MDK (Materi Dasar Kekristenan) 2
BAB 3 : DOKTRIN ALLAH
PENGERTIAN DOKTRIN ALLAH
Doktrin ini mempelajari tentang pokok-pokok penting yaitu tentang eksistensi dan pengenalan pribadi Allah dan sekaligus supaya kita memiliki relasi dan hidup dalam keintiman dengan Allah.
Doktrin Allah disebut juga Theology Proper (studi tentang Allah dan sifat-sifat-Nya/Teologi yg berfokus pada Allah Bapa), yaitu untuk membedakan dengan teologi yang diartikan sebagai Ilmu tentang Allah secara umum dan luas, karena mencakup seluruh aspek kepercayaan Kristen.
Oleh karena itu, ketika kita mempelajari Pribadi Allah secara khusus, kita memakai istilah Teologi Proper.
Doktrin Allah dipahami sebagai usaha untuk mempelajari tentang Allah, yang mencakup keberadaan Allah, pengenalan akan Allah, kepribadian Allah, sifat-sifat Allah, nama-nama Allah, ketetapan Allah, dan karya-Nya dalam kehidupan manusia.
Usaha-usaha ini tidak boleh dilihat dari sudut pandang atau pengertian manusia, karena pada dasarnya manusia bukanlah sumber yang tepat untuk mengetahui segala sesuatu.
Pengkhotbah 8:17 (TB)
maka nyatalah kepadaku, bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.
Sumber utama yang tepat untuk kita mempelajari tentang Allah adalah Alkitab.
Alkitab adalah Firman Allah yang diinspirasikan oleh Allah Roh Kudus kepada para penulis Alkitab (2 Tim. 3:16).
Jadi, kita harus mempelajari Pribadi Allah dari apa yang Allah nyatakan kepada kita melalui Alkitab, yaitu firman-Nya.
Hubungan Doktrin Allah dengan Doktrin-Doktrin Lainnya
Tanpa pengenalan yang benar tentang siapakah Allah, kita tidak dapat melihat ajaran-ajaran Kristen lainnya secara tepat (Kristologi, Roh Kudus, Manusia, Dosa, Soteriologi, dll).
Misalnya, tentang Allah Tritunggal yang dipelajari sebagai salah satu natur Allah.
Jika kita tidak bisa menerima ajaran Allah Tritunggal, hubungan dari semua doktrin lainnya tidak akan memiliki kekuatan untuk bertahan sebagai satu sistem kepercayaan yang masuk akal.
Ajaran Allah Tritunggal tidak mungkin bisa dipisahkan dari doktrin Soteriologi (Keselamatan), doktrin Kristus, dan lain-lain.
Karena itu, doktrin Allah dapat dilihat menjadi pusat untuk memahami doktrin-doktrin lainnya secara komprehensif.
Pentingnya Mempelajari Doktrin Allah
Jika orang Kristen ditanya, "Apakah kamu percaya kepada Allah?", sebagian besar pasti akan menjawab, "Ya, saya percaya."
Akan tetapi, jika pertanyaan dilanjutkan dengan, "Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, siapakah Allah?
Sifat-sifat apa yang Allah miliki dan apakah kamu dapat membuktikan sifat-sifat Allah itu?"
Banyak orang Kristen akan memiliki kesulitan untuk menjawab secara pasti, bahkan menjadi bingung.
Oleh karena itu, kita harus melihat dengan serius apa pentingnya bagi kita untuk mempelajari doktrin Allah.
SUMBER MEMPELAJARI DOKTRIN ALLAH
Mempelajari doktrin Allah bisa dilakukan dengan berbagai cara, karena ada banyak sumber yang tersedia.
Allah sendirilah yang telah menyediakan sarana-sarana tersebut.
Allah secara aktif bekerja hingga saat ini untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita bisa mengenal Dia dan mempelajari tentang Dia.
▪ Alkitab
Allah secara aktif telah menyatakan Diri-Nya dengan memilih, memanggil, dan memimpin para nabi dan para rasul (para penulis Alkitab) untuk menuliskan firman-Nya agar dapat dibaca dan dimengerti manusia dari zaman ke zaman.
Lukas 16:29, "Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu.
Segala sesuatu yang Allah ingin manusia tahu tentang Allah telah disampaikan-Nya kepada mereka dan dituliskan dalam Alkitab seperti yang telah kita terima saat ini.
Karena itu, Alkitab adalah sumber utama untuk manusia mempelajari dan mengenal Pribadi Allah serta hubungan-Nya dengan manusia serta semua ciptaan Allah lainnya.
Yohanes 1:1 (TB)
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
▪ Hamba-Hamba Tuhan yang Takut akan Tuhan
Alkitab diitulis oleh 40 penulis yang hidup pada tempat, waktu, dan latar belakang yang berbeda.
Melalui iluminasi Roh Kudus (Yoh. 14:26), Allah memakai para hamba-Nya, dari zaman ke zaman, untuk menjelaskan dan menafsirkan ajaran-ajaran penting tentang Pribadi Allah yang dituliskan dalam Alkitab.
Para ahli teologi juga mengumpulkan tema atau topik utama tentang Allah dalam seluruh Alkitab.
Lalu, mereka menyusunnya menjadi buku-buku pengajaran (doktrin) untuk menjadi salah satu sumber bagi orang Kristen belajar tentang Allah.
Namun buku-buku doktrin ini tidak memiliki otoritas seperti Alkitab (yang tidak ada salahnya).
Oleh karena itu, setiap doktrin harus diuji dan dipelajari dalam terang Firman Tuhan (Alkitab).
GARIS BESAR DOKTRIN ALLAH
Seiring dengan perkembangan sejarah ajaran iman Kristen dalam gereja, dan juga dengan banyaknya aliran teologia yang ada hingga saat ini, gereja harus mengajarkan pokok-pokok doktrin Allah secara benar menurut makna dan maksud Alkitab dengan sebenarnya.
Inti garis besar Doktrin Allah dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Keberadaan Allah
- Pengenalan akan Allah
- Nama-Nama Allah dan Atribut-Atribut Allah (Karakter Allah)
Mempelajari doktrin Allah seharusnya menjadi bagian utama dalam kehidupan Kristen karena Allahlah yang memulai "segala sesuatu" (Kol. 1:16).
"Segala sesuatu" dimengerti benar-benar dalam arti yang sesungguhnya.
Tanpa Allah, manusia dan alam semesta tidak mungkin ada.
Dan tanpa Allah tidak ada sesuatu pun yang bisa kita ketahui dan pahami, karena Dialah sumber dari segala sesuatu yang dapat kita pikirkan.
Oleh karena itu, mempelajari doktrin Allah akan menjadi pijakan utama (fondasi yang kuat) untuk kita bisa melihat pertumbuhan iman Kristen dalam perspektif yang benar, yaitu melihat segala sesuatu dengan Allah sebagai pusatnya (1Kor. 2:14; Yoh. 16:13; 2Ptr. 1:20-21).
KEBERADAAN ALLAH
Alkitab menegaskan dalam Ibrani 11:6, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia.
▪ Fakta-Fakta Alkitab tentang Keberadaan Allah
Penerimaan terhadap Doktrin Inspirasi Alkitab adalah dasar dari iman Kristen.
Melalui firman-Nya, kita percaya bahwa Allah telah memberitahukan kepada kita tentang keberadaan Allah.
Kej. 1:1 berkata, "Pada mulanya, Allah menciptakan langit dan bumi."
Hal ini menunjukkan bahwa penulis kitab Kejadian tidak meragukan tentang keberadaan Allah. Demikian juga penulis-penulis kitab lain yang menerima fakta keberadaan Allah secara alamiah.
Alkitab mengatakan bahwa hanya orang bodoh yang mengatakan bahwa Allah tidak ada (Mzm. 14:1).
Alkitab memberi tahu kita bahwa ada orang-orang yang secara aktif menyangkali campur tangan Allah dalam kehidupan manusia (Ayb. 22:12-14).
Alkitab juga memberitahukan bahwa, Roh Allahlah yang mengangkat kita menjadi anak-anak Allah, sehingga kita dapat memanggil-Nya "... Abba, Bapa!" (Rm. 8:15).
Melihat fakta-fakta di atas, sebagai orang Kristen kita harus menyadari dan memiliki kepastian bahwa Allah ada.
Allah terus bekerja hingga waktu yang ditentukan, menopang alam semesta dan aktif terlibat dalam kehidupan manusia.
Sementara itu, Alkitab juga menegaskan bahwa Roh Kudus terus menuntun orang yang belum percaya untuk mengenal Allah dengan memberikan kelahiran kembali saat mereka mendengar pemberitaan Injil (Rm. 1:16).
Hanya dengan demikian, orang berdosa dapat memperoleh pengetahuan yang sesungguhnya tentang Allah dan mengenal Dia secara pribadi.
PENGENALAN AKAN ALLAH
Pada umumnya seluruh gereja mengakui bahwa Allah adalah Pribadi yang dekat dan dapat dikenal oleh manusia.
Seperti yang tertulis pada Hos. 6:3, ".... 'Marilah kita mengenal, marilah kita mengejar untuk mengenal TUHAN.
Kemunculan-Nya seperti terbitnya fajar, dan Dia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi.'"
Dan juga kita mengakui bahwa Allah adalah Allah yang tidak terbatas, sedangkan manusia sebagai ciptaan adalah terbatas
Jadi, bagaimana seharusnya kita mengenal Allah yang kita sembah ?
▪ Mengenal Allah dengan Benar
Allah ingin dikenal oleh ciptaan-Nya, Ia memberikan perasaan batin dalam diri manusia untuk memiliki kerinduan mengenal Dia.
Allah memberikan kemampuan kepada manusia untuk dapat mengenal Dia.
a). Pengenalan akan Allah Menurut Alkitab
Allah adalah sumber pengetahuan untuk kita dapat mengenal Dia.
Melalui Alkitab, Allah telah menyatakan Diri-Nya dengan jelas melalui para nabi dan rasul.
Berikut beberapa pernyataan Alkitab yang menolong kita mengerti bagaimana mengenal Allah yang benar.
- Hikmat Dunia Tidak Mengenal Allah
Kita tidak dapat mengenal Allah melalui hikmat dunia (1Kor. 1:21).
- Allah Adalah Roh
Manusia tidak dapat melihat Allah karena Allah adalah Roh.
Akan tetapi, bukan berarti kita tidak dapat mengenal Allah.
Kita harus menjadi manusia rohani untuk mengenal Allah (Yoh. 4:24).
- Hanya Yesus Kristus yang Pernah Melihat Allah
Manusia rohani dapat melihat Allah melalui Yesus Kristus.
"Barang siapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; bagaimana engkau berkata: Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami." (Yoh. 14:9b; 1Tim. 6:16)
b). Pengenalan akan Allah Hanya Melalui Yesus Kristus
"Segala sesuatu telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku. Dan, tidak seorang pun mengenal Anak, selain Bapa; tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Sang Anak
berkenan untuk mengungkapkan-Nya." (Mat. 11:27)
Alkitab mengatakan bahwa pengenalan akan Allah hanya bisa didapat melalui Anak-Nya, yaitu Yesus Kristus (1Yoh. 5:20).
Mengenal Allah dan Yesus Kristus Akan Mendapatkan Hidup Kekal
"Inilah hidup kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Kristus Yesus yang telah Engkau utus." (Yoh. 17:3)
Allah tidak terbatas dalam segala hal, sedangkan manusia memiliki banyak keterbatasan.
"Besar Tuhan kita dan berlimpah dalam kuasa, pengertian-Nya tidak terbilang." (Mzm. 147:5) Demikian juga Paulus mengatakan bahwa kebijaksanaan dan pengetahuan Allah sungguh tak terselidiki (Rm. 11:33).
Karenanya, tidak mungkin ada manusia yang dapat mengerti atau memahami Allah secara penuh (Ayb. 11:7; Yes. 40:18; Ul. 29:29).
Namun, bukan berarti Allah tidak dapat dikenali.
Paulus menjelaskan dalam 1Kor. 2:11-12, bahwa Allah telah menganugerahkan kepada kita orang percaya, roh dari Allah untuk kita mengenal pengetahuan tentang Allah walaupun dalam porsi yang tidak sepenuhnya. "... tidak ada seorang pun yang mengetahui hal-hal dari Allah selain Roh Allah.
Sekarang, kita telah menerima bukan roh dari dunia, melainkan roh yang dari Allah supaya kita dapat mengetahui hal-hal yang dianugerahkan Allah kepada kita."
Alkitab memberikan pengetahuan tentang Allah kepada manusia rohani agar kita semakin mengenal Allah.
Apa yang Alkitab ajarkan adalah benar sehingga kita bersyukur bahwa sekalipun manusia memiliki keterbatasan, manusia masih memiliki kemampuan untuk mengenal Allah dengan benar(1Yoh. 4:8).
c). Berusaha terus Bertumbuh dalam Pengenalan akan Allah
Melalui Alkitab kita bisa mengenal kasih-Nya, rencana-Nya dan segala sesuatu tentang Dia.
Semakin akrab atau intim kita bergaul dengan Allah, maka semakin besar pengetahuan kita akan Allah.
Itulah sebabnya Paulus mendorong kita untuk terus menerus bertumbuh dalam pengenalan akan Allah (Kol. 1:10).
Demikian juga, kita menjadi jelas bahwa tidak mungkin kita akan kehabisan pengetahuan tentang Allah karena Ia begitu dahsyat dan begitu tinggi (Mzm. 139:6).
▪ Penyataan Allah sebagai Syarat Mutlak untuk Pengenalan akan Allah
Berdasarkan sejarah, Allah memprakarsai untuk menyatakan Diri-Nya agar dikenali oleh manusia.
Kata 'Penyataan' berasal dari bahasa Yunani, "apokalupsi", yang berarti 'membuka selubung sehingga hal yang tersembunyi menjadi terbuka dan terlihat dengan jelas'.
Penyataan Allah adalah perbuatan Allah untuk menyatakan atau menunjukkan kebenaran-Nya kepada manusia.
Harus diakui bahwa sekian lama manusia telah dibutakan oleh dosa sehingga manusia tidak dapat lagi mengenal Allah yang sebenar-benarnya, bahkan terkadang menjadi salah.
Melalui Penyataan-Nya, Allah membuktikan bahwa Allah itu benar-benar ada dan manusia perlu untuk mengenal-Nya.
Apa yang Allah nyatakan tentang diri-Nya kepada manusia adalah benar dan cukup, bahkan berkelimpahan.
▪ Dampak Pengenalan akan Allah
Dampak Pengenalan Allah bagi kehidupan manusia adalah sbb :
a). Membuktikan Allahlah yang Memprakarsai segala sesuatu
Penyataan Allah menyadarkan kita bahwa tanpa Penyataan-Nya, manusia tidak mungkin dapat mengenal Allah dengan benar.
Pengenalan akan Allah bukanlah usaha manusia karena manusia pada dasarnya tidak mau mencari kebenaran.
Allahlah yang mencari manusia (Kej. 3:9) dan menyatakan Diri-Nya supaya manusia memperoleh pengenalan dan keselamatan yang datang dari Allah.
b). Allah Bertindak Sesuai dengan Rencana-Nya
Tindakan Allah untuk memperkenalkan Diri-Nya kepada manusia sesuai dengan rancanganNya.
Allah telah mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi atas manusia.
Karena itu, Allah telah menyediakan Diri-Nya dan membuat rencana untuk dikenal agar manusia kembali kepada Penciptanya dan hidup sesuai dengan rencana-Nya (Ef. 2:22).
c). Mengenal Kasih Allah yang Kekal
Setelah kejatuhan manusia dalam dosa, manusia seharusnya binasa, tetapi Allah berinisiatif untuk menyatakan Diri dan rencana-Nya kepada manusia melalui Penyataan Khusus, yaitu Alkitab. Seluruh isi Alkitab memiliki satu benang merah yaitu berita keselamatan dalam Yesus Kristus (Yoh. 3:16).
Allah melakukan hal tersebut karena kasih-Nya kepada manusia.
NAMA-NAMA ALLAH
Sering kali, nama dipakai untuk menunjukkan identitas seseorang.
Alkitab menyebutkan banyak sekali nama Allah.
Jika kita masukkan "nama Allah" dalam kotak pencarian Google, kita akan menemukan jumlah yang fantastis, yaitu antara sepuluh-an sampai seratus-an lebih.
▪ Nama Allah secara Umum
Ada beberapa prinsip yang perlu kita pelajari tentang nama-nama Allah.
Dalam Alkitab, nama-nama yang diberikan manusia kepada Allah, memiliki tujuan dan kepentingan tertentu.
Contohnya "Yehova Jireh", artinya "Allah Menyediakan" (Kej. 22:14).
Nama itu diberikan untuk menjelaskan apa yang telah Allah lakukan kepada Abraham ketika Allah menyediakan domba jantan untuk dikurbankan sebagai pengganti anaknya.
Nama-nama Allah juga diberikan oleh manusia, dalam hal ini umat Israel, untuk menggambarkan janji-janji Allah yang disebutkan dalam berbagai ayat dalam Alkitab.
Ada juga nama-nama yang diberikan sebagai tanda kuasa, kekuasaan, dan sifat-sifat Allah.
Jadi, pemberian nama memiliki kepentingan-kepentingan tertentu.
Nama juga menunjukkan identitas seseorang.
Oleh karena itu, jika kita menyebut nama Allah dengan sia-sia, itu berarti kita tidak menghormati Dia.
Para imam di Bait Allah menyelenggarakan upacara dalam nama Tuhan karena nama-Nya menjanjikan kelestarian bangsa Israel.
Nama-nama Allah tersebut merupakan suatu penyataan diri (latin : "nomen editum").
Dengan demikian, nama-nama Allah tersebut merupakan manifestasi dari Allah sendiri, baik itu sebagai penyataan akan sifat-sifat Allah atau hubungan-Nya dengan manusia.
Cara Allah memberikan nama atau sebutan kepada Diri-Nya sendiri adalah dengan merendahkan diri, menemui manusia, dan memakai bahasa manusia yang terbatas supaya manusia memahami dan mengerti.
Nama-nama Allah juga disampaikan dalam banyak kata atau ungkapan karena pribadi Allah tidak mungkin bisa diungkapkan hanya dengan satu nama atau ungkapan.
▪ Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Lama (PL)
Kita tidak bisa menyebutkan semua nama Allah pada pelajaran ini karena sangat banyak.
Karena itu, kita akan menyebutkan nama-nama Allah yang umum saja.
1. YHWH = Yahweh
"YHWH" atau "Yahweh" adalah nama pribadi Allah yang dikenal oleh bangsa Israel.
Ini adalah nama yang paling sering dipakai karena tercatat kira-kira 5.424 kali dalam PL.
Setelah masa pembuangan, nama ini mulai dipandang sakral sehingga tidak diucapkan lafalnya. Sebagai gantinya, dipakai kata "Adonai" saat mereka harus menyebutkan nama "Yahweh".
Pada abad ke-6 dan ke-7 sesudah Kristus, huruf hidup "Adonai" digabung dengan huruf mati "YHWH" (menjadi Yehovah) untuk mengingatkan pembaca di sinagoge akan rasa hormat ketika mengucapkan nama Allah yang agung dan sakral itu.
Musa adalah orang pertama yang dikaruniai hak istimewa untuk mengenal nama pribadi Allah ini. Sebelumnya, nama Allah dikenal sebagai "Allah Abraham, Ishak, Yakub".
Namun kepada Musa, Allah menyatakan diri sebagai "YaHWeH" = "Aku adalah Aku" (Kel. 3:15). Kata "Yahweh" dalam bahasa Ibrani adalah "Ehyeh Asher Ehyeh" = "Aku akan ada yang Aku ada" atau "Aku akan menjadi yang Aku akan menjadi".
Nama ini menjadi nama yang sakral atau agung sebagaimana tercakup dalam Im. 24:16.
Imamat 24:16 (TB) Siapa yang menghujat nama TUHAN, pastilah ia dihukum mati dan dilontari dengan batu oleh seluruh jemaah itu. Baik orang asing maupun orang Israel asli, bila ia menghujat nama TUHAN, haruslah dihukum mati.
Pelanggaran terhadap hukum ini akan berakibat fatal.
Karena itu, umat Israel sangat menghormati nama "Yahweh".
Nama-nama gabungan yang dipakai dalam bentuk majemuk :
YHWH -- Yireh : Tuhan menyediakan (Kej. 22:14).
YHWH -- Nissi : Tuhan adalah panji-panjiku (Kel. 17:15).
YHWH -- Shalom : Tuhan itu damai sejahtera (Hak. 6:24).
YHWH -- Sabbaoth : Tuhan semesta alam (1Sam. 1:3).
YHWH -- Makkaadeshkem : Tuhan yang menguduskan (Kel. 31:13).
YHWH -- Roi: Tuhan adalah gembalaku (Mzm. 23:1).
YHWH -- Tsidkenu : Tuhan adalah keadilan kita (Yer. 23:6).
YHWH -- Shammah : Tuhan hadir di situ. (Yeh. 48:35).
YHWH -- Elohim-Israel : Tuhan, Allah Israel (Hak. 5:3; Yes. 17:6).
Nama-nama gabungan ini bukan nama-nama tambahan bagi Allah, tetapi gelar-gelar yang sering muncul untuk memperingati suatu peristiwa.
Nama-nama ini sesungguhnya menyatakan karakter Allah dan hal-hal lain yang telah diperbuat Allah bagi umat-Nya.
2. Adonai
"Adonai" berarti "Tuan" dalam bentuk tunggal, seperti yang dipakai sebagai tuan yang berhak terhadap budak-budak zaman dahulu.
Dalam bentuk jamak, "Adonai" sama dengan "Elohim".
Kata ini menunjukkan suatu otoritas mutlak bahwa Allah adalah Pemilik Israel atau umat-Nya.
Yosua mengakui otoritas Allah sebagai Panglima bala tentara Tuhan (Yos. 5:14), demikian juga Yesaya yang menyerahkan diri di bawah otoritas Tuhan sebagai "Tuan"nya (Yes. 6:8-11).
Perjanjian Baru menggunakan kata yang seimbang artinya, "Kurios" yaitu 'Tuan'.
3. El, Elohim, dan Elyon
Nama "El" atau 'Il, ditulis aleph-lamed (Ibrani: אל, ) adalah istilah dalam bahasa Semit barat laut yang berarti "ilah" atau "dewa", atau merujuk kepada (sebagai nama diri) siapa saja dewa tertinggi atau dewa utama di Timur Tengah kuno.
Sebutan yang lebih langka, "ila", merupakan bentuk predikat dalam bahasa Akadia dan bahasa Amorit.
Kata ini berasal dari Bahasa Protosemitik biliteral kuno, yang berarti "tuhan".
Nama "El" merupakan sebutan paling sederhana untuk Allah dalam PL, yang berarti menjadi pertama, menjadi tuan, dan bisa berarti kuat dan berkuasa.
Sedangkan "Elohim" adalah nama jenis dan berarti Allah (Ul. 6:4).
"YHWH adalah Elohim, YHWH itu Esa".
Kata “Elohim” (אֱלֹהִים) dalam bahasa Ibrani adalah kombinasi dari kata benda tunggal “Eloah” (אֱלוֹהַּ), yang ditambah dengan akhiran jamak “im”.
Jika diterjemahkan kata demi kata, “Elohim” berarti “Tuhan-Tuhan,” yang merupakan sebutan untuk Tuhan yang paling umum digunakan dalam Kitab Perjanjian Lama bahasa Ibrani.
Alkitab selalu menggunakan kata “Elohim (Tuhan-Tuhan)” saat menunjuk kepada Tuhan yang menciptakan segala sesuatunya, Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari Mesir dan menyatakan Kesepuluh Perintah, dan Tuhan yang dikenal oleh semua orang yang berada di dalam perjanjian baru, dari yang terkecil hingga yang terbesar (Kej 1:1-31; Kel 20:1; Yer 31:33).
Alkitab Ibrani menyebut Tuhan sebagai “Elohim”, menggunakan kata ganti jamak “Kita”
Baiklah “Kita” menjadikan manusia menurut gambar dan rupa “Kita” ... (Kej.1:26)
Elyon (Alkitab Ibrani עליון ) secara tradisional disebut di Samaria sebagai illiyyon, adalah julukan yang merujuk kepada Tuhan bangsa Israel.
Dalam Alkitab Ibrani. ʾĒl ʿElyōn biasanya diterjemahkan sebagai "Tuhan yang Maha Tinggi", atau tertulis dalam Septuagint sebagai "Ο ΘΕΟΣ Ο ΥΨΙΣΤΟΣ" ("Tuhan yang Maha Tinggi" ; Kej. 14:19-20; Bil. 24:16; Yes. 14:14).
4. Shaddai dan El-Shaddai
"Shaddai" adalah nama Allah yang diturunkan dari nama "shadad" yang memiliki arti penuh kuasa, yang merujuk kepada Allah yang berkuasa atas surga dan bumi.
Nama "Shaddai" berbeda dengan Elohim.
Kita mengenal bahwa "Elohim" menunjuk kepada Allah dari ciptaan dan alam semesta, sedangkan "Shaddai" menunjuk kepada Allah sebagai subjek dari semua kekuatan di alam dan memakai segala sesuatu yang ada di alam sebagai alat atau sarana bagi karya anugerah ilahi.
Meskipun nama ini menekankan kebesaran yang dimiliki oleh Allah, nama ini membawa kita kepada suatu pengertian bahwa Dia adalah sebagai sumber berkat dan kedamaian.
Dengan nama inilah, Allah datang kepada Abraham, bapa segala orang beriman.
Nama-nama gabungan :
a. El-Shadai.
Arti : Allah Yang Mahakuasa yang sedang berdiri seperti gunung, kuat, teguh, tidak goyah (Kej. 17:1; 28:3; 35:11; Kel. 6:3; Mzm.91:1-2).
b. El-Elyon.
Arti : Allah Yang Mahatinggi; kedaulatan Allah (Kej. 14:19).
c. El-Olam.
Arti : Allah yang kekal -- tidak berubah (Kej. 21:33; Maz. 100:5; 103:17).
d. El-Roi.
Arti : Allah yang melihat (Kej. 16:13).
▪ Nama-Nama Allah dalam Perjanjian Baru (PB)
Penyataan Allah melalui nama-nama Allah dalam PL terus berkembang sampai pada zaman PB. Beberapa nama Allah dalam PB.
1. Theos
"Theos" merupakan nama Allah dalam PB (Yunani) yang mempunyai bentuk setara dengan nama Allah dalam PL, "El", "Elohim", dan "Elyon" (Ibrani).
Sebutan "Theos" paling sering digunakan untuk merujuk kata "Allah" dalam PB dan terjemahan yang paling umum dalam Septuaginta untuk kata "Elohim".
"Elyon" sering disejajarkan dengan "Hupistos Theos" (Allah Maha Tinggi ; Mar. 5:7; Luk. 1:32, 35, 75; Kis. 7:48; 16:17; Ibr. 7:1).
Dalam hal ini, Yesus Kristus sebagai 'Theos', sang Pemilik umat-Nya.
2. Kurios/Kyrios (Yunani)
Dari 717 sebutan "Kurios" dalam PB, yang terbanyak terdapat dalam tulisan Lukas (210) dan Paulus (275) karena mereka menulis kepada orang-orang yang berkebudayaan dan bahasa Yunani.
Nama eksplisit (jelas/gamblang) Allah, seperti "YHWH" dalam PL, artinya : "Alfa dan Omega ; Yang dahulu ada, Yang sekarang ada, dan Yang akan tetap ada ; Yang awal dan Yang akhir (Why. 1:4, 8, 17; 2:8; 21:6; 22:13).
Arti kata ini menekankan supremasi (otoritas) Allah sebagai Tuan, Bapak, Pemilik, Penguasa, dan juga Suami (1Ptr. 3:6).
Kristus disebut sebagai "Kurios" = Tuhan, juga "Rabbi" atau "Tuan" (Mat. 8:6).
Pernyataan Tomas, "Tuhan dan Allahku" (Yoh. 20:28), Yesus disebut secara setara dengan Allah oleh orang Kristen mula-mula.
3. Bapa/Pater (Latin)
Kata "Bapa" yang menunjuk kepada Allah dipakai sebanyak 15 kali dalam PL dan 245 kali dalam PB.
Allah juga disebut dengan nama "Bapa" dalam PB, untuk menunjuk KeilahianNya.
Dalam PL, kata ini dihubungkan dengan sifat hubungan antara Allah dan bangsa Israel (Ul. 32:6; Mzm. 103:13; Yes. 63:16; 64:48; Yer. 3:4,19; Mal. 1:6; 2:10), Israel disebut sebagai anak Allah (Kel. 4:22; Ul. 14:1; 32:19; Yes. 1:2; Yer. 31:20; Hos. 1:10; 11:1).
ErwanMusa ☎️ : 082157116469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar