Minggu, 12 Mei 2024

Sambungan "Materi Dasar Kekristenan" (MDK) 2 -- page 2 : Sejarah Alkitab

 Page 2.


SEJARAH ALKITAB

Orang Kristen percaya bahwa Alkitab adalah Firman Allah untuk segala zaman, termasuk zaman kita saat ini.
Itulah sebabnya kita harus mempelajarinya dan berusaha untuk memahami dengan lebih baik.
Untuk memperoleh pengertian yang jelas tentang Alkitab, kita harus memperoleh gambaran yang lengkap mengenai sejarah yang tercatat di dalamnya.
Kita dapat membagi sejarahnya dalam periode Perjanjian Lama, Masa Intertestamental dan Perjanjian Baru.

▪ Sejarah Perjanjian Lama.
▪ Sejarah Intertestamental.
▪ Sejarah Perjanjian Baru.

SEJARAH PERJANJIAN LAMA

Untuk mempelajari sejarah tentang PL, tepat sekali jika kita membagi dalam enam bagian :
A. Dari Penciptaan sampai ke Abraham.
B. Dari Abraham sampai ke Musa.
C. Dari Musa sampai ke Saul.
D. Kerajaan yang Bersatu.
E. Kerajaan yang Pecah.
F. Dari Pembuangan sampai Pulang Kembali.
Catatan : Ada satu tema pokok yang terulang terus dalam seluruh kisah dalam Perjanjian Lama, yaitu tema "Kristus yang akan datang."

A. Dari Penciptaan sampai ke Abraham.

Allah menyatakan kepada Musa bagaimana Ia menciptakan segala sesuatu, dan Musa menceritakan Penciptaan itu dalam Kitab Kejadian.
Menurut Kitab Kejadian, Allah menjadikan bumi dan segala isinya dan la menyatakan bahwa segalanya itu "sungguh amat baik".

Setelah Allah menciptakan manusia (Adam), la menempatkannya dalam sebuah taman yang dinamakan Eden.
Di sana, Allah menetapkan bahwa lelaki dan perempuan (Hawa) yang pertama harus menyembah Dia dan memerintah bumi.
Allah memerintah bahwa lelaki dan perempuan itu tidak boleh makan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.

Lalu iblis membujuk Hawa untuk makan buah terlarang tsb, dan Adam ikut makan dengannya.
Mereka berdua berdosa terhadap Allah.
Akhirnya mereka hidup dalam dosa dan Allah tidak lagi berkenan pada mereka.

Namun, Allah berjanji kepada Adam dan Hawa bahwa Ia akan mengutus seorang Penebus (juga disebut Juruselamat atau Mesias), yang akan membinasakan Iblis dan mengembalikan mereka kepada hubungan yang benar dengan Dia/figurativ Yesus yg akan datang (Kej. 3:15).
Alkitab menceritakan bagaimana Allah melaksanakan rencana penyelamatan ini.
Jadi, Alkitab mencatat apa yang kita perlukan untuk mengerti sejarah penebusan Kristus.

Beberapa peristiwa penting terjadi di antara zaman Adam dan zaman Abraham, "bapa semua orang percaya" (Rm. 4:11).
Misalnya, pembunuhan pertama terjadi.

Pada Kej.4:1-2, menyatakan bahwa Hawa melahirkan Kain anak sulungnya dan Habel adiknya, akan tetapi, Kain membunuh Habel, adiknya, karena iri hati.
Allah menghukum dan menghalau Kain (Kej.4:11-16)
Perjanjian Baru menyebut Habel seorang beriman sejati (Ibr. 11:4).
Namun, Allah tetap menyelamatkan Kain dari hukuman penuh atas kejahatannya; Ia menaruh tanda pada Kain sehingga orang lain akan mengetahui bahwa Tuhan tidak menghendaki dia dibunuh.
Alkitab menunjukkan pula bahwa anak laki-laki Kain, Lamekh, mewarisi cara hidup yang jahat dari ayahnya (Kej. 4:19-24).

Kemudian Allah memberikan kepada Adam dan Hawa anak laki-laki yang ketiga, Set yang mengganti Habel (Kej.5:3), dan penebus dunia akan datang dari keluarga Set.

Pada Kej.6:1-4, tercatat bahwa kejahatan menjalar ke seluruh umat manusia.
Alkitab mengatakan bahwa orang-orang raksasa atau "orang-orang perkasa" hidup pada waktu itu, tetapi kehidupan rohani mereka tidak sebanding dengan tinggi badan mereka.

Tuhan mengirim Air Bah yang besar untuk menghukum umat manusia yang berdosa dan inilah kejadian yang terpenting dari zaman purba.
Akan tetapi, Tuhan telah memelihara kehidupan Nuh dan keluarganya dalam sebuah bahtera, agar akhirnya Ia dapat menepati janji-Nya untuk menebus umat manusia.
II Ptr. 3:6, " . . . Bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah."

Secara rinci bahtera itu sangat besar untuk memuat segala jenis binatang yang ada sekarang.
Melalui Air Bah, Tuhan memusnahkan baik manusia yg telah diciptakan maupun hewan dan binatang ... (Kej.6:7 ; 9:1-7).
Namun segera setelah Air Bah itu, anak laki-laki Nuh yaitu Kanaan (atau "Ham") berbuat dosa terhadap Tuhan (Kej. 9:20-29).
Tuhan mengutuk Kanaan oleh sebab ia tidak menghormati ayahnya, Nuh (ay. 25).

Lalu Tuhan berfirman melalui Nuh untuk menggambarkan jalan sejarah berikutnya.
Ia berfirman bahwa seorang keturunan Sem akan membawa keselamatan ke dalam dunia
Kejadian 9:26 (TB) : .... "Terpujilah TUHAN, Allah Sem, ...
Hal ini menjadi nubuatan Mesianik, karena ini merupakan indikasi pertama dari garis keturunan Mesias, bahwa ia akan menjadi keturunan Sem.

Satu hal lagi terjadi sebelum Abraham tampil.
Penduduk kota yang sombong berusaha mencapai surga dengan membangun sebuah menara di Babel (Kej. 11).
Allah menghukum cara hidup mereka yang tinggi hati itu dengan menceraiberaikan mereka menjadi kelompok-kelompok bahasa yang aneka ragam, kemudian menyebarkan mereka untuk tinggal di daerah-daerah yang berbeda (Kej. 10:4; bdg. 9:1).
Rupanya, dengan cara demikian dimulailah berbagai rumpun bahasa yang besar di dunia.

Hal ini menunjukkan bahwa kejahatan terus bertambah dari masa Air Bah sampai Abraham.
Kita tahu bahwa orang-orang pada kurun waktu ini memuja banyak ilah (Yos. 24:2; bdg. Kej. 31:29-31), dan perbuatan dursila merajalela.
Maka Allah, yang bermaksud menyelamatkan umat manusia, memutuskan untuk mulai kembali dengan satu keluarga (Abram/Abraham)
. . . "olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." (Kej.12:3) ~> yaitu Yesus (Gal.3:16)

B. Dari Abraham sampai ke Musa.

Tuhan memilih keluarga Abraham untuk mendatangkan keselamatan kepada orang-orang lain. Abraham tinggal di kota Ur (ibu kota kerajaan Sumer pada zaman dahulu).
Sekitar tahun 2000 sM, Tuhan memanggil Abraham untuk meninggalkan rumah ayahnya dan pergi ke suatu negeri yang baru.
Alkitab merunut langkah-langkah Abraham dari Ur ke Haran (di utara Palestina), melalui negeri Palestina, ke Mesir dan kembali ke Palestina.
Allah berjanji akan memberi seorang putra kepada Abraham dan anak-anaknya akan menjadi suatu bangsa yang besar.
Allah juga berjanji untuk menjadikan keturunan Abraham suatu berkat untuk segala bangsa (Kej. 12:2-3; 17:1-6).
Mula-mula, Abraham percaya apa yang difirmankan Allah; tetapi kemudian ia sangsi apakah Allah akan melakukan apa yang dijanjikan-Nya, lalu ia berusaha untuk memaksa Allah dengan tindakannya.
Abraham mengambil Hagar dan mendapatkan seorang anak laki-laki melalui dia.
Meskipun dunia purba menerima cara ini untuk mendapatkan seorang ahli waris, perbuatan ini melanggar hukum Allah untuk pernikahan (Kej. 2:24),

Tetapi ketika tahun berganti tahun, Abraham dengan sepenuhnya percaya kepada Allah.
Akhirnya Tuhan menyuruh dia mempersembahkan Ishak sebagai kurban bakaran untuk membuktikan ketaatan, kesetiaan, keyakinan dan kasihnya kepada Tuhan (Kej. 22).
Pada saat terakhir, Tuhan memberikan seekor domba jantan sbg ganti Ishak.

Diwaktu yg lain, Abraham memohon kepada Allah untuk tidak membinasakan kota-kota yang berdosa tempat Lot keponakannya tinggal.
Akan tetapi, Lot tidak berhasil menyelamatkan orang-orang di sekitarnya (bdg. II Ptr. 2:8); Tuhan tidak menemukan sepuluh orang benar di kota-kota itu.
Karena itu, Tuhan membinasakan kota-kota tersebut sebagaimana telah direncanakan-Nya.

Setelah itu, Alkitab mengalihkan pandangan kita kepada kehidupan Yakub, putra kedua Ishak. Yakub hidup sekitar 1850 sM.
Tuhan memilih Yakub untuk mewarisi janji-janji yang telah dikaruniakan kepada Ishak.
Ia menyebut keluarga Yakub sebagai keluarga yang akan mendatangkan Sang Penebus ke dunia.

Yakub menjadi dewasa sebagai seorang yang memikirkan dirinya sendiri dan pembohong.
la mengakali kakaknya dan berbohong kepada ayahnya supaya ia dapat mengambil hak kesulungan Esau.
Kemudian ia melarikan diri ke rumah pamannya Laban, agar lolos dari kemarahan kakaknya.
Tuhan menghadapi dia ketika ia melarikan diri, namun Yakub tidak menyerah.

Maka dengan waktu yang cukup lama Tuhan mulai mengajar Yakub untuk mempercayai Dia.
Ia memberikan istri yang baik dan banyak harta kepada Yakub.
Yakub menjadi kaya, tetapi keserakahannya menimbulkan kesukaran dalam keluarga dan ia harus meninggalkan negeri Laban.
Ia kembali ke rumah ayahnya di Palestina.
Ia mendapati bahwa Tuhan telah menyediakan jalan baginya dan kakaknya tidak marah lagi.

Namun, kesulitan Yakub belum berakhir.
Bertahun-tahun kemudian, sepuluh anak laki-lakinya cemburu kepada adik laki-laki mereka yaitu Yusuf, karena ternyata Yakub lebih mengasihi dia.
Mimpi Yusuf bahwa mereka akan tunduk kepadanya kelak bersama orang tua mereka.
Mereka menjebak Yusuf menjual dia sebagai budak dan memberi tahu ayah mereka bahwa ia sudah meninggal.

Para pedagang budak itu membawa Yusuf ke Mesir di mana ia menjadi salah seorang pelayan Potifar.
Tuhan memakai Yusuf untuk mengartikan mimpi-mimpi Firaun dan Yusuf diangkat menjadi orang kedua dalam pemerintahan di bawah Firaun. Kemudian bgm Yusuf meenjadi berkat bagi saudara-saudaranya.

C. Dari Musa sampai ke Saul.

Selanjutnya Alkitab mengalihkan kita kepada seorang yang bernama Musa (sekitar 1526-1406 sM), yang menduduki tempat yang penting dalam sejarah penebusan.
Keturunan Yakub mempunyai begitu banyak anak sehingga para firaun takut kalau-kalau mereka akan menguasai negeri itu.
Karena itu seorang firaun yang baru memperbudak mereka dalam memerintahkan agar semua bayi laki-laki orang Israel dibunuh.
Musa diselamatkan putri firaun dan membesarkan dia sebagai anak angkatnya.
Ibu Musa menjadi inang penyusunya dan mungkin sekali ia merawatnya sampai jauh sesudah saatnya ia disapih (Kel. 2:7-10).

Sebagai pemuda Musa mulai merasa terbeban dg nasib bangsanya (Kel. 2:11; Kis. 7:24-25).
Mendengar apa yg telah dilakukan Musa, firaun hendak membunuhnya, shgg Ia melarikan diri ke Gurun Midian (Kel. 2:14-15).
Di sana ia menikah dengan seorang anak perempuan Yitro (juga disebut "Rehuel"), seorang imam di Midian dan ia menggembalakan kambing domba Yitro (Kel. 2:16-21).

Setelah sekitar empat puluh tahun, Tuhan berfirman kepada Musa dari semak duri yang menyala tetapi tidak dimakan api.
Tuhan menyuruh Musa kembali ke Mesir dan memimpin bani Israel ke Palestina, negeri yang telah dijanjikan-Nya kepada Abraham.
Musa merasa tidak mampu dan ia mengemukakan berbagai alasan.
Tuhan memecahkan setiap alasannya dan memberikan kuasa kepada Musa untuk mengadakan berbagai mukjizat dan meyakinkan orang Israel untuk mengikut dia.
Tuhan memberikan Harun sbg juru bicaranya (Kej 4:16)

Musa dan Harun meyakinkan orang Israel untuk mengikut mereka, tetapi firaun menolak untuk mengizinkan mereka meninggalkan Mesir.
Sehingga, Tuhan mendatangkan sepuluh tulah yang menghancurkan ke atas Mesir untuk mengubah hati firaun (Kel. 7:17-12:36).
Tulah yang terakhir adl membunuh anak-anak sulung, ttp tiap rumah org Israel yang pintunya ditandai darah dilewati oleh malaikat (Kej 12:29)
Tuhan memerintah orang Israel untuk merayakan peristiwa ini dengan hari raya setiap tahun yang disebut Pesakh/Paskah, artinya "melewati".
Tulah kematian ini membuat firaun menyerah; ia setuju untuk membiarkan bani Israel kembali ke tanah air mereka.
Tetapi segera setelah mereka berangkat dan firaun mengubah pikirannya lagi.
la mengirim tentaranya dengan maksud untuk membawa bani Israel kembali.

Tuhan memimpin umat-Nya ke Laut Merah, di mana la membelah air laut dan memimpin mereka berjalan di tempat kering.
Para ahli memperkirakan bahwa kejadian ini terjadi sekitar tahun 1446 sM.

Musa memimpin umat itu dari Laut Merah ke Gunung Sinai.
Tuhan menyediakan roti dan burung puyuh untuk menjadi makanan mereka setiap hari hingga mereka sampai ke tanah perjanjian.

Di Gunung Sinai, melalui Musa Tuhan memberikan Kesepuluh Hukum.
Dari Sinai, Tuhan memimpin bani Israel ke Kadesy, di mana mereka mengutus pengintai-pengintai ke Palestina.
Para pengintai melaporkan bahwa negeri itu kaya dan subur tetapi penuh raksasa yg membuat mereka takut, hanya Kaleb dan Yosua mempercayai Allah, merekalah orang dewasa dari generasi mereka yang diizinkan Allah untuk memasuki negeri itu (Bil 14)
Bangsa Israel dikatakan bersungut-sunggut dan tdk percaya kepada-Nya, shgg Tuhan menghukum mereka untuk mengembara di padang belantara selama 40 tahun dan sebagian besar mrk mati.

Pada akhir pengembaraan mereka, mereka berkemah di dataran Moab.
Di situ Musa berbicara kepada mereka untuk terakhir kalinya dan perkataannya tersurat dalam Kitab Ulangan.
Musa menyerahkan kepemimpinannya kepada Yosua.
Lalu ia memberi petunjuk-petunjuk terakhirnya kepada bani Israel dan menutup dengan sebuah kidung puji-pujian kepada Tuhan.
Perhatikanlah bahwa Musa tidak dapat memasuki Negeri Perjanjian oleh karena ia telah memberontak melawan Tuhan di Meriba (Bil. 20:12).
Akan tetapi sesudah ucapan perpisahan Musa kepada orang Israel, Tuhan memimpin dia ke puncak Gunung Nebo untuk melihat negeri yang tidak dapat dimasukinya.
Di puncak gunung itulah ia meninggal (Ul.34:1-12)

Dalam pertempuran dengan orang Amalek (Kel. 17:8-16), Yosua telah membuktikan bahwa ia seorang pemimpin yang cakap atas bala tentara Israel.
Tuhan memakai Yosua untuk memimpin bangsa Israel dalam menaklukkan dan menetap di Negeri Perjanjian.

Yosua memimpin Israel ke Negeri Perjanjian dan Allah menyertainya.
Tuhan membelah Sungai Yordan yang meluap-luap airnya sehingga orang Israel dapat menyeberang diatas tanah yang kering (Yos. 3:14-17).
Kemudian malaikat Tuhan memimpin orang Israel secara ajaib sehingga mereka mengalahkan kota Yerikho, kota pertama yang mereka rebut di Negeri Perjanjian.
Ketika orang Israel meniup sangkakala mereka menurut perintah Tuhan, runtuhlah tembok-tembok kota Yerikho (Yos. 6).
Di bawah pimpinan Yosua, Israel mulai menaklukkan seluruh negeri itu (Yos. 21:23-45).
Mereka hanya menderita kekalahan di Ai, ketika seorang di antara mereka tidak menaati perintah Tuhan untuk pertempuran itu (Yos.7:1-5)
Setelah memutuskan untuk mematuhi perintah-perintah Tuhan dan berusaha sekali lagi dan mereka mengalahkan Ai.
Mereka menaklukkan 31 raja di daerah yang baru itu.
Yosua membagi tanah itu di antara suku-suku Israel sesuai dengan petunjuk Allah.
Menjelang kematiannya, Yosua mendorong bangsanya untuk terus mempercayai Tuhan dan menaati segala perintah-Nya, tetapi mereka tidak berbuat demikian.

Setelah Yosua meninggal, "setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri" (Hak. 21:25).
Para pemimpin besar dari kurun waktu ini bertindak mirip dengan Musa dan Yosua; mereka adalah pahlawan militer dan hakim kepala di pengadilan Israel dan menamakan mereka "hakim-hakim". Yaitu : Otniel, Debora (satu-satunya hakim wanita), Gideon, Yefta, Simson, Eli, dan Samuel. (Rut hidup pada masa ini juga.)

Catatan :
Pada saat kita membaca kisah-kisah yang menarik dari para pahlawan zaman dahulu, luangkan waktu juga lebih banyak untuk membaca kisah Samuel.
Ia salah seorang tokoh terpenting dari zaman itu.

Ibu Samuel telah berdoa memohon seorang anak laki-laki, sebab itu ia memuji Allah ketika Samuel lahir.
Orang tuanya menyerahkan dia kepada imam kepala Eli, supaya dapat dididik untuk melayani Tuhan.
Sedari kecil Samuel telah membantu Eli untuk merawat Kemah Pertemuan.
Di sanalah ia mendengar Tuhan memanggil dirinya untuk menjadi pemimpin baru Israel, sebagai nabi dan hakim.

Sebelum zaman Samuel, orang Israel menamakan nabi itu "pelihat" (I Sam. 9:9; bdg. Ul. 13:1-15; 18:15-22).
Akan tetapi, Samuel sama seperti nabi-nabi lain yang kemudian bukan hanya seorang yang memberitahukan masa depan.
Ia menyampaikan pesan Allah kepada bangsa itu tentang kehidupan yang mereka jalankan, dan sering kali menghardik bangsa itu karena cara hidup mereka yang jahat.
Dialah yang pertama dari nabi-nabi besar Israel dan yang terakhir dari para hakim.
Atas perintah Tuhan, ia meminyaki Saul untuk menjadi raja pertama atas Israel (I Sam. 8:19-22).

D. Kerajaan yang Bersatu.

Pada tahun-tahun awal pemerintahannya, Saul tampil sebagai seorang yang rendah hati dan dapat mengendalikan diri.
Ttp Ia berubah menjadi seorang yang keras kepala, tidak taat kepada Allah, penuh iri hati, benci, dan percaya pada takhayul.
Kemarahannya berbalik melawan Daud seorang pejuang muda yang telah membunuh Goliat si raksasa dan yang menjadi pemain musik di istananya.
Sering kali ia mencoba membunuh Daud karena iri hati (I Sam. 18:5-9; 19:8-10).

Akan tetapi Allah memilih Daud untuk menjadi raja berikutnya dan Ia menjanjikan jabatan raja itu kepada keluarga Daud untuk selama-lamanya (I Sam. 16:1-13; II Sam. 7:12-16).
Namun Saul masih tetap menjadi raja selama bertahun-tahun.

Setelah kematian Saul, Raja Daud membawa tabut perjanjian ke Yerusalem (bdg. Ul. 12:1-14; II Sam. 6:1-11).
Tabut itu berupa sebuah peti kayu yang berisi loh-loh batu tempat Tuhan menulis Sepuluh Hukum bagi Musa; orang Israel telah membawanya bersama mereka selama tahun-tahun pengembaraan mereka di padang belantara, dan mereka menghargainya sebagai benda yang kudus.
Daud membawanya ke Yerusalem shgg menjadi kota pusat rohani untuk bangsa itu maupun pusat politiknya.

Daud memiliki sifat-sifat yang mereka cari, keahlian militer, kecerdasan politik dan rasa tanggung jawab rohani yang tajam.
Ia telah membuat bangsa itu lebih kuat dan lebih aman daripada sebelumnya.
Akan tetapi, Daud hanya seorang manusia dengan kelemahan-kelemahan yg sama seperti orang lain.
Dicatat Daud mengatur pembunuhan seorang perwira ( Uria) dalam pasukannya agar ia dapat mengambil istri orang itu (Betsyeba).

Ia mengadakan sensus dari semua pria Israel karena ia tidak lagi mempercayai Allah untuk memberikan kemenangan militer; ia hanya mempercayai kekuatan bala tentaranya.
Allah menghukum Daud dan Israel juga karena dosanya (2 Samuel 24)

Salomo, putra Daud menjadi raja berikutnya di Israel.
Walaupun kebijaksanaan, Salomo sendiri tidak selalu hidup dengan bijaksana.
Ia memang melaksanakan rencana politik Daud dan memperkuat kekuasaannya atas daerah-daerah yang telah ditaklukkan ayahnya.
Ia seorang usahawan yang luar biasa dan ia mengadakan beberapa persetujuan perdagangan yang menghasilkan banyak kekayaan bagi Israel (I Raj. 10:14-15).
Tuhan juga memakai Salomo untuk membangun bait suci yang megah di Yerusalem (bdg. Ul. 12:1-14).
Akan tetapi, gaya hidup Salomo yang mewah meningkatkan beban pajak atas rakyatnya.
ia mengadakan berbagai persetujuan dagang dengan raja-raja asing yang meliputi "perkawinan politik" dan bergaul dg byk perempuan asing yg membuat ia mencondongkan hatinya kpd allah-allah lain (I Raj. 11:1-8).

E. Kerajaan Yang Pecah.

Sejak Salomo mencondongkan hatinya kpd ilah-ilah lain, segala kekayaan Israel mulai merosot.
Bangsa itu memberontak melawan Tuhan dan hukum-hukum-Nya.
Tuhan bisa saja menghancurkan Israel; tetapi Ia tidak berbuat demikian karena Ia masih bermaksud untuk memakai Rumah Daud untuk mengantarkan Sang Penebus yang akan menyelamatkan dunia dari dosa.
Ia telah berjanji untuk mendatangkan Penebus itu dari keluarga Abraham.

Ketika Salomo meninggal, Israel terjerumus dalam perang saudara yang banyak menumpahkan darah waktu putra-putra Salomo dan jenderal-jenderalnya bertarung untuk merebut takhta. Rehabeam mendapat restu ayahnya untuk menjadi raja yang baru, tetapi saingannya Yerobeam, mempunyai lebih banyak pengaruh di antara para pemimpin militer di negeri itu.
Pada akhirnya, Rehabeam mengambil bagian selatan dari negeri itu dan menamakannya Yehuda. Yerobeam mendirikan pemerintahannya di bagian utara dan tetap memakai nama Israel.
Masing-masing menegaskan diri menjadi raja yang telah diangkat oleh Tuhan.

Jika kita memperhatikan tak seorang pun dari raja-raja Israel hidup bagi Tuhan, keadaan di Yehuda juga tidaklah lebih baik hanya Raja Asa, Yosafat, Yoas, Amazia, Azarya, Yotam, Hizkia, dan Yosia yang setia kepada Allah.
Akhirnya, Allah membiarkan imperium-imperium/kekuasaan tertinggi atau kekuasaan absolut kafir, yaitu Asyur dan Babilonia, menghancurkan kerajaan israel dan membawa rakyatnya ke dalam pembuangan.

ELIA DAN ELISA

Dua pemimpin penting muncul pada masa kerajaan pecah ini.
Yang pertama adalah nabi Elia.
Ia menonjol sebagai seorang tokoh unik yang keras tabiatnya dalam cerita Alkitab.
Kita tidak tahu dari mana ia berasal; dengan tiba-tiba saja ia tampil di hadapan Raja Ahab yang jahat dan mengumumkan bahwa Tuhan akan mendatangkan musim kemarau yang panjang karena umat itu sangat jahat.
Elia melarikan diri ke anak Sungai Kerit, di mana Tuhan menyediakan makanan baginya secara ajaib.
Ketika anak sungai itu menjadi kering, Tuhan menyuruh Elia untuk membantu seorang janda di Sarfat yang menderita karena kekeringan itu.
la hampir kehabisan makanan ketika Elia datang kepadanya, namun janda itu memberi makan kepadanya.
Karena ia berbuat demikian maka nabi itu memutuskan untuk tinggal di rumahnya dan terjadilah mukjizat persediaan makanannya tidak pernah habis selama Elia di sana dan ketika anak laki-lakinya mati, Elia menghidupkan dia kembali.

Tidak lama kemudian, Elia dan Elisa bepergian sambil membicarakan berbagai masalah yang dihadapi bangsa mereka.
Ketika mereka sampai di Sungai Yordan, Elia membelah air sungai itu dengan memukulnya dengan jubahnya.
Dengan tenang mereka berjalan ke seberang, seolah-olah mereka melakukan hal itu setiap hari. Sewaktu mereka berdiri dan bercakap-cakap di tepi sungai itu, datanglah sebuah kereta berapi dari langit yang mengangkat Elia dan membawa dia pergi dalam angin badai, sementara jubahnya jatuh ke atas Elisa.

Tokoh besar yang kedua adalah Elisa.
Dalam banyak hal ia seperti gurunya.
Kedua orang ini membelah air Sungai Yordan, mendatangkan hujan pada masa kekeringan, menambahkan persediaan makanan seorang janda, menghidupkan kembali seorang anak laki-laki, mengadakan mujizat bagi orang bukan Yahudi, mengucapkan hukuman atas raja, dan membinasakan musuh mereka dengan kuasa adikodrati.

Namun, ada juga perbedaan di antara mereka.
Menjelang terangkatnya Elia ke surga, ia berdoa agar Tuhan mau memberikan dua bagian rohnya kepada Elisa.
Tentu saja hal ini berkaitan dengan berbagai perbedaan di antara kedua orang itu.
Sedangkan Elia mengalami masa-masa depresi, Elisa memiliki sikap kemenangan dan kepercayaan.
Kelihatannya ia tidak pernah mengeluh atau menjadi kecil hati.
Alkitab menunjukkan bahwa ia mengadakan lebih banyak mukjizat daripada nabi lain di Perjanjian Lama (II Raj. 4:38-5:19).
Yesaya, Yeremia, Amos, Hosea, Mikha, Yehezkiel dan nabi-nabi lain memperingatkan Israel dan Yehuda bahwa Tuhan akan menghukum kejahatan mereka.
Yesaya dan Yehezkiel juga mengucapkan kata-kata penghiburan bagi mereka setelah mereka berada dalam pembuangan.
Tuhan memakai orang-orang ini untuk menjadi juru bicara-Nya pada masa yang kritis dari sejarah umat-Nya

F. Dari Pembuangan sampai Pulang Kembali.

Orang Yahudi berada dalam pembuangan lebih dari sekali.
Secara umum pengertian diaspora dianggap telah dimulai dengan pembuangan di Babel pada 597 sM.
Jadi, ketika kita membicarakan "Pembuangan", kita harus mengatakan dengan teliti pembuangan mana yang kita maksudkan.
Dua kali orang Asyur menaklukkan kerajaan utara (Israel); kerajaan selatan (Yehuda) ditaklukkan sekali oleh orang Asyur dan tiga kali oleh orang Babel.
Setiap kali, para penakluk membawa pergi banyak orang tawanan.
Waktu kita berbicara tentang "Pembuangan", maka yang paling sering kita maksudkan adalah 70 tahun penahanan Yehuda di Babel.

Berbicara dari segi rohani, maka Penahanan di Babel mempunyai tiga tahap berturut-turut :
satu tahap pengharapan yang tidak realistis (bdg. Yer. 29; Yeh. 17:11-24); satu tahap pengharapan yang lebih sejati dan lebih rendah hati ketika Tuhan memakai Yehezkiel untuk menghibur umat itu (Yeh. 36-38); satu tahap pengharapan yang dihidupkan kembali pada masa Daniel.

Orang Yahudi kembali dari Pembuangan dalam dua tahap :
Satu rombongan dipimpin oleh Sesbazar dan Zerubabel (Ezr. 1:8-2:70).
Yang kedua dipimpin oleh Ezra dan Nehemia (Ezr. 8:1-14).
Seperti yang dinubuatkan Yesaya (Yes. 44:28; 45:1), Tuhan membangkitkan seorang raja kafir yang baik hati yaitu Koresy dari Persia yang mengizinkan orang Yahudi kembali ke Palestina.
Penduduk yang telah menggantikan mereka di kawasan itu berusaha untuk menggagalkan rencana mereka; namun orang Yahudi membangun kembali bait suci di Yerusalem dan bermukim kembali di negeri mereka.
Nabi Zakharia dan Hagai membangkitkan semangat umat itu dalam pekerjaan mereka.
Namun menjelang akhir kurun waktu ini, Maleakhi menyalahkan mereka karena kembali kepada cara-cara hidup yang berdosa.

Bersambung : Sejarah Intertestamental

ErwanMusa : ☎️ 082157116469

Tidak ada komentar:

Posting Komentar