MAKNA DOA YESUS (Yohanes 17:1-26) - Eksposisi
Dirangkum dan disusun oleh : Pdt. Erwan
● Pendahuluan
▪ Yohanes 17 adalah perikop tentang Doa Yesus.
▪ Menceritakan bahwa yesus sebagai Imam Agung yang tertinggi (the Priestly Prayer of Jesus).
▪ Disebut demikian, karena di perikop ini dijabarkan pembicaraan antara Kristus dengan Allah Bapa, di mana Yesus sebagai Imam Agung mempersembahkan korban sengsara dan wafat-Nya kepada Allah Bapa.
▪ Melalui penjabaran ini kita mengetahui hal misi penebusan Kristus dan contoh bagaimana seharusnya kita berdoa.
▪ Injil Yohanes mengajarkan kita bahwa Tuhan Yesus yang adalah Putera Allah yang sehakekat dengan Allah Bapa, sesungguhnya dapat saja berdoa dalam hening (dalam hati) jika perlu, tetapi Ia ingin menunjukkan Diri-Nya di hadapan Bapa dengan sikap permohonan, sebab Ia adalah Guru kita.
▪ Oleh karena itu, doa untuk para murid-Nya ini berguna bukan saja kepada mereka yang mendengarnya, tetapi juga kepada semua yang kemudian membacanya
● Pokok bahasan perikop Doa Yesus ini terbagi menjadi tiga bagian :
▪ 1) Ay. 1-5: Yesus memohon agar kodrat manusia-Nya yang kudus dipermuliakan, dan korban salib-Nya diterima oleh Allah Bapa
▪ 2) Ay. 6-19, Yesus berdoa bagi para murid-Nya yang akan diutusnya ke dunia untuk mengabarkan penebusan yang sebentar lagi akan diselelesaikanNya
▪ 3) Ay. 20-26, Yesus berdoa untuk kesatuan di antara semua yang akan percaya kepada-Nya sepanjang abad, sampai mereka mencapai persatuan yg sempurna dengan-Nya di Surga.
π Bag.1. Ay. 1-5
▪ Sebelum berpisah dengan murid-murid-Nya, Yesus terlebih dahulu berdoa bagi mereka.
▪ Tema utama doa Yesus pada perikop ini adalah kerinduan-Nya akan kemuliaan Bapa dan damai sejahtera di antara murid-murid-Nya.
▪ Yesus meminta agar Bapa mempermuliakan Dia sama seperti Dia mempermuliakan Bapa, yang telah memberikan kuasa kepada-Nya; mempermuliakan Dia, karena Ia menyelesaikan pekerjaan yang Bapa tetapkan; mempermuliakan Dia dengan kemuliaan yang Bapa miliki.
▪ Tiga kali Ia berseru '"permuliakanlah Anak-Mu".
▪ Kalimat Ini mengandung penekanan bahwa tugas-Nya mempermuliakan Bapa telah selesai.
--> Setiap orang percaya juga mempunyai tugas yang Allah ingin mereka lakukan.
π Ef 2:10 : “Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya”.
--> Kita harus meneladani Kristus dengan memuliakan Allah melalui penyelesaian tugas yg Ia percayakan kpd kita.
▪ Yoh. 4:34 :TB : Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya.
▪ TL : Maka kata Yesus kepada mereka itu, "Adapun rezeki-Ku, yaitu melakukan kehendak Dia, yang menyuruhkan Aku, dan menyempurnakan pekerjaan-Nya.
π Kata "kemuliaan" (Ibr) ΧָּΧΧֹΧ - KAVOD ; (yun) Ξ΄ΟΞΎΞ± - DOXA, feminine noun, harfiah: "pendapat; reputasi" yang kemudian dalam pemakaiannya di Alkitab Perjanjian Baru digunakan dalam makna "kemuliaan/ glory".
--> Kata “Kemuliaan” di sini mengacu kepada kemegahan, kuasa dan hormat yang menjadi milik Tuhan.
▪ Allah Putera setara dengan Allah Bapa, dan sejak penjelmaan-Nya, yaitu kelahiran dan terutama melalui wafat dan kebangkitan-Nya, ke-Allahan-Nya telah dinyatakan.
“…kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yoh 1:14)
π Pemuliaan Yesus mempunyai tiga dimensi:
1) Pemuliaan Yesus mendukung kemuliaan Allah Bapa, sebab Kristus dalam ketaatan-Nya kepada kehendak Allah Bapa (Flp 2:6), memperkenalkan Allah Bapa dan menyelesaikan karya penyelamatan Allah.
2) Kristus dimuliakan karena ke-Tuhanan-Nya, yang dengan kerelaan hati-Nya telah disamakan, akan pada akhirnya dinyatakan melalui kodrat kemanusiaan-Nya, yang akan dapat dilihat setelah kebangkitan-Nya atas kuasa Allah.
3) Kristus, melalui pemuliaan-Nya, memberikan kesempatan kepada manusia untuk mencapai kehidupan kekal.
Ini pada akhirnya mengacu kepada pemuliaan Allah Bapa dan Kristus Allah Putera, dengan melibatkan juga partisipasi manusia dalam kemuliaan ilahi.
π Bag. 2. Ay.6-19, kita bagi menjadi 2 sub/bagian :
--> A. Ay.6-10
▪ Setelah berdoa bagi Diri-Nya, Yesus melanjutkan dengan berdoa bagi para murid-Nya dalam persekutuan para rasul, yang akan melanjutkan karya penebusan-Nya di dunia, dan kepada semua orang yang percaya kepada-Nya.
▪ Mereka yang percaya mengetahui bahwa Kristus datang dari Allah Bapa.
▪ Dan iman yg demikian menjadikan orang-orang yang percaya sebagai milik Allah Bapa dan milik Kristus.
--> B. Ay.11-19
▪ Yesus meminta kepada Bapa untuk memberikan kepada para murid-Nya empat hal : kesatuan, ketekunan, suka cita dan kekudusan.
▪ Dan Yesus juga berdoa agar Bapa menjaga mereka dalam nama-Nya
π Ay.11 : Agar mereka tetap bersatu.
“Supaya mereka menjadi satu seperti Kita”
Kesatuan yang dimohonkan oleh Yesus ini adalah cerminan dari kesatuan antara ketiga Pribadi dalam Trinitas.
▪ Kesatuan org-org percaya merupakan kerinduan dan doa Tuhan Yesus, olehnya orang percaya harus mendoakan dan mengusahakannya juga.
▪ Kesatuan disini bukan kesatuan dlm organisasi, ttp kesatuan pikiran dan hati dalam Kristus.
π Filipi 2:2 TB
karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan
> Terj. Shellabear :
Sempurnakanlah kebahagiaanku dengan hidup sehati sepikir, menaruh kasih yang sama, menjadi satu dalam jiwa dan tujuan.
> TSI (2014) :
Saya mendorong kalian untuk membuat saya semakin bersukacita waktu saya mendengar bahwa kalian hidup seia sekata, dan terus memiliki kasih yang sama antara yang satu dengan yang lain, dan bekerjasama dengan sehati sepikiran.
π Ay. 12 :
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci.
π Terj. Shellabear 2011 :
Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara mereka di dalam nama-Mu yang telah Engkau serahkan kepada-Ku. Aku pun sudah menjaga mereka. Tak seorang pun dari antara mereka binasa kecuali si anak kebinasaan itu, supaya genaplah apa yang telah tertulis dalam Kitab Suci.
--> Maksud kata "anak kebinasaan" disini di tujukan kpd Yudas Iskariot yg memilih jalannya sendiri krn punya agenda pribadi dlm mengikut Yesus.
▪ Ctt : dlm mengikut Yesus kita tdk boleh memiliki agenda pribadi/terselubung spt Yudas Iskariot
π Kata " yang telah ditentukan untuk binasa " (yun) apoleia, bermakna " kecuali anak kebinasaan "
Catatan : sesungguhnya ayat ini pada teks aslinya, tidak terdapat kata "di tentukan/di kodratkan"
▪ Ayat 12 ini merupakan doktrin yg menyatakan bhw org-org yg betul-betul "percaya" tdk mungkin kehilangan keselamatan
--> Kata "percaya" disana memiliki makna "seseorg menyerahkn hidupnya kpd pribadi yg di percayanya (yaitu Kristus) dan mengikuti sgl perintahNya.
Flp. 2:12 :
Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
π TSI3 (2014) :
Karena itu Saudara-saudari yang saya kasihi, sebagaimana kalian selalu taat kepada saya, sekarang saya mendorong kalian untuk berusaha hidup dengan cara yang pantas bagi orang yang sudah diselamatkan oleh Allah, dengan takut dan hormat kepada-Nya. Jangan lakukan itu hanya ketika saya ada bersama kalian, tetapi lebih baik lagi kalau kalian melakukannya pada waktu saya tidak ada.
--> Makna hidup dg cara yg pantas/sewajarnya bg org yg sudah di selamatkan adalah hidup sesuai dengan kebenaran yaitu Firman Allah, yg sama maknanya dg mengerjakn keselamatan hingga mengalami keserupaan spt Kristus.
▪ Sebagai hasil dari persatuan dengan Tuhan dan dari ketekunan, mereka akan mengambil bagian dalam suka cita Kristus (ay.13).
▪ Artinya spy dalam kehidupan ini semakin kita mengenal Allah dan semakin kita dekat dengan-Nya, dan kita semakin bersukacita di dlm Dia.
▪ Dalam kehidupan kekal, suka cita tsb akan menjadi penuh, sebab pengenalan kita akan Tuhan dan kasih kita kepada-Nya akan mencapai puncaknya.
▪ Akhirnya Yesus berdoa untuk mereka yang meskipun hidup di dunia tidak menjadi bagian dari dunia, agar mereka menjadi sungguh kudus dan melaksanakan misi yang dipercayakan kepada mereka, seperti Ia melaksanakan tugas yang dipercayakan Bapa kepada-Nya.
▪ Kemudian kata “Dikuduskan dalam kebenaran” maksudnya adalah dikuduskan dalam Kristus yang adalah Sang Kebenaran yang telah mengorbankan Diri-Nya di kayu salib.
▪ Itu jugalah sebabnya Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umat-Nya dengan darah-Nya sendiri (Ibr 13:12).
▪ Oleh karena itu, setelah kematian Kristus, umat manusia dapat diangkat menjadi anak- anak Allah dan mengambil bagian dalam kehidupan Allah sendiri melalui Baptisan yang memampukan mereka untuk mencapai kekudusan yang kepadanya mereka dipanggil
▪ Jadi Doa Yesus ini membukakan suatu rahasia besar kepada para murid tentang status mereka di mata Allah.
▪ Mereka menjadi murid bukan semata-mata karena keinginan mereka.
▪ Menjadi murid Yesus berarti menjadi milik Allah.
▪ Milik Allah akan mengenal siapa Allah dan Yesus melalui firman yang dikatakan.
▪ Ini merupakan suatu sukacita sekaligus tantangan besar bagi para murid, karena sedikit yang
terpilih dari sekian banyak ciptaan Allah lainnya.
▪ Menjadi milik Allah berarti memahami tugas untuk menjadi utusan Yesus.
▪ Menjadi milik Allah berarti harus hidup kudus sesuai panggilanNya.
▪ Menjadi milik Allah juga berarti menikmati kebahagiaan yang paling
istimewa yaitu mengalami pemeliharaan Allah.
▪ Oleh karena itu, para murid tidak perlu merasa takut meski dunia membenci mereka, termasuk kita yg percaya kpd Nya yg juga adalah murid Kristus.
π Bag. 3. Ayat 20-26, kita juga akan kita bagi menjadi 3 sub/bagian
--> A. Ay. 20-23
▪ Kristus berdoa bagi GerejaNya shg suatu saat pasti akan lahir atau akan ada satu Gereja Kristus yang sejati.
▪ Hal kesatuan pasti menjadi hal yang utama.
▪ Dengan berdoa kepada Bapa, “supaya mereka menjadi satu seperti Kita …” (Yoh 17:20-21), disini Yesus menyatakan adanya hubungan paralel antara kesatuan di dalam diri pribadi Allah dengan kesatuan anak- anak Allah di dalam kasih dan kebenaran.
▪ Kesatuan Gereja yg sejati pasti berlandaskan atas kesatuan umat yg beriman kpd Kristus dan melalui Dia dengan Allah Bapa (ay.23).
▪ Buah dari kesatuan Gereja adalah dunia percaya akan Kristus dan atas misi ilahi-Nya (ay. 21-23)
▪ Dan kasih sejati merupakan cerminan kesatuan kasih di dalam Allah Tritunggal.
π Ay. 20
▪ Kristus berdoa bagi Gereja-Nya, yaitu untuk mereka yang di sepanjang sejarah manusia akan percaya kepada-Nya melalui pemberitaan para rasul.
▪Misi/amanat ilahi ini yang telah dipercayakan Kristus kepada para rasul ditentukan untuk tetap ada sampai akhir jaman (Mat 28:19-20), sebab Injil yang dipercayakan kepada mereka adalah bagi Gereja yg merupakan pegangan atau prinsip yang berlaku di sepanjang masa.
▪ Untuk alasan inilah para rasul sangat berhati-hati menunjuk para penerusnya.
▪ Jalur apostolik dan dasar dari Gereja adalah sebagai “apostolisitas”
▪ Apostolisitas adalah semua org percaya yang menjadi penerus para rasul, yang memegang kuasa Apostolik dan memberitakan pengajaran yang sama seperti yang diajarkan oleh mereka.
π Ay. 21
▪ Kesatuan Anak dan Bapa digambarkan berulang kali dalam Yoh.5:19-26, suatu kesatuan fungsional yang olehnya Anak mengerjakan apa yang dikerjakan Bapa, bahkan menunaikan apa yang ditugaskan Bapa kepadaNya.
▪ Dalam doa syafaatnya, Yesus sang Anak meminta agar kesatuan antara Bapa dan Anak kiranya juga menginspirasi kesatuan umat percaya, sehingga sama seperti Bapa di dalam Anak dan Anak di dalam Bapa, demikian juga kiranya umat-Nya memiliki kesatuan yg intim di antara umat itu sendiri dan dengan sendirinya mereka pun dapat menikmati kesatuan yang intim dengan Bapa dan Anak
▪ Kesatuan org percaya dengan Kristus menghasilkan kesatuan di antara mereka sendiri.
▪ Kesatuan Gereja pada akhirnya menyumbangkan kebaikan kepada umat manusia, sebab dengan kesatuannya, Gereja tampil sebagai "tanda" yang muncul di antara bangsa-bangsa yang mengundang semua orang untuk percaya kepada Kristus yang diutus oleh Allah untuk menyelamatkan semua manusia.
▪ Gereja mengemban misi penyelamatan ini melalui kesatuannya dengan Kristus, memanggil semua umat manusia untuk bergabung dengan Gereja dan dengan demikian mengambil bagian dalam kesatuan antara Kristus dengan Allah.
▪ Setiap orang percaya harus mengusahakan kesatuan seperti yang dinyatakan oleh Yesus dalam doa kepada Allah.
▪ Oleh karena itu, hendaknya kitapun harus berdoa demi kesatuan umat percaya.
π Yesus meninggalkan wasiat terakhirnya dengan mendoakan kesatuan Gereja, “…. supaya mereka menjadi satu, sama seperti Engkau di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (Yoh 17:21)
π Ay. 22-23
▪ Yesus memiliki kemuliaan yaitu pernyataan akan keilahian-Nya, sebab Ia adalah Tuhan yang setara dengan Bapa (Yoh 1:1-5).
▪ Ketika Ia mengatakan akan memberikan kemuliaan-Nya kepada para murid-Nya, Ia meyatakan bahwa melalui rahmat Allah, Ia membuat kita sebagai pengambil bagian dalam hidup Ilahi (2 Pet 1:4).
π Kemuliaan dan pembenaran oleh rahmat Tuhan sangatlah erat bersatu, “Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya.
Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya” (Rom 8:30).
π Rahmat inilah yang bekerja dalam umat percaya untuk menjadikan mereka semakin serupa dengan Kristus yang serupa dengan Allah Bapa (2 Kor 4:4; Ibr 1:2-3).
--> B. Ay. 24
▪ Yesus menutup doa-Nya dengan memohon agar semua umat percaya mencapai Kerajaan Surga, Ia berkata : Ya Bapa, “Aku mau supaya….”
▪ Dikatakan bukan sekedar bahwa Ia berdoa "supaya," tetapi "mau supaya"
▪ Kata ini menunjuk kpd kehendak Yesus yang kuat untuk menghantar semua yang percaya kepada-Nya dapat mengambil bagian dalam kemuliaan-Nya.
▪ Di dunia kita mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi melalui iman dan kasih, namun di Surga kita akan mencapai kepenuhan hidup ilahi, di mana kita memandang Tuhan sebagaimana Dia adanya (1 Yoh 3:2) berhadapan muka dengan muka (1 Kor 13:9-12).
▪ Dengan demikian Gereja memunyai pandangan tertuju hanya kepada kehidupan yg kekal.
--> C. Ay. 25-26
▪ Pewahyuan Allah tentang Diri-Nya melalui Kristus menyebabkan kita mulai mengambil bagian dalam kehidupan Ilahi yang mencapai puncaknya di Surga.
▪ Kristus telah menyatakan kepada kita semua yang perlu kita ketahui agar kita dapat mengambil bagian dalam kasih yang timbal balik di dalam Allah tri tunggal, terutama misteri tentang siapa diri-Nya dan misi-Nya.
π Yesus berkata, “….tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya” (Mat 11:27).
π Kristus terus menyatakan kasih Allah Bapa, melalui Gereja-Nya, yang di dalamnya Ia selalu hadir, dan berjanji “Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat 28:20)
Sumber : Dari Banyak Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar