MAKNA MENYEMBAH DALAM ROH DAN KEBENARAN - (Yohanes 4:24)
📚 Yohanes 4:24
LAI TB, Allah itu Roh (PNEUMA) dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
KJV, God is a Spirit (PNEUMA): and they that worship him must worship him in spirit and in truth.
Gerika, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah, verb - present active participle - accusative plural masculine} auton {Dia} en {Dalam} pneumati {roh} kai {dah} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}
📚 Allah itu Roh, Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran, memiliki dasar teologis, sbb:
1]. karena Allah Bapa merindukan penyembah-penyembah demikian.
2]. karena Allah sendiri adalah Roh, dan bukan daging.
Jelaslah, bahwa Allah yang Roh adanya, tidak boleh disembah jika bukan dalam roh kita, secara munafik.
Penyembah yang menyembah Dia secara badaniah, tetapi tidak dalam roh mereka, tidak dikenan-Nya.
3]. karena Allah sendiri adalah Roh, maka penyembahan kepada-Nya tidak dibatasi ruang/ tempat tertentu saja, bahkan tidak dibatasi menghadap arah kiblat tertentu saja.
Jadi dlm kita berdoa tidak ada kiblat dan kalau bicara kiblat Tuhan Yesuslah kiblat kita.
Catatan :
▪> Orang Samaria jika berdoa harus menghadap Gunung Gerizim.
Selain itu, gunung ini juga menjadi tempat yang menjadi pusat peribadahan orang-orang Samaria.Mereka melakukan ibadah kepada Allah di dekat gunung Gerizim ini dengan mendirikan sebuah Bait Allah.
Tidak diketahui dengan pasti kapan Bait Allah tersebut dibangun.
Hal ini menjadi puncak pertentangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Samaria, dan tempat ini menjadi alternatif bagi Yerusalem.
Namun, pada akhirnya, Bait Allah mereka tersebut dihancurkan oleh Yohanes Hyrkanos pada tahun 129 SM, sehingga menambah kebencian orang-orang Samaria terhadap orang-orang Yahudi.
▪> Orang Israel harus menghadap Yerusalem (Daniel ; Dan.6:10)
Untuk dapat memahami ayat tersebut baiklah kita membacanya dari ayat 21-26 :
📚 Yohanes 4:21-26
4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."
PEMAHAMAN
Karena umat Tuhan harus beribadah di dalam roh dan kebenaran, sebagaimana yg di kehendaki Tuhan, sehingga bentuk wilayah dan tempat yang disucikan tidak lagi menjadi sesuatu yang dipermasalahkan ataupun diperdebatkan.
Tuhan Yesus menghubungkan "menyembah dalam roh dan kebenaran" dengan "penyembah yang benar" (ayat 23)
Sesungguhnya mereka ini adalah kelompok umat yang benar-benar berbakti, dan berbeda dengan orang-orang lain yang 'nampaknya' saja berbakti dengan melakukan 'tingkah laku agamawi' dan "simbol-simbol agamawi".
Tekanan utama dalam Yohanes 4:23 ini adalah 'roh' sebagaimana nampak pada kalimat seanjutnya yaitu "Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian".
Ibadah/penyembahan yang benar itu harus rohaniah dan bukan jasmaniah/kasat-mata, hal tersebut dikarenakan Allah itu Roh.
Allah mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersesuaian dengan sifat-Nya.
Dalam ayat 24 lebih dijelaskan bahwa "Allah itu Roh", ini mengacu pada sifat asasi-Nya.
📚 Dalam Ibrani 12:1-24, penulis Ibrani merujuk kepada umat percaya.
Ia menyatakan bahwa kebesaran iman kepada Allah Israel melalui Yesus Sang Mesias harus memberi dampak yang lebih besar daripada yang diabadikan dalam tradisi Yahudi dan Ia mendesak orang percaya untuk bertekun dalam iman.
"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, ....kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, ...
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel."
Dasar argumen di sini adalah bahwa tanggung jawab untuk masuk kedalam Perjanjian Baru jauh lebih besar daripada tingkat tanggung jawab perjanjian yang dihadapi oleh umat Allah di masa lalu. Dan ibadah dalam Perjanjian Baru tidak mengutamakan tempat secara geografis menjadi kiblat. Kitab Ibrani menulis "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus", inilah kiblat kita sekarang yang bersifat rohani (tdk spt org samaria dan org israel yg mempersoalkan hal tsb.)
Penulis Ibrani mengungkapkan segala sesuatu yang lebih besar:
1. Tuhan Yesus lebih besar dari Musa, Dia adalah Kiblat kita;
2. Perjanjian Baru lebih besar dari besar Perjanjian Lama;
3. Darah orang yang benar dl PB (Yesus) lebih besar dari darah orang benar dlm PL (Habel).
Pada dasarnya semakin besar suatu Perjanjian, maka semakin besar pula tanggung jawab-nya. Salah satu argumen termasuk dalam perbandingan keseluruhan dalam kitab Ibrani adalah bahwa "Yerusalem Surgawi" adalah lebih baik dan lebih besar daripada kebesaran Yerusalem (bukit Sion) secara duniawi.
Tuhan Yesus di dalam perjanjianNya di Sikhem, menyatakan bahwa pusat ibadah duniawi itu telah dipindahkan dari Yerusalem fisik (yaitu kiblat umat Israel pada Perjanjian Lama) kepada "Yerusalem surgawi", yaitu Yerusalem yang secara rohani terkonsentrasi pada jiwa-jiwa setiap umat-Nya yang berpusat kepada-Nya.
Selanjutnya, kita melihat peristiwa ketika Tuhan Yesus berbicara dengan Nathanael.
Kita akan menemukan keterkaitan peristiwa Yohanes pasal terkait dalam Yohanes 1:50-51 dan Ibrani 12:1-24.
📚 Yohanes 1:50-51
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
Tuhan Yesus mengambil satu peristiwa yang tertulis dalam Kitab Taurat, tentag mimpi Yakub, dimana ada malaikat Allah turun naik di Tanah Suci Israel di tempat di mana ia sedang tidur (Kejadian 18: 12).
Dia mengatakannya kepada Nathanael bahwa malaikat akan segera naik dan turun, bukan di "Betel" (harfiah: Rumah Allah) yang diyakini orang Samaria sebagai gunung Gerizim.
Tetapi pada akhir Rumah Allah itu adalah Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 1:14), yg adalah arah Kiblat bagi seluruh org percaya kpd-Nya.
Penyembahan di dalam roh dan kebenaran adalah penyembahan yang sesuai dengan hakekat Allah yang adalah Roh.
Sedangkan penyembahan dalam kebenaran berkaitan dengan sikap hati yang bersih, berdoa dengan tulus (yang telah membuang rasa marah dan dengki)
▪ >Allah adalah Sumber Kebenaran Rohani.
▪ >Sang pemazmur Daud menyebut Allah sebagai "Allah kebenaran" (ayat referensi)
📚 Mazmur 31:6
LAI TB, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
MILT, Ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan rohku, Engkau telah menebusku, ya TUHAN , Allah kebenaran.
NIV, Into your hands I commit my spirit; deliver me, Lord, my faithful God.
KJV, Into thine hand I commit my spirit: thou hast redeemed me, O LORD God of truth.
Ibrani, BEYAD'KHA {ke dalam tangan-Mu} 'AF'QID {Aku akan menyerahkan/menitipkan, I commit, Verb Hiphil Imperfect 1st Com. Sing.} RUKHI {roh-ku} PADITAH {Engkau telah membebaskan} 'OTI {kepadaku} YEHOVAH {dibaca: 'Adonay, TUHAN} 'EL {Allah} 'EMET {yang setia/ yang benar}
Bandingkan:
📚 Mazmur 26:3
▪ LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
▪ KJV, For thy lovingkindness is before mine eyes: and I have walked in thy truth.
▪ Ibrani, KÏ {sebab} -KHAS'DEKHA {kasih setia-Mu} LENEGED {tertuju} 'EYNAI {mataku} VEHITHALAKHTI {dan aku berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu}
📚 Mazmur 86:11
▪ LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
▪ KJV, Teach me thy way, O LORD; I will walk in thy truth: unite my heart to fear thy name.
📚 Mazmur 119:30
LAI TB, Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
KJV, have chosen the way of truth: thy judgments have I laid before me.
Ibrani, DEREKH {jalan}-'EMUNAH {kebenaran} VAKHARTI {dan Aku telah memilih} MISH'PATEYKHA {hukum2-Mu} SHIVITI {aku telah menempatkan}
▪ Selaras dengan ayat-ayat di atas, Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi ke bumi pun bersabda: "Akulah Kebenaran!" :
📚 Yohanes 14:6
▪ LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
▪ KJV, Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.
▪ Yunani, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU} eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai {dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada} ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU}
Jadi, jelaslah bahwa orang-orang yang mencari kebenaran adalah dalam pengajaran Tuhan Yesus Kristus Sang Sumber Kebenaran.
Para pencari kebenaran perlu memperoleh pengetahuan tentang Allah (Amsal 2:5).
Dan, Allah secara pengasih telah mengajarkan atau menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara untuk dapat diterapkan para umat-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya.
Inilah dasar dan pola ibadah baru yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus yang dimulai pada Perjanjian Baru, dimana penyembahan bukanlah berdasarkan 'tempat' atau 'simbol' atau 'upacara' atau 'kiblat' atau berdasarkan 'lokasi' (Yohanes 4:21-22) melainkan berdasarkan hakekat-Nya, yaitu Roh.
Segala perlambangan agamawi yang sudah dikenal dalam Perjanjian Lama dimaknai baru dalam Roh.
Karena Allah itu Roh, maka penyembah-penyembahNya harus bersesuaian dengan Yang disembah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar