makna perkataan Tuhan Yesus tersebut dari ayat per ayat serta kata-kata yang digunakan

●> Matius 11:28
LAI TB, Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi
kelegaan kepadamu

TSI (2014), “Datanglah kepada-Ku, setiap kalian yang sudah lelah menanggung kesusahan-kesusahan
                      yang berat, karena Aku akan menolongmu mengatasi setiap kesusahanmu itu dan kamu
                      akan merasa lega.

=> Ayat 28, merupakan undangan atau ajakan Tuhan Yesus kepada orang banyak yang mengikutinya, agar mereka mengalami kelegaan yang sejati.

▪》 Kata Marilah kepadaKu, merupakan undangan Tuhan Yesus
Undangan Tuhan Yesus menunjukan besar kasih setia-Nya, karena Ia sangat memahami ketidakberdayaan manusia (bdk: Maz. 103:14), dan Ia mau menanggung segala kelemahan manusia yang mau datang kepadaNya.

▪》Lalu kalimat "semua yang letih lesu dan berbeban berat" disimpulkan sebagai Kuk perhambaan.
Kronologi yang sedang dialami oleh orang-orang Israel pada saat itu adalah mereka sedang tertekan oleh karena perlakuan para Ahli Taurat, orang Farisi dan kebijakan dari pemerintah Roma.
Jadi konteks ini merujuk pada orang Israel yg mengeluh karena beratnya beban hukum Taurat yang penuh dengan ritual-ritual dan tradisi-tradisi. (Mat. 23:4, Luk. 11:46  Kis. 15:10).
1) Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi meletakkan beban yang berat kepada orang Israel untuk menjalankan hukum Taurat (Mat.23:4)
2) Dan Peraturan Pemerintahan dari Roma juga menekan mereka (Mat.20:25).

Pada saat itu orang-orang Yahudi hidup dalam Hukum Taurat dan tradisi lisan.
Tafsiran dan aplikasi dari kedua hal tsb menghasilkan 613 peraturan atau mitsvot, dan peraturan tersebut harus ditaati tanpa terkecuali.
Undang-undang dan perintah hukum yg mereka alami bertumpuk-tumpuk, peraturan diatas peraturan dan membentuk piramida hukum:
Pentateukh (5 kitab Musa) ke Midrash (adalah istilah Yahudi untuk suatu cara penelaahan kitab suci secara homiletik) dan Mishna (kumpulan Hukum Lisan Yudaisme pertama yang ditulis) ke Talmud (catatan tentang diskusi para rabi yang berkaitan dengan hukum Yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah).
Semua hukum-hukum tersebut harus dilakukan tanpa ada pengecualian.

Jelas ini sangat melelahkan jiwa mereka, tetapi yg Tuhan Yesus janjikan bhw di dalam Kristus manusia hidup dalam hukum yang memerdekakan (bdk: Gal. 5:1).

▪》 Kemudian kata "berbeban berat" (yun) pephortismenoi : telah dibebani.

▪》 Lalu kata "kelegaan" (yun): anapausô : kelegaan/ kesegaran/ ketenangan/perhentian
Kelegaan disini berbicara pada akhirnya atau golnya adalah "mengalami kelegaan/ketenangan/pembebasan dari kuasa atau kuk perhambaan"

Ayat 28b : Aku akan memberikan kelegaan kepadamu.
Undangan Tuhan Yesus bukan tanpa jaminan, karena dengan jelas Ia menjanjikan kelegaan kepada mereka yang mau datang dan beriman kepada Kristus.
Kelegaan yang Kristus janjikan bukan sekedar beristirahat dari kelelahan fisik, tetapi kelepasan dari segala hukum-hukum yang mem
binasakan.

=> Catatan :
Pada ayat 28 ini, Tuhan Yesus tdk berkata..."Marilah kepadaKu .... dan kamu tidak akan menanggung beban apapun lagi...," artinya tetap kita akan di perhadapkan dg masalah-masalah hidup, namun kehendak Tuhan ialah kita harus mengenakan kuk dalam perjalanan hidup kita yaitu kebenaranNya.
~~> Dengan kuk kebenaran kita menjalani hidup dan menyelesaikan masalah-masalah yg kita hadapi .

●> Matius 11:29, selanjutnya Tuhan Yesus berkata :
LAI TB,   Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut
                dan rendah hati dan jiwamu akan "mendapat" ketenangan

MILT,      Pikullah kuk-Ku atasmu dan belajarlah dari-Ku, sebab Aku lemah lembut dan
               rendah hati dan kamu akan mendapatkan kelegaan bagi jiwamu,

=> Ayat 29, merupakan penegasan dan penjabaran dari ayat 28

* Dari ayat tsb diatas kita dapat simpulkan bahwa utk seseorang bisa mendapatkan kelegaan hidup yg sesungguhnya atau yang sejati, maka setiap org percaya harus mau mengganti kuk yang membebani dan melelahkan tersebut dengan kuk yang Tuhan berikan dan mau memikul kuk yg dipasangkan oleh Tuhan dan belajar memikulnya juga bersama dengan Tuhan, jika tdk demikian maka tdk mungkin seseorang akan mengalami kelegaan yg sejati

1. ~> Tuhan Yesus memberikan Hukum Baru (kuk yg baru) yang harus dipikul, yang akan  menjadikan umatnya menjadi setia dan mau dikendalikan oleh AllahNya.

2. ~> Dan bukan itu saja, Tuhan Yesus tidak di luar dari kuk yang dipasangnya itu, Ia berkata "Pikullah kuk-Ku", artinya Tuhan Yesus turut bersama-sama dalam memikul "kuk" yang baru tersebut  bersama-sama dengan kita (bdk. Roma 8:28)
ex : sebagai gambaran/Figuratif : 
"Kuk" (tuntutan Hukum) tsb kita pikul bersama-sama dengan Tuhan Yesus pada sebuah kereta pembajak dengan 2 ekor kerbau, satu kerbau muda adalah kita dan satu kerbau yg lebih tua di sebelahnya adalah "Tuhan Yesus." 
Sang kusir kereta mengendalikan kereta dengan tali yang dihubungkan dengan "kuk,"
Sang kusir mengendalikan keretanya ke kanan dan ke kiri, kapan melaju dan kapan berhenti, namun sang kusir itu tidak hanya memberikan perintah, tetapi Ia juga memberikan bimbingan sebab Sang Kusir itu juga sebagai "kerbau" yang ada di sebelah kita, inilah maksud dari perkataan Kistus "Pikullah kuk-Ku", yaitu Dia memikul tuntutan hukum tersebut bersama-sama dengan kita!
(Tradisi membajak di Palestina)

~> KUK dalam Perjanjian Lama adalah gambaran dari hukum Taurat
     (lih. Yer 5:5, Kis 15:10).
~> Di dalam Injil Matius, KUK merupakan gambaran bagi hukum yang diajarkan oleh Tuhan Yesus yaitu
      Melakukan kehendak Bapa

▪》Kata "Kuk" (yun) zugos ; dzoo-gos : bermakna simbol hukum yang di bebankan

1. ~> Kata ‘kuk’ sesungguhnya dapat berarti banyak hal, bisa bermakna ‘hukum penindasan’, atau juga bisa berarti berada ‘di bawah suatu kekuasaan’.

2. ~> Kata ‘kuk’ juga bisa berarti bergabungnya dua orang menjadi satu, seperti halnya dengan menggabungkan dua hewan menjadi satu.
Kuk diletakkan di pundak kedua hewan tersebut dan bajak dipasang di antara keduanya.

3. ~> Dan kata ‘kuk’ juga lazim dipakai untuk menggambarkan pernikahan.
Contoh : 2 Korintus 6:14 dikatakan, “Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang (=unequally yoked atau dikukkan secara tidak seimbang) dengan orang-orang yang tak percaya.”
*Itu berarti jangan menikah dengan orang yang tidak percaya.
Dalam terjemahan aslinya berkata: “Janganlah dijadikan satu kuk (do not be yoked)”.

4. ~> Jadi, mengenakan kuk Yesus artinya dijadikan satu kuk dengan Kristus berarti disatukan dengan dia. Dengan demikian, kuk Yesus berarti penyatuan dengan Kristus.
* Pararel dg ayat dlm kitab Fil.2:5 ...menaruh pikiran dan perasaan Kristus dlm hidup kita.

5. ~> Injil Matius di tulis dan ditujukan kepada orang-orang Yahudi, shg ada banyak sekali istilah-istilah khusus dlm alkitab yang tidak diberi keterangan, krn dengan asumsi bahwa orang-orang Yahudi pasti secara otomatis sudah memahaminya.

6. ~> Jadi kalau Matius menulis memakai kata "KUK" maka maksudnya dengan pasti adalah "hukum", karena kata "kuk" itu dengan mudah dimengerti oleh para murid sebagai simbolisasi dari "hukum" yang harus dipikul atau diemban.

PENERAPAN :
a. ~> Jadi setelah seseorang menjadi anak tebusan, maka orang tsb tidak boleh lagi merasa berhak atas hidupnya sendiri dalam segala hasrat dan keinginannya, shg untuk itu Tuhan Yesus mengatakan agar orang percayaharus belajar memikul kuk”.

b. ~> Kuk di sini berbicara ikatan atau belenggu yang membuat sapi/ketbau tidak bisa berjalan suka-suka sendiri.

c. ~> Hal ini menjadi gambaran yang jelas bagi kehidupan setiap org percaya yang harus dibelenggu oleh Tuhan, melalui kebenaran Firman dan kesediaan untuk diubahkan oleh Tuhan setiap hari sehingga akan mengalami yg namanya proses kelegaan dan keselamatan.

=> Catatan :
Dalam teks Yunani, kata "Aku" memiliki penekanan yg berarti bahwa, hanya Yesus saja yang bisa memberi kelegaan/ketenangan bagi jiwa manusia, artinya segala bentuk usaha manusia untuk mencari ketenangan jiwa di luar Yesus, hanya akan menghasilkan keputusasaan dan kekecewaan.



●> Matius 11:30
LAI TB,    Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Ku pun ringan."

* Ratapan 3:27   Adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya

~> Ayat tsb mengacu bahwa ada satu upacara dalam tradisi org yahudi yg disebut Bar-Mitsvah; artinya seorang anak Yahudi yang berumur 12 atau 13 tahun wajib menjalani upacara tsb untuk menjadianak hukum’.
Dalam upacara tsb, secara simbolis anak tsb menghadap mimbar untuk menerima kuk hukum Taurat.

Jadi itulah gambaran secara tradisional dari hukum yang dilukiskan sebagai memikul kuk.

~> Tuhan Yesus memberikan gambaran upacara tsb kepada murid-muridNya, dan menyatakan bahwa kuk yang dipasangNya itu ringan.
Tidak seperti Hukum Taurat yang telah mereka kenal, karana Tuhan Yesus telah mereformulasi hukum Taurat yang rumit tsb. (Matius 5:21-48 )

~> Kuk tersebut menjadi ringan, sebab kt memikulnya bersama dg Tuhan, sebab Kristus menyempurnakan hukum Taurat (lih. Mat 5:17)  Dengan menanggung kuk ini bersama Yesus, kita juga akan menerima pertolongan-Nya, sehingga kuk itu menjadi lebih ringan.

▪》 Kata "enak" (yun) khrêstos : enak, easy, kind, 'murah hati/ ramah

Yoh. 15:5b berkata, "diluar Tuhan kita tdk bisa berbuat apa-apa, justru bersama Tuhan kita pasti bisa....


● KESIMPULAN :
Undangan Tuhan Yesus yang begitu mulia yang ditujukan kepada semua orang yang "letih lesu dan berbeban berat" oleh persoalan hidup serta beban dosa sendiri yang membuat hidup tertekan, dan dg datang kepada Yesus menjadi hamba-Nya serta menaati segala perintah-Nya (KebenaranNya), maka Ia akan membebaskan saudara dari semua beban yang tidak bisa kita atasi sekalipun dan memberikan kelegaan,perhentian dan kedamaian. 

Jika kita memperhatikan dengan seksama, sesungguhnya di dalam  satu perikop ini Tuhan Yesus hendak mengajar dan mengajak agar murid-muridNya atau seluruh orang percaya supaya mau mengganti masing-masing kuk yang dimilikinya dengan kuk kebenaran yang di pasang oleh Tuhan, bukan datang kpd Tuhan hanya utk kuknya di lepas dan selesai sampai disana.

Oleh krn itu mari kita bersama-sama belajar mengenakan kuk yang Tuhan sudah sediakan, sehingga kita cakap menanggung segala perkara bersama Dia, dan pada akhirnya kita senantiasa mengalami anapauso atau kelegaan yang sesungguhnya.

Tuhan Yesus memberkati (ee)

Jumat, 23 Juli 2021

Komitmen Anda akan Membentuk Hidup Anda

 ■ Komitmen Anda akan Membentuk Hidup Anda

Nats : 
2 Petrus 3:11 (LAI TB): 
“Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup.”

Terj. AVB : 
Oleh sebab segala-galanya akan musnah, bagaimanakah sewajarnya kamu hidup? Kamu harus hidup suci dan taat akan Allah,

~ Komitmen anda akan membentuk hidup anda lebih dari apapun. 
~ Komitmen anda dapat membangun anda atau sebaliknya, dapat menghancurkan anda. ~ Dan komitmen anda akan mendefinisikan siapa anda dg sebenarnya. Kebanyakan orang melewatkan rancangan Tuhan atas hidup mereka, karena mereka salah memahami konsep komitmen dengan benar. 

Setiap pilihan memiliki konsekuensi yang akan berlangsung selamanya, maka dari itu, anda harus berkomitmen dan memilih segala sesuatu dengan bijak. 

Keputusan bijak pertama yang harus anda buat adalah ikut Yesus dg sungguh-sungguh. 

Anda hanya perlu merespon ajakan-Nya dan membuat komitmen untuk mengikuti-Nya.

Kemudian, dalam prosesnya, setialah pada hal-hal yang akan membangun kehidupan yang kudus dan saleh. Keserupaan dengan Kristus akan datang dari membuat komitmen-komitmen yang berkenan kepada Kristus.

Implementasi
- Singkirkan apa saja yang menghalangi anda untuk berkomitmen pada hal-hal yang akan membuat anda mengembangkan keserupaan dengan Kristus. 

Komitmen yang kuat akan membentuk karakter anda.

Tuhan memberkati (ee)