MDK (Materi Dasar Kekristenan) 1
BAB 2 : BAPTISAN AIR
Salah satu tanda gereja yang sejati adalah melaksanaan Sakramen.
Sakramen berasal dari bahasa Latin: “sacramentum”, yang berarti “yang tersembunyi”.
Sakramen berbicara tentang makna dan esensi dari apa yang disimbolkan.
Sakramen berbicara tentang simbol/manifestasi, namun yang lebih dipentingkan bukanlah simbolnya melainkan apa yang disimbolkan di sana.
Dan Baptisan Air adalah salah satu sakramen dalam kekristenan selain Perjamuan Kudus.
Di dalam dunia teologi didefinisikan Sakramen sebagai berikut :
Sakramen merupakan peraturan kudus yang ditetapkan oleh Tuhan Yesus, yang di dalamnya Kristus dan manfaat-manfaat rohani dalam perjanjian yang baru ditampilkan, dimeteraikan dan diaplikasikan kepada orang percaya melalui tanda-tanda yang terlihat.
Peraturan-peraturan yang berasal dari perintah-perintah Tuhan Yesus sendiri.
Artinya, sakramen bukan peraturan dari manusia tetapi peraturan dari Tuhan Yesus Kristus.
Apa yang Dia perintahkan secara eksplisit, itulah yang nantinya menjadi sakramen.
Walaupun tidak semua yang Dia perintahkan adalah sakramen, tetapi sakramen pasti diperintahkan secara langsung oleh Yesus Kristus.
Kristus dan manfaat-manfaat rohani di dalam perjanjian ditampilkan/terlihat dalam pelaksanaan sakramen.
Manfaat-manfaat rohani itu bukan hanya ditampilkan tetapi juga diteguhkan, dimeteraikan dan diaplikasikan kepada orang-orang yang percaya.
Jadi sakramen bukan hanya sebuah ritual yang hanya menampilkan sesuatu.
Walaupun yang ditampilkan, Kristus atau manfaat-manfaat rohani di dalamnya tetapi sakramen bukan sekadar menampilkan sesuatu, tetapi juga memateraikan dan menerapkan manfaat-manfaat itu kepada umat perjanjian yang baru.
Contoh :
Hal ini tampak sangat jelas di dalam 1Korintus 11, ketika Paulus mengingatkan jemaat Korintus tentang Perjamuan Terakhir yang dilakukan Tuhan Yesus bersama murid-murid-Nya.
Paulus perlu mengingatkan mereka tentang hal ini karena jemaat di Korintus melakukan Perjamuan Kudus dengan cara yang keliru (lihat 1Kor 11).
Mereka tetap menggunakan anggur dan roti tetapi dengan konsep yang salah dan dengan cara yang keliru.
Mereka makan sampai kenyang bahkan mabuk.
Mereka makan tanpa mengindahkan orang-orang lain yang miskin, yang tidak punya roti dan anggur untuk dibawa ke jemaat.
Orang-orang kaya tidak mempedulikan orang-orang yang miskin sehingga Paulus perlu mengingatkan mereka tentang apa sebenarnya sakramen itu.
Bukankah sakramen Perjamuan Kudus berasal dari Perjamuan Terakhir, ketika Tuhan Yesus memberikan tubuh-Nya untuk orang-orang percaya?
Itulah yang seharusnya dilakukan oleh jemaat di Korintus, memberikan apa yang mereka miliki untuk orang lain.
Bukankah di dalam Perjamuan Terakhir itu Tuhan Yesus mengambil cawan membagikan kepada murid-murid-Nya dan berkata: “Cawan ini adalah perjanjian yang baru yang dimateraikan oleh darah-Ku”
Di dalam sakramen, mereka semua diikat menjadi satu umat perjanjian.
Jadi bagaimana bisa orang-orang kaya tidak mempedulikan orang-orang miskin.
Bagaimana bisa umat dari satu perjanjian tidak saling memperhatikan dan menolong.
Dengan kata lain, walaupun jemaat Korintus melakukan ritual sakramen Perjamuan Kudus, tapi maknanya tidak ada di sana, juga caranya bertabrakan dengan makna yang benar.
Jadi kita perlu memahami dengan baik bahwa sakramen adalah perintah Tuhan sendiri yang di dalamnya Kristus dan manfaat-manfaat rohani ditampilkan, dimeteraikan dan diaplikasikan. Sehubungan dengan hal ini kita perlu memperhatikan setidaknya dua hal penting tentang Sakramen, sebelum kita membahas Sakramen Baptisan Air.
1). Sakramen bukanlah anugerah yang baru, melainkan sarana untuk meneguhkan anugerah Allah yaitu anugerah keselamatan.
Sakramen bukan segala-galanya.
Hal yang dipentingkan adalah apa yang disimbolkan di dalam sakramen.
Hal yang dipentingkan adalah anugerah Allah di dalam sakramen.
Sakramen hanyalah simbol.
Sebagai contoh, sangatlah memprihatinkan kalau ada gereja-gereja tertentu yang menganggap roti dan anggur itu sebagai “jimat” untuk kesembuhan; juga ketika roti dan anggur itu dianggap sebagai sesuatu yang memiliki nilai mistis di dalamnya.
Ini jelas bertabrakan dengan firman Tuhan karena yang dipentingkan dalam Perjamuan Kudus seharusnya bukan ritualnya, bukan wujudnya atau manifestasinya tetapi makna di dalamnya, yaitu ada anugerah Allah yang diterima dan dimateraikan di dalam Kristus Yesus, begitu juga dengan Sakramen Baptisan Air.
2). Kesalahan di banyak gereja yang menceraikan sakramen dengan pemberitaan firman Tuhan. Banyak gereja hanya memandang roti dan anggur itu sebagai sesuatu yang “terpenting”.
Banyak gereja yang memandang baptisan (apalagi di sungai Yordan) memiliki kuasa pada dirinya sendiri.
Ini sesuatu yang keliru.
Sakramen tidak bisa dipisahkan dari firman Tuhan.
Sakramen harus didasarkan pada pemberitaan firman.
Sakramen tidak akan ada artinya tanpa firman Tuhan.
Karena itu haruslah kita melakukan sakramen dengan cara yang benar sesuai dengan firman Tuhan.
LATAR BELAKANG, ARTI KATA BAPTIS DAN MAKNA BAPTISAN AIR
▪ Latar belakang Baptisan
Untuk memperoleh pengertian yang tepat mengenai baptisan air, maka terlebih dahulu kita harus memahami apa yang dimaksud dengan baptisan dari latar belakangnya.
Baptisan dalam bahasa ibrani טבילה – TEVILÂH ; bukanlah berasal dari tindakan Kristiani, tetapi merupakan kelanjutan dari apa yang sudah menjadi tradisi dalam sejarah orang Yahudi.
Naaman, tokoh Perjajian Lama non-Yahudi, dianggap sebagai Proselit ketika ia membenamkan dirinya (Baptis/ TEVILAH) atas petunjuk dari Elisa (2 Raja 5:14).
Dan dari situ muncul ketentuan bahwa orang-orang non-Yahudi masuk ke dalam agama Yahudi dengan ditandai upacara pembaptisan dengan cara pembenaman di udara (Baptis/ TEVILAH).
Upacara "baptis" dalam agama Yahudi wajib dijalani oleh orang non-Yahudi yang akan masuk menjadi pengikut agama Yahudi/agama Musa
Kalangan non-Yahudi yang dibaptis termasuk kalangan proselit.
Menurut Talmud/catatan tentang diskusi para rabi yg berkaitan dg hukum yahudi, etika, kebiasaan dan sejarah dan jg dari sudut pandang Farisi-Palestina, di samping harus din"benamkan ke dalam air" (dibaptis), kalangan proselit itu harus disunat dan mempersembahkan korban.
Jadi baptisan (awal) merupakan tradisi Yahudi.
Pada prinsipnya, baptisan menunjuk pada kehidupan seseorang yang berkomitmen memasuki sebuah cara atau gaya hidup yang baru.
Sejak seseorang dibaptis ia harus bersedia meninggalkan cara atau gaya hidupnya yang “lama” dan mengenakan cara hidup yang baru.
Adapun baptisan Yohanes merupakan penegasan bahwa mereka yang memberi diri dibaptis harus memiliki buah-buah pertobatan yang benar.
Yohanes Pembaptis mulai mengarahkan bangsa Israel pada kebenaran yang tulus dan murni. Mereka dituntut untuk sungguh-sungguh menunjukkan buah pertobatannya.
Setelah dibaptis mereka harus bersedia hidup yang baru memenuhi tuntutan kebenaran.
Baptisan dalam Kekristenan yang kita lakukan saat ini adalah lambang kematian.
Seorang yang memberi diri dibaptis harus meninggalkan cara hidup yang sama dengan anak-anak dunia dan mengenakan gaya hidup Tuhan Yesus.
Jadi, orang yang memberi diri dibaptis dalam nama Tuhan Yesus harus belajar hidup seperti Tuhan Yesus hidup.
Hal ini juga ditegaskan oleh Paulus dalam Roma 6:4, Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Bagi orang percaya baptisan dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus atau dalam nama Tuhan Yesus Kristus berarti kesediaan untuk hidup sebagai warga Kerajaan Surga dengan hukum Kerajaan-Nya yaitu kehendak Allah.
Sakramen Baptisan Air adalah salah satu sakramen yang dipercayai oleh Gereja Protestan.
Dan semua Gereja Protestan menyatakan hal yang sama bahwa Baptisan Air adalah suatu keharusan untuk dilakukan oleh orang percaya sebagai bukti / tanda kita menjadi percaya atau tanda pertobatan.
▪ Arti kata Baptis.
Kata baptis berasal dari bahasa Yunani, yaitu βαπτίζω (baptizō). “βαπτιζω – BAPTIZÔ”, future ” βαπτισω – BAPTISÔ”, dari kata ‘βαπτω BAPTÔ‘, mencelup.
Membenamkan, mencelupkan, menenggelamkan untuk maksud religius, membanjiri, memenuhi, membaptiskan.
Istilah ini yang memperkuat bahwa cara baptisan adalah dicelup/diselam yang artinya dimasukan ke dalam air.
Baptisan adalah tanda bahwa kita adalah milik Allah.
Pengertian baptis selam adalah penguburan (dalam air) dan kebangkitan (keluar dari air), yang diuraikan dalam Roma 6:3-4.
~> Baptis selam berdasarkan Alkitab:
Mat 3:16 Sesudah dibaptis, "Yesus segera keluar dari air" dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,…
Mar 1:10 Pada saat Ia "keluar dari air," Ia melihat langit terkoyak, dan Roh seperti burung merpati turun ke atas-Nya.
Kis 8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya "turun ke dalam air," baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. Kis 8:39 Dan setelah "mereka keluar dari air," Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan sukacita.
▪ Makna Baptisan Air
Setiap orang harus dibaptis setelah memberi diri ditebus oleh darah Tuhan Yesus, Firman Tuhan menyatakan dengan jelas bahwa kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian-Nya, supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru (Rm.6:3-4)
Dalam teks ini Rasul Paulus menunjukkan bahwa baptisan itu sebenarnya lambang kematian.
Kematian yang dimaksud di sini adalah kita berhenti dari cara hidup yang tidak dikehendaki Tuhan, atau mati dari cara hidup yang melawan kehendak Tuhan.
Kesediaan untuk mematikan cara hidup yang lama dan bersedia mengenakan cara hidup yang baru ini dinyatakan di hadapan Tuhan dan di depan umum dengan baptisan.
Jadi baptisan sebenarnya adalah sebuah proklamasi kepada dunia, bahwa kita kini bersedia untuk hidup sesuai dengan cara Tuhan.
Baptisan tidak boleh dijadikan sekadar syarat administrasi gereja agar kita bisa diterima sebagai anggota di salah satu denominasi gereja, menerima peneguhan pemberkatan nikah, sembuh dari penyakit, dibebaskan dari kemiskinan dan motivasi lainnya.
Baptisan juga bukan sekadar agar anak-anak yang sudah mulai remaja bisa menjadi anak Tuhan yang baik.
Pada zaman Kekristenan awal, apabila seseorang memberi diri dibaptis, berarti ia mempertaruhkan segenap hidupnya. Ia harus bersedia kehilangan hak kewarganegaraanya, kehilangan kenyamanan hidup, kehilangan harta benda dan masa depan di bumi ini.
Ia bisa ditangkap, dimasukkan penjara, disiksa bahkan dibunuh.
Dalam masa aniaya itu, banyak orang dianiaya dan dibunuh akibat menjadi Kristen dan dibaptis. Bagi orang dunia ini tragis, tetapi itulah harga yang harus dibayar jika kita mau mengiring Tuhan Yesus.
Apakah harga atau nilai yang tinggi dalam pengiringan kepada Kristus di masa kini telah merosot nilainya?
Bagaimana dengan kita hari ini?
Seberapa mahalkah harga yang kita telah bayar demi pengiringan kita kepada Tuhan Yesus?
Saat dibaptis, sudahkah kita sadar bahwa itu berarti kita sudah mati dan dikuburkan bagi dunia ini?
Tanpa kematian itu, kita tidak bisa hidup dalam hidup yang baru.
Makna baptisan bukan sekadar ritual, melainkan menjadikan kita mati bersama Kristus bagi dunia ini.
Jadi Baptisan Air adalah respon seseorang yang sungguh-sungguh mau mengikuti Yesus
SYARAT MENGIKUTI BAPTISAN AIR
Adapun syarat untuk dibaptis adalah :
a) Bertobat (Kis. 2:38).
Bertobat “Yunani: Metanoia”, artinya berbalik 180 derajat dari pikiran dari perilakunya yang jahat.
Artinya percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi."
Selanjutnya seseorang harus belajar kebenaran Tuhan untuk mencapai kesucian Tuhan atau mengenakan kehidupan Yesus yang sangat batiniah sifatnya.
Segala sesuatu yang Tuhan perintahkan terdapat dalam Kitab Perjanjian Baru, yang isinya sangat batiniah.
Dalam hal ini sangat penting untuk memiliki ketajaman berpikir guna menangkap kebenaran batiniah yang Tuhan ajarkan.
Akhirnya, orang percaya dapat menghidupkan kehidupan Yesus yang pernah hidup di bumi dengan tubuh daging dua ribu tahun yang lalu, dalam kehidupan orang percaya hari ini.
KESEDIAAN SESEORANG BERTOBAT DINYATAKAN DALAM BAPTISAN AIR
Inilah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus dilahirkan oleh air (Yoh. 3:3-5).
“Dilahirkan oleh air” menunjuk kepada komitmen seseorang untuk meninggalkan dunia dan mengikut Tuhan Yesus yang ditunjukkan dengan baptisan air, yaitu pertobatan yang sejati. Pertobatan seperti ini tidak hanya terjadi satu kali, tetapi terus menerus sepanjang kehidupan.
Setiap kali pikiran dicerahi kebenaran, kemudian menyadari ketidaktepatannya
dalam berpikir dan bertindak, maka seesorang harus melakukan pertobatan.
b) Menghasilkan buah Pertobatan
“Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang? Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan. (Matius 3:7-8)
PENTINGNYA BAPTISAN AIR
Perintah Tuhan Yesus (Amanat Agung) Matius 28:18-20; Mark. 16:15-18
Baptisan adalah Amanat Agung dari Tuhan Yesus.
Apabila Tuhan Yesus menyempatkan diri untuk memberi pesan sebelum naik ke sorga berarti hal ini sangat penting.
Baptisan bukanlah pilihan tetapi perintah yang harus dilaksanakan.
Dan Baptisan yang Tuhan Yesus ajarkan adalah baptisan sesuai makna Bahasa Yunani: Baptizo artinya dimasukkan ke dalam air (tenggelamkan).
ErwanMusa : ☎️ 082157116469
Tidak ada komentar:
Posting Komentar