Rabu, 28 Desember 2022

MEMBANGUN TATANAN KEHIDUPAN JEMAAT YANG RUKUN DAN ADIL” Roma 15:1-6

 


MEMBANGUN TATANAN KEHIDUPAN JEMAAT YANG RUKUN DAN ADIL”
Roma 15:1-6



● LATAR BELAKANG
▪ Ayat ini merupakan doa dan harapan penulis (Rasul Paulus) kepada para pembaca yakni orang percaya di Roma, termasuk untuk kita saat ini.
▪ Penulis berharap kepada Tuhan, supaya Tuhan memberi ketabahan, penghiburan bagi mereka dan juga menolong mereka agar menjadi sehati.
▪ Adapun tujuannya adalah supaya jemaat bisa memuji dan memuliakan Tuhan bersama-sama.
▪ Paulus memohon kepada Tuhan krn Ia Maha Baik dan Pengasih.

▪ Pernyataan Rasul Paulus dalam Roma 15:1-6 menekankan tentang pentingnya membangun kehidupan yang memiliki persekutuan kasih Kristus dari orang-orang yang dipanggil keluar menuju terang yang ajaib dalam komunitas orang percaya atau bergereja.
▪ Hidup bergereja sesungguhnya memiliki arti hidup berkomunitas, hidup bersosial, hidup memancarkan kasih dan bukan hidup yang berfokus pd diri sendiri.
▪disampaikan jg kpd jemaat Korintus untuk saling membangun dan menguatkan antar-sesama anggota. 
▪ Tanpa adanya kerja sama dan satu visi dalam menjalankan perintah Tuhan maka akan banyak perpecahan yang selama ini terjadi di intern umat Kristen.

📖 Rasul Paulus menyatakan : 
Ayat 5 -- Semoga Allah, yang adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu, sesuai dengan kehendak Kristus Yesus,
Ayst 6 -- sehingga dengan satu hati dan satu suara kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus (Roma 15: 5-6).

● Tinjauan Teologi Roma 15:5-6
▪ Perkataan Rasul Paulus “Semoga Allah, sumber pengharapan”
▪ Ini adalah suatu pujian, penutupan bagi tulisan yang berawal dengan (Roma 14:1). 
▪ Namun dalam ayat ini Paulus memberikan gelar kepada Allah yaitu Sumber ketekunan dan penghiburan.
▪ Sebab dari pada-Nyalah ketekunan dan penghiburan dibangun, dan Tuhan memampukan dan memberikan anugerah ketekunan dan Ia juga meneguhkan dan menjaga anugerah itu sebagai Allah sumber penghiburan.

▪  Ini adalah satu lagi gelar yang indah dari Tuhan-Allah sumber pengharapan (Roma 15:13) “memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera” ini adalah sebuah Aorist active optative menyatakan doa Paulus bagi orang percaya di Roma.
▪  Selaras dg yang disampaikan dalam tafsiran Wycliffe bahwa: Paulus berdoa agar Allah mendatangkan ketekunan dan penghiburan dan dapat menolong orang percaya untuk hidup selaras dengan Kristus Yesus sabagai teladan dan patokan.
▪Tentang ketekunan dan penghiburan yang diberikan Allah maka, jemaat Roma diperingatkan unt semakin mengarah hati untuk saling mengasihi, shgg tidak akan nada yang mengacaukan kedamaian

📚 Dalam kajian ini Allah yang adalah sumber ketekunan, memberikan ketekunan (yun) hupomone , upomonhv yang artinya kesabaran, ketabahan;ketahanan; ketekunan; penantian
▪ Dalam TB ditulis sebanyak 32 kali.
▪ Ini diharapkan bahwa kekristenan wajib untuk menuju pada cara mengasihi sesama.

📚  Sedangkan kata Kerukunan (yun)  phroneo dengan arti berfikir, memikirkan atau berfikir secara, membiarkan cara berfikir kita dikendalikan oleh hidup sejiwa satu dengan yang lain, memperhatikan (Filipi 4.10) dan mementingkan (Roma 14.6).
▪ Kata phronein ( kata kerja) juga diartikan memikirkan hal yang sama yaitu segala peluang yang menimbulkan perdebatan atau perbedaan disingkirkan dan segala pertikaian dikesampingkan.
▪dalam doa dimohonkan kepada Allah agar mengarunikan kerukunan kepada jemaat di Kota Roma yang sesuai dengan kehendak Kristus Yesus.
▪ Sebab benturan-benturan memunculkan ketidakharmonisan, kekurang-kompakan, kekurangrukunan sehingga mereka saling mencela serta mempersalahkan.
▪ Keadaan yang demikianlah yang mendorong Rasul Paulus menyampaikan surat ini dengan tujuan supaya di dalam jemaat Roma tercipta suatu kerukunan yang abadi.

▪ Kerukunan yang diminta harus sesuai dengan ajaran Yesus, hukum kasih, sesuai teladan dan contoh dari Kristus.
▪ Kerukunan yang diajarkan Yesus mengesampingkan kebencian, musuh, bahkan orang-orang yang ingin menjatuhkan kita, sebab dasar kerukunan Yesus adalah Kasih.
▪ Oleh karena itu kerukunan adalah bagian dari kesaksian dalam diri orang percaya sebab pada dasarnya kepercayaan kepada Tuhan yang melibatkan sesama sebagai bagian dari rencana Allah bahwa orang percaya adalah suratan yang terbuka yang dapat dibaca oleh semua orang (2 Kor. 3:2).
▪ Dasar kerukunan adalah rasa berbelas kasihan terhadap sesama, seperti yang diajarkan oleh Yesus, harus mengasihi manusia seperti mengasihi diri sendiri (Mrk. 12: 33).
▪ Maka sikap belas kasihan dalam ketulusan dan kerelaan adalah tiang kokohnya, sehingga terciptanya kehidupan berbagi yang semakin menyentuh kedalaman kehidupan spritualitas yang memulihkan, serta membawa dampak menghidupkan dan menyelematkan.
▪ Ini adalah ciri khas identitas Kristen.

▪ Dan terlebih dalam (Mzm. 133: 1-3) kerukunan mendatangkan berkat Tuhan dan membawa kehidupan untuk selamanya.
▪ Tuhan memberikan perintah yang sangat luar biasa tentang kasih kepada Tuhan dan sesama dengan saling mengasihi, yang merupakan wujud dari keinginan Tuhan bahwa orang percaya adalah terang dan garam dan menjadi bagian dari pembawa perubahan (Mat. 5:13-16).
▪ Kasih yang tanpa syarat atau kasih yang tanpa pamrih dapat diterapkan oleh orang percaya sebagai wujud mengasihi Tuhan dan ketaatan orang percaya dalam melakukan kebenaran kepada sesama anggota gereja dalam kerukunan intern umat beragama sehingga kasih Allah dapat dilihat dan dirasakan oleh orang yang belum mengenal Tuhan Yesus, yaitu sumber ketekunan serta pengharapan yang berasal dari Tuhan yang sejatinya tidak bisa dipungkiri.

▪ Dalam naskah Yunani lebih tegas untuk menyatakan makna dari kerukunan.
📚 Kata “kerukunan” dalam bahasa Yunani, juga mengandung arti unsur kesatuan yang tidak bisa patah atau lepas seperti kesatuan dalam unsur ‘sehati-sejiwa’, dan mempunyai tujuan, kehendak dan beriringan bersama-sama dan juga memiliki arah/ fokus yg jelas.

▪ Demi kebersamaan dan kesatuan ini, dituliskan Paulus dalam hubungan antar anggota jemaat di kota Roma yang penuh dengan perbedaan dogma atau doktrin, aturan dan perbedaan-perbedaan yang tidak mendasar.
▪ Sebab kerukunan adalah kesehatian atau sehati-sepikir memiliki proses untuk kebersamaan walau dalam perbedaan, hal itu bukanlah bermaksud untuk menghilangkan perbedaan pendapat, perbedaan pandangan dalam lingkungan orang percaya di kota Roma.
▪ Namun yang mau ditegaskan oleh rasul Paulus bukan agar perbedaan dihapuskan, melainkan agar perbedaan itu diatasi dan diberi solusi sehingga tidak ada kegaduhan dalam jemaat yang dapat membawa berita buruk bagi orang luar.
▪ Sebab tujuan dari kerukunan adalah Allah dipermuliakan.

▪ Roma 15: 6 adalah tujuan dari apa yang dinyatakan Paulus untuk hidup dalam kerukunan.
▪ Sebab pernyataan Paulus dalam ayat 6 sangat gamblang dan jelas dapat dipahamai oleh orang percaya dan dapat diaplikatifkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dengan satu hati dan satu suara kita dapat memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita,Yesus Kristus.
▪ Jika ditelaah dalam Bahasa Yunani seperti diatas satu suara atau satu mulut.
▪ Sehingga dapat di interprestasikan bahwa orang percaya harus membawa seluruh perkataannya untuk tidak cepat berkata-kata.
▪ Sebab perkataan dapat memunculkan pertikaian dan pertengkaran yang akan membawa mereka kepada tercerainya persatuan dan yang pasti hancurnya pelayanan. 
▪ karena perkataan yang dipakai untuk hal-hal yang tidak berkenan dapat melukai, dan hal itu tidak sesuai dengan ajaran Yesus dan perkataan Paulus untuk tidak saling melukai.
▪ Maka itu seharusnya orang percaya maupun para pemimpin gereja harus memiliki pengendalian diri menggunakan perkataannya, sebab itu adalah bukti orang percaya yang menghidupi kerukunan.
▪ Satu suara saja tidak cukup tetapi haruslah orang percaya juga memiliki kesatuan hati juga, sebab sejatinya Allah melihat hati manusia.
▪ Sebab satu suara dan satu hati adalah perpaduan yang manis di antara keduanya.
▪  Dan kekristenan juga harus memiliki cara hidup Kristen yang benar-benar menjadi orang Kristen dan bertindak sebagaimana seharusnya orang Kristen di setiap bidang kehidupannya.

● Apa yang terjadi sehingga ‘kerukunan’ menjadi tekanan khusus dari rasul Paulus?
📖 Ada 2 (dua) hal yang dapat kita catat,:
▪ pertama, sesuai dengan ay. 4, “Sebab segala sesuatu yang ditulis dahulu, telah ditulis untuk menjadi pelajaran bagi kita, supaya kita teguh berpegang pada pengharapan oleh ketekunan dan penghiburan dari Kitab Suci”.
Bagi Paulus pengharapan bukan (bukan hanya) soal orang percaya perorangan.
Pengharapan ialah pertama-tama dan terutama pengharapan akan kedatangan Kerajaan Allah, di mana baik Israel maupun bangsa-bangsa kafir akan masuk.
Cita-cita Kerajaan itulah yang menjadi pegangan bagi jemaat.
Hukum yang berlaku dalam Kerajaan itu seharusnya sudah berlaku pula dalam jemaat.
Hukum itu adalah: kesatuan dalam kasih.
Itulah makna pengharapan di sini.

▪ Kedua, dalam bahasa Yunani, istilah ‘kerukunan’ sama bunyinya dengan ‘sehati-sepikir’ (lihat 14:12:16).
‘Sehati-sepikir’, bukanlah bermaksud untuk menghilangkan perbedaan pendapat dalam lingkungan jemaat.
Yang rasul Paulus harapkan bukan agar perbedaan dihapuskan, melainkan agar perbedaan itu diatasi.
Artinya, agar orang sanggup memandang perbedaan paham itu sebagai perkara yang nisbi/relatif, tidak memutlakkannya, sebab mereka melihatnya dari titik yang lebih tinggi, yang menjadi titik kesatuannya, yaitu Yesus Kristus.

● Cara menciptakan kerukunan.
▪ Dalam ay. 7 dikatakan, “Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah”.
Cara menciptakan kerukunan dalam ay. 7 merupakan cara bertindak yang diharapkan dapat dilakukan oleh jemaat, yaitu: terimalah satu akan yang lain.
Kedua golongan, yang kuat dan yang lemah dianjurkan untuk saling menerima.
Dasarnya adalah karena Kristus juga telah menerima kita.
Justru tdk memunculkan egoisitas yang merusak tatanan masyarakat.
Mau saling menerima berarti mengakui kelemahan masing-masing, dan mengakui kelebihan masing-masing.
Ingatlah bagaimana Kristus menerima kita, bukan karena kemampuan manusia, tetapi justru karena keberdosaan, kenajisan manusia itu sendiri.

Paulus meminta jemaat Roma untuk aktif menciptakan kerukunan.
Dasar dari pengajaran dan tuntutan kerukunan ini adalah hidup Kristus sendiri (15:3, 7).

--> Tindakan aktif pertama yang dapat dilakukan adalah menanggung beban sesama kita
(1). Pepatah mengatakan, “Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing.”
Golongan kuat kemungkinan besar adalah kaum berada, sebaliknya golongan lemah adalah kaum miskin.
Saling menolong dan menanggung beban bahkan akan meruntuhkan batas-batas di antara umat manusia yang saling bermusuhan.
--> Kedua, orientasi hidup orang Kristen seharusnya tidak berpusat pada apa yang menguntungkan dirinya sendiri, tetapi apa yang membawa kebaikan dan membangun orang lain
(2). Semakin dewasa iman kita, semakin kita memikirkan kebaikan dan kemajuan orang lain yang ada di sekitar kita.
--> Ketiga, kerukunan terjadi pada saat kita merelakan diri menerima orang lain dengan kelebihan dan kekurangannya.

▪ Kristus adalah sumber iman Kristen yang memberikan contoh bahwa hidup-Nya bukanlah untuk menyenangkan diri-Nya sendiri.
▪ Kristus bahkan menerima cercaan dan hinaan demi keselamatan kita semua. Ingatlah, Kristus menerima kita bukan karena kita hebat dan memiliki kelebihan, tetapi justru pada saat kita najis oleh dosa.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar