Jumat, 29 September 2023

SIKAP PAULUS MENGHADAPI PARA PENYESAT/PEMFITNAH - Konteks Surat 2 Korintus 10:1-11

 



SIKAP PAULUS MENGHADAPI PARA PENYESAT/PEMFITNAH - Konteks Surat 2 Korintus 10:1-11

Disusun oleh: Pdt. Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

10:1 Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. 
10:2 Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi. 
10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, 
10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 
10:6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna. 
10:7 Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau ada seorang benar-benar yakin, bahwa ia adalah milik Kristus,  hendaklah ia berpikir di dalam hatinya, bahwa kami juga adalah milik Kristus sama seperti dia. 
10:8 Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. 
10:9 Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku. 
10:10 Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti. 
10:11 Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka.

LATAR BELAKANG
Maksud penulisan surat untuk jemaat Korintus yg kedua terkait erat dengan pertikaian yg terjadi bhw paulus ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.
Surat ini ditujukan kepada mereka untuk membahas masalah yang memecah belah jemaat, yang terutama disebabkan para rasul palsu (2 Kor 11:13) yang menyerang kredibilitas Paulus, menimbulkan perselisihan di antara jemaat, dan mengajarkan doktrin sesat.
Mereka mulai mempertanyakan ketegasannya dalam bersikap (2 Kor 1:15-17), berkata-kata (2 Kor 10:10; 11:6), dan keengganannya menerima dukungan dari jemaat Korintus (2 Kor 11:7-9; 12:13). Paulus juga menegur sekelompok jemaat yang belum bertobat dari perilaku yang tidak bermoral.

Paulus sangat bersukacita ketika tahu dari Titus kalau sebagian besar jemaat tidak lagi memberontak terhadapnya (2 Kor 2:12-13; 7:5-9). Paulus menyakinkan mereka kalau apa yang ia lakukan kepada mereka selama ini adalah bentuk pernyataan kasihnya yang tulus. Ia juga menegaskan soal kerasulannya, karena sebagian jemaat meragukan otoritasnya (2 Kor 13:3).
Dan surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7). 


PEMAHAMAN
~> Paulus memberi peringatan kepada guru-guru palsu dan pengikutnya
πŸ“š 2 Kor 10:1-3
Sebenarnya sebagian besar orang percaya di Korintus telah mengaku wewenang Paulus dan tunduk kepada pengajaran dan kerasulannya (2Kor 7:8-16).
Namun, ada sebagian kecil orang, dipimpin oleh para pekerja curang yang sedang melemahkan Injil dan melakukan pekerjaan Iblis (2 Kor 11:13), yang terus-menerus melawan Paulus dan memfitnah pribadi dan karakternya.
Referensi : 2 Kor 10:1-13:14 ditujukan kepada orang percaya palsu ini.

● ~> Senjata dalam perjuangan orang percaya

πŸ“š 2 Kor 10:4 : Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 

πŸ“š Kata "senjata duniawi" (yun) sarkikos ; sar-kee-kos, senjata di level kedagingan yakni di kuasai nafsu dan dosa (empowered by the flesh, sin, and lust)

Jadi dalam 2 Korintus 10:4, Paulus menulis, “Senjata [orang percaya] dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng” (rintangan dari dosa dan kejahatan yang melawan kebenaran Allah).
Senjata rohani ini termasuk kebenaran, keadilan, iman, Roh Kudus, firman Allah, kasih, dan pengharapan akan keselamatan (Efesus 6:11-17; 1 Tesalonika 5:8).
Kita melawan kejahatan melalui hubungan dengan Allah dan melalui kuasa doa serta firman Allah.

πŸ“š Efesus 6:12 bhw peperangan kita ialah melawan kuasa roh yang jahat.
Oleh sebab itu, senjata duniawi seperti kecerdikan, bakat, kekayaan, ketrampilan berorganisasi, kefasihan bicara, propaganda, kharisma, dan kepribadian manusiawi tidaklah memadai untuk meruntuhkan benteng Iblis.
Sebab senjata duniawi tidak akan dapat menghasilkan suatu kebangunan rohani Rohani, karena senjata demikian tidak mungkin dapat membinasakan benteng-benteng dosa, melepaskan kita dari kuasa Iblis atau meruntuhkan nafsu jahat yang sedang merajalela dalam dunia sekarang.
Jadi jikalau kita memakai senjata duniawi, maka kita hanya akan menjadikan gereja duniawi yg membawa kepada kebinasaan

Senjata satu-satunya yang memadai untuk membinasakan kubu-kubu Iblis, ketidakbenaran dan pengajaran yang palsu ialah senjata yang dikaruniakan Allah yaitu senjata yg bersifat rohani dan yg berasal dari Allah.

Paulus mencatat beberapa senjata tsb yaitu penyerahan hidup kepada sang kebenaran/Allah, hidup yang benar, pemberitaan Injil, iman, kasih, pengharapan keselamatan, Firman Allah, dan doa yang tak berkeputusan (Ef 6:11-19; 1Tes 5:8).
Dengan menggunakan berbagai senjata tsb untuk melawan musuh, maka kita akan menang. Kehadiran dan kerajaan Allah akan dinyatakan dalam kuasanya untuk menyelamatkan orang berdosa, mengusir setan-setan, menguduskan orang percaya, membaptis dengan Roh Kudus dan menyembuhkan orang sakit

πŸ“š Kata "benteng-benteng" (yun) ochuroma ; okh-oo'-ro-mah, digunakan dalam bahasa Yunani sekuler untuk menggambarkan instalasi militer yang kuat, benteng pertahanan, atau tempat berbenteng

▪ Benteng berbicara "tentang hal-hal yang hanya menjadi kepercayaan manusia." ( Kamus Ekspositori Perjanjian Baru Vine )
▪Penggunaan ochuroma dalam Amsal 21:22 agak mirip dengan penggunaan Paulus...
πŸ“š Orang bijak menaklukkan kota para perkasa, dan merobohkan benteng (ochuroma) yang mereka percayai.

Kamus Bahasa Inggris Oxford Ringkas memiliki satu entri yang menyatakan benteng adalah "seseorang atau benda yang tidak rentan terhadap pengaruh luar". 
Namun, Paulus mengatakan bahwa benteng-benteng yang mungkin tampak tidak dapat ditembus oleh penalaran humanistik atau daging, berpotensi dihancurkan oleh senjata-senjata ilahi yang ampuh .

▪ Paulus mengatakan senjata rohani kita dapat menghancurkan benteng-benteng setan.
Senjata seperti doa, membaca dan merenungkan Firman, ketaatan, puasa, dan pelayanan dapat meledakkan benteng-benteng setan, dan itulah yang harus kita lakukan.
▪ Benteng-benteng tersebut tidak perlu direnovasi atau diperindah dg cara-cara duniawi.
▪ Tuhan tidak menyuruh kita menangkapnya, mengganti kuncinya, dan menggunakannya untuk Dia.
▪ Benteng setan harus dirobohkan.
▪ Jadi benteng dalam konteks ini adalah pemikiran dan persepsi yang salah, bertentangan dengan pengetahuan sejati tentang Tuhan dan hakikat Tuhan.

~> Implementasi Senjata Allah
πŸ“š 2 Kor 10:5 : Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, ...

πŸ“š Kata "mematahkan" (yun) kathaireo ; kath-ahee-reh'-o, bermakna secara harafiah berarti penghancuran sehingga terjadi pembongkaran dan peruntuhan.
▪ Dlm LXX (septuaginta) menggunakan dalam bhs ibrani spt menghancurkan kota-kota dan melengserkan para penguasanya.
▪ Participle (kata kerja ing) "menghancurkan" adalah present tense (menerangkan suatu pekerjaan yg sdg dilakukan/dilakukan berulang-ulang dlm waktu sekarang) ~> berbicara ttg aktivitas yg berkelanjutan

πŸ“š Kata " setiap siasat" (yun) logismos ; log-is-mos' : pikiran; siasat; cara pikir yang menyesatkan

πŸ“š Kata "kami menawan" (yun) aichmalotizo ; aheekh-mal-o-tid'-zo, berasal dari 2 suku kata yaitu "aichme = tombak" dan "halotos = diambil/ditaklukan" adalah istilah militer yg berarti menawan sgl tawanan atau dibawa pergi sbg tawanan (Luk.21:24).
▪ Paulus menggunakan kata kerja ini secara kiasan untuk menggambarkan kuasa Dosa yang berdiam di dalam diri seseorang untuk menawan atau menjadikan mereka tawanan dalam arti rohani (Rm 7:23)
▪ sbg contoh, Kata kerja ini digunakan oleh Paulus dalam 2Tim 3:6, untuk merujuk pada menundukkan atau memikat "perempuan lemah" dengan mengajarkan doktrin yang tidak sehat (kesalahan).

πŸ“š Kata "menaklukkannya" (yun)  hupakoe ; hoop-ak-o-ay', berasal dari dua suku kata yaitu "hupΓ³ = di bawah" dan "akoΓΊo= mendengar"
▪ Kata kerja hupakouo secara harfiah berarti "mendengar di bawah", yaitu mendengarkan dari posisi bawahan di mana kepatuhan terhadap apa yang dikatakan diharapkan dan dimaksudkan.
▪ Hupakoe menyatakan bahwa satu sidang berada di bawah wewenang orang lain. 
▪ Jadi, hupakoe berarti kepatuhan (kecenderungan untuk mengalah pada orang lain) terhadap tuntutan atau permintaan seseorang di atas kita dalam hal ini Kristus.
▪ Ketaatan adalah ketundukan atau mendengarkan suatu perintah. 
▪ Ketaatan adalah melaksanakan perkataan dan kehendak orang lain, khususnya kehendak Tuhan.
Ex : Seperti seekor anjing yg taat dg tuannya (cukup dg siulan atau kode-kode tertentu)

▪ Jadi Hupakoe menyampaikan gambaran seseorang yang mendengarkan dan mengikuti instruksi. 
▪ Menyerah pada apa yang didengar berarti mengubah sikap, meninggalkan kecenderungan sifat berdosa yang memberontak terhadap instruksi dan perintah Ilahi dan mencari kehendak Tuhan, bukan kehendak diri sendiri. 
▪Bukti bahwa kita termasuk umat pilihan bukanlah sekedar omongan kosong tentang betapa amannya kita setelah kita percaya, melainkan betapa sensitifnya kita terhadap prinsip dan praktik ketaatan kepada Yesus.

KESIMPULAN
Peperangan orang percaya meliputi tindakan menyesuaikan segala pikiran kita dengan kehendak Kristus; kegagalan untuk melakukan hal itu akan menyebabkan kebejatan dan kematian rohani (Rom 6:16,23; 8:13).

πŸ“š Langkah-langkah agar dapat menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan
a) Kita harus menyadari bahwa Allah mengetahui setiap pikiran semua orang dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari hadapan-Nya (Mazm 94:11; 139:2,4,23-24).
Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah bagi pikiran, bahkan perkataan, dan perbuatan kita (2Kor 5:10; Pengkh 12:14; Mat 12:35-37; Rom 14:12).

b) Kita harus sadar bahwa pikiran kita merupakan pusat medan pertempuran yg sesungguhnya.
Menawan setiap pikiran menuntut peperangan melawan baik tabiat berdosa kita maupun kuasa roh-roh jahat (Ef 6:12-13; bd. Mat 4:3-11).
Tolak dan lawanlah dengan gigih pikiran yang jahat dan yang tidak rohani dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Fili 4:8).
Ingatlah bahwa sebagai orang percaya, kita mengalahkan musuh kita oleh darah Anak Domba, oleh perkataan kesaksian kita, dan dengan terus-menerus mengatakan "Tidak!" kepada Iblis, pencobaan, dan dosa (Tit 2:11-12; Yak 4:7; Wahy 12:11; bd. Mat 4:3-11).

c) Bersikap tegas dalam memusatkan pikiran pada Kristus dan perkara sorgawi lebih daripada perkara duniawi (Fili 3:19; Kol 3:2), sebab pikiran yang dikendalikan oleh Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rom 8:6-7).
Penuhilah pikiran kita dengan Firman Allah (Mazm 1:1-3; Mazm 19:8-15; 119:1-176) dan dengan perkara yang mulia, yang baik dan yang patut dipuji (Fili 4:8).

d) Kita harus berhati-hati selalu akan apa yang dilihat oleh mata dan apa yang didengar oleh telinga yg akan mengkamirkan pikiran kita.
Tolak dengan tegas untuk mengizinkan mata kita menjadi alat penyalur hawa nafsu (Ayub 31:1; 1Yoh 2:16), atau untuk meletakkan hal-hal yang tidak patut dan jahat di depan mata kita, baik itu berbentuk buku, majalah, gambar, siaran televisi, dan atau hal apa saja kehidupan sehari-hari yg bertentangan dg Firman Kebenaran (Maz. 101:3; Yes 33:14-15; Rom 13:14).

PENUTUP
Standar hidup yang harus kita kenakan dalam menjalani hidup kita setiap hari ialah standar hidup yg sesuai dg kebenaran yg mutlak yaitu kebenaran Allah.
πŸ“š Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Fil.2:5).


* Jika ada pertanyaan hub. Wa : 082157116469
* Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot

Tidak ada komentar:

Posting Komentar