MDK (Materi Dasar Kekristenan) 3
BAB 3 : MISI KERAJAAN ALLAH DAN IMPLIKASINYA BAGI GEREJA
PENDAHULUAN
Misi bukan hanya membawa seseorang untuk menjadi Kristen maupun dalam bentuk kegiatan sosial, tetapi harus dipahami secara holistik dan integral baik dalam teks maupun konteks yang ada.
Gereja adalah milik Allah (1 Ptr. 2:9), karena itu dalam keyakinan, fungsi, misi dan tujuannya harus sesuai dengan kehendak Allah.
Gereja yang benar ada sebagai suatu tanda kehadiran dari kerajaan Allah.
Terdapat hubungan yang erat antara Kerajaan Allah dengan gereja, dengan demikian misi kerajaan Allah adalah misi gereja.
Sejak awal abad ke-20 banyak orang (Kristen dan non Kristen, agamis dan non agamis) memperlihatkan sikap menolak misi sebagai karya penyebaran iman Kristen.
Sementara itu gereja sepanjang masa, tetap melihat misi sebagai dimensinya yang esensial, karena melalui karya misi, gereja hadir dengan sepenuhnya sebagai gereja.
Gereja tanpa misi bukanlah gereja seperti yang dimaksudkan oleh Kristus.
MISI KERAJAAN ALLAH DAN MISI GEREJA
I. Pengertian Misi Kerajaan Allah dan Misi Gereja
Setiap umat manusia pada dasarnya merupakan makhluk yang religius.
Tidak seorangpun dikecualikan dari “berurusan dengan Allah” (negotium cum Deo).
Pada setiap manusia, Allah telah menanamkan kesadaran akan diri-Nya.
Misi
Istilah Misi (Mission) berasal dari bahasa Latin missio dari kata dasar mittere yang berkaitan dengan kata missum, yang artinya to send (mengirim/mengutus), act of sending, being sent or delegated by authority/ persons sent, ect.
Padanan dari kata ini dalam bahasa Yunani adl apostello.
Kata apostello tidak berarti mengirim/kirim (pempo) secara umum.
Istilah ini lebih berarti "mengirim dengan otoritas".
Penekanan dari misi atau pengutusan Allah berbicara tentang Allah sebagai pengutus, dimana ia adalah sumber, inisiator, dinamisator, pelaksana dan penggenap misi-Nya.
Misi dalam pengertian terfokus kepada aktifitas penyelamatan dari Allah yang secara dinamis menyelamatkan manusia (berdosa) di seluruh dunia yang berarti juga menghadirkan kerajaan Allah.
Seorang Teolog mengatakan “sorga adalah “home base” dari zending”.
Pemahaman dari premis/dalil tersebut memberikan suatu gambaran bahwa dalam misi, Tuhan sendirilah yang aktif dan keaktifan umat Allah adalah respon tanggung jawab thdp keaktifan Allah.
Rumusan misi secara integral dan holistik melalui empat karekteristik misi, yaitu :
1). Missio Dei adalah misi Trinitarian, yakni misi Allah Bapa di dalam Tuhan Yesus oleh pekerjaan Roh Kudus.
Allah Bapa adalah Perancang misi, Yesus Kristus adalah pelakasana misi yang diutus oleh Bapa dan Roh Kudus adalah pengefektif, pendinamis misi, yang diutus Bapa dan Anak.
Misi ini diteruskan oleh Allah Tritunggal dengan mengutus gereja sebagai agen tunggal misi Allah dalam dunia.
2). Kristus merupakan pusat misi kerajaan Allah, seperti frase yang berkali-kali diulang the coming of the kingdom of God in Jesus Christ (missio Christy).
Proklamasi Injil Kerajaan Allah ialah bertumpu pada pribadi dan karya Kristus.
3). Misi Allah adalah melalui partisipasi gereja sebagai agen misi Allah dalam dunia (missio ecclesiae).
Partisipasi gereja dalam misi Allah ini adalah partisipasi untuk mewujudkan misi pemulihan manusia seutuhnya, yaitu pemulihan manusia dengan Allah, dengan sesama, dengan dirinya sendiri, bahkan dengan dunia.
4). Penginjilan merupakan unsur pertama sebagai usaha gereja, namun penginjilan yang dimaksud adalah antara perkataan (word) dengan perbuatan (deed) dipahami dan dilakukan dalam konteks Kerajaan Allah,
“Misi adalah karya Allah yang menghimpun suatu umat yang bersekutu dengan Dia, melayani Dia dan menyembah Dia dalam hubungan yang harmonis dan utuh untuk kejayaan Kerajaan Allah”.
Kerajaan Allah
Kerajaan Allah adalah kepemimpinan Allah, sedangkan gereja merupakan masyarakat yang berada di bawah pimpinan tersebut.
Kerajaan Allah adalah realitas berkat sekarang ini (Mat.12: 28) dan realitas berkat masa yang akan datang (1 Kor.15: 50), berkat penebusan secara rohani (Rm.14: 17) , termasuk campur tangan-Nya dalam sejarah yang membebaskan dan memberi warisan kekal kepada umat-Nya, dimana mereka akan menikmati tatkala Kristus datang dalam kemuliaan-Nya (Mat.25: 34). Kelahiran baru (Yoh.3:3) dan juga berkenaan dengan pemerintahan-Nya atas bangsa-bangsa di dunia (Why.11: 13).
Dalam kerajaan Allah yang menjadi pusat pemberitaan adalah Yesus Kristus, sedangkan gereja adalah lembaga yang kehadirannya muncul dalam sejarah.
Mandat misi diberikan kepada umat-Nya (Kej.1: 28) dimana melalui dan didalam Adam umat Allah menerima mandat yang dimaksud.
Misi sebagai suatu mandat yang dilihat dari sisi penugasan, pengutusan Allah, dimulai di hati Allah.
Gereja
Istilah gereja dalam bahasa Inggris (church), berasal dari bahasa Yunani κυριακος (kuriakos) yang artinya “menjadi milik Tuhan”.
Kata “gereja” berasal dari kata Portugis "igreja" dan dari akar kata Yunani kuriakon (kuriakon), yakni (rumah) Tuhan.
Dan kata-kata ini harus dipahami dalam pengertian Perjanjian Baru yaitu εκκλησια (ekklesia), dari bahasa Yunani yang dibentuk dari kata "ek"yaitu ‘keluar dari’ dan kata "kaleo" artinya ‘memanggil’.
Jadi ekklesia ialah memanggil keluar.
penggunaan istilah ini dalam Injil Matius 16:18 dan 18:17.
Kata ekklesia berdasarkan Matius 16:18, mengandung tiga pengertian yang utuh serta menjelaskan tugas dan panggilan gereja dan menunjukkan bahwa gereja memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan orang percaya.
1. Beribadah, bahwa Allah memanggil orang-orang percaya keluar dari dosa, untuk beribadah.
untuk membangun penyembahan (proskuneo) Latrea/ Liturgia
2. Bersekutu
untuk mengharmoniskan persekutuan (Koinonia),
3. Berpendidikan
untuk memberdaya-kan/ memperlengkapi dalam pembinaan (didaskalia),
4. Melayani
untuk menyalurkan kasih dalam pelayanan (Diakonia)
5. Bersaksi
untuk menggerakkan dan mengutus dalam penginjilan (Marturia).
Gereja adalah milik Allah (1 Petrus 2:9), karena itu dalam keyakinan, fungsi, misi dan tujuannya harus tetap sesuai dengan kehendak Allah.
Istilah yang digunakan dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru kebanyakan berhubungan erat dengan penjelasan tentang keberadaan umat Allah (gereja).
Beberapa implikasi penggunaan istilah tersebut yaitu:
1. Dipakai untuk menunjuk kepada orang Yahudi dan orang Kristen yang memiliki hubungan dengan Allah yang sama, yang olehnya mereka disebut “umat Allah”.
2. Umat Allah dipanggil oleh Allah menjadi milik-Nya, dimana iman, kehidupan dan ibadah mereka menandakan akan hakikat diri mereka sebagai milik Allah.
3. Kesamaan hakikat sebagai milik Allah yang diteguhkan oleh Perjanjian berkat-Nya (covenant) merupakan landasan bagi cara hidup umat-Nya yang harus diekspresikan dalam keberagaman konteks hidup di segala tempat.
4. Dalam hakikat dan cara hidup umat Allah tersirat tanggung jawab misional yang harus diwujudkan sebagai tanda keterikatan dengan Allah-Nya, menjadi berkat membawa shalom kepada dunia.
Dalam membawa shalom ke dalam dunia gereja harus mewujudkan hakikat dirinya yang utuh dengan berpartisipasi dalam misi-Nya untuk keselamatan dunia. Pertumbuhan gereja adalah kehendak Allah (Kis.2: 40-47). Pertumbuhan gereja dengan sendirinya berumber dari Allah yang dengan mandat misi-Nya, memberikan tanggung jawab kepada umat-Nya untuk memuridkan segala bangsa. Pemahaman sebagai tugas total begitu komprehensif, sehingga mencakup hubungan ke atas (Allah), dengan diri (ke dalam), dan hubungannya dengan dunia (ke luar) sebagai fokus misi.
Kerajaan Allah Dalam Misi Dalam Perjanjian Lama, Allah atau Tuhan disebut Raja (Mazmur 93: 1, 97: 1, 99:1).
Pengakuan kepada Allah sebagai raja digambarkan luas dalam Mazmur 47:3-10; 45:7 didalamnya terkandung implikasi bahwa umat Allah Perjanjian Lama sepenuhnya sadar akan keberadaan atau hakikat Allah yang adalah Raja.
Yesaya 9:5-6 menubuatkan tentang Yesus Kristus, yang disebut Raja Damai (Bd. Mat.1:18-23, 3: 1-2, Luk.1: 26-38).
Kesadaran ini berasal dari pernyataan Allah sendiri (Bd. Kel.25:22, Im.16: 12)
Dari uraian ini jelas bahwa untuk menegaskan konsep kerajaan Allah berakar dalam Firman Allah yang terdapat pada seluruh Alkitab, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Dimensi Misi Kerajaan Allah
Tujuan tertinggi dari misi Allah adalah kerajaan Allah atau pemerintahan Allah (the kingdom of God) yang membawa kemuliaan bagi nama-Nya (Rm.11:36, 1 Taw.16: 24-29; Mzm.8:2, 29:1-3, Rm.16: 25-27, Ef.3: 20-21, Flp.4:20, 2 Ptr.3:9), yang merupakan fokus utama dari karya dan penyataan diri-Nya.
1). Misi Berpusat Dari Allah
Firman Allah dengan jelas menyatakan bahwa segala sesuatu dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia, dan bahwa akhirnya Allah adalah segalanya (Rm.11: 36, 1 Kor.15: 28).
2). Misi Adalah Pengutusan Tuhan Sebagai bagian dari penyataan diri Allah dan karya-Nya yang utuh kepada dan melalui umat-Nya
3). Misi Memiliki Tujuan Utama
Tujuan primer atau yang utama yaitu mewujudkan shalom Allah (dalam segala aspek kehidupan) bagi umat-Nya dan segenap ciptan-Nya.
4). Misi Memiliki tujuan ideal tertinggi yaitu kerajaan Allah yang membawa kemuliaan bagi Tuhan Allah, serta merupakan landasan, kerangka, dan focus dari kehidupan umat- Nya.
Motif Misi Kerajaan Allah
Motif agung dari Allah bagi misi-Nya tertuang dalam perintah misi-Nya yang diucapkan oleh Tuhan Yesus Kristus untuk menjadikan “sekalian bangsa umat-Nya” (Mat.28: 19-20).
Motif agung dari misi Allah :
1). Motif misi Allah adalah kasih (Yoh.3: 16, 1 Yoh.4: 9-12).
Motif ini didasarkan atas kebenaran Allah bahwa Allah memberikan anak-Nya dan menyelamatkan manusia berdosa karena kasih.
Dengan demikian motif pelaksana misi Allah juga haruslah seperti apa yang telah menjadi sikap Rasul Paulus yang mengatakan “kasih Kristuslah yang menggerakkan kami” (1Kor.5: 13-15, Yoh.3: 16, 1 Yoh.4: 9-10).
2). Sifat motif misi Allah adalah motif yang sangat urgen.
Motif yang urgen ini terfokus pada keselamatan segenap manusia berdosa dan ciptaan-Nya.
Tugas misi adalah bagaikan tugas emergensi atau keadaan darurat yang tidak dapat ditolak (1Kor.9:16a). Tugas emergensi ini menyangkut ancaman dosa dan maut atas keselamatan manusia.
Kekuatan/Otoritas misi Kerajaan Allah
kekuatan/otoritas misi Allah adalah kuasa-Nya yang dahsyat dan agung yang ada pada diri-Nya yang berdaulat dinyatakan melalui firman dan Roh-Nya.
1).Kekuatan Misi dalam Firman Allah atau Sabda Allah dalam seluruh sejarah suci (Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, bd. Kej.1:1, 3:15, 12:1-3, Yes.49:6;54:2-3; Rm.1: 16-17).
Dengan firman-Nya, Ia mencipta serta menopang seluruh ciptaan-Nya, dan dengan firman-Nya juga Ia mendukung serta melaksanakan misi-Nya dengan menyelematkan manusia berdosa oleh Injil.
2). Kekuatan Misi dalam perintah Agung Tuhan Yesus menunjukkan tugas dari inti misi yaitu menjadikan murid dari segala suku dan bangsa yg adalah fokus inti misi dengan melibatkan dan menggerakkan umat Allah dalam tanggung jawab;
- a. Pergi, sebagai proses pelaksana strategi dan tanda taat kepada Allah untuk memberitakan Injil (1Kor.9:16, Yeh.33:7-9, Kis.18:8)
- b. Baptis, yaitu proses umat Allah untuk diteguhkan menjadi anggota gereja (Kis.2: 41-47, 16: 31-33)
- c. Ajar, sebagai proses konseptualisasi yang menunjang pemahaman, perubahan dan pendewasaan hidup serta peran umat Allah (Kis.2:41-43, 1:8)
3). Kekuatan Misi oleh Kuasa Roh Kudus
Firman Tuhan menegaskan bahwa Roh Kudus adalah penolong umat Allah, dalam melaksanakan misi-Nya (Yoh.16:7-15, Kis.1:8). Peran Roh Kudus adl:
- a. Roh Kudus meneguhkan dan menghibur umat Allah (Yoh.16:7), memberikan kekuatan dan keteguhan menyerahkan hidup sesuai panggilan Allah.
- b. Roh Kudus menginsafkan orang berdosa (Yoh.16:8-10) tentang kebenaran.
- c. Roh Kudus memimpin umat Allah kepada seluruh kebenaran (Yoh.16:13) dan memberikan kelengkapan untuk hidup berkemenangan secara rohani.
- d. Roh Kudus menopang umat Allah untuk memberitakan atau bersaksi tentang rahmat Allah (Yoh.16:14-15) dalam setiap hidup umat Allah yang dikuasai Roh Kudus (Yoh.20:22, Kis.1:8,2:1-47).
- e. Roh Kudus membawa pertumbuhan gereja dan bergerak dalam lintas budaya.
4). Kekuatan Misi Dalam Pemberitaan Injil
Pemberitaan Injil melibatkan umat Allah untuk melaksanakan misi-Nya (Rm.10:15, 14, 13).
Pemberitaan Injil adalah cara Allah untuk memenangkan manusia berdosa, karena itu Ia memberikan mandat penginjilan kepada umat-Nya (Mat.28: 18- 20).
Misi Kerajaan Allah dan Misi Gereja
Gereja pada hakikatnya adalah tubuh Kristus, karena itu gereja seharusnya menggambarkan siapa Kristus itu dimana Ia ada dan berada.
Gereja sebagai tanda kerajaan Allah.
Gereja yang benar menyatakan dan menjadi perwakilan kerajaan Allah.
Setelah Yesus menyatakan bahwa Dia akan mendirikan gereja-Nya yang tidak mungkin dikalahkan oleh kuasa kematian, langsung Ia berkata kepada Petrus, “Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga” (Mat.16: 18-19).
Kerajaan Allah (pemerintahan Allah) menyatakan diri secara dinamis melalui Tuhan Yesus Kristus dan Roh Kudus dalam gereja dengan Injil adalah berita kerajaan.
Gereja adalah tanda antisipasi dari pemerintahan Allah, yang menampakkan kuasanya melalui Injil.
Gereja yang sadar akan misi yang diembannya adalah gereja yang konsisten, dan menunjukkan dirinya sebagai gereja yang missioner, yang menampakkan adanya perkembangan yang utuh yang berhubungan erat dengan penginjilan yang bertujuan untuk memuridkan segala bangsa dan membawa shalom keseluruh dunia.
Gereja yang missioner harus mewujudkan sifat–sifat misi dalam kehidupannya.
Dilihat dari hakikatnya, maka gereja yang benar harus menandakan dirinya sebagai gereja dengan mewujudkan misinya dalam konteks dimana gereja berada.
IMPLIKASI MISI KERAJAAN ALLAH BAGI MISI GEREJA MASA KINI
Keberadaan kerajaan Allah sudah ada sebelum gereja, dengan status yang lebih sempurna dari gereja, karena gereja berasal dari atas.
Melalui gereja, misi kerajaan Allah beroperasi di dalam masyarakat dan dunia.
Kerajaan Allah adalah kekal dan gereja terbatas, tetapi kerajaan Allah menjamin bahwa gereja dapat mempengaruhi dunia, karena gereja memiliki kekuatan dari atas dan merupakan sarana Allah untuk mencapai dunia.
Dasar hubungan antara kerajaan Allah dengan gereja, ialah :
1) Kerajaan Allah mendirikan gereja,
2) Gereja menyaksikan kerajaan Allah,
3) Gereja merupakan alat kerajaan Allah dan
4) Gereja adalah pemelihara dan penjaga nilai Kerajaan Allah.
Implikasi misiologis dari hakikat dan penyataan kerajaan Allah yang kekal dan dinamis dipahami dalam sudut pandang, yaitu:
1). Allah yang adalah segala-galanya bagi misi-Nya, menjamin misi-Nya dengan kerajaan-Nya.
2). Otoritas kerajaan Allah bagi kehidupan umat-Nya adalah meuwujudkan kehidupan yang missioner berlandaskan kasih dan kehendak-Nya.
Kehidupan umat Allah seperti ini akhirnya membawa kemuliaan bagi nama-Nya yang kudus,
PENUTUP
Gereja merupakan mansifestasi dari kerajaan atau pemerintahan Allah.
Gereja merupakan bentuk pemerintahan Allah di atas muka bumi.
Hakikat atau sifat dan kuasa misi Allah didukung serta dijamin sepenuhnya oleh Allah sendiri.
Hakikat sifat dan model hidup umat Allah selalu ditandai oleh adanya hubungan covenan dengan Allah serta ciri hidup missioner yang harus dihidupinya dalam segala siuatuasi.
Umat Allah (Israel sejati atau gereja sejati) harus menghidupi kehidupannya dengan penuh kesadaran bahwa ia adalah milik Allah yang ditutus ke dalam dunia menjadi dan membawa shalom (Yoh.17: 18, 20:21).
Erwan Musa : ☎️ 082157116469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar