Page 3
SEJARAH INTERTESTAMENTAL dan PERJANJIAN BARU
Sejarah atau periode intertestamental (Inggris: intertestamental period) merupakan suatu istilah Protestan, sedangkan periode deuterokanonikal (Inggris: deuterocanonical period) adalah istilah Katolik dan Kristen Ortodoks untuk menyebut kesenjangan waktu antara periode yang dicakup oleh Alkitab Ibrani atau "Perjanjian Lama" dan periode yang dicakup oleh "Perjanjian Baru" orang Kristen.
Secara tradisional, periode ini dianggap mencakup kira-kira empat ratus tahun, sejak masa pelayanan Maleakhi (420 sM) sampai kepada munculnya Yohanes Pembaptis pada awal abad ke 1 Masehi, suatu periode yang hampir sama dengan periode Bait Suci Kedua (530 sM hingga 70 M).
Dikenal oleh anggota komunitas Protestan sebagai "400 Tahun Sunyi" (400 Silent Years) karena diyakini merupakan kurun waktu di mana Allah tidak menyatakan apa-apa yang baru kepada umat-Nya.
SEJARAH PERJANJIAN BARU
Sejarah Perjanjian Lama melukis gambaran yang hidup mengenai urusan Allah dengan manusia; namun tidak memberikan seluruh kisah rencana Allah untuk menebus manusia dari dosa. Perjanjian Baru membawa kita kepada klimaks karya penebusan Allah, karena memperkenalkan kita kepada Sang Mesias Yesus Kristus dan kepada permulaan jemaat-Nya.
KEHIDUPAN KRISTUS
Tulisan-tulisan Matius, Markus, Lukas dan Yohanes bercerita mengenai pelayanan Yesus.
Penulis-penulis ini adalah saksi mata kehidupan Yesus atau mereka menuliskan apa yang diceritakan kepada mereka oleh saksi-saksi mata, namun mereka tidak memberikan biografi Yesus yang lengkap.
Segala sesuatu yang mereka catat benar-benar telah terjadi, tetapi mereka memusatkan perhatian pada pelayanan Yesus dan meninggalkan kekosongan-kekosongan di tempat lain dalam kisah kehidupan-Nya.
Orang-orang yang menulis kitab-kitab Injil menjelaskan pribadi dan pekerjaan Yesus dengan jalan mencatat apa yang diperbuat dan dikatakan-Nya.
Dan setiap penulis menyajikan pandangan yang sedikit berbeda tentang Yesus dan perbuatan-Nya.
Para penulis kitab Injil tidak menceritakan semua kejadian dari masa anak-anak Yesus.
Mereka juga tidak memberi catatan harian dari kehidupan Yesus.
Mereka hanya menulis hal-hal yang berarti untuk keselamatan dan kemuridan.
Di bagian ini kita hanya akan berpedoman pada para penulis kitab-kitab Injil.
Kita hanya akan mendapatkan uraian singkat tentang berbagai peristiwa penting dari kehidupan Yesus dan mengikhtisarkan bagaimana Ia membawa sejarah penebusan kepada klimaksnya.
Banyak orang tahu tentang kelahiran dan masa kanak-kanak Yesus Kristus.
Setiap hari Natal kita mendengar kidung-kidung yang terkenal tentang Perawan Maria (ibu Yesus), perjalanannya ke Betlehem dengan menunggang seekor keledai, dan kelahiran bayi Yesus Kristus manusia sejati dan Allah sejati, yang datang ke dunia untuk menyelamatkan umat Allah.
Kita mendengar cerita yang terkenal bagaimana Yesus dilahirkan di Betlehem, tentang palungan tempat Ia dibaringkan, dan tentang malaikat-malaikat yang memberi tahu kelahiran-Nya kepada para gembala.
Kita tahu bahwa para malaikat menyatakan Yesus sebagai raja dari keturunan Daud yang sudah lama dijanjikan.
Orang-orang majus yang membawa pemberian kepada anak-anak Yesus itu adalah tokoh-tokoh yang misterius.
Alkitab mencatat mereka datang "dari Timur" (Mat. 2:1).
Mungkin sekali mereka berasal dari imperium-imperium yang besar di Timur, misalnya Mesopotamia, Babilonia, atau Persia.
Mereka menyelidiki bintang-bintang dan menyadari bahwa seorang raja baru sedang dilahirkan di antara orang Yahudi karena itu mereka datang ke ibu kota Yahudi yaitu Yerusalem untuk mengadakan kunjungan kehormatan.
Lalu mereka mengikuti suatu nubuat yang jelas dari Mikha 5:1 yang membawa mereka ke Betlehem di mana mereka berjumpa dengan bayi Yesus.
Alkitab tidak menyatakan bahwa ada tiga orang majus, tetapi para pelukis biasanya melukis tiga orang untuk menunjukkan tiga pemberian yang mereka bawa yaitu emas, kemenyan, dan mur (Mat. 2:11).
Para ahli meyakini bahwa Yesus telah berumur dua tahun ketika mereka datang.
Setelah Yesus lahir, orang tuanya menyerahkan Dia di Bait Suci di Yerusalem (Luk. 2:22-28). Mereka mulai mendidik Dia untuk hidup "dikasihi oleh Allah dan manusia" (Luk. 2:52).
Raja Herodes ingin memastikan bahwa rakyatnya tidak akan bersatu mengagungkan raja yang masih bayi itu dan mulai memberontak, maka ia memerintahkan tentaranya untuk membunuh semua bayi laki-laki di Betlehem (Mat. 2:16).
Keluarga Yesus melarikan diri ke Mesir agar lolos dari perintah yang jahat itu.
Setelah Herodes meninggal mereka kembali ke Palestina dan menetap di kota Nazaret.
Alkitab tidak menceritakan apa-apa lagi tentang Yesus sampai ia berusia 12 tahun.
Lalu, untuk mengambil peran-Nya yang layak dalam jemaat orang Yahudi, Ia harus mengadakan kunjungan khusus ke Yerusalem dan mempersembahkan kurban di Bait Suci.
Sementara berada di Yerusalem, Yesus bercakap-cakap dengan para pemimpin agama tentang kepercayaan Yahudi.
Ia menyatakan pengertian yang luar biasa tentang Allah yang benar, dan jawaban-Nya membuat mereka kagum.
Kemudian, orang tua-Nya pulang dan menemukan bahwa Yesus tidak ada.
Mereka menemukan Dia di Bait Suci sedang bercakap-cakap dengan para ahli Yahudi.
Sekali lagi, Alkitab berhenti berbicara tentang Yesus sampai Ia memperkenalkan kita kepada kejadian-kejadian yang mengawali pelayanan Yesus ketika ia berumur sekitar 30 tahun.
Mula-mula kita melihat Yohanes Pembaptis muncul dari padang gurun dan berkhotbah di kota-kota sepanjang Sungai Yordan serta mendorong orang banyak untuk mempersiapkan diri bagi sang Mesias (Luk. 3:3-9).
Yohanes lahir dalam keluarga yang saleh dan ketika bertambah besar ia mengasihi dan melayani Allah dengan setia.
Tuhan berfirman melalui Yohanes dan orang datang berbondong-bondong untuk mendengar dia berkhotbah.
Ia menyuruh mereka kembali kepada Tuhan dan mulai taat kepada-Nya.
Ketika ia melihat Yesus, ia berseru bahwa orang ini adalah "... Anak domba Allah yang menghapus dosa dunia" (Yoh. 1:29).
Yohanes membaptis Yesus dan saat Ia keluar dari air, Allah mengutus Roh Kudus dalam rupa burung merpati turun ke atas-Nya.
Roh Kudus membawa Yesus ke padang gurun di mana Ia tidak makan selama 40 hari.
Sementara Ia berada dalam keadaan yang lemah ini, Iblis datang dan berusaha menggoda Dia dengan berbagai cara.
Yesus menolak dan menyuruh Iblis pergi.
Para malaikat datang memberi makan kepada Yesus dan menghibur Dia.
Mula-mula Yesus disukai orang banyak.
Di daerah keliling Danau Galilea, Ia menghadiri sebuah pesta perkawinan dan mengubah air menjadi anggur untuk dihidangkan kepada para tamu.
Inilah mukjizat-Nya yang pertama yang disebut oleh Alkitab.
Mukjizat ini menunjukkan bahwa Ia benar-benar Allah, seperti yang ditunjukkan oleh mukjizat-mukjizat-Nya yang kemudian.
Dari Galilea, Ia pergi ke Yerusalem dan mengusir sekelompok pedagang keliling yang beragama dari bait suci.
Untuk pertama kalinya, di depan umum Ia menyatakan otoritas-Nya atas kehidupan beragama umat-Nya.
Peristiwa ini membuat banyak pemimpin agama memusuhi Dia.
Nikodemus, salah seorang pemimpin agama, mengerti bahwa Yesus mengajarkan kebenaran tentang Allah.
Suatu malam ia datang kepada Yesus dan bertanya bagaimana ia dapat memasuki kerajaan Allah, yang merupakan kerajaan penebusan dan keselamatan.
Yesus memberi tahu Nikodemus bahwa ia harus "dilahirkan kembali" (Yoh. 3:3); dengan kata lain, ia harus menjadi pribadi yang baru.
Dari percakapan di antara Yesus dan Nikodemus ini, kita mengetahui bahwa orang Kristen juga harus mengalami "dilahirkan kembali".
Ketika Yohanes Pembaptis mulai berkhotbah dan menarik banyak orang di Yudea, Yesus kembali ke wilayah Galilea.
Di sana Ia mengadakan banyak mukjizat dan orang datang berbondong-bondong kepada-Nya. Sayang sekali, orang banyak itu lebih tertarik pada mukjizat-mukjizat daripada kepada ajaran Yesus.
Namun Yesus terus saja mengajar.
Ia memasuki rumah-rumah pribadi, hadir pada pesta-pesta untuk umum, dan berbakti bersama orang-orang Yahudi lainnya di rumah sembahyang mereka.
Ia mencela para pemimpin agama pada zaman-Nya karena iman mereka itu pura-pura saja.
Ia tidak menolak agama formal mereka sebaliknya, Yesus menghormati bait suci dan penyembahan di bait suci (bdg. Mat. 5:17-18).
Akan tetapi orang Farisi dan pemimpin-pemimpin yang lain tidak mengerti bahwa Dialah Sang Mesias dan mereka tidak peduli apakah mereka diselamatkan dari dosa.
Dekat Danau Galilea, Yesus mengadakan mukjizat-Nya yang paling menakjubkan.
Ia mengambil tujuh roti dan dua ekor ikan, lalu memberkatinya dan memecah-mecahkannya sehingga cukup untuk memberi makan kepada 5000 orang laki-laki.
Kedua belas murid Tuhan Yesus tetap setia kepada-Nya dan Ia mulai memusatkan perhatian-Nya untuk mendidik mereka.
Ia semakin banyak mengajar mereka tentang kematian dan kebangkitan-Nya yang mendatang, serta menjelaskan bahwa mereka juga akan menderita kematian apabila mereka terus mengikut Dia.
Hal ini membawa kita kepada akhir kehidupan Yesus di bumi.
Yudas Iskariot, seorang dari kedua belas murid Yesus mengkhianati Dia kepada para pemimpin di Yerusalem yang memusuhi Dia dan mereka memaku Dia pada sebuah salib untuk mati di antara penjahat-penjahat.
Tetapi Ia bangkit dari kubur dan menampakkan diri kepada banyak pengikut-Nya, sebagaimana yang telah dijanjikan-Nya, lalu memberi petunjuk-petunjuk akhir kepada murid-murid-Nya yang paling dekat.
Sementara mereka memperhatikan Dia naik ke surga, tampaklah seorang malaikat yang berkata bahwa mereka akan melihat Dia kembali dengan cara yang serupa.
Dengan kata lain orang dapat menyaksikan kedatangan-Nya kembali dalam tubuh jasmani-Nya.
PELAYANAN PARA RASUL
Sejarah Alkitab berakhir dengan Kitab Kisah Para Rasul yang memberikan pelayanan gereja yang mula-mula.
Dalam Kisah Para Rasul kita melihat bagaimana berita tentang Yesus, pesan penebusan, tersebar dari Yerusalem ke Roma.
Kitab Kisah Para Rasul memperlihatkan perluasan gereja
(a) di Yerusalem
(b) dari Yerusalem ke Yudea, Samaria dan daerah sekitarnya
(c) dan dari Antiokhia ke Roma.
a). Di Yerusalem.
Pengalaman-pengalaman yang mula-mula dari murid-murid Yesus di Yerusalem menyatakan banyak hal mengenai gereja yang mula-mula.
Kitab Kisah Para Rasul menunjukkan betapa bersungguh-sungguh orang-orang Kristen menyebarkan berita tentang Yesus.
Kitab ini mulai di suatu lereng bukit dekat Yerusalem tempat Yesus akan naik ke surga.
Ia memberi tahu kepada para murid-Nya, " ... kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kis. 1:8).
Itulah rencana Yesus untuk menginjili dunia.
Beberapa kemudian murid-murid menggantikan Yudas yang telah bunuh diri setelah ia mengkhianati Yesus.
Mereka memilih Matias untuk melengkapi kelompok dua belas murid.
Kemudian Kristus yang sudah bangkit itu memberikan gereja Roh Kudus-Nya, yang memungkinkan orang-orang Kristen untuk menunaikan tugas mereka ke seluruh dunia (Kis. 1:8).
Petrus berbicara atas nama gereja pada hari Pentakosta, ia membentangkan pentingnya Kristus sebagai Tuhan pokok keselamatan (Kis. 2:14-40).
Roh Kudus memberi kuasa kepada gereja untuk mengadakan tanda-tanda dan keajaiban yang mengukuhkan kebenaran (Kis. 2:43).
Yang penting adalah penyembuhan seorang pengemis oleh para rasul dekat gerbang bait suci (Kis. 3:1-10).
Peristiwa ini menimbulkan pertentangan di antara para rasul dengan para pemimpin Yahudi.
Gereja memelihara persekutuan yang akrab di antara anggota-anggotanya.
Mereka makan bersama-sama di rumah-rumah mereka, mereka juga beribadah bersama-sama dan berbagi kekayaan mereka (Kis. 2:44-46; 5:32-34).
Sepasang suami istri Ananias dan Safira, mencoba menipu setelah menjual tanah mereka, mereka menyatakan telah memberi seluruh hasil penjualannya kepada Tuhan, padahal mereka hanya memberi sebagian.
Karena berdusta mereka dihukum Allah dan rebah mati (Kis. 5:1-11).
Karena gereja terus bertambah besar, penguasa-penguasa pemerintah mulai menganiaya orang Kristen dengan terang-terangan.
Ketika Petrus dan beberapa rasul lain dipenjarakan, seorang malaikat melepaskan mereka tetapi mereka disuruh menghadap kembali pada para penguasa yang memerintah mereka untuk berhenti berkhotbah tentang Yesus (Kis. 5:17-29).
Akan tetapi orang Kristen tidak mau berhenti berkhotbah, meskipun para pemimpin agama Yahudi mendera mereka dan memenjarakan mereka beberapa kali.
Gereja bertambah dengan begitu pesat sehingga para rasul memerlukan bantuan dalam beberapa perkara praktis dari pengurusan gereja, khususnya pelayanan mereka kepada para janda.
Mereka mengangkat tujuh orang diaken untuk melaksanakan tugas ini.
Seorang dari ketujuh diaken tsb adalah Stefanus, ia mulai berkhotbah di jalan- jalan.
Akhirnya, para pemimpin agama melempari dia dengan batu sampai mati (Kis. 7:54-60).
b). Dari Yerusalem Sampai ke Seluruh Yudea.
Tahap kedua dari pertumbuhan gereja adalah mulainya penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem.
Hampir semua orang percaya melarikan diri dari kota (Kis. 8:1).
Ke manapun orang Kristen pergi mereka bersaksi dan Roh Kudus memakai kesaksian mereka untuk memenangkan orang-orang kepada Kristus (Kis. 8:3 dst).
Seperti, seorang di antara tujuh pembantu rasul itu yang bernama Filipus, bercakap-cakap dengan seorang diplomat/sida-sida Etiopia yang menjadi orang Kristen dan membawa kabar baik itu ke tanah airnya (Kis. 8:26-39).
Kemudian Alkitab menceritakan pertobatan Saulus dari Tarsus (Kis.9)
Sebelum pertobatannya Saulus menganiaya jemaat.
Ia memperoleh surat-surat dari para pemimpin Yahudi di Yerusalem yang memberi kuasa kepadanya untuk pergi ke Damsyik untuk memastikan bahwa orang-orang Kristen dipenjara dan dibunuh.
Dalam perjalanan itu Kristus melawat dia dan menantang dia.
Saulus menyerah dan memulai suatu kehidupan yg baru.
Dalam hidup barunya ia memakai nama Romawinya yaitu Paulus, sebagai ganti nama Yahudinya yaitu Saulus.
Dalam keadaan buta, Allah membawa dia ke Damsyik, di mana Allah mengutus seorang pria Kristen kepadanya.
Dengan perantaraan Ananias, penglihatan Paulus dipulihkan dan ia dipenuhi dengan Roh Kudus. Paulus mulai memberitakan Yesus di rumah sembahyang orang Yahudi, dan para pemimpin Yahudi menghalau dia dari Damsyik.
Beberapa waktu kemudian (bdg. Gal. 1:17-2:2) ia pergi ke Yerusalem.
Di sana ia mengadakan hubungan kerja sama dengan para rasul.
Kita juga harus memperhatikan pelayanan Petrus, yang secara istimewa ditandai oleh berbagai mujizat.
Di Lida ia menyembuhkan seorang laki-laki bernama Eneas (Kis. 9:32-35).
Di Yope, Tuhan memakai dia untuk membangkitkan Tabita dari antara orang mati (Kis. 9:36-42). Akhirnya, Tuhan memberi suatu penglihatan kepadanya yang memanggil dia ke Kaisarea, di mana ia memperkenalkan Injil kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 10:9-48).
Petrus adalah pemimpin yang paling terkemuka dari para rasul dan pelayanannya membangkitkan kembali semangat jemaat yang mula-mula.
Seorang rasul adalah orang yang telah dipilih oleh Kristus untuk mendapat pendidikan khusus dalam pelayanan (bdg. Gal. 1:12).
Para rasul meletakkan landasan gereja dengan memberitakan Injil Kristus (bdg. Ef. 2:20; I Kor. 310-11; Yud 3, 20 ; Lihat juga "Kisah Para Rasul").
Tuhan memakai Petrus untuk membuka pintu keselamatan kepada orang-orang bukan Yahudi.
Pada titik ini catatan sejarah Alkitab dengan singkat beralih kepada perluasan Injil di antara orang-orang bukan Yahudi di Antiokhia (Kis. 11: 19-30).
Kemudian Alkitab mencatat tentang kematian Yakobus sebagai seorang syahid di Yerusalem dan bagaimana Petrus dibebaskan dari penjara secara ajaib (Kis. 12:1-19).
c). Dari Antiokhia ke Roma.
Bagian sisa dari Kitab Kisah Para Rasul menggambarkan perluasan gereja melalui pelayanan Rasul Paulus.
Barnabas telah membawa Paulus ke Antiokhia (Kis. 11:19-26).
Di Antiokhia Roh Kudus memanggil Barnabas dan Paulus untuk menjadi misionaris dan gereja menahbiskan mereka untuk tugas itu (Kis. 13:1-3).
Peta yang berjudul "Perjalanan Pertama Paulus untuk Memberitakan Injil" merunut rute dari usaha pertama mereka untuk merintis gereja-gereja.
Biasanya, Paulus dan Barnabas akan mulai dengan berkhotbah di dalam rumah sembahyang Yahudi setempat.
Dengan demikian jemaat yang mula-mula terutama terdiri atas para petobat di antara orang Yahudi dan "orang-orang non yahudi yang takut akan Allah".
Perjalanan yang pertama ini menyaksikan konfrontasi yang dramatis dengan kejahatan ketika Tuhan memakai Paulus untuk mengalahkan seorang tukang sihir yang bernama Elimas (Kis. 13:8-12).
Yohanes Markus yang masih muda menyertai Paulus dan Barnabas, tetapi di Perga ia memutuskan untuk kembali ke Yerusalem, hal ini pasti sangat mengecewakan Paulus (bdg. Kis.15:38).
Paulus berkotbah dalam rumah ibadah di Antiokhia di Pisidia (Kis. 13:16-41).
Dalam khotbah itu ia memberikan ringkasan dari sejarah penebusan serta menekankan kegenapannya di dalam Yesus Kristus.
Paulus menyatakan bahwa percaya pada Kristus adalah jalan satu-satunya untuk dibebaskan dari dosa dan kematian maut (Kis.13:38-39).
Di Listra, orang-orang Yahudi yang bermusuhan menghasut orang banyak sehingga Paulus dilempari dengan batu dan kemudian ditinggalkan karena disangka ia telah mati (Kis. 14:8-19). Perjalanan itu berakhir ketika Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia di mana mereka menceritakan segala sesuatu yang telah dilakukan Allah melalui mereka dan bagaimana iman itu telah menyebar kepada orang-orang bukan Yahudi (Kis. 14:26-29).
Kemudian, suatu perselisihan paham yang serius timbul dalam gereja.
Beberapa orang Kristen mengemukakan bahwa orang bukan Yahudi yang bertobat harus taat kepada hukum-hukum Perjanjian Lama, khususnya hukum penyunatan.
Akhirnya, persoalan itu dibicarakan di persidangan pemimpin-pemimpin gereja dari Antiokhia dan Yerusalem.
Allah memimpin dewan ini (yang berkumpul di Yerusalem) untuk menyatakan bahwa orang bukan Yahudi tidak perlu menaati hukum Taurat untuk memperoleh keselamatan.
Akan tetapi, mereka harus menjauhkan diri dari makanan yang telah dipersembahkan kepada berhala, dari darah dan dari daging binatang yang mati lemas (Kis. 15:1-29), agar jangan mengganggu perasaan orang Yahudi yang bertobat.
Tidak lama kemudian Paulus memutuskan untuk kembali ke semua gereja yang telah didirikan olehnya dan Barnabas, pada perjalanan pertama untuk memberitakan Injil.
Dan dengan demikian mulailah perjalanan kedua untuk memberitakan Injil (Kis. 15:40-41).
Penglihatan yang Allah berikan kepada Paulus di Troas memanggil mereka ke Makedonia (Kis. 16:9-10).
Di Makedonia mereka memimpin "orang-orang yang takut akan Allah" (orang bukan Yahudi yang percaya kepada Yesus) dan orang-orang Yahudi.
Pada suatu hari, kedua misionaris ini berjumpa dengan seorang budak perempuan yang kerasukan setan.
Tuan-tuannya mendapat untung dari kemampuannya untuk meramalkan nasib orang.
Paulus mengusir setan dari perempuan ini dan ia kehilangan kuasanya, karena itu pemiliknya menangkap kedua misionaris itu (Kis. 16:19-24).
Sementara di dalam penjara, Paulus dan kawannya membawa kepala penjara kepada pertobatan. Keesokan paginya mereka dibebaskan lalu pergi ke Tesalonika di mana banyak orang bertobat di bawah pelayanan mereka.
Berikutnya mereka pergi ke Berea, di mana mereka juga sangat berhasil (Kis. 17:10-12).
Di Atena, Paulus menyampaikan khotbah yang luar biasa kepada para filsuf Yunani di Areopagus.
Tempat persinggahan berikutnya adalah Korintus, di mana Paulus dan kawan-kawannya tinggal selama satu setengah tahun.
Dari sana mereka kembali ke Antiokhia lewat Yerusalem (Kis. 18:18-22).
Selama ini, Paulus dan kawan-kawannya terus berkhotbah di rumah-rumah ibadah orang Yahudi, dan menghadapi perlawanan dari beberapa orang Yahudi yang menolak Injil (Kis. 18:12-17).
Pada perjalanan yang ketiga, mereka mengunjungi kembali banyak dari kota-kota yang telah dikunjungi Paulus pada perjalanannya yang kedua.
la juga mengadakan kunjungan singkat pada gereja-gereja di Galatia dan Frigia (Kis.18:23).
Di Efesus ia membaptis 12 murid Yohanes Pembaptis yang telah menerima Kristus dan mereka menerima Roh Kudus (Kis. 19:1-6).
Ia berkhotbah di sekolah Tiranus di Efesus selama hampir 2 tahun (Kis. 19:9-10).
Dari Efesus ia pergi ke Makedonia dan akhirnya kembali ke Filipi.
Setelah tinggal beberapa waktu di Filipi ia melanjutkan perjalanannya ke Troas.
Di Troas seorang pemuda bernama Eutikhus tertidur sementara mendengarkan salah satu khotbah Paulus lalu terjatuh dari tingkat tiga dan mati.
Tuhan bekerja melalui Paulus untuk menghidupkan Eutikhus kembali (Kis. 20:7-12).
Dari sana, para misionaris itu pergi ke Kaisarea dengan melewati Miletus.
Di Kaisarea nabi Agabus bernubuat tentang bahaya yang menantikan Paulus di Yerusalem.
Di Yerusalem Paulus mengalami kesukaran dan dipenjarakan.
Alkitab mencatat suatu pidato yang disampaikannya untuk membela iman Kristennya (Kis. 22:1-21).
Akhirnya, para pemimpin agama berhasil mengirim dia ke Roma untuk diadili.
Dalam pelayaran ke Roma, kapal yang mengangkutnya karam di pulau Malta ("Melite").
Di pulau itu seekor ular berbisa memagut Paulus, tetapi ia tidak menderita sesuatu (Kis. 28:3-6). Kemudian Paulus menyembuhkan penyakit ayah Publius, pemimpin politik di pulau itu (Kis. 28:7-8). Setelah tiga bulan di Malta, Paulus dan para pengawalnya berlayar ke Roma.
Kitab Kisah Para Rasul berakhir dengan kegiatan-kegiatan Paulus di Roma.
Kita membaca bahwa ia berkhotbah kepada orang-orang Yahudi yang terkemuka di kota itu (Kis. 28:17-20).
Ia tinggal selama 2 tahun di sebuah rumah sewaan dan terus memberitakan Injil kepada orang-orang yang mengunjunginya (Kis. 28:30-31).
Dengan demikian berakhirlah sejarah penebusan di Alkitab.
Injil telah ditanam dengan efektif di tanah bukan Yahudi dan bagian terbesar dari Surat-Surat Kiriman Perjanjian Baru telah ditulis.
Gereja sedang dalam proses memisahkan diri dari rumah ibadah Yahudi dan menjadi suatu organisasi yang nyata kususnya bagi orang-orang yg belum percaya pada Kristus.
Bersambung : page 3 : Alkitab adalah Firman Allah
ErwanMusa ☎️ : 082157116469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar