Selasa, 27 Desember 2022

MANUSIA DI RANCANG UNTUK HIDUP DALAM KEMULIAAN ALLAH -- ROMA 3:23

 


MANUSIA DI RANCANG UNTUK HIDUP DALAM KEMULIAAN ALLAH -- ROMA 3:23


📖 Roma 3:23,  “karena semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah, oleh karena telah berbuat dosa.”

Menurut bahasa Yunani versi BYZ* :

πάντες γὰρ ἥμαρτον καὶ ὑστεροῦνται τῆς δόξης τοῦ Θεοῦ
Baca: Pantes gar hemarton kai husterountai tes doxes tou Teou

▪ Dosa membuat manusia kehilangan kemuliaan Allah. 
▪ Dosa dalam perspektif Kristen adalah ketidaktepatan atau kemelesetan.

📚 Kata Kemelesetan (yun) hamartia, artinya bukan hanya melanggar hukum, tetapi tidak melakukan tepat seperti yang Allah kehendaki.

▪ Konsep dosa di dalam Perjanjian Lama adalah pelanggaran terhadap hukum.
▪ Dosa membuat manusia kehilangan Kemuliaan Allah 

📚 Jadi, “kemuliaan” yang dimaksud di sini adalah keadaan dimana manusia tidak meleset, keadaan dimana manusia memiliki batin yang selalu sesuai dengan pikiran dan perasaan Allah atau Imago Dei
📚 Makna Imago Dei adalah, Imago artinya gambar dan Dei adalah Allah.
▪ Jadi jika dikatakan manusia adalah imago dei artinya manusia segambar dengan Allah. 

📖 Firman Tuhan mengatakan “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kejadian 1:27).
📖 Filipi 2:5 “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus”  

📚 Kata "Kemuliaan Allah" (yun) tes doxes tou Teou adalah kemuliaan yang dimiliki oleh Allah. 
▪ Kita adalah ciptaan yang paling mulia, karena kita diciptakan dalam gambar dan rupa Allah. 
▪ Seharusnya, penciptaan kita dimaksudkan untuk menjadi pemancar kemuliaan Allah bagi seluruh ciptaan yang lain. 
▪ Namun, melalui peristiwa kejatuhan manusia ke dalam dosa, gambar kemuliaan Allah yang semula ada di dalam diri kita itu kini mengalami kemerosotan yang berkesinambungan.

▪ Seiring dengan menanggulangi kemelesetan ini dan seiring dengan keberhasilan menyelesaikan kemelesetan tersebut setiap hari, maka kemuliaan juga pasti kita peroleh, artinya semakin tidak meleset maka semakin seseorang mulia.
▪ Jadi kita tidak boleh memandang bahwa kemuliaan itu hanya nanti setelah kita meninggal dunia.

📖 Roma 8:17, firman Tuhan mengatakan bahwa kita akan dimuliakan bersama-sama dengan Tuhan Yesus, artinya kita akan menerima kemuliaan bersama dengan Tuhan Yesus, maksudnya adalah “kita akan memperoleh jabatan, keagungan, bersama-sama dengan Tuhan Yesus kelak.” 

▪ Yesus dimuliakan Bapa, sehingga setiap lutut bertelut dan lidah mengaku bahwa Yesus adalah penguasa; kurios, Tuhan bagi kemuliaan Allah.
▪ Oleh karenanya sejak di bumi kita juga sudah harus mulia, kemelesetan sudah harus ditanggulangi. 
▪ Semakin dosa ditanggulangi, semakin kita memiliki kemuliaan.
▪ Maka, kalau orang tidak mulia sejak hidup di dunia ini, ia tidak akan dimuliakan di kekekalan.
▪ Jadi, kemuliaan seseorang atau keagungan seseorang itu bukan pada kekayaan, kedudukan, gelar, penampilan, atau apa pun, tetapi kemuliaan seseorang terdapat pada ketepatan dia bertindak atau ketepatan ia berperilaku.
▪ Makanya kita belajar untuk berhati-hati terhadap apa yang kita pikirkan, berhati-hati terhadap apa yang kita ucapkan, berhati-hati atas setiap keputusan, atas setiap pilihan, rencana, keinginan, ambisi, dan lain sebagainya.
▪ Karena di situlah letak kehormatan kita, letak keagungan kita, dan letak kemuliaan kita. 

▪ Jadi, pada umumnya manusia telah sesat.
▪ Umumnya membangun kemuliaan di atas kekayaan, kehormatan, kedudukan dan kekuasaan, penampilan, dan lain sebagainya.
▪ Bahkan ketika kita ada di lingkungan pelayanan, kita masih mengharapkan ada kehormatan di dalam pelayanan tersebut dan itu tidak kita sadari.
▪ Ada ambisi-ambisi yang kita sendiri tidak sadari, yang mengarahkan kita di dalam bertindak, dan dalam mengambil keputusan.
▪ Jadi, mungkin kita merasa sudah mulia karena kehormatan yang kita sandang spt gelar, kedudukan, kekayaan dan lain sebagainya, tetapi sebenarnya jika ditinjau dari mata Allah, kita tidak mulia sebenarnya. 

▪ Kadang kita sering menjumpai, mudah untuk kita mengatakan di gereja atau pada waktu kita kebaktian, “Bapa, aku mau indah di mata-Mu dan mulia dalam pandangan-Mu.” 
▪ Sebenarnya itu hanya ucapan belaka ygvakan menambah kefasikan (asesories, pernak pernik dlm kekristenan), tetapi sebenarnya kita tidak sungguh-sungguh mau bergumul untuk mencapai atau meraih kemuliaan yg sesungguhnya.
▪ Sejatinya, tanpa sadar kita sedang mempermainkan Tuhan lewat ucapan bibir kita.

▪ Orang yang menemukan kemuliaan Allah memiliki ciri yang berbeda dengan dunia. 
▪ Makanya kita harus mau utk sering memeriksa diri kita, apakah kita sudah menemukan kemuliaan Allah yang hilang itu atau belu.
▪ Kita dapat membandingkan diri kita dengan cara berpikir anak dunia, gaya hidup anak dunia, obsesi, hasrat, cita-cita, dan gaya hidupnya.
▪ Apakah masih terdapat kemiripan?
▪ Kalau masih ada, berarti kita harus berusaha utk menemukan kemuliaan Allah yg harus menguasai dan mengubah hidup kita.

📖 Itulah sebabnya firman Tuhan mengatakan dg tegas dalam Roma 12:2, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini.” 

▪ Maka kita harus jujur dengan diri kita sendiri; kita serupa dengan dunia ini, atau serupa dengan Tuhan Yesus yang adalah gambaran kemuliaan Allah.
▪ Kita dipanggil sejak semula untuk serupa dengan Dia, untuk menemukan kemuliaan tsb.
▪ Jadi kita harus berani untuk hidup tidak serupa dengan dunia ini.

📖 Firman Tuhan mengingatkan kita spy kita “berubahlah oleh pembaharuan budimu”.
▪ Jadi budi kita pasti bisa berubah, artinya pikiran kita bisa berubah hanya oleh Firman yg benar dan murni
▪ Karenanya jangan terdistraksi, dirusak, dan dikacaukan oleh apa pun yang membuat kita tidak bertumbuh ke arah Kristus.
▪ Tuhan memberkati.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar