Kamis, 14 Desember 2023

KAPAK TERSEDIA PADA AKAR POHON DAN POHON YG TIDAK BERBUAH PASTI DITEBANG DAN DIBAKAR -- Konteks Matius 3:10:12

KAPAK TERSEDIA PADA AKAR POHON YG TIDAK BERBUAH -- Konteks Matius 3:10-12

Oleh : Pdt. Erwan Musa, S.Adm.,MA (Cand)

=》Matius 3:10 (LAI)
Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.

~> Kata “Pohon” disitu adalah bangsa Yahudi yang merupakan umat pilihan Allah untuk menjadi bangsa yang melahirkan dan mendukung Mesias.
Namun mereka tidak melakukan hal tersebut, dan malah akhirnya membunuh Dia yang merupakan Mesias.

~> “Kapak pada akar” merupakan peringatan bagi mereka bahwa jika mereka terus melakukan hal tersebut, maka “pohon” tersebut akan hancur, dan mereka mengabaikannya.

Sehingga pada tahun 70 M, hal ini menjadi kenyataan ketika tentara Romawi menerobos tembok Yerusalem, membunuh sebagian besar penduduknya, Bait Suci dibakar dengan semua catatan suku Yahudi, orang-orang Yahudi yang masih hidup ditawan dan akhirnya disebar ke seluruh negara dan berakhir dengan cara itu. hidup dan ibadah Bait Suci selamanya.

~> “Kapak pada akarnya” pada akhirnya menebang “pohon”.
• Kapak adalah Gambaran Tuhan Yesus

Pernyataan ini mempunyai makna rohani, namun gambaran fisiknya harus dipahami.

Ketika kita menancapkan kapak pada akar pohon, kita menebang semuanya. Yang membuat pohon dapat berdiri melawan angin dan menopang makhluk yang hidup di dalamnya adalah batangnya. Itulah yang memberi kekuatan pada pohon. Ditambah lagi, itulah yang terhubung dengan tanah. Jadi ketika Anda menebangnya, segala sesuatu yang berhubungan dengan pohon itu akan tumbang.

Tuhan ingin penataan bait suci orang Farisi dihancurkan.
~> Jadi, kapak di sana melambangkan Yesus Kristus sendiri (Yeremia 51:20-23), yang dalam belas kasihan-Nya, telah memperingatkan orang-orang Yahudi tentang apa yang Allah ingin lakukan terhadap mereka karena tidak mengakui orang kudus yang telah diutus-Nya kepada mereka (Lukas 19: 41–44).
Jadi, tahun 70 M itulah yang dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis dalam Matius 3.
Dan itu terjadi tepat seperti yang diutarakan oleh Nabi.
Dan Yesus Kristus sendiri juga menggunakan sebuah perumpamaan untuk mengajarkan hal yang sama kepada para pengikutnya (Matius 21:33–46).

Tuhan akan mengirimkan tentara Romawi untuk menghancurkan agama Yudaisme – agama yang terkait dengan ritual ibadah di Bait Suci di Yerusalem. Siapapun yang tetap menganut agama tersebut, dan percaya secara salah bahwa melakukan ritualnya adalah satu-satunya cara untuk memiliki hubungan dengan Tuhan, tidak akan memiliki apa-apa setelah Bait Suci dihancurkan.


=》Pengertian api - Mat.3:12 :
Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan.”

Yohanes mengatakan kepada para pendengarnya bahwa akan ada perpecahan, akan ada pengumpulan dari gandum, setelah itu sekamnya akan dibakar dengan api yang tidak dapat dipadamkan (Mat.3:12). Dia menunjukkan bahwa api tersebut bukan merupakan suatu berkat atau pahala tetapi akan terjadi karena 'pohon itu melakukan hal yang sama.' tidak menghasilkan buah yang baik.' Oleh karena itu api melambangkan simbol kehancuran. Contoh lain tentang api yang melambangkan, bukan kekuatan yang menyelamatkan, melainkan kekuatan yang merusak, terdapat di Lukas 17:29,30; Matius 13::49,50; 2 Tesalonika 1:8; Yudas7 ; dan 2Petrus 3:7,10.

~> Garpu penampi-Nya ada di tangan-Nya, dan Dia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi sekam akan Dia bakar dengan api

Ringkasan ajaran Yohanes Pembaptis ini menyentuh banyak masalah yang dihadapi oleh umat Allah pada periode sejarah mereka. Yohanes diutus oleh Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi Penebus yang akan datang.

Tuhan sering menyatakan diri-Nya kepada Israel di dalam dan melalui api. Dua referensi api terakhir menyinggung manifestasi Kehadiran Tuhan. Dibaptis atau dibenamkan sepenuhnya dalam Roh Kudus dan Api-Nya adalah hal yang sangat positif.
Namun, rujukan terakhir pada api menyinggung api penghakiman… api yang tak terpadamkan… api yang menghanguskan tanpa dapat ditahan… dan itu positif jika yang dikonsumsi adalah kejahatan.

Penyebutan pertama tentang api adalah bagian dari metafora yang lebih besar. Pohon secara simbolis adalah bangsa. Yohanes sedang berkata, “Seperti yang diketahui semua orang, jika sebuah pohon tidak baik, maka pohon itu akan dibuang dan dibakar. 

Kata Yunani yang digunakan untuk “membakar” adalah “katakaio.” Artinya: “terbakar”, “dilalap api”, atau “terbakar seluruhnya”.

Yesus juga menggunakan “katakaio” dalam Matius 13:30 dan Matius 13:40, dalam “Perumpamaan tentang Gandum dan Pohon.” Dalam ceritanya, lalang habis dimakan.

Yohanes Pembaptis mempunyai pesan ganda. Mereka yang bertobat akan “dikumpulkan ke dalam lumbung”, yaitu diterima ke dalam kerajaan. Mereka yang tidak bertobat, yang mungkin dipimpin oleh para pemuka agama, ibarat pohon tak berguna yang ditebang dan dibakar.

Api adalah sebuah metafora untuk penghakiman Allah, yang akan dilakukan oleh Kristus.

πῦρ (pyr ayat 10) dan πυρὶ (pyri ayat 12) adalah kata yang diterjemahkan api dan api dari bahasa Yunani.
Itu adalah akar kata dari pyromania.

Ayat 12 diterjemahkan sebagai api yang tidak dapat padam (πυρὶἀσβέστῳ- pyri asbesto). Asbes adalah akar kata dari asbesto, adalah  sesuatu yang tahan terhadap pembakaran. Pemahaman yang jelas mengenai api dalam konteks ini adalah penghakiman kekal.

Jadi, dengan bangsa-bangsa. Israel tidak terkecuali. Mereka juga akan menghadapi penghakiman jika mereka menolak Mesiasnya.”

Hal itu terjadi, dan selama dua ribu tahun, bangsa Israel menanggung penghakiman tsb… dari tahun 70 M bahkan hingga 1948 M.


IMPLEMENTASI DAN KESIMPULAN

Kesempatan hidup yg Tuhan berikan kepada kita, mari kita berusaha utk menghasilkan buah, baik buah kehidupan/karakter spt Yesus dan buah jiwa-jiwa yg di selamatkan dan buah tersebut tetap bahkan menghasilkan buah juga.

Yoh 15:16 : “Bukan kamu yg memilih Aku, tetapi Akulah yg memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yg kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya  kepadamu”

Jumat, 29 September 2023

SIKAP PAULUS MENGHADAPI PARA PENYESAT/PEMFITNAH - Konteks Surat 2 Korintus 10:1-11

 



SIKAP PAULUS MENGHADAPI PARA PENYESAT/PEMFITNAH - Konteks Surat 2 Korintus 10:1-11

Disusun oleh: Pdt. Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

10:1 Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. 
10:2 Aku meminta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi. 
10:3 Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, 
10:4 karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 
10:5 Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, 
10:6 dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna. 
10:7 Tengoklah yang nyata di depan mata kamu! Kalau ada seorang benar-benar yakin, bahwa ia adalah milik Kristus,  hendaklah ia berpikir di dalam hatinya, bahwa kami juga adalah milik Kristus sama seperti dia. 
10:8 Bahkan, jikalau aku agak berlebih-lebihan bermegah atas kuasa, yang dikaruniakan Tuhan kepada kami untuk membangun dan bukan untuk meruntuhkan kamu, maka dalam hal itu aku tidak akan mendapat malu. 
10:9 Tetapi aku tidak mau kelihatan seolah-olah aku menakut-nakuti kamu dengan surat-suratku. 
10:10 Sebab, kata orang, surat-suratnya memang tegas dan keras, tetapi bila berhadapan muka sikapnya lemah dan perkataan-perkataannya tidak berarti. 
10:11 Tetapi hendaklah orang-orang yang berkata demikian menginsafi, bahwa tindakan kami, bila berhadapan muka, sama seperti perkataan kami dalam surat-surat kami, bila tidak berhadapan muka.

LATAR BELAKANG
Maksud penulisan surat untuk jemaat Korintus yg kedua terkait erat dengan pertikaian yg terjadi bhw paulus ingin membenarkan dirinya dari tuduhan yang sudah dikenakan pada dirinya, sekaligus menjelaskan bahwa ia adalah rasul yang sebenarnya dan bukan rasul palsu seperti yang mereka tuduhkan.
Surat ini ditujukan kepada mereka untuk membahas masalah yang memecah belah jemaat, yang terutama disebabkan para rasul palsu (2 Kor 11:13) yang menyerang kredibilitas Paulus, menimbulkan perselisihan di antara jemaat, dan mengajarkan doktrin sesat.
Mereka mulai mempertanyakan ketegasannya dalam bersikap (2 Kor 1:15-17), berkata-kata (2 Kor 10:10; 11:6), dan keengganannya menerima dukungan dari jemaat Korintus (2 Kor 11:7-9; 12:13). Paulus juga menegur sekelompok jemaat yang belum bertobat dari perilaku yang tidak bermoral.

Paulus sangat bersukacita ketika tahu dari Titus kalau sebagian besar jemaat tidak lagi memberontak terhadapnya (2 Kor 2:12-13; 7:5-9). Paulus menyakinkan mereka kalau apa yang ia lakukan kepada mereka selama ini adalah bentuk pernyataan kasihnya yang tulus. Ia juga menegaskan soal kerasulannya, karena sebagian jemaat meragukan otoritasnya (2 Kor 13:3).
Dan surat ini juga mencatat ungkapan syukur Paulus karena segala sesuatu yang sudah dibenarkan, dan bahwa Tuhan selalu menghiburnya ketika mengalami masa-masa sulit, hal ini disampaikan untuk menghibur jemaat Korintus yang juga sedang mengalami masa-masa sulit (pasal 1-7). 


PEMAHAMAN
~> Paulus memberi peringatan kepada guru-guru palsu dan pengikutnya
📚 2 Kor 10:1-3
Sebenarnya sebagian besar orang percaya di Korintus telah mengaku wewenang Paulus dan tunduk kepada pengajaran dan kerasulannya (2Kor 7:8-16).
Namun, ada sebagian kecil orang, dipimpin oleh para pekerja curang yang sedang melemahkan Injil dan melakukan pekerjaan Iblis (2 Kor 11:13), yang terus-menerus melawan Paulus dan memfitnah pribadi dan karakternya.
Referensi : 2 Kor 10:1-13:14 ditujukan kepada orang percaya palsu ini.

● ~> Senjata dalam perjuangan orang percaya

📚 2 Kor 10:4 : Karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. 

📚 Kata "senjata duniawi" (yun) sarkikos ; sar-kee-kos, senjata di level kedagingan yakni di kuasai nafsu dan dosa (empowered by the flesh, sin, and lust)

Jadi dalam 2 Korintus 10:4, Paulus menulis, “Senjata [orang percaya] dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng” (rintangan dari dosa dan kejahatan yang melawan kebenaran Allah).
Senjata rohani ini termasuk kebenaran, keadilan, iman, Roh Kudus, firman Allah, kasih, dan pengharapan akan keselamatan (Efesus 6:11-17; 1 Tesalonika 5:8).
Kita melawan kejahatan melalui hubungan dengan Allah dan melalui kuasa doa serta firman Allah.

📚 Efesus 6:12 bhw peperangan kita ialah melawan kuasa roh yang jahat.
Oleh sebab itu, senjata duniawi seperti kecerdikan, bakat, kekayaan, ketrampilan berorganisasi, kefasihan bicara, propaganda, kharisma, dan kepribadian manusiawi tidaklah memadai untuk meruntuhkan benteng Iblis.
Sebab senjata duniawi tidak akan dapat menghasilkan suatu kebangunan rohani Rohani, karena senjata demikian tidak mungkin dapat membinasakan benteng-benteng dosa, melepaskan kita dari kuasa Iblis atau meruntuhkan nafsu jahat yang sedang merajalela dalam dunia sekarang.
Jadi jikalau kita memakai senjata duniawi, maka kita hanya akan menjadikan gereja duniawi yg membawa kepada kebinasaan

Senjata satu-satunya yang memadai untuk membinasakan kubu-kubu Iblis, ketidakbenaran dan pengajaran yang palsu ialah senjata yang dikaruniakan Allah yaitu senjata yg bersifat rohani dan yg berasal dari Allah.

Paulus mencatat beberapa senjata tsb yaitu penyerahan hidup kepada sang kebenaran/Allah, hidup yang benar, pemberitaan Injil, iman, kasih, pengharapan keselamatan, Firman Allah, dan doa yang tak berkeputusan (Ef 6:11-19; 1Tes 5:8).
Dengan menggunakan berbagai senjata tsb untuk melawan musuh, maka kita akan menang. Kehadiran dan kerajaan Allah akan dinyatakan dalam kuasanya untuk menyelamatkan orang berdosa, mengusir setan-setan, menguduskan orang percaya, membaptis dengan Roh Kudus dan menyembuhkan orang sakit

📚 Kata "benteng-benteng" (yun) ochuroma ; okh-oo'-ro-mah, digunakan dalam bahasa Yunani sekuler untuk menggambarkan instalasi militer yang kuat, benteng pertahanan, atau tempat berbenteng

▪ Benteng berbicara "tentang hal-hal yang hanya menjadi kepercayaan manusia." ( Kamus Ekspositori Perjanjian Baru Vine )
▪Penggunaan ochuroma dalam Amsal 21:22 agak mirip dengan penggunaan Paulus...
📚 Orang bijak menaklukkan kota para perkasa, dan merobohkan benteng (ochuroma) yang mereka percayai.

Kamus Bahasa Inggris Oxford Ringkas memiliki satu entri yang menyatakan benteng adalah "seseorang atau benda yang tidak rentan terhadap pengaruh luar". 
Namun, Paulus mengatakan bahwa benteng-benteng yang mungkin tampak tidak dapat ditembus oleh penalaran humanistik atau daging, berpotensi dihancurkan oleh senjata-senjata ilahi yang ampuh .

▪ Paulus mengatakan senjata rohani kita dapat menghancurkan benteng-benteng setan.
Senjata seperti doa, membaca dan merenungkan Firman, ketaatan, puasa, dan pelayanan dapat meledakkan benteng-benteng setan, dan itulah yang harus kita lakukan.
▪ Benteng-benteng tersebut tidak perlu direnovasi atau diperindah dg cara-cara duniawi.
▪ Tuhan tidak menyuruh kita menangkapnya, mengganti kuncinya, dan menggunakannya untuk Dia.
▪ Benteng setan harus dirobohkan.
▪ Jadi benteng dalam konteks ini adalah pemikiran dan persepsi yang salah, bertentangan dengan pengetahuan sejati tentang Tuhan dan hakikat Tuhan.

~> Implementasi Senjata Allah
📚 2 Kor 10:5 : Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, ...

📚 Kata "mematahkan" (yun) kathaireo ; kath-ahee-reh'-o, bermakna secara harafiah berarti penghancuran sehingga terjadi pembongkaran dan peruntuhan.
▪ Dlm LXX (septuaginta) menggunakan dalam bhs ibrani spt menghancurkan kota-kota dan melengserkan para penguasanya.
▪ Participle (kata kerja ing) "menghancurkan" adalah present tense (menerangkan suatu pekerjaan yg sdg dilakukan/dilakukan berulang-ulang dlm waktu sekarang) ~> berbicara ttg aktivitas yg berkelanjutan

📚 Kata " setiap siasat" (yun) logismos ; log-is-mos' : pikiran; siasat; cara pikir yang menyesatkan

📚 Kata "kami menawan" (yun) aichmalotizo ; aheekh-mal-o-tid'-zo, berasal dari 2 suku kata yaitu "aichme = tombak" dan "halotos = diambil/ditaklukan" adalah istilah militer yg berarti menawan sgl tawanan atau dibawa pergi sbg tawanan (Luk.21:24).
▪ Paulus menggunakan kata kerja ini secara kiasan untuk menggambarkan kuasa Dosa yang berdiam di dalam diri seseorang untuk menawan atau menjadikan mereka tawanan dalam arti rohani (Rm 7:23)
▪ sbg contoh, Kata kerja ini digunakan oleh Paulus dalam 2Tim 3:6, untuk merujuk pada menundukkan atau memikat "perempuan lemah" dengan mengajarkan doktrin yang tidak sehat (kesalahan).

📚 Kata "menaklukkannya" (yun)  hupakoe ; hoop-ak-o-ay', berasal dari dua suku kata yaitu "hupó = di bawah" dan "akoúo= mendengar"
▪ Kata kerja hupakouo secara harfiah berarti "mendengar di bawah", yaitu mendengarkan dari posisi bawahan di mana kepatuhan terhadap apa yang dikatakan diharapkan dan dimaksudkan.
▪ Hupakoe menyatakan bahwa satu sidang berada di bawah wewenang orang lain. 
▪ Jadi, hupakoe berarti kepatuhan (kecenderungan untuk mengalah pada orang lain) terhadap tuntutan atau permintaan seseorang di atas kita dalam hal ini Kristus.
▪ Ketaatan adalah ketundukan atau mendengarkan suatu perintah. 
▪ Ketaatan adalah melaksanakan perkataan dan kehendak orang lain, khususnya kehendak Tuhan.
Ex : Seperti seekor anjing yg taat dg tuannya (cukup dg siulan atau kode-kode tertentu)

▪ Jadi Hupakoe menyampaikan gambaran seseorang yang mendengarkan dan mengikuti instruksi. 
▪ Menyerah pada apa yang didengar berarti mengubah sikap, meninggalkan kecenderungan sifat berdosa yang memberontak terhadap instruksi dan perintah Ilahi dan mencari kehendak Tuhan, bukan kehendak diri sendiri. 
▪Bukti bahwa kita termasuk umat pilihan bukanlah sekedar omongan kosong tentang betapa amannya kita setelah kita percaya, melainkan betapa sensitifnya kita terhadap prinsip dan praktik ketaatan kepada Yesus.

KESIMPULAN
Peperangan orang percaya meliputi tindakan menyesuaikan segala pikiran kita dengan kehendak Kristus; kegagalan untuk melakukan hal itu akan menyebabkan kebejatan dan kematian rohani (Rom 6:16,23; 8:13).

📚 Langkah-langkah agar dapat menaklukkan pikiran kita kepada Tuhan
a) Kita harus menyadari bahwa Allah mengetahui setiap pikiran semua orang dan tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari hadapan-Nya (Mazm 94:11; 139:2,4,23-24).
Kita harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah bagi pikiran, bahkan perkataan, dan perbuatan kita (2Kor 5:10; Pengkh 12:14; Mat 12:35-37; Rom 14:12).

b) Kita harus sadar bahwa pikiran kita merupakan pusat medan pertempuran yg sesungguhnya.
Menawan setiap pikiran menuntut peperangan melawan baik tabiat berdosa kita maupun kuasa roh-roh jahat (Ef 6:12-13; bd. Mat 4:3-11).
Tolak dan lawanlah dengan gigih pikiran yang jahat dan yang tidak rohani dalam nama Tuhan Yesus Kristus (Fili 4:8).
Ingatlah bahwa sebagai orang percaya, kita mengalahkan musuh kita oleh darah Anak Domba, oleh perkataan kesaksian kita, dan dengan terus-menerus mengatakan "Tidak!" kepada Iblis, pencobaan, dan dosa (Tit 2:11-12; Yak 4:7; Wahy 12:11; bd. Mat 4:3-11).

c) Bersikap tegas dalam memusatkan pikiran pada Kristus dan perkara sorgawi lebih daripada perkara duniawi (Fili 3:19; Kol 3:2), sebab pikiran yang dikendalikan oleh Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rom 8:6-7).
Penuhilah pikiran kita dengan Firman Allah (Mazm 1:1-3; Mazm 19:8-15; 119:1-176) dan dengan perkara yang mulia, yang baik dan yang patut dipuji (Fili 4:8).

d) Kita harus berhati-hati selalu akan apa yang dilihat oleh mata dan apa yang didengar oleh telinga yg akan mengkamirkan pikiran kita.
Tolak dengan tegas untuk mengizinkan mata kita menjadi alat penyalur hawa nafsu (Ayub 31:1; 1Yoh 2:16), atau untuk meletakkan hal-hal yang tidak patut dan jahat di depan mata kita, baik itu berbentuk buku, majalah, gambar, siaran televisi, dan atau hal apa saja kehidupan sehari-hari yg bertentangan dg Firman Kebenaran (Maz. 101:3; Yes 33:14-15; Rom 13:14).

PENUTUP
Standar hidup yang harus kita kenakan dalam menjalani hidup kita setiap hari ialah standar hidup yg sesuai dg kebenaran yg mutlak yaitu kebenaran Allah.
📚 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus (Fil.2:5).


* Jika ada pertanyaan hub. Wa : 082157116469
* Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot

Senin, 25 September 2023

PEMAHAMAN TENTANG PENGURAPAN MINYAK

 



PEMAHAMAN TENTANG PENGURAPAN MINYAK

Disusun oleh: Pdt. Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

📚 Kata "Pengurapan khusus dengan minyak" (ibr) מָשַׁח - "MASHAKH" bermakna mengoles, melumuri, menggosok dengan minyak atau sesuatu yang terbuat dari minyak, kemudian dari kata tsb terbentuk kata dasar "Urapan" ( מָשְׁחָה - MASH'KHAH).
▪ Dari kata dasar yang sama pula, membentuk מָשִׁיחַ - MASHIAKH, Mesias, yang diurapi.

📚 Kata "Mesias" (yun) χριστος ; khristos, bentuk kata kerjanya : χριω ; khriô, "mengurapi".
▪ Kata ini merupakan asal bentuk kata Indonesia "Kristus" atau bahasa Inggrisnya: "Christ" 
▪ "Kristus" adalah gelar-Nya, yang menandakan bahwa Yesus diutus oleh Allah sebagai Raja dan Juruselamat (baca Daniel 9:25; Yesaya 32:1).
▪ Jadi "Yesus Kristus" artinya adalah "Yesus Sang Mesias" atau "Yesus yang Diurapi."


■ LATAR BELAKANG:

▪ Pengurapan berasal dari kebiasaan para gembala.
▪ Kutu dan serangga lainnya sering masuk ke dalam bulu domba.
▪ Ketika sampai ke dekat kepala domba, kutu dan serangga ini bisa masuk ke dalam liang telinga sehingga membunuh domba tersebut.
▪ Jadi, gembala-gembala di jaman dulu menuangkan minyak di atas kepala domba.
▪ Hal ini membuat bulu domba menjadi licin, sehingga mustahil bagi serangga untuk mendekati telinga domba.
▪ Dari kebiasaan inilah, urapan menjadi simbol dari berkat, perlindungan, dan pengesahan.

📚 Kata "mengurapi" (yun) χριω ; khrio, yang berarti "untuk mengolesi atau menggosok dengan minyak" dengan maksud "untuk mentahbiskan pelayanan jabatan atau ibadah."
📚 Juga dipakai kata "aleipho" yang berarti "mengurapi."
▪ Pada zaman itu, orang diurapi dengan minyak untuk menyatakan berkat Allah atau mengesahkan panggilan hidup orang tersebut (Kel 29:7; Kel 40:9; 2 Raj 9:6; Pkh 9:8; Yak 5:14).

▪ Seseorang diurapi untuk tujuan tertentu seperti untuk menjadi raja, menjadi seorang nabi, untuk membangun sesuatu, dll.
▪ Tidak ada yang salah dengan praktik mengurapi seseorang dengan minyak hingga sampai pada hari ini.
▪ Kita hanya perlu memastikan bahwa tujuan pengurapannya itu harus alkitabiah.
▪ Minyak urapan jangan dilihat sebagai sesuatu atau ramuan ajaib.
▪ Minyak itu sendiri tidak memiliki kekuatan apapun.
▪ Hanya Allah dengan kuasaNya yang bisa mengurapi seseorang untuk tujuan tertentu.
▪ Jika kita menggunakan minyak, itu seharusnya hanya menjadi simbol dari apa yang Allah lakukan.

📚 Arti lainnya untuk kata diurapi adalah "yang terpilih."
▪ Alkitab menyatakan bahwa Yesus Kristus diurapi oleh Allah dengan Roh Kudus, untuk memberitakan Kabar Baik dan membebaskan mereka yang telah ditawan oleh dosa (Luk 4:18-19; Kis 10:38).
▪ Setelah Kristus meninggalkan bumi, Dia menganugerahkan karunia Roh Kudus kepada kita (Yoh 14:16).
▪ Semua orang percaya atau kristen telah diurapi (1 Yoh 2:20).
▪ Mereka dipilih untuk tujuan tertentu, untuk mengerjakan sesuatu bagi Kerajaan Allah.

📚 "Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi, memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita" (2 Kor 1:21-22).

▪ Dari kutipan di atas bisa kita terjemahkan bahwa pengurapan itu adalah suatu tindakan kepada benda atau pribadi yang dikhususkan untuk keperluan keIlahian atau pelayanan untuk Allah.

PEMAHAMAN
Tindakan pengurapan dengan minyak (menuangkan minyak) pertama kali, dilakukan oleh Yakub
📚 Kejadian 28:18
LAI TB, Keesokan harinya pagi-pagi Yakub mengambil batu yang dipakainya sebagai alas kepala dan mendirikan itu menjadi tugu dan menuang minyak ke atasnya.

▪ Ayat di atas, dilatar belakangi peristiwa dimana Yakub mendapat pengelihatan dari Allah di Betel.
▪ Dimana pada suatu malam Yakub memperoleh kehormatan melalui sebuah hubungan khusus dengan Allah, sebuah penglihatan atau mimpi tentang para malaikat yang naik turun sebuah tangga yang mencapai langit.
▪ Catatan kisah tentang mimpi Yakub: 
Ada sebuah tangga/undakan yang menghubungkan langit dan bumi, kisah ini menjadi kisah yang amat terkenal.

Ada media khusus yang digunakan, yaitu "minyak" שֶׁמֶן - SHEMEN, nomina maskulin.
Dan respon Allah terhadap penuangan minyak tsb merujuknya bahwa tindakan itu adalah "pengurapan" (anointing), dan dari ayat inilah verba "mengurapi dengan minyak" (Ibrani: מָשַׁח - MASHAKH) di gunakan dalam Alkitab kita, naskah bahasa asli Ibrani.

📚 Kejadian 31:13
LAI TB, Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau, pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu."

📚 Kata "mengurapi dengan minyak" (Ibr) מָשַׁח ; MASHAKH, kata ini membentuk Nomina yang menjadi gelar bagi "seseorang yang diurapi": "Sang Mesias" (Ibrani: הַמָּשִׁיחַ - HAMASHIAKH).

▪ Tindakan penuangan minyak/ pengurapan dengan minyak ini diulangi-nya lagi, setelah Yakub menerima wahyu dari Allah untuk yang kedua kalinya di Betel, kembali Yakub mendirikan sebuah tugu dan menuangkan minyak di atasnya, sebagai pengukuhan namanya yang baru "Israel" ( יִשְׂרָאֵל - YIS'RA'EL) dan juga berkat-berkat Allah.
▪ Hal ini dilakukannya agar peristiwa itu menjadi pengingat pada keimanannya yang baru, dan hubungan barunya dengan Allah, dan kehidupannya yang meneruskan kovenan dari Abraham.
▪ Dia adalah ahli waris dari janji-janji yang telah diberikan kepada Abraham.
Perjanjian itu masih berlaku sepenuhnya, dan akan tetap mengikat dirinya dan keluarganya

📚 Kejadian 35:14-15
35:14 LAI TB, Kemudian Yakub mendirikan tugu di tempat itu, yakni tugu batu; ia mempersembahkan korban curahan dan menuangkan minyak di atasnya.
35:15 LAI TB, Yakub menamai tempat di mana Allah telah berfirman kepadanya "Betel".

▪ Tindakan "mengurapi dengan minyak", yang dilakukan oleh Yakub, bapa leluhur bangsa Israel tsb menjadi formula penting dalam peribadatan bangsa Israel di kemudian hari

📚 Keluaran 28:41; 29:4-7
28:41 LAI TB, Maka semuanya itu haruslah kaukenakan kepada abangmu Harun bersama-sama dengan anak-anaknya, kemudian engkau harus mengurapi, mentahbiskan dan menguduskan mereka, sehingga mereka dapat memegang jabatan imam bagi-Ku.

29:4 LAI TB, Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.
29:5 LAI TB, Kemudian kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun kemeja, gamis baju efod, dan baju efod serta tutup dada; kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya;
29:6 LAI TB, kautaruhlah serban di kepalanya dan jamang yang kudus kaububuh pada serban itu.
29:7 LAI TB, Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia.

▪ Kita melihat di sini, dari dasar Perjanjian Lama, bahwa para bapa leluhur Israel, mereka mengurapi orang ataupun mengurapi benda untuk menandakan kesuciannya, atau pengkhususannya bagi Allah.

KEPADA SIAPA PENGURAPAN DIBERIKAN (PL)

● A. PL: Para Imam Israel - disebut "Mesias" - sebab ia mendapatkan pengurapan
▪ Keluaran 29 menjelaskan perintah hukum Taurat dalam menahbiskan imam Israel pertama yang diurapi.
▪ Ayat 7 mengatakan, "Sesudah itu kauambillah minyak urapan dan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia."
▪ Dengan demikian, para imam dalam Perjanjian Lama disebut sebagai הַכֹּהֵן הַמָּשִׁיחַ - HAKOHEN HAMASIAKH
▪ Jadi para Imam dalam PL, mereka adalah mesias-mesias (orang-orang yang diurapi).

📚 Imamat 4:5 LAI (TB), Imam yang diurapi (HAMASIAKH) itu harus mengambil sebagian dari darah lembu itu, lalu membawanya ke dalam Kemah Pertemuan.

▪ Pengurapan menunjukkan bahwa imam dikhususkan untuk pelayanan suci kepada Allah.
▪ Pemilihan Harun dan putra-putranya untuk pelayanan di Kemah Suci adalah untuk menguduskan/memisahkan mereka untuk pelayanan Ibadah Suci kepada Allah Israel.
▪ Pengurapan digunakan di tempat lain dalam Alkitab untuk memisahkan orang untuk pelayanan. ▪ Samuel mengurapi Saul dan kemudian Daud sebagai raja Israel.

📚 Markus 14: 8, (NKJV) Yesus membela seorang wanita yang telah menuangkan minyak ke atas-Nya, dengan mengatakan, “Dia telah datang sebelumnya untuk mengurapi tubuh-Ku untuk penguburan”.
▪ Arti sebenarnya dari kata Kristus adalah “Yang Diurapi.”
▪ Yesus “dipisahkan” sebagai Hamba Allah (lihat Yesaya 42:1).

● B. PL: Raja-raja Israel adalah "Mesias," sebab mereka juga mendapatkan pengurapan
Bukan hanya para Imam, para raja-raja Israel, mereka adalah juga orang-orang Yang diurapi.

📚 1 Samuel 2:10 LAI TB, Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan; atas mereka Ia mengguntur di langit. TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya (MESHIKHO- Mesias-Nya)

KEBIJAKSANAAN DALAM PENGGUNAAN MINYAK URAPAN

Pengurapan : Tanda Perkenan dan Pengukuhan atas Sang Raja/Penguasa

📚 Pada waktu seseorang diurapi dengan minyak, minyak itu ditaruh di atas kepalanya dan dibiarkan mengalir ke janggutnya dan ke kerah pakaiannya (Mazmur 133:2).
▪ Pada zaman sejarah Alkitab, orang-orang Semit secara seremonial mengurapi para penguasa.
▪ Hal itu menandakan diteguhkannya pelantikan mereka secara resmi (Hakim 9:8, 15; 1 Samuel 9:16; 2 Samuel 19:10).

Samuel mengurapi Saul sebagai raja setelah Allah menunjuk Saul sebagai pilihan-Nya.

📚 1 Samuel 10:1 LAI TB, Lalu Samuel mengambil buli-buli berisi minyak, dituangnyalah ke atas kepala Saul, diciumnyalah dia sambil berkata: "Bukankah TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas umat-Nya Israel? Engkau akan memegang tampuk pemerintahan atas umat TUHAN, dan engkau akan menyelamatkannya dari tangan musuh-musuh di sekitarnya.
Inilah tandanya bagimu, bahwa TUHAN telah mengurapi engkau menjadi raja atas milik-Nya sendiri

▪ Daud diurapi sebagai raja pada tiga peristiwa: satu kali oleh Samuel, kemudian oleh orang-orang dari suku Yehuda, dan terakhir oleh semua suku (1 Samuel 16:13; 2 Samuel 2:4; 5:3)

📚 1 Samuel 16:13 LAI TB, Samuel mengambil tabung tanduk yang berisi minyak itu dan mengurapi Daud di tengah-tengah saudara-saudaranya. Sejak hari itu dan seterusnya berkuasalah Roh TUHAN atas Daud. Lalu berangkatlah Samuel menuju Rama.

▪ Harun diurapi setelah pelantikannya sebagai imam besar, dindakan mengurapi ini dalam maksud untuk "menguduskannya" (harfiah: memisahkannya), untuk suatu jabatan yang khusus dan yang kudus

📚 Imamat 8:12 LAI TB, Kemudian dituangkannya sedikit dari minyak urapan itu ke atas kepala Harun dan diurapinyalah dia untuk menguduskannya.

▪ Selanjutnya, pada pakaian Harun dan putra-putranya sedikit minyak dipercikkan kepada mereka beserta darah korban dipercikkan, tetapi hanya Harun yang kepalanya dituangi minyak (Imamat 8:30).
▪Kadang-kadang seseorang dianggap telah diurapi karena ditahbiskan oleh Allah, meskipun tidak dituliskan ada minyak yang ditaruh di atas kepalanya.
▪ Prinsip tersebut diperlihatkan pada waktu Allah memberi tahu Elia untuk mengurapi Hazael sebagai raja Aram, Yehu sebagai raja Israel, dan Elisa sebagai nabi pengganti dirinya sendiri (1 Raja 19:15-16).
▪ Catatan Alkitab memperlihatkan bahwa salah seorang dari kelompok para nabi yang melayani Elisa memang mengurapi Yehu dengan minyak harfiah, untuk menjadi raja Israel (2 Raja 9:1-6).
▪ Namun, tidak ada catatan bahwa ada orang lain yang mengurapi Hazael atau Elisa dengan minyak.

KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dalam Perjanjian Baru, tidak dijumpai adanya pengurapan kepada para imam dalam suatu penahbisan.
Namun demikian, kegiatan-kegiatan gereja di masa sekarang, apabila dalam penahbisan imam-imam gereja menggunakan minyak, tentu saja tidak dapat dilarang.
Seorang imam yang diurapi adalah orang yang dikhususkan untuk melayani Allah.

Walau pengurapan dengan Minyak tidak secara menyeluruh masih dilakukan di gereja-gereja, Namun sebagian masih menggunakan tradisi ini.
Pengurapan yang masih digunakan dalam upacara gereja untuk upacara-upacara penahbisan adalah bagian dari upacara publik yang dirancang untuk memberi kesan kepada setiap orang bahwa Allah telah memilih orang ini untuk suatu tugas khusus.
Gagasan pengurapan untuk memisahkan seseorang juga dikaitkan dengan raja-raja dan mengacu pada Tuhan Yesus.

Di gereja-gereja, pengurapan dikaitkan dengan doa berkat, doa kesembuhan bagi orang sakit, doa pengutusan utk jabatan tertentu dll.
Pengurapan berkonotasi dengan gagasan kekudusan dan penyucian, konsep kunci bagi para imam Yahudi dan menjadi ciri penting bagi orang percaya di dalam Kristus saat ini.


* Jika ada pertanyaan hub. Wa : 082157116469
* Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot

Sabtu, 23 September 2023

MAKNA MENYEMBAH DALAM ROH DAN KEBENARAN - (Yohanes 4:24)

 


MAKNA MENYEMBAH DALAM ROH DAN KEBENARAN - (Yohanes 4:24)


📚 Yohanes 4:24
LAI TB, Allah itu Roh (PNEUMA) dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
KJV, God is a Spirit (PNEUMA): and they that worship him must worship him in spirit and in truth.

Gerika, pneuma {Roh} ho {(itu)} theos {Allah} kai {dan} tous {(orang-orang yang)} proskunountas {menyembah, verb - present active participle - accusative plural masculine} auton {Dia} en {Dalam} pneumati {roh} kai {dah} alêtheia {kebenaran} dei {harus} proskunein {menyembah}

📚 Allah itu Roh, Dia harus disembah dalam roh dan kebenaran, memiliki dasar teologis, sbb:
1]. karena Allah Bapa merindukan penyembah-penyembah demikian.
2]. karena Allah sendiri adalah Roh, dan bukan daging.
Jelaslah, bahwa Allah yang Roh adanya, tidak boleh disembah jika bukan dalam roh kita, secara munafik.
Penyembah yang menyembah Dia secara badaniah, tetapi tidak dalam roh mereka, tidak dikenan-Nya.
3]. karena Allah sendiri adalah Roh, maka penyembahan kepada-Nya tidak dibatasi ruang/ tempat tertentu saja, bahkan tidak dibatasi menghadap arah kiblat tertentu saja.
Jadi dlm kita berdoa tidak ada kiblat dan kalau bicara kiblat Tuhan Yesuslah kiblat kita.

Catatan :
▪> Orang Samaria jika berdoa harus menghadap Gunung Gerizim.
Selain itu, gunung ini juga menjadi tempat yang menjadi pusat peribadahan orang-orang Samaria.Mereka melakukan ibadah kepada Allah di dekat gunung Gerizim ini dengan mendirikan sebuah Bait Allah. 
Tidak diketahui dengan pasti kapan Bait Allah tersebut dibangun.
Hal ini menjadi puncak pertentangan orang-orang Yahudi dan orang-orang Samaria, dan tempat ini menjadi alternatif bagi Yerusalem.
Namun, pada akhirnya, Bait Allah mereka tersebut dihancurkan oleh Yohanes Hyrkanos pada tahun 129 SM, sehingga menambah kebencian orang-orang Samaria terhadap orang-orang Yahudi.
▪> Orang Israel harus menghadap Yerusalem (Daniel ; Dan.6:10)

Untuk dapat memahami ayat tersebut baiklah kita membacanya dari ayat 21-26 :

📚 Yohanes 4:21-26
4:21 Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem.
4:22 Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi.
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
4:25 Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami."
4:26 Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau."

PEMAHAMAN
Karena umat Tuhan harus beribadah di dalam roh dan kebenaran, sebagaimana yg di kehendaki Tuhan, sehingga bentuk wilayah dan tempat yang disucikan tidak lagi menjadi sesuatu yang dipermasalahkan ataupun diperdebatkan.
Tuhan Yesus menghubungkan "menyembah dalam roh dan kebenaran" dengan "penyembah yang benar" (ayat 23)
Sesungguhnya mereka ini adalah kelompok umat yang benar-benar berbakti, dan berbeda dengan orang-orang lain yang 'nampaknya' saja berbakti dengan melakukan 'tingkah laku agamawi' dan "simbol-simbol agamawi".
Tekanan utama dalam Yohanes 4:23 ini adalah 'roh' sebagaimana nampak pada kalimat seanjutnya yaitu "Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian".
Ibadah/penyembahan yang benar itu harus rohaniah dan bukan jasmaniah/kasat-mata, hal tersebut dikarenakan Allah itu Roh.
Allah mencari penyembah-penyembah yang benar yang bersesuaian dengan sifat-Nya.
Dalam ayat 24 lebih dijelaskan bahwa "Allah itu Roh", ini mengacu pada sifat asasi-Nya.

📚 Dalam Ibrani 12:1-24, penulis Ibrani merujuk kepada umat percaya.
Ia menyatakan bahwa kebesaran iman kepada Allah Israel melalui Yesus Sang Mesias harus memberi dampak yang lebih besar daripada yang diabadikan dalam tradisi Yahudi dan Ia mendesak orang percaya untuk bertekun dalam iman.

"Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, ....kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, ...
Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel."
Dasar argumen di sini adalah bahwa tanggung jawab untuk masuk kedalam Perjanjian Baru jauh lebih besar daripada tingkat tanggung jawab perjanjian yang dihadapi oleh umat Allah di masa lalu. Dan ibadah dalam Perjanjian Baru tidak mengutamakan tempat secara geografis menjadi kiblat. Kitab Ibrani menulis "Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus", inilah kiblat kita sekarang yang bersifat rohani (tdk spt org samaria dan org israel yg mempersoalkan hal tsb.)

Penulis Ibrani mengungkapkan segala sesuatu yang lebih besar:
1. Tuhan Yesus lebih besar dari Musa, Dia adalah Kiblat kita;
2. Perjanjian Baru lebih besar dari besar Perjanjian Lama;
3. Darah orang yang benar dl PB (Yesus) lebih besar dari darah orang benar dlm PL (Habel).
Pada dasarnya semakin besar suatu Perjanjian, maka semakin besar pula tanggung jawab-nya. Salah satu argumen termasuk dalam perbandingan keseluruhan dalam kitab Ibrani adalah bahwa "Yerusalem Surgawi" adalah lebih baik dan lebih besar daripada kebesaran Yerusalem (bukit Sion) secara duniawi.

Tuhan Yesus di dalam perjanjianNya di Sikhem, menyatakan bahwa pusat ibadah duniawi itu telah dipindahkan dari Yerusalem fisik (yaitu kiblat umat Israel pada Perjanjian Lama) kepada "Yerusalem surgawi", yaitu Yerusalem yang secara rohani terkonsentrasi pada jiwa-jiwa setiap umat-Nya yang berpusat kepada-Nya.

Selanjutnya, kita melihat peristiwa ketika Tuhan Yesus berbicara dengan Nathanael.
Kita akan menemukan keterkaitan peristiwa Yohanes pasal terkait dalam Yohanes 1:50-51 dan Ibrani 12:1-24.

📚 Yohanes 1:50-51
1:50 Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu."
1:51 Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."

Tuhan Yesus mengambil satu peristiwa yang tertulis dalam Kitab Taurat, tentag mimpi Yakub, dimana ada malaikat Allah turun naik di Tanah Suci Israel di tempat di mana ia sedang tidur (Kejadian 18: 12).
Dia mengatakannya kepada Nathanael bahwa malaikat akan segera naik dan turun, bukan di "Betel" (harfiah: Rumah Allah) yang diyakini orang Samaria sebagai gunung Gerizim.
Tetapi pada akhir Rumah Allah itu adalah Tuhan Yesus sendiri (Yohanes 1:14), yg adalah arah Kiblat bagi seluruh org percaya kpd-Nya.

Penyembahan di dalam roh dan kebenaran adalah penyembahan yang sesuai dengan hakekat Allah yang adalah Roh.
Sedangkan penyembahan dalam kebenaran berkaitan dengan sikap hati yang bersih, berdoa dengan tulus (yang telah membuang rasa marah dan dengki)

▪ >Allah adalah Sumber Kebenaran Rohani.
▪ >Sang pemazmur Daud menyebut Allah sebagai "Allah kebenaran" (ayat referensi)
📚 Mazmur 31:6
LAI TB, Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; Engkau membebaskan aku, ya TUHAN, Allah yang setia.
MILT, Ke dalam tangan-Mu aku menyerahkan rohku, Engkau telah menebusku, ya TUHAN , Allah kebenaran.
NIV, Into your hands I commit my spirit; deliver me, Lord, my faithful God.
KJV, Into thine hand I commit my spirit: thou hast redeemed me, O LORD God of truth.
Ibrani, BEYAD'KHA {ke dalam tangan-Mu} 'AF'QID {Aku akan menyerahkan/menitipkan, I commit, Verb Hiphil Imperfect 1st Com. Sing.} RUKHI {roh-ku} PADITAH {Engkau telah membebaskan} 'OTI {kepadaku} YEHOVAH {dibaca: 'Adonay, TUHAN} 'EL {Allah} 'EMET {yang setia/ yang benar}

Bandingkan:

📚 Mazmur 26:3
▪ LAI TB, Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.
▪ KJV, For thy lovingkindness is before mine eyes: and I have walked in thy truth.
▪ Ibrani, KÏ {sebab} -KHAS'DEKHA {kasih setia-Mu} LENEGED {tertuju} 'EYNAI {mataku} VEHITHALAKHTI {dan aku berjalan} BA'AMITEKHA {di dalam kebenaran-Mu}

📚 Mazmur 86:11
▪ LAI TB, Tunjukkanlah kepadaku jalan-Mu, ya TUHAN, supaya aku hidup menurut kebenaran-Mu; bulatkanlah hatiku untuk takut akan nama-Mu.
▪ KJV, Teach me thy way, O LORD; I will walk in thy truth: unite my heart to fear thy name.


📚 Mazmur 119:30
LAI TB, Aku telah memilih jalan kebenaran, telah menempatkan hukum-hukum-Mu di hadapanku.
KJV, have chosen the way of truth: thy judgments have I laid before me.
Ibrani, DEREKH {jalan}-'EMUNAH {kebenaran} VAKHARTI {dan Aku telah memilih} MISH'PATEYKHA {hukum2-Mu} SHIVITI {aku telah menempatkan}

▪ Selaras dengan ayat-ayat di atas, Tuhan Yesus, Allah yang inkarnasi ke bumi pun bersabda: "Akulah Kebenaran!" :

📚 Yohanes 14:6
▪ LAI TB, Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku."
▪ KJV, Jesus saith unto him, I am the way, the truth, and the life: no man cometh unto the Father, but by me.
▪ Yunani, legei {berkata} autô {kepadanya} ho iêsous {Yesus} egô {AKU} eimi {ADALAH} hê hodos {JALAN} kai {dan} hê alêtheia {KEBENARAN} kai {dan} hê zôê {HIDUP} oudeis {tidak seorangpun} erkhetai {datang} pros {kepada} ton patera {BAPA} ei {jika} mê {tidak} di {melalui} emou {AKU}


Jadi, jelaslah bahwa orang-orang yang mencari kebenaran adalah dalam pengajaran Tuhan Yesus Kristus Sang Sumber Kebenaran.
Para pencari kebenaran perlu memperoleh pengetahuan tentang Allah (Amsal 2:5).
Dan, Allah secara pengasih telah mengajarkan atau menyampaikan kebenaran dengan berbagai cara untuk dapat diterapkan para umat-Nya dalam seluruh aspek kehidupannya.

Inilah dasar dan pola ibadah baru yang ditetapkan Tuhan Yesus Kristus yang dimulai pada Perjanjian Baru, dimana penyembahan bukanlah berdasarkan 'tempat' atau 'simbol' atau 'upacara' atau 'kiblat' atau berdasarkan 'lokasi' (Yohanes 4:21-22) melainkan berdasarkan hakekat-Nya, yaitu Roh.
Segala perlambangan agamawi yang sudah dikenal dalam Perjanjian Lama dimaknai baru dalam Roh.
Karena Allah itu Roh, maka penyembah-penyembahNya harus bersesuaian dengan Yang disembah.






Jumat, 15 September 2023

KARAKTERISTIK KASIH ALLAH YG MENGUBAHKAN -- eksposisi 1 Korintus 13:1-13

 



KARAKTERISTIK KASIH ALLAH YG MENGUBAHKAN -- eksposisi 1 Korintus 13:1-13

Disusun oleh: Pdt. Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

PENDAHULUAN DAN LATARBELAKANG
Korintus, sebuah kota kuno di selatan negeri Yunani, yang pada zaman Paulus merupakan kota metropolitan.
Perniagaannya ramai karena letaknya istimewa.
Sebelah-menyebelah terdapat pelabuhan yang baik, seperti Kengkrea di sebelah timur dan Likaionia disebelah barat. 
Korintus menjadi pusat perdagangan antara Italia dan Asia Barat.

Menjadi tempat pertemuan, kota ini merupakan juga sarang rupa-rupa agama, baik yang asli Yunani, maupun yang asing : Afrodite, Serapis, Isis, Magna Mater (Ibunda Agung) semuanya mempunyai penganutnya ; dan yang disebut merupakan sebagian kecil dari segaladewata.

Letak tempat Korintus yang sangat majemuk, menyebabkan berbagai macam aliran,kepercayaan dan agama ada di kota Korintus. 
Agama-agama yang berasal dari Roma dan Yunani, tetapi juga, malah terutama agama-agama yang berasal dari kawasan timur, khususnya dari mesir.
Ada kuil, untuk setiap dewa, yang sebagiannya penuh para pemuja.
Macam-macam aliran tersebar di Korintus dan kota itu terbuka untuk perkembangan, pembaharuan dan masa depan.

Salah satu masalah yang muncul di Korintus adalah perpecahan dan persaingan tidak sehat dalam jemaat.
Mereka membuat kelompok-kelompok (mencatut nama Paulus, Petrus, Apolos, bahkan Yesus, 1:12), dan saling meninggikan diri.
Persaingan dan perpecahan ini muncul juga dalam area penggunaan karunia-karunia rohani.
Di awal surat, Paulus sudah menegaskan bahwa jemaat ini “tidak kekurangan suatu karunia pun” (1:7), sehingga masalah mereka bukanlah kekurangan karunia, tetapi pemakaian karunia secara salah.
Mereka menggunakan karunia-karunia itu sebagai ajang perselisihan dan kesombongan mereka, sehingga masing-masing mencoba mendapatkan karunia yang kelihatan lebih “hebat” (karunia berbahasa asing) dan semuanya berlomba-lomba untuk mempraktekkan “karunia”nya, shg menimbulkan kekacauan dalam jemaat.

Dengan latar belakang kondisi jemaat yang demikian, Paulus menuliskan pasal 12-14 untuk meluruskan mereka dengan pengajaran yang alkitabiah mengenai karunia rohani.
Paulus menekankan bahwa walaupun karunia-karunia rohani memang bermanfaat dalam jemaat, ada sesuatu yang lebih utama lagi, dan sesuatu itu adalah kasih.
Banyak orang mengenal 1 Korintus 13 sebagai pasal yang agung tentang kasih, namun banyak yang tidak sadar bahwa pembahasan Paulus tentang kasih adalah dalam konteks hubungannya dengan karunia rohani.
Kasih, Paulus tegaskan, adalah lebih utama dari pada karunia rohani dalam dua kriteria besar.

Allah adalah Kasih, Ia mewujudkan kasih-Nya kpd dunia melalui pengutusan Tuhan Yesus (inkarnasiNya) ke dunia, dan rela mengorbankan diriNya dan mati disalib demi keselamatan seluruh umat manusia yg berdosa.
Orang kristen hendaknya menunjukkan kasih Allah kpd sesama manusia dengan meneladani kasih Allah tsb, sehingga dari diri kita akan terpancar perubahan hidup yang juga dapat di rasakan dan mengubah hidup orang-orang yg berinteraksi dg kita.
Dalam surat 1 Korintus 13, Rasul Paulus menegaskan karakteristik kasih kristen yg harus di lakukan atau dipraktekan oleh semua orang yg telah percaya kpd Tuhan Yesus.

PEMBAHASAN
📚 1 Korintus 13:1-3 : Penekanan hidup dalam kasih (Atribut Allah)
1. Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing.
2. Sekalipun aku mempunyai karunia untuk bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia dan memiliki seluruh pengetahuan; dan sekalipun aku memiliki iman yang sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna.
3. Dan sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku.

Penekanan Paulus pada bagian ini ialah betapa pentingnya Kasih dalam kehidupan org percaya shg hal lain yg pernah, sedang dan akan dibuat seseorang akan tidak berarti jika tidak berdasarkan atau mempunyai Kasih.

📚 I Korintus 13:4-7 : Penjabaran atau Karakteristik KASIH Kristen
Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi ia bersukacita karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.

Ayat-ayat ini menunjukkan Karakteristik atau sifat Allah Bapa, Allah Anak, dan Allah Roh Kudus.
Setiap orang percaya harus berusaha dan tentunya dg pertolongan Roh Kudus dapat mengembangkan dan mengiplementasikan kasih yg dimaksud tsb.

● Kasih itu Sabar
📚 Kata "sabar" (yun) μακροθυμεω ; makrothumeo ; mak-roth-oo-meh'-o,
Kata ini menunjuk pada kesabaran terhadap orang atau manusia dan bukan thdp keadaan atau situasi/kondisi.
Istilah sabar sama artinya dg tahan menderita, tabah menghadapi kesalahan dan penghinaan org lain, bahkan jg kpd org-org yg malas, tawar hati, dan lemah dll.
Dg sabar menanggung kejahatan dari org-org yg merugikan, tdk berkobar-kobar dg kemarahan dan pembalasan (menggambarkan seseorang yg tdk mudah cepat marah).

● Kasih itu murah hati
📚 Kata "murah hati" (yun) χρηστευομαι ; chresteuomai ; khraste-yoo'-om-ahee, memiliki makna baik hati, mudah utk menolong/memberi.

● Kasih itu tidak cemburu
📚 Kata "cemburu" (Ibrani) qi’nah, dan (yunani) zelos, mempunyai akar kata ‘hangat/ panas’ (tergantung konteksnya)
Kata ‘cemburu’ ini dapat digunakan untuk menggambarkan baik suatu perasaan negatif, ataupun positif.
Rasul Paulus menggunakan kata (yun) ζηλοω ; zeloo ; dzay-lo'-o, (ing: envy = iri hati) pada 1 Kor.13:4
Dalam ayat ini, kata cemburu digunakan untuk menyatakan "keinginan mengingini hak milik orang lain" atau untuk menyatakan keinginan memiliki sesuatu yang bukan miliknya.
* Lihat 1 Kor.3:3 ~> jemaat di Korintus berselisih karena ada praktek iri hati krn karunia-karunia yg di miliki diantara jemaat.
Jadi kecemburuan disini ialah cemburu krn kepemilikan karunia seseorang, kesuksesan dan keberhasilan yg belum atau tdk dimiliki oleh seorg yg cemburu (1Kor.12:16)

Rasul Paulus melihat akibat fatal dari cemburu/iri hati yang tak terkendalikan; itu sebabnya dia menegaskan, “Kasih itu tidak cemburu (envy = iri hati).”
* Lihat jg perilaku saudara-saudara Yusuf, dimulai dari iri hati (Kej. 37:11) – menyebabkan Yusuf dimasukkan ke sumur kering, dijual menjadi budak di Mesir bahkan dipenjara.
* Kain membunuh Habel krn iri hati

● Kasih itu tidak memegahkan diri
📚 Kata "memegahkan diri" (yun) περπερευομαι ; perpereuomai ; per-per-yoo'-om-ahee
Kasih sejati tdk menonjolkan diri, justru manjauhkan sifat-sifat "keakuan", egosentris, dlm konteks pada ayat ini dlm hal memiliki karunia tertentu yg org lain tdk memiliki.
📚 Dalam bhs Aram di terjemahkan "non tumultuatur" - tidak membangkitkan keributan dan gangguan.
Kasih akan memenangkan nafsu amarah, dan bukan menimbulkannya.
📚 Terjemahan lain : tidak melakukan tindakan berbahaya secara diam-diam kpd siapapun juga, tdk berusaha menjerat, menjebak, jg tdk membuat org marah dg hal-hal yg tdk perlu.
Kasih itu tdk bandel, keras kepala, tdk berpura-pura dan tdk menjilat-jilat.

● Kasih itu tidak sombong
📚 Kata "sombong" (yun) φυσιοω ; phusioo ; foo-see-o'-o, memiliki makna sombong, membesar-besarkan diri, angkuh, congkak
Kasih akan selalu mengikis sifat merasa hebat dan lebih dari yg lain.
Org hebat yg berhati mulia akan selalu berkata bhw kesuksesannya adalah hasil kerjasama, hasil tim.
Kasih yg tdk sombong adalah kasih yg tdk membesarkan diri sendiri atas pencapaian-pencapaian, tdk menyombongkan diri dg kehormatan, kekuasaan dan penghargaan yg bukan menjadi bagiannya.
Kasih tdk jemawa, tdk suka merendahkan org lain atau tdk memperlakukan org dg menghina dan mengejek.
* Ciri-ciri sifat jemawa dapat dikenali dengan beberapa karakteristik :
1. Selalu Ingin Dipuji
2. Merasa Lebih Hebat dari Orang Lain
3. Bersifat Egois
4. Sering Mencela Orang Lain
5. Selalu Membicarakan Diri Sendiri di Setiap Situasi
6. Mengeluh Berkedok Pamer
7. Tidak Bersimpati atau Tertarik pada Cerita atau Pencapaian Orang Lain
📚 Referensi :
* Saling mendahului memberi hormat - roma 21:10
* Tdk mencari pujian yg sia-sia, sebaliknya dg rendah hati menganggap org lain lebih utama - flp.2:3
* Allah menentang org yg congkak, mengasihi org yg rendah hati - yak:4:6

● Kasih itu tidak melakukan yg tdk sopan
📚 Kata "tdk sopan" (yun) ασχημονεω ; aschemoneo ; as-kay-mon-eh'-o, selain bermakna tdk sopan juga bermakna tdk wajar, tdk pantas.
Artinya kepada siapapun selalu berlaku sopan dan memenuhi standar etika pergaulan yg benar, baik sendiri maupun bersama org lain, baik dilihat ataupun tdk di lihat oleh org lain - 1 Kor.7:36 ; 11:22

● Kasih itu tdk mencari keuntungan diri sendiri
📚 Kata "tidak mencari keuntungan diri sendiri" (yun) ου εαυτου ; ou heautou ; heh-ow-too'
Ciri org kristen yg penuh kasih akan selalu mengutamakan kepentingan org lain dan bkn berusaha mencari keuntungan diri sendiri (Rm 12:3,10 ; Flp 2:3-4)
Kasih jg tdk memaksakan kehendaknya sendiri, melainkan kebaikan sesama (1 Kor 10:24,33 ; 8:7-13)

● Kasih itu tdk pemarah
Istilah marah artinta ketidaksenangan yg hebat dg keinginan utk menghukum atau membalas dendam, thdp apa yg dianggap sbg ketidakadilan atau penghinaan.
📚 Kata "tdk pemarah" (yun) ου παροξυνω ; ou paroxynetai, yg bermakna tdk cepat merasa jengkel atau marah.
Tidak pemarah sama halnya tdk mudah tersinggung, dan tdk mudah dibangkitkan amarahnya.

● Kasih itu tdk menyimpan kesalahan org lain
📚 Kalimat "tdk menyimpan kesalahan org lain" (yun) ου λογιζομαι το κακος ; ou logizetai to kakon, bermakna tdk menyimpan yg jahat, tdk menuduh kejahatan dg mereka-reka dan sindiran tdk langsung, sementara kebenarannya tdk pasti.
Kasih tdk mencatat semua keburukan yg dikatakan atau yg dilakukan org lain thdp dirinya.
Seorg yg dipenuhi kasih kristrus tdk suka mencatat dan menyimpan kegagalan-kegagalan org utk memuji dirinya sendiri, justru sukacitanya yg sejati datang dari mencatat perbuatan-perbuatan baik org lain dan memujinya, tdk spt yg dilakukan sebagian org di korintus yg menyeret saudaranya yg kristen ke hadapan hakim kafir (1 kor 6:1-6)
Kasih juga tdk berburuk sangka.

● Kasih itu tdk bersukacita karena ketidakadilan
📚 Kata "ketidakadilan" (yun) αδικια ; adikia ; ad-ee-kee'-ah, berati kefasikan, ketidakadilan, kejahatan, ketidakbenaran
Kasih tdk suka dg kejahatan krn kasih tdk melukai dan menyakiti hati siapa saja, dan sebaliknya kasih suka kpd keadilan dan kebenaran.

● Kasih itu bersukacita karena kebenaran
📚 Kata "kebenaran" (yun) aletheia ; al-ay'-thi-a, bermakna kebenaran, benar, jujur, sesungguhnya, dengan tulus, dengan jujur (Flp 1.18)
Suatu ungkapan "melakukan kebenaran" (yoh 3:21), kebenaran dapat berarti tindakan yg benar, dan dengan demikian seringkali sejajar dengan ketidakadilan sbg lawannya (Rm 1:18 ; 2:8 ; 2 Tes 2:1-2)
Kasih bersukacita melihat org-org di bentuk utk memiliki watak sesuai dg injil dan menjadi baik dan sangat bersukacita ketika melihat mereka berbuat sesuai dg kebenaran, membuktikan diri mrk sbg org yg jujur dan tulus.

● Kasih menutupi segala sesuatu
📚 Kata "menutupi sgl sesuatu" (yun) panta stegei, diartikan menutupi sgl sesuatu, menahan, menanggung derita.
Petrus menegaskan bhw kasih menutupi byk dosa (1 Pet 4:8)
Kata menutupi disini bermakna menuntun, mengajar atau mendidik org dlm kebenaran, dan mengampuni.
Tanpa ada maksud utk menyebarluaskan atau mengumumkan kesalahan-kesalahan seseorang.

● Kasih itu percaya segala sesuatu
Ia tdk pernah kehilangan iman, tdk pernah berhenti berharap, bahkan atau sekalipun di dalam menghadapi hal-hal yg tdk di harapkan dan penderitaan.

● Kasih itu mengharapkan sgl sesuatu
Percaya segala sesuatu lebih mengarah pada sikap yang tidak berprasangka buruk terhadap orang lain. Ini berarti kita mau mengharapkan hal-hal yang baik dari dan bagi orang lain. Kita melihat harapan yang melampaui keburukan seseorang. Itulah sebabnya “percaya segala sesuatu” langsung diikuti dengan “mengharapkan segala sesuatu.”

● Kasih itu sabar menanggung segala sesuatu
📚 Kata "sabar menanggung sgl sesuatu" (yun) panta hypomenei, artinya ia akqn membiarkannya berlalu dan menahan semua tanpa memperturutkan amarah atau menyimpan dendam, bersikqp sabar terhadap hasutan, tetap teguh menahan semua kesulitan walaupun sangat terguncang.
Menahan semua bentuk sakit hati, dan kata-kata yg menyakitkan termasuk caci maki, fitnah, penganiayaan, dan kematian itu sendiri demi kepentingan org lain.


● 1 Korintus 13:8-13 : Kasih tdk berkesudahan, jika yg sempurna tiba maka yg tdk sempurna akan lenyap, yang terbesar adalah kasih.
📚 Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap. Ketika aku kanak-kanak, aku berkata-kata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak, aku berpikir seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Kasih tidak berkesudahan, harfiah : kasih tidak akan menghilang/ tidak pernah roboh. Ia bersifat abadi (1 Yohanes 4:16). Kasih tidak sama dengan karunia-karunia yang diperuntukkan untuk kehidupan sekarang. Nubuat, bahasa lidah, pengetahuan mempunyai batas, tetapi kasih tidak. Kasih yang sungguh-sungguh akan bertahan dalam ujian waktu dalam hubungan manusia. Karena "kasih adalah pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan" (Kolose 3:14) ; Kasih adalah perekat ilahi dan tanpa kasih, kesatuan umat Allah akan berantakan. Kasih adalah bagian dari kekekalan, kasih akan bertahan jauh melebihi segala sesuatu yang memiliki keabsahan dan kedudukan penting di dunia ini dan kasih tinggal tetap.

Segala sesuatu akan diubah jika yang sempurna tiba. Lalu segala sesuatu yang tidak sempurna itu akan lenyap, bahkan karunia bahasa lidah yang digemari orang Korintus (juga dalam denominasi tertentu sekarang ini).

Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih.

Iman - הָאֱמוּנָה - HA'EMUNAH; η πίστις - HÊ PISTIS
Harap - הַתִּקְוָה - HATIQ'VAH; η ἐλπίς - HÊ ELPIS
Kasih - הָאַהֲבָה - HA'AVAH; η αγαπη - HÊ AGAPÊ

Yang terbesar diantara ketiga-nya adalah: Kasih - הָאַהֲבָה - HA'AVAH; η αγαπη - HÊ AGAPÊ

Kasih adalah karunia yang hakiki, yang menjadi ciri dari jemaat yang layak menyandang nama Kristen. Kasih adalah kriteria untuk menilai nilai relativitas karunia-karunia yang lain, karena karunia diberikan demi untuk pembangunan jemaat (1 Koritus 14:1-5). Sedangkan kasih tinggal tetap sebagai hal yg kekal dalam kehidupan jemaat bahkan dalam kehidupan setelah kehidupan di dunia ini.

KESIMPULAN
Dari penjelasan karakteristik kasih kristus diatas, patut kita mengevaluasi pemahaman kita ttg kasih, dan kitapun perlu introspeksi diri (dari dalam), ekstropeksi diri (dari luar) dan restopeksi diri (berulang-ulang) akan sifat dan sikap kasih kita kpd sesama, apakah sdh selaras dg firman Tuhan.
Bagi Tuhan, selama kita masih hidup selama itu pula kesempatan diberikan bg kita utk berubah hingga kita mengenakan dg sempurna karakteristik kasih Allah, shg kt tak bercacat cela pada saat kedatangan Tuhan Yesus atau ketika kita kembali menghadap Tuhan selama-lamanya.

* Jika ada pertanyaan hub. Wa : 082157116469
* Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot

Sabtu, 02 September 2023

KEYAKINAN HIDUP YANG KOKOH DALAM KRISTUS -- Kolose 1:1-23

 

KEYAKINAN HIDUP YANG KOKOH DALAM KRISTUS -- Kolose 1:1-23

Disusun oleh: Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

● 3 GARIS BESAR SURAT KOLOSE
1. Kolose 1:1–23 : Paulus menyapa para Orang Suci di Kolose dan memaklumkan bahwa Yesus Kristus adalah Penebus, Anak Sulung di antara semua ciptaan, Pencipta, dan Tuhan segala kesempurnaan yang ilahi, di dalam siapa terdapat rekonsiliasi alam semesta.
Paulus mendesak para orang Suci untuk memulihkan iman mereka kepada Yesus Kristus.
2. Kolose 1:24–2:23 : Paulus memperingatkan mengenai memercayai filosofi atau tradisi palsu manusia, termasuk menyembah para malaikat dan secara ekstrem menyangkal bagi diri kebutuhan lahiriah dasar sebagai suatu bentuk pendisiplinan rohani.
3. Kolose 3:1–4:18 : Paulus mendesak para Orang Suci untuk menaruh hati mereka pada apa yang ada di atas, untuk meninggalkan dosa dari kehidupan terdahulu mereka, dan untuk bersikap penuh belas kasihan kepada satu sama lain.
Dia memberi petunjuk mengenai cara para Orang Suci hendaknya beribadat dan kemudian memberikan nasihat kepada para istri, suami, anak, orangtua, hamba, dan tuan.
Dia menutup Surat kepada Jemaat di Kolose dengan pujian, salam, dan petunjuk-petunjuk serta dan berkat-berkat terakhir.

📚 Baca Kolose 1:1-23 (pokok bahasan kita saat ini)

● LATAR BELAKANG

Surat Kolose adalah salah satu di antara "surat-surat dari penjara" dari rasul Paulus.
Isinya menghadapi suatu ajaran sesat yang masuk ke Kolose.
Ajaran salah itu mengusahakan pengetahuan spekulatif maupun mengandalkan bentuk-bentuk askese tertentu dan memberi penghormatan unt memuja para malaikat.
Paulus menjajarkannya dengan menunjukkan kekuasaan Kristus yang mutlak.
Kristus berkuasa atas kekuasaan kosmos/dunia dan kekuasaan surga.

Surat Kolose disebut juga surat kembar dg surat Efesus.
Ada cukup banyak persamaan antara surat Kolose dan surat Efesus, surat Paulus lainnya. Meskipun hal itu bisa terjadi karena waktu penulisannya yang berdekatan dan keadaan di kedua kota itu yang mirip, persamaan tersebut juga menunjukkan bahwa apabila Paulus diakui sebagai penulis surat Efesus, ia pun harus diakui sebagai penulis surat Kolose, bandingkan:
- Kolose 1:24-29 dengan Efesus 3:1-7;
- Kolose 2:13, 14 dengan Efesus 2:1-5, 13-16;
- Kolose 2:19 dengan Efesus 4:16;
- Kolose 3:8-10, 12, 13 dengan Efesus 4:20-25, 31, 32;
- Kolose 3:18-25; 4:1 dengan Efesus 5:21-23; 6:1-9.

Ada dua faktor yang memotivasi Paulus untuk menulis suratnya kepada orang-orang Kolose.
Salah satunya, Epafras memberikan laporan tentang keadaan rohani jemaat itu. Ada yang menimbulkan kekhawatiran; tetapi ada kabar baik juga, karena Paulus mengatakan bhw Epafras "menyatakan kepada kami kasihmu dalam Roh" (Kolose 1:7, 8).
Meskipun ada problem-problem di sidang itu, situasinya tidak kritis dan ada juga banyak hal yang patut dipuji.
Selain itu, hamba dari Filemon, Onesimus, akan segera kembali kepada majikannya di Kolose. Jadi, Paulus memanfaatkan kesempatan ini untuk mengirimkan suratnya ke sidang di sana melalui Onesimus dan temannya, Tikhikus (Kolose 4:7-9).

Filsafat yang menyesatkan sedang dikembangkan oleh guru-guru palsu di Kolose. Mereka menitikberatkan pentingnya menjalankan Hukum Musa, dan juga mendesak praktek hidup bertapa. Rasul Paulus, memperingatkan orang-orang Kristen di Kolose untuk berhati-hati: "supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus" (Kolose 2:8).
Paulus juga mendesak rekan-rekan seimannya agar tidak membiarkan seorang pun menghakimi mereka dalam hal "makan dan minum atau mengenai hari raya, bulan baru ataupun hari Sabat; semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, sedang wujudnya ialah Kristus" (Kolose 2:16, 17).

Jadi melalui suratnya, Rasul Paulus hendak meyakinkan jemaat Kolose agar "hidup layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal" (1:10). Hal itu berarti bahwa mereka harus mematikan segala sesuatu yang duniawi (3:5), menanggalkan manusia lama (3:8-9), dan mengenakan manusia baru (3:12-14). Rasul Paulus juga menjelaskan beberapa prinsip yang menyangkut relasi antar anggota rumah tangga dalam menjalani hidup baru di dalam Kristus, yakni hubungan antara suami dan isteri, anak dan orang tua atau bapak, serta hamba dan tuan (3:18-4:1).

Hal-hal itulah yang diajarkan Rasul Paulus dalam surat Kolose, yaitu agar jemaat memiliki keyakinan yang kuat di dalam Yesus Kristus dengan mewaspadai ajaran sesat yang membahayakan jemaat Kolose, serta agar jemaat menerapkan ajaran Yesus Kristus dalam kehidupan sehari-hari yaitu untuk hidup tetap di dalam Kristus, berakar di dalam Kristus, dan bertambah teguh dalam iman sebagai penerapan kehidupan yang baru di dalam Kristus.

PEMAHAMAN
▪ Paulus mengucap syukur ketika ia berdoa bagi jemaat Kolose karena :
1. Karena iman jemaat Kolose yang terus bertumbuh, iman yang ada di dalam Yesus (Ayat 3-4)
2. Paulus bersyukur karena buah dari iman jemaat Kolose sangatlah nyata yaitu kasih kepada sesama orang-orang percaya atau orang-orang kudus yang ada di dalam Yesus (Ayat 4). 
3. Paulus bersyukur karena, pengharapan jemaat kolose sangatlah teguh di dalam kasih karunia yaitu Injil Yesus Kristus.

Pengharapan adalah buah dari iman, ada sukacita dan damai sejahtera melalui pengharapan ini, ada kasih yang melimpah melalui pengharapan di dalam Injil (Ayat 5).
Kita dipanggil untuk memperkenalkan Injil dan bersyukur ketika kita melihat orang-orang yang telah mendengar Injil bersukacita oleh karena mereka bertumbuh di dalam kasih karunia, sehingga kita dapat mengasihi sesama dengan benar dan penuh pengharapan bersama orang-orang percaya lainnya.

Injil harus menjadi gaya hidup setiap orang percaya.
Injil haruslah sampai ke dalam kehidupan, Injil yang benar, sejati dan berpusat pada salib Kristus. Injil tentang Allah menjadi manusia, yaitu Yesus yang hidup sempurna, penuh kasih dan tegas terhadap kemunafikan, terhadap dosa dan segala ketidakadilan.
Yesus mati disalibkan bukan berdasarkan kehendak manusia, bukan berdasarkan kehebatan manusia, melainkan berdasarkan kehendak Allah Bapa, untuk ditimpakan kepada Yesus segala dosa dan murka Allah yang kekal, sehingga Yesus menjadi kutuk.

Injil yang sejati inilah ketika direnungkan, membawa pikiran kita terus berpusat pada Yesus, hati kita terus digugah untuk semakin serupa dengan Yesus.
Injil menjadi kekuatan kita, untuk melakukan yang benar, melaksanakan kasih untuk memancarkan kasih Allah di dalam dunia ini. 

Injil harus menjadi gaya hidup adalah tujuan kita, sama seperti yang Paulus jelaskan, bahwa Injil itu telah berbuah kebaikan dan sampai ke seluruh dunia, bahwa Injil yang menjadi gaya hidup, orang-orang percaya yang bertobat, menerima kasih karunia, cinta yang setia dari Allah secara langsung. Sebab Yesus yang adalah teladan kita, ada bersama-sama dengan kita walau dalam lembah kehidupan paling kelam sekalipun. (Ayat 6)

Persahabatan yang dipengaruhi Injil adalah persahabatan yang bersukacita disertai oleh Roh Kudus, karena Injil dapat disebarkan di antara umat manusia, oleh Injil inilah kesatuan hati benar-benar terjadi, benar-benar mengubahkan kehidupan satu dg yg lain.
Sehingga ada kasih yang sejati antara orang-orang yang ber-Injil.
Injil mempengaruhi persahabatan, karena pada dasarnya persahabatan adalah esensi dari kehidupan murid Yesus, yang penuhi keintiman, kasih, sukacita dan dukacita bersama-sama.
Untuk Injil dapat sampai ke sagala bangsa. Injil adalah tujuan bersama, untuk menikmati Injil dan menjadi pemberita Injil.

(Good News --> tentang ajaran dan keteladanan hidup Tuhan Yesus dari Ia lahir hingga mati di kayu salib yg didasari karena kasih - Yoh 3:16)
• 1 Kor.13:1-8 : tradisi liturgi penyembahan berhala di korintus (yunani)

Kepada mereka Allah mau memberitahukan, betapa kaya dan mulianya rahasia itu di antara bangsa-bangsa lain, yaitu: Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan! (Ayat 27)

Kita sudah merenungkan kebenaran mulia bahwa kita yang percaya kepada Yesus, berada di dalam Kristus. “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam sorga” (Efesus 1:3).

Semua persediaan sumber daya Tuhan sudah menjadi milik kita di dalam Kristus.
Kita dapat menikmati semua itu karena kita ada di dalam Dia.
Tidak saja kita ada di dalam Kristus, tetapi Kristus juga ada di dalam kita. 
“Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!” (ay.27)

Tuhan ingin memberitahukan suatu pesan kepada seluruh dunia.
“Kepada mereka Allah mau memberitahukan… di antara bangsa-bangsa lain." 
Pesan tersebut penuh dengan kemuliaan dan kekayaan rohani. 
“Betapa kaya dan mulianya rahasia itu." 
Dan pesan tersebut sungguh merupakan suatu rahasia.
Rahasia dalam Alkitab berbicara mengenai sesuatu yang hanya bisa diketahui dengan pengungkapan oleh karya Allah.
Rahasia Alkitab tidak dapat dimengerti oleh akal budi atau perasaan manusia.
Tuhan sendirilah yang harus membuatnya terbuka. Tuhan melakukan hal ini melalui proklamasi Firman Tuhan oleh Roh Kasih Karunia. Dalam ayat ini, misteri yang ingin Tuhan bukakan kepada kita adalah “Kristus ada di tengah-tengah kamu, Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan!”

Betapa agung pengharapan yang dihasilkan oleh pesan tersebut!
Yesus, Anak Allah, rela datang dan tinggal di antara kita untuk meyakinkan kita bahwa kita akan menerima kemuliaan kelak.
Sementara itu, Yesus ingin tinggal di bagian paling dalam dari hidup kita. 
“Sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih” (Efesus 3:17).
Saat kita mengandalkan Dia, Ia tinggal di dalam hati kita, dan bekerja melalui hati kita.
Lalu, dari tempat yang paling intim ini, Ia memberikan kepada kita pengharapan yang mulia. Keyakinan tersebut mencakup fakta kebenaran bahwa Ia berjanji akan datang kembali:
“Dengan menantikan penggenapan pengharapan kita yang penuh bahagia dan penyataan kemuliaan Allah yang Mahabesar dan Juruselamat kita Yesus Kristus” (Titus 2:13).
Namun, pengharapan kita bukan hanya bahwa Ia akan datang kembali, tetapi Ia menjadi pengharapan kita setiap hari. 
“Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita” (1 Timotius 1:1).
Yesus adalah pengharapan agung kita!

PENUTUP
📚 Roma 1:16-17 TB
16 : Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil, karena Injil adalah kekuatan Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, pertama-tama orang Yahudi, tetapi juga orang Yunani.
17 : Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: ”Orang benar akan hidup oleh iman.”


#Jika ada pertanyaan hub.Wa : 082157116469

Sabtu, 05 Agustus 2023

Saling Mengasihi adalah Hukum/Perintah Baru yang diajarkan oleh Tuhan Yesus - Yoh.13:34-35* Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

Saling Mengasihi adalah Hukum/Perintah Baru yang diajarkan oleh Tuhan Yesus - Yoh.13:34-35

Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can)

● Yohanes 13:34

LAI TB, Aku memberikan perintah "baru" ('KAINOS') kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi.

KJV, A new commandment I give unto you, That ye love one another; as I have loved you, that ye also love one another.

Gerik, εντολην καινην διδωμι υμιν ινα αγαπατε αλληλους καθως ηγαπησα υμας ινα και υμεις αγαπατε αλληλου

Terj. entolên {Perintah} kainên {Baru} didômi {Aku memberikan} humin {kepada kalian} hina {supaya} agapate {kalian mengasihi} allêlous {saling} kathôs {seperti} êgapêsa {Aku telah mengasihi} humas {kepada kalian} hina {supaya} kai {juga} humeis {kalian} agapate {harus mengasihi} allêlous {saling/ satu sama lain}

Tentu Tuhan Yesus tahu ini bukan perintah baru dalam kata-kata. Ketika Yesus di-tes oleh ahli Taurat tentang hukum yang paling utama, maka Yesus mengutib "perintah lama" dalam Imamat 19:18 (lihat Markus 12:29-31). Namun perintah itu kini menjadi baru bagi murid-murid Tuhan Yesus (termasuk kami yang mengimani-Nya). Karena Hukum Kristus tentang kasih ini telah ditingkatkan oleh Tuhan Yesus, Sang Empunya Hukum itu lewat kasih-Nya yang dicontohkan dengan penyerahan nyawa-Nya (Yohanes 10:11,15,17). Sebab kasih jenis demikianlah yang dinyatakan sebagai yang terbesar daripada apapun (Yohanes 15:13).

Dalam bahasa asli Yunani, ada perbedaan antara NEOS dan KAINOS. Bahwa Istilah "baru" dapat dihubungkan dengan waktu dan kualitas.

*νέος - NEOS vs καινός - KAINOS*

Ajaran kasih dari Yesus Kristus bukanlah "baru" dalam pengertian νέος - NEOS dalam hubungannya dengan aspek waktu yaitu baru diucapkan atau baru saja ada.

Ajaran kasih dari Yesus Kristus adalah "baru" dalam pengertian καινός - KAINOS berhubungan dengan aspek kualitas, dengan perkataan lain tidak usang.

Ada yang menarik bahwa di dalam bahasa asli Yunani, ada perbedaan antara NEOS dan KAINOS. Bahwa Istilah "baru" dapat dihubungkan dengan waktu dan kualitas.

Aku memberikan perintah "baru" ('KAINOS') kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi. (Yohanes 13:34)

Ajaran kasih dari Yesus Kristus bukanlah "baru" dalam pengertian νέος - NEOS dalam hubungannya dengan aspek waktu yaitu baru diucapkan atau baru saja ada.

Jadi, pada dasarnya maksud kata "Perintah Baru" yang diucapkan Tuhan bukan bermakna waktu atau νέος - Neos (baru ada atau baru diucapkan). Namun bermakna kualitas atau καινός - Kainos (pembaharuan dari Hukum Taurat yang sebenarnya telah ada).

Yohanes 13:35

LAI TB : Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."

KJV : By this shall all men know that ye are my disciples, if ye have *love one to another.*

Sebuah pernyataan yang luar biasa! ini adl ciri yg membedakan seorang murid Kristus dan yang bukan.

Kehidupan Kasih sangat penting sehingga Kristus mengulangi pengajaran tsb kepada murid-murid-Nya beberapa waktu kemudian,

Inilah PerintahKu yaitu spy kamu saling mengasihi, spt Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang lebih besar ygmemberikan nyawanya unt sahabat-sahabat-Nya.

Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yg kuperintahkan kepadamu (Yohanes 15:12-14)

Kata "Sahabat" (yun) philos ; fee'-los = sahabat, yg terkasih

Yesus mengatakan bhw Ia memberikan “entolen kaine’’ (yg di terjemahkan “perintah atau hukum baru”) kepada murid-murid-Nya (Yohanes13:34-35). 

Jadi disini Yesus telah mengumpulkan semua peraturan, tata tertib, dan perintah Perjanjian Lama, mengikatnya dlm dua perintah yg yaitu mengasihi Allah dan sesama.

Yesus mengharapkan muridn-Nya supaya dapat salingmengasihi, jika kita lihat pada teks kitab Matius 22:34-40 sangat jelas bgm makna sebenarnya dari penerapan saat mengasihi dan perintah, apalagi jika kita melihat pada teks khusus pada ayat 36-38 ” yang di katakan: Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat? 

(ayt 36) Jawab Yesus kepadanya:kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

(ayt 38) Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.

Materi "Mengasihi Sesama"

Klik : mengasihi sesama erwan musa blogspot.com


Seseorang di katakan mengasihi menurut iman Kristen ditandai dengan mengasihi penuh integritas, sebagaimana dalam Alkitab, ada 4 definisi kasih (cinta) yang perlu kita ketahui :

1. Kasih adalah perintah

Tuhan memerintahkan kita supaya saling mengasihi. 

“Dan inilah kasih itu,yaitu bahwa kita harus hidup menurut perintah-Nya.” (2 Yohanes 1: 6a) Kita mungkin tdk akan selalu bisa mengontrol emosi kita, dan Tuhan pun tak mungkin selalu memerintahkan kita untuk melakukan segala sesuatunya. Bayangkan bgm jika Tuhan harus memerintahkan seorang anak kecil yg menangis spy  tiba-tiba senang. Katanya, “Aku perintahkan kau senang.” Sekalipun Tuhan punya

kuasa melakukan hal itu, Dia memilih supaya kita sendirilah yang berinisiatif untuk melakukannya. Begitu juga dengan mengasihi. Tuhan mau kita mengasihi yg lebih dulu, tanpa harus diperintah.

2. Kasih adalah pilihan

1 Korintus 14: 1 dikatakan, “Kejarlah kasih itu dan usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untbernubuat.” Kalau kamu bertindak ‘mengejar’ sesuatu. 

Itu artinya kamu membuat pilihan.

Begitulah halnya dengan ‘kasih’. 

Mengasihi adalah pilihan. Kita diberi pilihan untuk mengasihi atau tidak. Kitalah yang memilih mencintai orang lain sama seperti Tuhan yang memilihuntuk mengasihi kita.

3. Kasih itu adalah tindakan

Kasih atau cinta harus dibuktikan oleh tindakan/perbuatan. Alkitab berkata,“Anak-anakku, marilah kita 

mengasihi bukan dengan 

perkataan atau dg lidah,tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.” (1 Yohanes 3: 18). Setiap hari Tuhan menyediakan kesempatan supaya kita bisa menunjukkan kasih ke semua orang.  Hanya saja kitalah yang suka abai dan terlalu sibuk sama diri kita sendiri. Apakah kamu pernah berpikir lebih dulu menanyakan kabar ke orang lain? Pernahkah kamu tergerak ingin menyapa seseorang lebih dulu? Atau ingin membantu orang lain saat mereka tampak kesulitan? Ada banyak dari kita yg melewatkan kesempatan itu karena kita terlalu egois.

4. Kasih adalah komitmen

Alkitab mengatakan dalam 1 Yohanes 4: 16b bahwa, “Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetp berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah didalam dia

KESIMPULAN

1.Bagaimana mengasihi dengan sudut pandang yang baru pada teks Yoh 13:34 ?

Berbicara ttg kasih baru, kita dapat melihat 1 Korintus 13 adl pasal yang paling di kenal dalam Alkitab.

Bagi kebanyakan orang Kristen, kasih lebih merupakan gagasan saja ketimbang realitas, oleh krn itu tugas kita skrg harus mengimplementasikannya dlm dlm kehidupan yg nyata, menjadi gaya hidup bahkan budaya hidup.

2.Bagaimana mengasihi dg kasih yang sejati ?Seringkali kita diajarkan ttg bagaimana kita seharusnya mengasihi orang lain. Meskipun hal tsb  wajar dan merupakan ciri yg paling membedakan dari seorang Kristen sejati dan yg bukan (Yohanes 13:35). 

Tetapi,kita tdk akan pernah dapat memberikan apa yg belum kita terima. Hanya dg menerima kasih Tuhan barulah kita bisa mengasihi dg kasih sejati. Ketika kita datang pada Tuhan dan percaya pada Kristus, kita disatukan dengan Dia & diselamatkan. Ini membawa kita dalam relasi yang telah diperbaharui dengan Tuhan,dimana kita mengasihi Tuhan, mengasihi sesama dan mengasihi (bukan mementingkan) diri sendiri dalam cara yang baru.

3.Bagaimana mengasihi dengan sudut pandang pada teks Yoh 13:31-35 ?Mengasihi pada teks ini yg dimaksud sebenarnya bhw kita sbg umat Tuhan yg dipilih dan dikuduskan kitalah sbg umat-umat yang percaya kepada-Nya.

Penerapanya kita harus mau menerima Tuhan sebagaimana adanya diri kita artinya kita harus siap mempraktekkan mengasihi itu dlm keadaan apapun. 

Demikianlah  penererapan menurut teks diatas.


NB :

*Apabila ada pertanyaan hub. 082157116469


Sabtu, 15 Juli 2023

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

 



MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

● Part 2 : Mengasihi Sesama (Mat.22:39-40) -- Lanjutan materi minggu lalu.
Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).


PEMBAHASAN DAN PEMAHAMAN
▪ Mat. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
▪ Mat. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."
Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri

~~> Teks ini merupakan usaha terakhir dari musuh-musuh Yesus untuk menjatuhkan Dia melalui jebakan theologis. Sesudah peristiwa ini justru Yesus yang menyerang mereka melalui pertanyaan yang sukar (22:41-46) dan kecaman yang tajam (23:13-39).
Bukan kebetulan jika pada usaha terakhir ini mereka mencoba memberikan upaya yang terbaik (22:34).
Mereka merasa perlu untuk mengumpulkan seluruh kekuatan guna memikirkan cara terbaik untuk menjatuhkan Yesus. Mereka juga mengutus seorang "ahli Taurat" (nomikos).

📚 Versi Kitab Injil Markus 12:31 :
“Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” 
Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari ke dua hukum ini.

📚 Kalimat : “Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. ….”

Atau dapat dimengerti : "Kasihilah sesama kita manusia seperti kita mengasihi diri kita sendiri."
~~> Secara tersirat, Tuhan Yesus memberi kita didikan dan ajaran yang sangat mendasar.
Bahwa sejatinya, setiap orang sangat mengasihi dirinya sendiri.
Secara empirik, sulit ditemukan seseorang yang membenci dirinya.
Kita tidak menemukan seseorang yang suka menyakiti atau menyiksa dirinya sendiri.
Semua orang umumnya sangat mengasihi dirinya.
Karenanya, didikan dan ajaran Tuhan Yesus mengenai hukum yang kedua, yaitu kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri, sungguh sangat menyentuh hati setiap orang yang mendengarnya.

Ketika seorang ahli Taurat mencobai Tuhan Yesus dengan menanyakan hukum yang terpenting, dapat kita duga ia mengharapkan Yesus hanya akan menyebut satu hukum, yaitu mengasihi Tuhan.
Sebab, mereka dikenal suka menggunakan hal-hal rohani untuk mengabaikan tanggung jawab mereka kepada sesama (lihat pasal 23:4, 14, 16, 23).
Namun, jawaban Yesus mengejutkan.
Dia menandaskan bahwa mengasihi sesama bobotnya sama dengan mengasihi Tuhan (ayat 39). Yang Tuhan Yesus tekankan adalah “sesama manusia”, bukan sama ras, agama, atau kedudukan. Artinya, sepanjang seseorang adalah manusia, ia harus kita kasihi.
Bahkan ukuran yang dipakai adalah “seperti mengasihi diri sendiri”.
Ini ukuran yang sangat tajam karena tentunya hampir semua orang senantiasa mengusahakan hal-hal yang terbaik bagi dirinya.

Siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang dilihatnya (1 Yohanes 4:20).

Catatan :
Dalam budaya Timur, terdapat kecenderungan untuk menghukum diri sendiri.
Misalnya saja ketika diri kita sendiri melakukan kesalahan, kita menghukum diri kita lebih berat daripada ketika orang lain melakukan kesalahan pada kita.
Hal ini membuktikan bahwa kita sering kali menganggap diri kita lebih rendah daripada orang lain.

▪ Mengasihi diri sendiri bukan berarti menjadi egois, melainkan mampu menerima kekurangan diri kita sebagaimana adanya.
▪ Mengasihi diri sendiri berarti berani menerima kekurangan kita dan berdamai atas kesalahan yang pernah kita lakukan.
▪ Karena di mata Tuhan, setiap manusia sama berharganya, tidak lebih, tidak kurang.

Jadi, mengasihi merupakan sebuah perintah.
Kata kerja "kasihilah" di ayat 37 dan 39 berbentuk kalimat imperatif (agapēseis).
Ini berbicara tentang sebuah tindakan. Sesuatu yang aktif, bukan pasif.   

Poin yang sederhana ini perlu untuk digarisbawahi, karena budaya populer seringkali memandang kasih hanya sebatas perasaan.
Banyak orang terlalu menekankan aspek emosional belaka, sehingga mengabaikan keutuhan kasih.
Mengasihi melibatkan seluruh kehidupan kita: hati, jiwa, pikiran, dan kekuatan (ayat 37; Mrk. 12:30 "segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan").
Jika kasih memang bersifat utuh, sangat masuk akal apabila mengasihi berbentuk imperatif.
Kasih bukan tentang apa yang kita rasakan saja, tetapi apa yang kita pikirkan dan lakukan.

Bagian lain dari Alkitab mengajarkan kebenaran yang sama.
Ketaatan merupakan salah satu wujud kasih (Yoh. 14:15).
Sebaliknya, barangsiapa yang tidak menaati Allah berarti tidak mengasihi Dia (Yoh. 14:24).
1 Yohanes 2:5 berkata: "Tetapi barangsiapa menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah".
Jadi, antusiasme belaka tidaklah cukup.
Perasaan yang berkobar-kobar pun tidak akan berguna apabila tidak disertai dengan tindakan nyata (1 Kor.13:1-13)

Mengasihi merupakan dasar dari semua perintah.
Semua perintah dalam kitab suci bergantung pada perintah untuk mengasihi (ayat 40). Jadi, mengasihi bukan sekadar sebuah perintah. Bukan pula sebatas perintah yang terbesar. Ini adalah pondasi dari segala perintah.

📚 “… Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini”
Melalui ayat ini, Tuhan Yesus menegaskan kepada ahli Taurat, mereka dan kepada para murid-Nya pada zaman itu, dan kepada kita pada zaman sekarang bahwa “Tidak ada hukum yang lebih utama daripada kedua hukum ini”.

Hal demikian dinyatakan oleh-Nya, karena di dalam dua hukum tersebut sudah terkandung penggenapan semua hukum yang lain.
Di dalam dua hukum itu sudah mengandung seluruh hukum Taurat dan Kitab-kitab para nabi.

Dengan demikian, apabila seseorang mengasihi Tuhan Allahnya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa, serta dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatannya, serta mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri, maka ia sudah melakukan semua hukum yang terkandung dalam Kitab-kita para nabi.
Karena tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.

PENUTUP
Pertanyaan yg harus kita jawab dan pahami ialah, "Bagaimana kita dapat mengasihi Allah dan orang lain/sesama?"
Jawabannya adalah, semua dimulai dari pengalaman kita dengan kasih Allah.
Sebelum Dasa Titah diberikan, TUHAN Allah terlebih dahulu mengingatkan bangsa Israel tentang kebaikan-Nya, yaitu melepaskan mereka dari perbudakan di Mesir (Kel. 20:1-2).
Pendahuluan seperti ini dimaksudkan untuk mengajarkan bahwa ketaatan mereka seharusnya merupakan respons terhadap kasih Allah dan wujud kasih mereka kepada-Nya.
Tanpa Allah terlebih dahulu mengambil insiatif untuk mengasihi kita, tidak mungkin kita mampu mengasihi Dia.

Ajaran yang sama muncul di Perjanjian Baru.
Kasih Allah yang sedemikian besar kepada kita merupakan dorongan terbesar dan satu-satunya untuk mengasihi Dia dan orang lain/sesama.
1 Yohanes 4:10-11 berkata: "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita. 
Jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi".
Tuhan Yesus juga memberikan sebuah perintah baru yang sangat indah dan bersumber dari pengalaman kita terhadap kasih-Nya:
"Sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kamu harus saling mengasihi" (Yoh. 13:34).

Noted :
# Jika ada pertanyaan hub. WA : 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik :
erwanmusa.blogspot.com

Sabtu, 08 Juli 2023

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

MENGASIHI TUHAN DAN MENGASIHI SESAMA MANUSIA -- Mat 22:34-40

● Part 1 : Mengasihi Tuhan (Mat.22:27-38)
Disusun oleh : Erwan, S.Adm.,MA.(Can).

▪ Mat. 22:34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
▪ Mat. 22:35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
▪ Mat. 22:36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
▪ Mat. 22:37Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.
▪ Mat. 22:38 Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
▪ Mat. 22:39 Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
▪ Mat. 22:40 Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi."

PENDAHULUAN
▪ Orang Farisi dan ahli Taurat sering mencobai Yesus dengan mengajukan beragam pertanyaan.
▪ Ada satu pertanyaan yang ditanyakan 2 kali oleh 2 orang yang berbeda, yang satu ingin belajar dan yang lain ingin mencobai.
▪ Pertanyaan mereka adalah tentang hukum yang terutama.
▪ Mari kita baca ayat-ayat tsb.

📚 Matius 22:35-38
“Dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia: "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?" Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.”

📚 Markus 12:28-30
“Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.”


PEMBAHASAN DAN PEMAHAMAN
▪ Kali ini saya akan membahas perihal "Mengasihi Tuhan" secara sederhana (Part 1).

》📚 Ayat 37 tertulis : ... "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. 

▪ Seperti yang telah kita baca, mengasihi Allah dengan segenap hati adalah perintah Tuhan yang paling utama.
▪ Mengasihi secara alkitabiah berhubungan erat dengan tindakan, dan arti spesifik dari mengasihi Allah adalah melakukan apa yang Allah inginkan, yaitu perintah-perintah-Nya dan kehendak-Nya.
📚 Yohanes 14:15
“Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.”

📚 Dan Yohanes 14:21-24
“Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. 
Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?" Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia. Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku;”

▪ Mengasihi Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya, yakni Firman Allah, adalah dua hal yang tidak terpisahkan.
▪ Yesus telah mengatakannya dengan jelas sekali.
▪ Orang yang mengasihi Dia adalah orang yang melakukan Firman-Nya dan orang yang tidak melakukan Firman-Nya tidak mengasihi Dia!
▪ Jadi arti dari mengasihi Allah, atau melakukan hukum yang utama, bukanlah duduk dengan hati gembira di bangku gereja setiap hari minggu.
▪ Arti sesungguhnya dari mengasihi Allah adalah berusaha melakukan apa yang berkenan kepada-Nya, apa yang menyenangkan hati-Nya. 
▪ Dan ini adalah sesuatu yang dapat kita lakukan setiap hari.

~~> 1 Yohanes mencantumkan lebih banyak ayat yang menegaskan arti sesungguhnya dari mengasihi Allah :
📚 1 Yohanes 5:2-3
“Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat.”
📚 1 Yohanes 4:19-21
“Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: "Aku mengasihi Allah," dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya. Dan perintah ini kita terima dari Dia: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya.”
📚1 Yohanes 3:22-23
“dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya. Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita.”

▪ Jadi, Kasih adalah hukum utama bagi orang percaya, "...sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. 
📚 Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih."  (1 Yohanes 4:7-8). 

▪ Perihal kasih ini Tuhan Yesus menyampaikan satu pesan penting dan sekaligus perintah yang harus kita taati, yaitu mengasihi Tuhan dan juga sesama. 
▪ Bahkan di dalam Perjanjian Lama pesan ini sudah disampaikan:  "Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. 
▪ Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun. 
▪ Haruslah juga engkau mengikatkannya sebagai tanda pada tanganmu dan haruslah itu menjadi lambang di dahimu, dan haruslah engkau menuliskannya pada tiang pintu rumahmu dan pada pintu gerbangmu."(Ulangan 6:5-9). 
📚 "Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu" (Ulangan 6:4-5).

📚 Kata "Dengarlah" (ibr) שֵׁמַע - SHEMA, secara harfiah artinya: "mendengar."
Yaitu mendengar dengan cara menyimak baik-baik, kemudian merespon dg cara melakukan (aktiv)
▪ Orang Yahudi mengucapkan Shema pada pagi dan malam hari, dan menganggapnya sebagai kewajiban yang penting.
▪ Perkataan ini Yesus sebut sebagai "hukum yang terutama dan yang pertama" (Matius 22:36-37).
▪ Ini menunjukkan bahwa mengasihi Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan kekuatan merupakan suatu amanat yang sangat penting bagi orang percaya, karena Tuhan sudah terlebih dahulu mengasihi kita.

~~> Ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa seseorang mengasihi Tuhan:  
1.  Memiliki hubungan karib dengan Tuhan. 
Senantiasa menyediakan waktu bersekutu dengan Tuhan melalui jam-jam doa (tidak meninggalkan)
"...Kepada orang yang karib kepada-Ku Kunyatakan kekudusan-Ku, dan di muka seluruh bangsa itu akan Kuperlihatkan kemuliaan-Ku,"  (Imamat 10:3).  
2.  Hidup dalam ketaatan dan melakukan perintah Tuhan.  
"Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku."  (Yohanes 14:21a).  
3.  Setia mengabdi/melayani Tuhan. 

~~> Yesus menyebut 3 hal paling hakiki dalam hidup manusia sebagai alat untuk mengasihi Allah, yaitu dengan hati, jiwa dan akal budi. Artinya, mengasihi Allah bukan soal teori-teori suci, bukan cuma kata-kata indah, atau konsep-konsep pemikiran teologis belaka.
Harmoni antara hati-jiwa dan akal budi membuat manusia seimbang dalam mengasihi Allah :
▪1) Kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap hati.
Karena Dia tahu kalau kita tidak menjaga hati kita dari segala kewaspadaan, hati kita bisa melenceng dari-Nya.
📚 Amsal 4:23 berkata, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan , karena dari situlah terpancar kehidupan.”
= Contoh konkrit dalam hal relationship dengan sesama, pergaulan yang buruk bisa merusak kebiasaan yang baik.
▪2) Kita harus mengasihi TUHAN dengan segenap jiwa. 
Karena kita tahu bahwa iblis sedang bekerja semakin giat di hari-hari ini untuk menangkap setiap jiwa yang tidak memiliki fondasi benar di dalam Kristus, sehingga jiwa kita akan terombang ambingkan oleh segala tipu muslihat iblis dan akhirnya orang yang lemah imannya akan jatuh ke dalam penyembahan atau pemujaan berbagai hal yang pada hakikatnya bukan untuk memuliakan nama Tuhan.
= Contoh : Ibarat memiliki ilah lain atau mentuhankan sesuatu melebihi Tuhan Yesus. 
▪3) Kita harus mengasihi TUHAN dengan kekuatanmu.
Karena Tuhan tahu masing-masing dari kita memiliki kelemahan yang mungkin bisa menjadi senjata iblis untuk menyerang kita, membalikkan fakta-fakta yang ada bahwa Tuhan memberikan kasih karunia tidak terbatas dengan anggapan berbuat dosapun kita bisa masuk Surga, padahal semua itu tidak benar (doktrin : Hyper Grace yg over dosis)
Karena itu, marilah terus mengasihi TUHAN dengan segenap hati, jiwa, dan kekuatankita hingga akhir hayat kita.

》📚 Ayat 38 : Itulah hukum yang terutama dan yang pertama (TB.LAI)

BIS (1985) © : Itulah perintah yang terutama dan terpenting!
TSI (2014) : Perintah itulah yang terpenting dan terutama.
AVB (2015) : Inilah perintah yang terutama dan terpenting.

📚 Kata "yang terutama" (yun) megas : disamping memiliki makna yg terutama, juga bermakna besar; sangat; dahsyat; nyaring (suara), kencang (angin), keras; agung, tinggi; yang mengherankan (2 Kor 11.15), penting, kuat.

📚 Kata "yang terpenting" (yun) protos : disamping memiliki makna yg terpenting, juga bermakna yg pertama; yang menonjol, yang memimpin; yang dulu, sebelumnya, mula-mula

▪ Jadi, Kasih kepada Allah merupakan "hukum yang terutama" (ayat Mat 22:37-38). Oleh karena itu, ketika menyatakan kasih terhadap semua orang, kita sama sekali tak boleh berkompromi mengenai kekudusan Allah, keinginan-Nya akan kemurnian, kehendak dan standar-Nya sebagaimana terdapat dalam Alkitab

KESIMPULAN
▪ Hukum Terutama, Kasihilah Tuhan Allahmu dengan Segenap Hati dan Jiwa serta Akal Budi, Lanjut minggu depan hal Kasihi terhadap Sesama.
📚 .... “Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi” (Matius 22:37-40).

▪ Mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah sumber semua hukum dan kitab para nabi.
▪ Dua kalimat (frasa) ini tak terpisahan dan mempunyai kekuatan yang sama, karena seorang tidak bisa berkata “aku mengasihi Tuhan,” tapi membenci saudaranya/sesamanya.
▪ Menurut Rasul Yohanes, jika kamu membenci sesama sebenarnya kamu adalah seorang pembunuh.
📚 “Setiap orang yang membenci saudaranya, adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu, bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya” (1 Yohanes 3:15).

▪ Jadi sekali lagi, "Mengasihi Allah" dengan segenap hati adalah perintah yang paling utama.
▪ Mengasihi Allah bukanlah perasaan, bukan sesuatu yang dilakukan ketika kita “merasa senang” tentang Allah.
▪ Mengasihi Allah sama artinya dengan melakukan apa yang Allah kehendaki!

Noted :
# Jika ada pertanyaan hub. WA : 082157116469
# Mentor Pertumbuhan Gereja
# Materi lainnya klik : erwanmusa.blogspot.com