Rabu, 04 Januari 2023

MEMAHAMI KARUNIA-KARUNIA ROH -- 1 Korintus 12:1 -- 14:40

 


MEMAHAMI KARUNIA-KARUNIA ROH -- 1 Korintus 12:1 -- 14:40
Disusun oleh : Pdt. Erwan

πŸ“š 1 Korintus 12:1
Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya.

■ PENDAHULUAN

πŸ“š Dalam pasal 1 Korintus 12:1--14:40  Paulus menulis tentang karunia-karunia Roh Kudus yang dianugerahkan kepada tubuh Kristus.
▪ Karunia ini adalah bagian yang tak dapat dipisahkan dari kehidupan dan pelayanan jemaat yang mula-mula.
▪ Allah berkehendak agar karunia-karunia Roh terus bekerja sampai Kristus datang kembali
πŸ“š Ketiga pasal ini, (12-14) membahas penggunaan baik dari karunia-karunia Roh Kudus (karismata).
▪ Karunia-karunia itu dianugerahkan kepada jemaat sebagai tanda bukti kelihatan dari kehadiran Roh Kudus.
▪ Karunia-karunia itu juga dimaksudkan untuk menanggapi keadaan jemaat yang masih baru, yang mentalitas kafirnya dahulu belum juga diresapi kepercayaan Kristen.
▪ Orang-orang Korintus mengutamakan karunia-karunia yang paling mengherankan lalu digunakan dalam suasana yang tidak karuan.
▪ Dalam hal itu mereka meniru upacara-upacara kafir, sehingga Paulus turun tangan dengan menandaskan, bahwa karunia-karunia tersebut dianugerahkan buat pembinaan jemaat, sehingga tidak boleh menimbulkan persaingan (pasal 12).

■ LATAR BELAKANG MASALAH DI KORINTUS (I KOR. 12:1-3). 

▪ Paulus telah menulis 14 kitab Perjanjian Baru dalam bentuk surat kepada jemaat-jemaat maupun perorangan.
▪ Salah satu surat yang Paulus tulis adalah Surat 1 Korintus yang dikirimkan untuk jemaat Korintus yang ia rintis dan layani selama 1,5 tahun pada perjalanan misinya yang kedua.
▪ Surat ini membahas mengenai struktur, metode dan pesan-pesan khusus bagi jemaat-jemaat Tuhan yang sedang dalam masalah yang pelik.
▪ Salah satu masalah pelik yang terjadi pada jemaat-jemaat Kristus secara umum adalah mengenai karunia-karunia Roh.
▪Hal ini seringkali memicu perdebatan yang sengit bahkan menimbulkan gap dan perpecahan antar jemaat sesama tubuh Kristus hingga saat ini.
▪ Keadaan ini juga terjadi dalam gereja Korintus pada masa itu, sehingga Paulus harus mengirim surat kepada mereka yang berisikan pengajaran mengenai karunia-karunia Roh yang terdapat pada 1 Korintus 12-14, dengan harapan agar jemaat Korintus memahami makna dan fungsi tentang karunia-karunia Roh dengan sebenarnya.
▪ Hal itu dikarenakan karunia-karunia Roh Kudus dipandang sebagai sesuatu hal yang membanggakan bahkan bisa menambah gengsi oleh orang-orang Korintus yang mendapatkan karunia tersebut.
▪ Pemikiran tersebut berkembang di antara jemaat Korintus, di mana jemaat yang mendapat karunia Roh menjadi sombong dan membanggakan diri kepada jemaat lain yang belum atau tidak mendapat karunia Roh.
▪ Selain pemikiran untuk membanggakan diri terhadap karunia Roh, dalam jemaat Korintus juga muncul pandangan bahwa ada jenis karunia Roh yang lebih penting dan lebih spektakular daripada karunia Roh lainnya.
▪ Pandangan ini menimbulkan perpecahan, di mana jemaat dengan karunia Roh yang satu merasa lebih utama dibanding jemaat dengan karunia Roh yang lain.
▪ Sesungguhnya Jemaat Korintus bukanlah jemaat ideal seperti Efesus atau Filipi.
▪ Justru jemaat ini banyak mengecewakan Paulus.
▪ Berbagai dosa ada di dalamnya (perpecahan, perzinahan, menuntut sesama Kristen di pengadilan, dsb.).
▪ Hampir semua masalah yang timbul dalam jemaat Korintus berhubungan langsung dengan latar belakang kehidupan kota Korintus.
▪ Perzinahan, yang dilakukan beberapa warga jemaat, jelas masih berhubungan dengan perzinahan sakral yang dipromosikan para pelacur kuil penyembahan Venus.
▪ Demikian pula keasyikan mencari berbagai karunia masih berhubungan dengan gairah menyombongkan diri dari warga kota yang mementingkan hikmat tersebut.
▪ Paulus ingin agar jemaat mengetahui kebenarannya.
▪ Sebab bisa terjadi bahwa apa yang mereka hayati seolah-olah pengalaman Kristen, namun di baliknya sebenarnya terjadi semacam sinkretisme.

■ PEMBAHASAN

▪ Penerima surat ini adalah jemaat Korintus, yaitu jemaat yang masih muda dan sebagian besar terdiri dari orang bukan Yahudi.
▪ Penduduk Kota Korintus berasal dari berbagai ras yang bercampur.
▪ Di zaman Paulus, kota ini adalah tempat bertemunya budaya Timur dan Barat sehingga membuat Kota Korintus sebagai pusat kebudayaan utama dari dunia Yunani dan Romawi.

▪ Ada beberapa kelompok di dalam gereja Korintus:
i). Orang Yunani intelektual yang sangat bangga dengan tradisi filsafat.
Mereka mencoba untuk menyatukan tradisi filsafat dengan wahyu Kristen.
ii). Pendukung Romawi, yaitu mereka dari kalangan elit.
iii). Kelompok Kristen Yahudi, atau orang Yahudi yang telah menjadi pengikut Kristus.
Sejumlah besar budak yang telah bertobat.

πŸ“– Frasa “kamu masih belum mengenal Allah” pada 1Kor. 12:2 dalam teks asli berbentuk imperfect indicative yang artinya jemaat-jemaat Korintus ini dulunya adalah kafir, tapi sekarang mereka harus melepaskan kegiatan dan pola pikir yang terkait karena sebelumnya jemaat-jemaat Korintus sangat dipengaruhi oleh praktek-praktek penyembahan berhala dan budaya Romawi.

▪ Bagian ini menjelaskan bagaimana keberadaan Roh dalam hidup orang percaya.
▪ Paulus mengingatkan agar hidup mereka tidak sama lagi seperti kehidupan sebelum bertobat, yaitu kehidupan yang sangat dipengaruhi oleh praktek-praktek penyembahan berhala dan budaya Romawi.
▪ Kehidupan jemaat-jemaat Korintus sekarang seharusnya sudah berbeda karena Roh Kudus telah memampukan mereka untuk menyatakan bahwa Yesuslah Tuhan.
▪ Jadi, yang membedakan kehidupan orang percaya dari kehidupan yang sebelum bertobat adalah kehadiran Roh Kudus yang memberikan kesaksian tentang Injil yang benar, dan juga yang memperlengkapi jemaat dengan karunia-karunia dari Allah untuk keperluan pelayanan di dalam jemaat itu sendiri.
▪ Karunia-karunia tersebut adalah untuk membangun dan mengembangkan tubuh Kristus.
▪ Pada kenyataannya karunia-karunia tersebut adalah karya Kristus yang dibagikan di antara para pengikut-Nya.
▪ Orang percaya harus menyatukan karunia mereka dengan kasih dan bekerjasama satu sama lain sehingga gereja dapat memenangkan dan memuridkan dunia yang terhilang (lih. Mat 28:19-20; Luk 24:47; Kis 1:8).
▪ Jadi tujuan diberikannya karunia ilahi oleh Allah bukanlah untuk peninggian individu, tetapi untuk kesehatan dan pertumbuhan seluruh tubuh Kristus.

▪ Istilah yang dipakai oleh Alkitab untuk karunia rohani menyatakan sifatnya.
--> 1) "Karunia-karunia rohani" (Yun. _pneumatika_, berasal dari kata _pneuma_, artinya "Roh") menunjuk kepada manifestasi adikodrati yang datang sebagai karunia dari Roh Kudus yang bekerja melalui orang percaya demi kebaikan bersama (ayat 1Kor 12:1,7; 14:1).
--> 2) "Karunia-karunia" (Yun. _charismata_, berasal dari kata _charis_, artinya "kasih karunia") menunjukkan bahwa karunia rohani mencakup baik motivasi batin dan kuasa untuk menyelenggarakan pelayanan (yaitu, pemberian kesanggupan), yang diterima dari Roh Kudus; karunia semacam itu memberi kekuatan rohani kepada tubuh Kristus dan mereka yang memerlukan pertolongan rohani (ayat 1Kor 12:4; Ef 4:11; 1Pet 4:10)

▪ Jadi secara luas maksud Allah dalam pemberian karunia rohani ini adalah sebagai berikut :
--> 1) Untuk menyatakan kasih karunia, kuasa, dan kasih Roh Kudus di antara umat-Nya dalam pertemuan umum, rumah, keluarga, dan kehidupan pribadi mereka (ayat 1Kor 12:4-7; 14:25; Rom 15:18-19; Ef 4:8);
--> 2) Untuk menolong supaya pemberitaan Injil menjadi efektif, dengan cara memberikan peneguhan adikodrati kepada berita itu (Mr 16:15-20; Kis 14:8-18; 16:16-18; 19:11-20; 28:1-10)
--> 3) Untuk memenuhi kebutuhan manusia dan menguatkan serta membangun kerohanian jemaat (ayat 1Kor 12:7,14-30; 14:3,12,26) dan juga orang percaya secara pribadi (1Kor 14:4) yaitu, untuk menyempurnakan orang percaya dalam "kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas" (1Tim 1:5; bd. 1Kor 13:1-13).

▪ Untuk itu karunia harus dijalankan sesuai kehendak Allah, yakni:
1). Dasar menggunakan karunia adalah kasih.
“... Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku mempunyai iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna ...  Kasih itu sabar, kasih itu murah hati; ia tidak cemburu; Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong ...” (1 Kor 13 : 2, 4).
2. Tujuan Allah memberi karunia adalah supaya jemaat saling membangun dan memperlengkapi sebagai anggota tubuh Kristus, sehingga Allah saja yang dipermuliakan.
▪ Sebab pada dasarnya Dialah yang berkarya melalui kita (1 Kor 12:6-7; 14:12).  
3). Kedudukan karunia sama di mata Tuhan, walaupun ada berbagai macam karunia, namun semua berguna dan penting, karena memiliki fungsinya sendiri.
▪ Paulus mengibaratkan seperti anggota-anggota tubuh kita.
▪ Yang walaupun berbeda-beda namun harus bekerja sama, bersatu secara harmonis supaya menjadi baik dan mencapai tujuan   (1 Kor 12: 7, 12–26).
πŸ“š Dalam 1 Korintus 3:6–7, Rasul Paulus berkata:
“Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, ... Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.”
4). Respon kita terhadap karunia pemberian Allah :
▪ Pertama, harus saling menghargai karunia yang dimiliki oleh setiap orang dan mendorongnya untuk semakin berkembang secara maksimal. Jangan sampai mengkritik habis-habisan dan membungkam karunia yang dimiliki oleh sesama (1 Kor 12:25–26).
▪ Kedua, mau menjalankan dan mengembangkan karunia yang ada pada kita serta mempersembahkannya untuk kemuliaan Allah. (Mat 25:14–30).

■ KESIMPULAN

▪ Kita patut bersyukur sebab Allah mau memanggil dan memakai kita dalam pekerjaan-Nya.
▪ Dan anugerah-Nya yang luar biasa, Allah ternyata mau memperlengkapi kita dengan karunia-Nya, sehingga kita dimampukan untuk melayani dan membangun umat Tuhan melalui karunia yang diberikan!
▪ Menyadari hal itu, sekaligus menghindarkan diri dari kesombongan pribadi dan perpecahan dalam jemaat.
▪ Oleh karenanya, mari kita menjalankan dan mengembangkan karunia yang Allah berikan dengan penuh rasa syukur, dalam kasih dan kerendahan hati supaya Allah saja yang dipermuliakan, dan membangun jemaat-Nya.

# memahamikaruniaRohdanpenerapannyadenganbenar
# hidupmaksimalbagiKristus
erwanmusa.blogspot











Selasa, 03 Januari 2023

HIDUP DIPIMPIN OLEH ROH -- Galatia 5:25

 


HIDUP DIPIMPIN OLEH ROH -- Galatia 5:25


πŸ“š Galatia 5:25
TB : Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh,

πŸ“š Dalam terj. Yunani kurang lebih bermakna demikian :
"Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin (yun) : stoicheo ; στοιχω : berjalan seirama dengan spirit, hasrat dan gairah yang sesuai dengan Roh Kudus."

▪ Penyangkalan diri dalam surat rasul Paulus kepada jemaat Galatia dikalimatkan sebagai dipimpin oleh Roh.
▪ Kita perlu mendalami apa yang dimaksud dengan kalimat dipimpin oleh Roh.
▪ Dengan memahami kebenaran ini kita memahami pula apa yang terjadi pada penyangkalan diri tersebut.
▪ Penyangkalan diri atau dipimpin oleh Roh akan menghasilkan buah-buah Roh (Gal 5:22-23).
▪ Buah-buah Roh berbeda dengan karunia Roh. 
▪ Karunia Roh diperoleh melalui permohonan tanpa terlalu membutuhkan waktu, tetapi buah-buah Roh membutuhkan waktu.

▪ Untuk memahami dengan jelas apa yang dimaksud dengan dipimpin oleh Roh perlulah kita membaca dengan teliti Surat Galatia 5:16-25.
▪ "Dipimpin oleh Roh" dalam terjemah bahasa Indonesia lebih tepat diterjemahkan berjalan di dalam Roh.
▪ Stoikomen artinya berjalan seirama.
▪ Seperti orang yang sedang baris berbaris semua harus berjalan seirama.
▪ Berangkat dari pemahaman kita terhadap ayat 25 dari teks asli Alkitab, maka dapat kita ketahui bahwa dipimpin oleh Roh maksudnya: "Berjalan seirama dengan Roh."
▪ Merelakan diri berpikir, berperasaan yang sama dengan Roh Kudus. 
▪ Oleh sebab itu di dalam perjalanan dipimpin oleh Roh, membutuhkan keaktifan kedua belah pihak.
▪ Bukan hanya Allah yang aktif, sedangkan kita pasif.
▪ Artinya jika Allah aktif memimpin kita dan kitapun harus pro-aktif mau merelakan diri kita untuk dipimpin-Nya.
▪ Dipimpin oleh Roh adalah suatu pergumulan, karena seseorang berusaha menyesuaikan kehendak dirinya dengan kehendak Allah.
▪ Seperti Yesus yang bergumul di taman Getsemani, antara kehendak-Nya dan kehendak Bapa-Nya demikian pula kita antara kehendak kita sendiri dan kehendak Bapa.
▪ Pergumulan serupa ini rupanya juga dialami oleh rasul Paulus yang ditulisnya dalam Rom 7:21-22 (Band. Gal 5:17).

πŸ“š Roma 7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. 
πŸ“š Roma 7:22 Sebab di dalam batinku aku suka akan hukum Allah

πŸ“š 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki

πŸ“– Jawaban untuk kita bisa hidup mengikuti pimpinan Roh Kudus terdapat dalam Matius 16:24.
πŸ“š ....... ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku."

▪ Menyangkal diri memikul salib artinya: "Sikap" yang berkata "tidak" terhadap "dosa" dan "ya"untuk "kehendak Allah". 

▪ Seperti yang telah disinggung bahwa Pimpinan Roh inilah yang akan menghasilkan buah-buah Roh dalam kehidupan orang percaya.
▪ Sebab melalui pergumulan-pergumulan penyangkalan diri tersebut, kita akan menjadi semakin berkepribadian seperti Yesus.

# memahamikebenaranyangmurni
# renunganhidup
# berjalandalamkehendakNya

HIDUP DENGAN IMAN

 

HIDUP DENGAN IMAN


πŸ“š Ibrani 11:6a
Tetapi tanpa iman ; πιστΡως : pisteΓ²s (percaya,taat,setia melakukan kehendakNya) tidak mungkin orang berkenan kepada Allah.

πŸ“– Artinya orang yang hidup tidak menyangkal diri (memadankan hidup pada kebenaran atau kehendak Tuhan), tidak mungkin dapat melekat pada Tuhan, dan mustahil bisa menghasilkan buah yg sejati (Mat.3:8)

πŸ“– Ayat ini menggambarkan keyakinan yang merupakan bagian dari iman yang menyelamatkan.

1) Kita harus percaya adanya Allah yang berkepribadian, tidak terbatas, dan kudus yang memperdulikan kita.
2) Kita harus percaya bahwa Allah akan memberikan pahala apabila kita dengan sungguh-sungguh mencari Dia sambil mengetahui bahwa pahala yang terbesar adalah sukacita dan kehadiran Allah sendiri. Dia adalah perisai kita dan pahala kita yang amat besar (Kej 15:1; bd. Ul 4:29)
3) Kita harus dengan tekun mencari Allah dan sungguh-sungguh menginginkan kehadiran dan kasih karunia-Nya.

HIDUP BIJAKSANA -- Mazmur 90:12

 


HIDUP BIJAKSANA -- Mazmur 90:12


πŸ“š TB (1974) ©
Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana

πŸ“š HEBREW
לִמְΧ ֣Χ•ֹΧͺ Χ™ָ֭מֵΧ™Χ Χ•ּ Χ›ֵּ֣ן Χ”Χ•ֹΧ“ַ֑Χ’ Χ•ְ֝Χ ָΧ‘ִ֗א לְΧ‘ַ֣Χ‘ Χ—ָΧ›ְמָֽΧ”׃
Ajarkan kami untuk menghitung mundur usia kami, agar kami tahu dan sampai mencapai kepada hati yang berhikmat.


πŸ“– Catatan :
▪︎ Mazmur 90:1-17 merupakan doa Nabi Musa, ditulis sementara 40 tahun ketika Allah membuat Israel mengembara di padang gurun sebagai hukuman atas ketidaksetiaan mereka (Ul 8:15).
▪︎ Setelah mengakui semua pelanggaran mereka dan hukuman Allah, Musa mendoakan pemulihan perkenan dan berkat Allah.

▪︎ Hari-hari kita di bumi, paling lama 70-80 tahun (bd. ayat Mazm 90:10), adalah jangka waktu yang pendek dibandingkan dengan kekekalan.
▪︎ Kita harus berdoa memohon pemahaman yang memadai tentang singkatnya hidup kita ini supaya mempersembahkan hati yang bijaksana kepada Allah dalam menjalani hari-hari yang diberikan-Nya kepada kita (bd. Mazm 39:5).
▪︎ Hidup ini harus menjadi persiapan untuk hidup di akhirat, dan kita harus memutuskan apa yang ingin dicapai Allah bagi diri kita, keluarga kita dan orang lain melalui kesetiaan pelayanan kita. ▪︎ Ketika waktu kita di dunia ini sudah habis dan kita sampai di sorga, bagaimana kita hidup atau tidak hidup dalam pengabdian kepada Allah akan dinilai.
▪︎ Mengingat hal itu, kita harus berdoa memohon hati yang bijaksana, ketakutan yang benar akan Allah (ayat Mazm 90:11), dan perkenan Allah atas hidup dan pekerjaan kita bagi Dia (ayat Mazm 90:13-17).