■ DOSA YANG TIDAK BISA DIHAPUS OLEH KORBAN APAPUN DALAM KONTEKS SURAT IBRANI 10:26-29 (Eksposisi)
Oleh : Erwan MusaDisamping ada dosa yang tidak terampuni yang tercatat pada Injil Matius 12:31-32, yaitu menghujat atau menentang Roh Kudus, Alkitab juga mencatat bahwa ada dosa yang tidak bisa di hapus oleh korban apapun yang tertulis pada Surat Ibrani 10:26.
● LAI TB : Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
● TSI (2014) : Karena kalau kita terus dan sengaja berbuat dosa sesudah kita menerima berita benar tentang semua yang Kristus sudah lakukan bagi kita, maka tidak ada lagi kurban yang bisa menghapus dosa tersebut.
📚 ETIMOLOGI
▪ Kata ”sengaja” pada ayat ini dipakai kata (yun) Ἐκουσίως ; ekousiōs berasal dari kata "hekousios" yang memiliki makna melakukan sesuatu dengan sukarela, disengaja dan diinginkan.
▪ Kata "berbuat dosa" (yun) ἁμαρτανόντων ; amartanontōn memiliki makna berbuat dosa dan dipakai menyatakan suatu kondisi yang berdosa.
Kondisi berdosa ini adalah suatu kejatuhan dalam hal iman kepada Kristus dan akan membawa kepada penghukuman yang kekal.
▪ Kata “menerima” pada ayat ini dipakai kata (yun) λαβειν ; labein dengan bentuk kalimat aorist infinitif aktif dari kata dasar ”lambano" yang berarti mengambil, menerima dan memiliki.
~> Jadi makna yang terdapat di dalam kata “labein” adalah dulu pernah mengambil, menerima dan memiliki.
Kata ini kemudian diikuti dengan preposisi bahasa (yun) μετὰ ; meta yang mengandung makna temporal, yaitu setelah.
▪ Lalu kata "pengetahuan" (yun) ἐπίγνωσιν ; (epignōsin) di samping berarti pengetahuan, kata ini juga memiliki makna pengenalan.
▪ Kemudian kata "kebenaran" (yun) Aletheia, memiliki arti kebenaran, yang dalam konteks ayat ini jika dipadukan dengan kata “Epignosis” sehingga bermakna pengetahuan akan kebenaran dari Injil yang absolut (mutlak) dan final.
▪ Kata ἀπολείπεται ; apoleipetai memiliki bentuk present indikatif pasif, yang bermakna ditinggalkan atau disisakan (pengertian kata ini menolong kita untuk memahami kata "untuk menghapus" dosa pada konteks ayat ini)
▪ kemudian yang terakhir adalah kata “korban" (yun) θυσία ; thusia, yang dapat diterjemahkan sebagai pengorbanan, persembahan dan tindakan persembahan.
⌨ Jadi setelah kita mengetahui dan memahami dengan jelas arti dari kata-kata yang penting diatas, maka kita dapat mengetahui dan menyimpulkan makna sebenarnya dari ayat tersebut.
Maknanya adalah :
"jika seseorang dengan sukarela dan sengaja, walaupun dulu sudah pernah menerima dan memiliki kebenaran Kristus di dalam kehidupannya tetapi menginginkan untuk meninggalkan imannya kepada Kristus, maka orang tersebut telah berbuat dosa dan tidak ada lagi korban untuk menghapus dosanya tersebut."
📖 Konteks ayat diatas, penulis surat ini sedang berbicara tentang hal meninggalkan Kristus yang telah diingatkan dalam Ibrani 6:4-8 :
6:4 : Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
6:5 : dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang,
6:6 : namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
6:7 : Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;
6:8 : tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
📖 Ibrani 3:12
"Waspadalah, hai saudara-saudara, supaya di antara kamu jangan terdapat seorang yang hatinya jahat dan yang tidak percaya oleh karena ia murtad dari Allah yang hidup."
📚 Kemurtadan (yun) αποστασια ; apostasia, dipakai dua kali dalam PB sebagai kata benda (Kis 21:21; 2Tes 2:3) dan di dalam Ibr 3:12 dalam bentuk kata kerja (yun) ἀφίστημι ; aphistémi yang memiliki makna (go away =menyingkir, revolt= memberontak dan deserted= mengundurkan diri, abstain = tidak hadir/bersama).
Dari penjelasan dalam bahasa aslinya/Yunani, kita dapat mengartikan murtad sebagai sikap pribadi yang bebas untuk hidup memberontak, mengundurkan diri, tidak bersama lagi dari Allah yang hidup.
Dalam versi lain juga diterjemahkan sebagai "berbalik dari".
Istilah Yunani ini ditegaskan sebagai tindakan meninggalkan, berkhianat, memberontak, mengundurkan diri atau berbalik meninggalkan sesuatu yang dahulu diikuti.
Jadi menjadi murtad berarti memutuskan hubungan keselamatan dengan Kristus atau mengundurkan diri dari persekutuan yang sangat penting dengan Dia dan iman yang sejati kepada-Nya
Hal ini dalam pengertian Kristen berarti orang tersebut posisinya ada diluar Kristus.
Dengan demikian kemurtadan pribadi hanya dapat terjadi pada seseorang yang sebelumnya sudah mengalami keselamatan, kelahiran baru, dan pembaharuan hidup melalui Roh Kudus (bd. Luk 8:13; Ibr 6:4-5)
● Ibrani 10:28-29
Jika ada orang yang menolak hukum Musa, ia dihukum mati tanpa belas kasihan atas keterangan dua atau tiga orang saksi. Betapa lebih beratnya hukuman yang harus dijatuhkan atas dia, yang menginjak-injak Anak Allah, yang menganggap najis darah perjanjian yang menguduskannya, dan yang menghina Roh kasih karunia?
Ayat-ayat ini berbicara tentang orang-orang yang seperti Yudas, yang telah mendengar kebenaran tapi menolaknya.
Yudas menghabiskan waktu bersama-sama Tuhan Yesus. Dia tak hanya mendengar kebenaran, tapi melihat dan bersama-sama Sang Kasih Karunia dan Kebenaran itu secara langsung.
Tapi ia menolak Yesus sebagai Tuhannya.
Dia tak pernah menganggap Yesus lebih dari sekedar ‘rabbi’.
Menganggap dan memanggil Yesus dengan sebutan rabbi sebenarnya adalah penghinaan, bahkan lebih dari itu, adalah ketidakpercayaan.
Yesus datang memberikan hidup-Nya untuk Yudas tapi Yudas tak tertarik. Dia lebih tertarik pada kehidupannya yang penuh dosa keserakahan dan pengkhianatan.
Saya percaya Yudas punya banyak kesempatan untuk bertobat (mengubah pikirannya) dan meletakkan imannya pada Yesus. Tapi ia tak melakukannya.
Yesus mati untuk Yudas. Apalagi yang bisa Yesus lakukan selain itu? Tak ada. Tak ada persembahan lain untuk menghapus dosa selain apa yang telah Yesus sediakan. Menolak Yesus sebagai Tuhan berarti menginjak-injak Anak Allah dan menganggap najis darah-Nya = menganggap darah-Nya setara dengan darah hewan.
📋Catatan dan Kesimpulan :
Konteks "dosa yang tidak bisa di hapus oleh korban apapun" pada Surat Ibrani 10:26 adalah dosa kemurtadan atau meninggalkan Yesus, tetapi bukan berarti selain dosa kemurtadan dapat di sahkan atau di halalkan untuk dilakukan.
Artinya terhadap dosa tidak ada kompromi!
Alkitab memerintahkan kepada seluruh orang percaya bahwa kita harus mematikan, membuang dan meninggalkan dosa.
📖 Roma 14:12
▪ LAI TB : Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
▪ TSI (2014) Jadi, setiap kita akan mempertanggung-jawabkan semua perbuatan kita kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar