MDK (Materi Dasar Kekristenan) 2
BAB 4 : KRISTOLOGI
Kristologi berasal dari dua kata, yaitu Khristós yang artinya Kristus dan logia yang artinya ilmu atau pengetahuan.
Maka Kristologi berarti ilmu pengetahuan tentang Kristus.
Dengan kata lain kristologi adalah bidang studi dalam teologi Kristen yang terutama berkaitan
dengan kehidupan Yesus (apa yang Ia lakukan), sifat dan pribadi Yesus Kristus dan ajaran-ajaran-Nya serta bgm peran yang dilaksanakan-Nya dalam rencana Allah bagi umat manusia seperti yang tercatat dalam Injil dan surat-surat dalam Perjanjian Baru.
Akan tetapi sebagai ilmu pengetahuan, Kristologi tidak berdiri sendiri tetapi merupakan bagian dari sebuah ilmu pengetahuan yang lebih luas, yakni teologi.
KE-TUHANAN YESUS
Untuk dapat menemukan Kristologi yang lengkap, mengenai ke-Tuhanan Yesus dalam kehidupan-Nya sebagai manusia, maka harus kembali kepada Alkitab.
Inti dari iman Kristen adl didasarkan pada kenyataan bahwa Yesus benar-benar Allah yang menjelma menjadi manusia.
Beberapa hal pokok yg akan kita pelajari berkenaan dg ke-Tuhanan Yesus antara lain : inkarnasi Kristus, gelar ke-Tuhanan Yesus, istilah Tuhan, bukti kebangkitan-Nya, dan serta implikasi dari ke-Tuhan Yesus.
INKARNASI YESUS
Ajaran tentang inkarnasi pada dasarnya ingin menunjukkan bahwa Yesus dari Nazaret adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia.
Manusia dapat mengenal Allah jika Allah mewujudkan diri-Nya dalam suatu bentuk yang dapat dipahami oleh manusia yaitu dengan menjadikan diri-Nya seorang manusia.
Rasul Paulus berkata bahwa di dalam Kristus berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allah-an.
Kristus menjadi manusia supaya manusia dalam batas-batas tertentu dapat memperoleh pengertian tentang Allah yang tidak terbatas.
Allah mau menjadi manusia untuk menjembatani jurang pemisah antara Allah dan manusia.
Seandainya Yesus Kristus "hanyalah" seorang manusia atau makhluk ciptaan, maka jurang pemisah antara Allah dan manusia - antara yang tidak terbatas dan yang terbatas, antara Pencipta dan yang diciptakan, antara Yang Kudus dan yang tidak kudus akan tetap ada.
Supaya manusia dapat mengenal Allah dan rencana besar Allah bagi manusia maka Allah harus turun kepada manusia dalam diri Yesus yang dikenal sebagai inkarnasi.
Jadi Inkarnasi Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Allah sepenuhnya dan juga manusia sepenuhnya.
Istilah ”inkarnasi" berasal dari kata latin incarnatio (in: masuk ke dalam; dan carnis: daging) artinya ”masuknya Kristus ke dalam daging manusia”.
Yesus Kristus adalah firman Allah, yang dari luar, dari atas, masuk ke dalam dunia manusia.
Baik kata benda "inkarnasi" maupun kata sifatnya tidak terdapat dalam Alkitab.
Akan tetapi, padanan kata Yunani untuk bahasa Latin incarne, (Yunani, εν σαπκι - en sarki : dalam daging) terdapat pada beberapa pernyataan penting dalam PB tentang pribadi dan karya Yesus Kristus.
1 Timotius 3:16 ”...Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia (inkarnasi), …”. Kristus membuat karunia perdamaian-Nya "di dalam tubuh jasmani-Nya‟ (Kol. 1:22, bdk dengan Ef. 2:15), dan bahwa dengan mengutus anak-Nya "dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa‟.
Petrus berkata tentang Kristus yang mati untuk kita "dalam keadaan-Nya sebagai manusia‟ (σαπκι - sarki ; σαπξ - sarx : daging) 1 Petrus 3:18.
Ayat-ayat di atas tersebut dapat disimpulkan, bahwa ”inkarnasi” berarti ”di dalam daging” dan menunjuk pada tindakan dimana pribadi kedua dari Allah yang kekal mengambil bagi diri-Nya natur manusia, melalui kelahiran dari seorang anak dara.
Meskipun demikian, kemanusiaan-Nya adalah tanpa dosa.
Dia datang dalam nama Bapa-Nya, artinya Ia mewakili Bapa-Nya (Yohanes 5:43), dan karenanya semua yang diucapkan-Nya dan diperbuat-Nya adalah sesuai dengan perintah Bapa (Yoh. 7:16 dst. bnd 12:49 bnd; 14:10), maka hidup-Nya di dunia adalah menyatakan Bapa-Nya dengan sempurna (Yoh. 14:7).
▪ Tujuan Yesus berinkarnasi :
a). Untuk menyingkapkan Allah kepada manusia.
Jalan agar manusia dapat melihat Bapa ialah dengan mengenal Putra-Nya, dan cara kita dapat melakukannya sekarang ialah dengan mempelajari catatan tentang kehidupan-Nya dalam Alkitab.
b). Untuk memberikan suatu teladan bagi kehidupan kita.
Kehidupan Tuhan Yesus di dunia bagi kita sebagai suatu pola ( role model) untuk kehidupan kita sekarang (1 Pet.2:21; 1Yoh. 2:26).
Tanpa Inkarnasi maka manusia tidak akan memiliki contoh tersebut.
Sebagai manusia Ia mengalami perubahan kehidupan yang memberikan suatu contoh pengalaman bagi kita.
c). Mengorbankan diri-Nya bagi dosa.
Tanpa Inkarnasi tersebut, kita tidak akan memiliki seorang Juru Selamat.
Allah tidak dapat mati.
Jadi Juru Selamat itu harus manusia agar dapat mati untuk menebus dosa manusia.
d). Menjadi seorang Imam Besar yang penuh rasa simpati (Ibr. 4:14-16).
Imam Besar kita mampu merasakan kelemahan kita.
e). Menjadi seorang hakim yang memenuhi syarat.
Semua penghakiman akan dilakukan oleh Tuhan Yesus.
GELAR KE-TUHANAN YESUS
Gelar adalah sebutan yang menerangkan atau merujuk ke suatu tugas atau kedudukan khusus seseorang.
Jadi gelar bisa mengacu kepada kehormatan yang harus diberikan kepada seseorang tersebut. Seperti, Yohanes digelari "pembabtis‟ karena istilah ini khas mencirikan tugasnya.
Hal ini pun ada kaitannya dengan gelar-gelar yang diberikan kepada Yesus dalam Perjanjian Baru.
a). Anak Allah
Gelar "Anak Allah" ini disebutkan sampai dua kali kepada Maria.
Maksudnya sangat jelas, yaitu untuk meluruskan pengertian Maria yang tadinya masih berpandangan tentang anak sebagai pembuahan biologis.
”jawab Malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah”(Lukas 1:35).
Anak Allah yang dimaksud sama sekali bukan istilah insani, melainkan istilah rohaniah, yang artinya Yesus benar-benar Allah sejati.
Istilah ini tepat, karena memang terjadi suatu “kelahiran” (ke-anak-an), dimana Sang Firman telah ber-inkarnasi menjadi manusia dan diam di antara manusia (Yoh. 1:14).
Sebagai "Anak Allah", Ia berkarya untuk menyatakan diri Allah sedemikian lengkap dan
sempurnanya, sehingga Allah yang tadinya tidak dapat dipahami, menjadi dapat dipahami dan dapat diikuti keteladanan-Nya dan kedekatan-Nya.
Itulah sebabnya Yesus dapat berkata: “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yohanes 14:9).
Catatan :
Nama "Yesus" berasal dari nama Latin Iesus, transliterasi dari nama Yunani Ἰησοῦς ( Iesous ).
Bentuk Yunani tersebut merupakan terjemahan dari nama Ibrani ישוע ( Yeshua ; "Yesua" dalam bahasa Indonesia), suatu varian dari יהושע ( Yehoshua ; "Yosua" dalam bahasa Indonesia) yang adalah nama sebelumnya.
Nama Yesua telah digunakan di Yudea pada waktu kelahiran Yesus.
Matius 1:21@ (TB) Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, ...
Sejak awal Kekristenan, umat Kristen lazim menyebut Yesus sebagai "Yesus Kristus".
Kata Kristus (Christ dalam bahasa Inggris) berasal dari kata Yunani Χριστός (Christos), yang adalah terjemahan dari kata Ibrani מָשִׁיחַ ( Meshiakh ), artinya yang "diurapi" dan biasanya ditransliterasi ke dalam bahasa Inggris sebagai "Mesias" ("Mesias" dalam bahasa Indonesia).
Umat Kristen percaya bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dinantikan, yg dinubuatkan dalam Alkitab Perjanjian Lama ( Yohanes 4:25–26 ).
b). Raja dan Mesias
Pengharapan Yahudi berpusat akan didirikannya pemerintahan atau Kerajaan Allah, dan pengharapan ini sering dihubungkan dengan datangnya seorang tokoh yang mewakili Allah untuk menjalankan pemerintahan-Nya.
Tokoh seperti itu tentulah seorang "Raja‟, yang diurapi oleh Allah dan dari suku Daud.
Istilah "yang Diurapi" biasanya ditetapkan untuk raja, imam, atau nabi.
Gelar Mesias dipakai sebagai gelar resmi dari tokoh utama yang dinanti-nantikan oleh orang Yahudi, yang merupakan Juruselamat yang mereka tunggu.
Dalam Lukas 7:22, Yesus juga dengan secara tidak langsung menunjuk diri-Nya adalah Mesias. Namun Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk mempercayai bahwa Dia-lah Mesias atau Kristus (artinya : Raja yang diurapi) yang datang dari Allah, tetapi bukan Mesias duniawi seperti yang diharapkan orang Yahudi (Yohanes 18:26).
ISTILAH TUHAN
Para penulis kitab dalam Perjanjian Baru menghubungkan istilah κύριος (Tuhan) dengan Yesus, khususnya setelah Ia bangkit dan naik ke surga.
Istilah ini menandakan ke-Allahan apabila di terapkan pada Yesus.
Dalam Septuaginta κύριος biasanya adalah terjemahan dari nama JHWH atau Yehovah.
Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menyatakan nama-Nya sebagai YHWH atau Jehovah.
Dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai TUHAN (dengan huruf besar semua).
Keluaran 6: 2-3, Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: Akulah TUHAN. Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.
Selain daripada itu nama TUHAN (Kurios) juga berarti, bahwa Ia memiliki "kekuasaan raja‟, sebagaimana kaisar Roma juga memiliki kuasa raja.
Tuhan Yesus adalah Raja di atas segala raja dan Tuhan di atas segala Tuan (1 Tim. 6:15).
Sebutan ini di berikan kepada Yesus sebagai Juru Selamat setelah Ia menyelesaikan karya penyelamatan-Nya, dengan bangkit dari antara orang mati.
Maka di Fil. 2:11 disebutkan, bahwa Allah telah meninggikan Dia, supaya segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemuliaan Allah Bapa.
Beberapa perkataan Yesus yang menarik dipelajari: Yesus mengatakan, "Akulah gembala yang baik" (Yohanes 10:11), sedangkan Perjanjian Lama mengatakan, 'TUHAN adalah gembalaku' (Mazmur 23:1).
Yesus menyatakan Dia adalah hakim atas segala bangsa (Yoh. 5:27; Mat. 25:31), Perjanjian Lama mengatakan TUHAN adalah hakim segala bangsa (Yoel 3:12).
Yesus mengatakan, "Akulah terang dunia" (Yoh. 8:12), Perjanjian Lama mengatakan ''TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu" (Yesaya 60:19).
Yesus berdoa kepada Bapa untuk kemuliaan kekal-Nya, "Oleh sebab itu, ya Bapa, permuliakanlah Aku pada-Mu sendiri dengan kemuliaan yang Kumiliki di hadirat-Mu sebelum dunia ada" (Yohanes 17:5)
Yesus mengatakan Dia adalah yang pertama dan yang akhir (Wahyu 1:17), sama seperti Yehovah dalam Perjanjian Lama (Yesaya 44:6).
Rujukan-rujukan ini menjelaskan bahwa para rasul bermaksud memberikan kepada Yesus gelar Tuhan dalam pengertian yang setinggi-tingginya.
Bagi orang Yahudi khususnya, istilah κύριος (Kurios) ini senantiasa menempatkan Kristus setara dengan Bapa.
BUKTI KEBANGKITAN YESUS
Bukti menetapkan ke-Allahan Yesus bertumpu pada kebangkitan Yesus dari kematian.
Sebab dalam kebangkitan itu dinyatakan benar-benar, siapa Yesus Kristus, yakni bahwa Ia adalah Anak Allah (Rm. 1:4).
Dalam Kebangkitan Yesus, sesungguhnya berarti bahwa Allah pada hakikatnya telah menyatakan diri di dalam Yesus.
Khotbah Petrus pada hari Pentakosta sepenuhnya dan seutuhnya dibangun atas dasar kebangkitan.
Kepercayaan teguh para rasul kepada Yesus berakar pada keyakinan bahwa Dia tidak tinggal dalam maut, tetapi telah dibangkitkan oleh Allah.
Bahwa Yesus sudah bangkit, adalah sama pastinya dengan kematian-Nya. Mereka adl saksi-saksi berdasarkan apa yang mereka alami bersama-Nya, tentu saja setelah mereka melihat-Nya sendiri, , dan menjadi unsur utama dari khotbah mereka tentang Dia.
Kebangkitan Kristus sejak dulu telah dianggap sebagai doktrin utama dari gereja.
Paulus menyerukan, ”Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu” (1Kor. 15:17).
Yesus menegaskan bahwa kebangkitan-Nya dari antara orang mati akan menjadi ”tanda” untuk membenarkan pangakuan-Nya sebagai Mesias (Mat. 12; Yoh.2).
Kubur yang kosong adalah saksi dari kebangkitan Kristus yang tidak akan pernah terbantahkan.
IMPLIKASI DARI KE-TUHANAN YESUS
Terdapat beberapa implikasi penting yang berhubungan dengan doktrin mengenai ke-Tuhanan Kristus:
1). Manusia dapat memiliki pengenalan yang benar tentang Allah.
Yesus berkata, ”Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa” (Yoh. 14:9).
Apabila manusia ingin mengetahui bagaimana kasih Allah, kekudusan-Nya, maka kita hanya perlu melihat ajaran dan keteladanan Kristus hingga mati di kayu salib.
2). Penebusan tersedia bagi manusia.
Kematian Kristus memadai bagi semua orang berdosa yang pernah hidup, karena yang mati bukanlah manusia yang fana, melainkan Allah yang tak terbatas.
Dia, sumber hidup, yang memberi dan menopang kehidupan, yang sebenarnya tidak harus mati, telah mati karena kita.
3). Allah dan manusia telah bersekutu kembali.
Yang datang bukanlah malaikat atau manusia yang diutus oleh Allah kepada manusia, melainkan Allah sendiri yang telah melintasi jurang akibat dosa.
4). Menyembah Kristus merupakan hal yang layak.
Kristus bukanlah sekedar yang tertinggi dari semua makhluk ciptaan, tetapi Dialah Allah sendiri yang setara dengan Bapa.
Ia pantas menerima pujian, penyembahan dan ketaatan kita.
KESIMPULAN
Kristologi adalah bidang studi dalam teologi Kristen yang terutama berkaitan dengan sifat dan pribadi Yesus Kristus seperti yang tercatat dalam Injil dan surat-surat dalam Perjanjian Baru.
Kristologi sebagai ilmu pengetahuan merupakan bagian dari sebuah ilmu pengetahuan yang lebih luas, yakni teologi.
Kita tidak akan pernah menemukan sosok lain manapun, termasuk malaikat yang berani mengklaim diri-Nya menyatu dengan Allah Bapa.
Oleh karena itu, pemahaman bahwa Kristus adalah Allah dan juga manusia tidak bisa diragukan. Kristus merupakan Pribadi kedua dari Trinitas yang tidak pernah diciptakan, dan Ia sehakekat dengan Allah.
ErwanMusa ☎️ : 082157116469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar