Selasa, 27 Desember 2022

KETAATAN DAN KESETIAAN KRISTUS MENJADI TELADAN BAGI ORANG PERCAYA - Eksposisi (Konteks Filipi 2:5-11)

 


KETAATAN DAN KESETIAAN KRISTUS MENJADI TELADAN BAGI ORANG PERCAYA - Eksposisi
(Konteks Filipi 2:5-11)

Disusun : Pdt. Erwan

2:5 Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, 
2:6 yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, 
2:7 melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. 
2:8 Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. 
2:9 Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, 
2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi, 
2:11 dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

● PENDAHULUAN
📋 Setelah kita membaca ayat-ayat di atas (Flp.2:5-11), maka dapat kita bagi menjadi 3 bagian :
▪ 1. Filipi 2:5, “perintah agar mengikuti teladan Kristus Yesus"
▪ 2. Filipi 2:6-8, “pengosongan diri Yesus"
▪ 3. Filipi 2:9-11, “hasil dari pengosongan diri Kristus Yesus.

~> Dari hasil pembacaan tsb, maka kita dapat simpulkan menjadi sebuah pokok bahasan yaitu : “Ketaatan dan Kesetiaan Kristus yg Harus Menjadi Teladan Bagi Setiap Orang Percaya”

● Pada ayat 5, Paulus menekankan bahwa “Hidup orang percaya harus mengenakan pikiran dan perasaan yg sesuai dengan Kristus”.
📚 Pada teks Yunani/asli ayat ini tertulis : "Pikirkanlah ini dalam diri kamu yang ada juga dalam di dalam Kristus Yesus"

📋 Ayat ini muncul di latarbelakangi karena di jemaat Filipi sedang timbul benih-benih perpecahan, (baca Filipi 2:1-4; 3:2-4 ; 4:2).
▪ Penjelasan :
~ Masalah dari dalam bisa timbul karena adanya sikap egois dari sebagian anggota jemaat Filipi, yaitu kelompok Yahudi-Kristen yang masih menekankan sunat dan Taurat, serta dengan kelompok Libertinis yang serba ingin bebas, tanpa perlu ikut aturan.
~ Sementara masalah dari luar tampaknya berkaitan dengan kelompok Yahudi non-Kristen dan kelompok Gnostik yang juga mulai tumbuh pada waktu itu (bdk. Flp 3:2-4).
~ Dalam hal ini, lawan yang dihadapi jemaat Filipi adalah orang Kristen Yahudi dan guru-guru palsu, termasuk para penginjil gnostik Kristen.
~ Persoalan lain yang dihadapi jemaat Filipi adalah pergulatan untuk tetap memiliki ciri khas sebagai orang Kristen yang berbeda dengan masyarakat Roma kecil tsb.
~ Di tengah masyarakat Filipi berkembang budaya cursus honorum, yaitu mengukur kehormatan melalui meningkatnya status sosial dan kedudukan seseorang di tengah masyarakat karena prestasi yang dilakukannya serta karena pengakuan yang berasal dari pemerintah.
~ Dengan demikian, orang berlomba-lomba untuk lebih unggul dibandingkan yang lain supaya dihormati dan dipandang oleh sesamanya.
~ Budaya semacam ini pun ternyata mulai terindikasi muncul di kalangan jemaat Filipi dengan menganggap diri mereka lebih utama (hebat) dibandingkan yang lain dan mereka lebih memperhatikan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan sesamanya.
~ Untuk alasan inilah, Paulus mengingatkan mereka dengan mengutip (Flp 2:6-11) yakni untuk meneladani Kristus yang justru melakukan hal sebaliknya, menurunkan status dan kedudukan-Nya demi kebaikan dan kepentingan banyak orang.
~ Gambaran semacam ini juga dimaksudkan Paulus untuk mendorong jemaat Filipi yang memiliki kedudukan dan status terhormat di tengah masyarakat untuk menggunakannya bukan untuk mencari kemuliaan pribadi, tetapi bersedia merendahkan diri untuk melayani yang lain.

▪ Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masalah jemaat Filipi adalah masalah dipikiran mereka yg tdk sesuai dg pikiran Kristus.
▪ Artinya, dengan adanya benih perpecahan diantara jemaat, membuktikan bahwa jemaat Filipi belum hidup mengikuti teladan Kristus.
▪ Disini Paulus hendak menekankan bahwa bukanlah “sekedar contoh hidup” yang diberikan oleh Kristus, tetapi “tata cara hidup” yang harus ditaati dan dituruti oleh jemaat Filipi.
▪ Dalam hal ini, Paulus menunjukkan kepada “Phroneite” (pikiran dan perasaan) yang terdapat dalam Kristus Yesus.
▪ Paulus meminta kepada mereka, supaya “Phroneite” itu juga harus ada pada mereka.
▪ Yang Paulus kehendaki dari mereka adalah mereka hidup bukan untuk diri mereka sendiri, tetapi untuk Tuhan dan juga untuk sesama mereka, sesuai dengan pola hidup Kristus.

📋 Makna memiliki pikiran dan perasaan seperti Yesus.
▪ Maksudnya adalah sama seperti Yesus mempunyai pikiran dan perasaan yang sama seperti Bapa-Nya
▪ Reff :
~ Ibrani 1:3 “Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah”, ..
~ Yoh.10:30 Tuhan Yesus berkata, “Aku dan Bapa adalah satu
~ Yoh.14:9 ... Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa; ...)
~ Kolose 1:15 :
- TB : Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, ...
- TL : ... dan Ialah yang menjadi bayang Allah yang tiada kelihatan itu, ...
- BIS: Kristus adalah gambar yang nyata dari diri Allah yang tidak kelihatan, ...
- TSI: Kristus Yesus mencerminkan semua sifat Allah ....

▪ Dengan demikian, untuk menjadi seperti Yesus terlebih dulu seorang hamba harus mempunyai atau mengenakan pikiran dan perasaan yang sama seperti Yesus.
~> Metanoia/Perubahan pikiran dan perasaan ke arah Kristus

📚 Pada Alkitab Penuntun “Hidup Berkelimpahan” (The Full Life Study Bible), di ayat 5 di jelaskan : ▪ Kalimat “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama…” menjelaskan bahwa Paulus menitikberatkan bagaimana Yesus meninggalkan kemuliaan yang tiada taranya di sorga dan mengambil kedudukan yang hina sebagai hamba.

📚 Berdasarkan (KBBI) Kamus Besar Bahasa Indonesia, hamba adalah abdi, budak belia, dimana ia harus merendahkan dirinya.
▪ Penghambaan adalah hal untuk menjadi hamba, dan memperlakukan dirinya layak sebagai budak.

📚 Dalam Kamus Theologia, kata hamba merupakan servant, slave, yang berarti budak tetapi mempunyai makna yang sangat berbeda.
Kata "Slave" berarti "mengorbankan diri untuk melayani."


● Ayat 6, "yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,"

📋 Pada ayat ini, Paulus hendak mengatakan bahwa sekalipun Kristus sewujud dengan Allah, Ia tidak menganggap kesamaan atau kesetaraan itu sebagai sesuatu atau milik yang harus dipertahankan.
▪ Dengan kata lain Ia tidak memakai kebesaran dan kemuliaan-Nya untuk kepentingan-Nya sendiri.


● Ayat 7, "melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”
📚 KJV : “But made himself of no reputation, and took upon him the form of a servant, and
was made in the likeness of men.”

📋 Paulus hendak menggambarkan dari dua tindakan berturut-turut Kristus di dalam ke-hambaan-Nya. Tindakan pertama dijelaskan oleh kata kerja “mengosongkan diri”.
▪ Kata kerja“ἐκένωσεν”(kenoo) dan dilanjutkan “εαυτου” (heautou) secara harfiah berarti “dia mengosongkan dirinya sendiri.

▪KJV menerjemahkan “ἐκένωσεν” “reputation”artinya nama baik/reputasi, nama.
▪NIV menerjemahkan “nothing” artinya tidak ada apa-apa.

📋 Hal ini menjelaskan secara harafiah dari bahasa Yunani (heauton ekenosen) berarti: “Kristus telah mengosongkan diri-Nya, Ia menyerahkan semua hak, kehormatan, dan hak istimewa ilahiNya.

▪ Dan pada bagian ini, kita bisa mendapatkan beberapa penjelasan ayat 5-7 yaitu, Kristus merupakan teladan yg sempurna dalam sikap kerendahan hati-Nya.
▪ Sikap keteladanan itulah yang membawa setiap manusia menuju kepada kehidupan Kristen yang berkualitas tinggi
▪ Sikap kerendahan hati yang menjadi sebuah keteladanan Kristus adalah:
~ Kristus melepaskan segala hak istimewa dan kemuliaan-Nya di sorga sebagai suatu karya penyelamatan.
~ Kristus mengosongkan diri-Nya atau merendahkan diri-Nya serendah-rendahnya.

📚 Kata "mengosongkan" pada ayat ini di pakai kata (yun) ἐκένωσεν ; (ekenōsen) berasal dari kata (yun) κενοω - Kenoô
▪ Mengosongkan diri (kenoo) memiliki makna : mengosongkan, menghapuskan, meniadakan, menganggap tak berguna

📋 Kristus mengambil rupa seorang hamba dan menjadi sama dengan manusia.
📚 Kata "hamba" (yun) δούλου ; doulos berbentuk genitive singular masculine yg artinya "menjadi hamba."

▪ Ungkapan pengambilan rupa hamba adalah keterangan dari ungkapan “pengosongan diri sendiri” dan “pengambilan rupa seorang hamba”, itu sama artinya dengan Allah telah menjadi manusia, artinya dalam segala hal kecuali dosa.
▪ Catatan : Sebagai hamba disini bukan berarti Yesus Kristus kehilangan keilahian-Nya.

📚 Kalimat "menjadi manusia" (yun) ἀνθρώπων γενόμενος· ; “Antropon genomenos” 
▪ Kata "genomenos" pada ayat ini berbentuk, nominative singular, maskulin, partisip aorist dari kata genomai yang artinya : ada, menjadi, jadi, mencipta, lahir, berubah, datang, tinggal, berada, adalah, terjadi, dibuat, dilaksanakan, mempunyai, menerima.
~> Yesus menurunkan levelnya yg sangat jauh, dari setara dg Allah menjadi manusia

● Ayat 8, "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

📚 Kata "Ia telah merendahkan diri-Nya" (yun) etapeinōsen heauton, memiliki pengertian bahwa Yesus turun ke bawah, Ia merendahkan diri-Nya dan bukan direndahkan.
▪ Artinya, Ia tidak diminta, apalagi dipaksa untuk berbuat demikian.
▪ Dengan kata lain Ia merendahkan diri oleh kemauan-Nya sendiri.

📚 Kemudian kalimat, “...dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib”
▪ Kata taat (yun) “υπηκοος” (hupekoos), artinya patuh, taat.
▪ Taat di sini diikuti particle “μεχρι” (mechri) atau “μεχρις” (mechris) “sampai” dan ikuti kata benda “θανατος” (thanatos) death, kematian di kayu salib.

▪ Artinya Kristus menunjukkan tingkat ketaatan-Nya, yaitu sampai kematian-Nya di kayu salib. Mati di kayu salib menekankan sifat yg sangat memalukan dan sangat menderita.
▪ Keteladanan hidup Kristus dalam ketaatan merupakan teladan tertinggi.
▪ Jadi Tuhan Yesus taat/patuh kepada kehendak Bapa hingga mati di kayu salib, sekalipun Yesus Kristus sendiri tahu bahwa ketaatan tersebut sangat menyakitkan.

▪Catatan : Disinilah bentuk Kesetiaan Yesus yg diwujudkan melalui KetaatanNya
Reff : Matius 26:39 ... ”Ya Bapa-Ku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.”


● Ayat 9, "Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama, ..."

📚 Kata "sangat meninggikan" (yun) ὑπερύψωσεν ; uperupsōsen berasal dari 2 kata yaitu :
kata "hyper" dan "hypsoun" 
▪ Kata ini merupakan penegasan yg menunjuk kepada segala kekuasaan, kebesaran, kemuliaan, keagungan yang diberikan Allah kepada Kristus.


● Ayat 10, Supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi.

📚 Pada ayat ini dipakai Kata Yunani "en tôi onomati" yang berarti “dalam nama,“ bukan kata eis to onoma (ke dalam nama) dan bukan juga "epi toi onomati" (demi atau atas nama).
▪ Dalam nama memiliki pengertian : dikurung, dikelilingi, dan dikuasai orang yang empunya nama itu. 
▪ Kata "dalam nama" (yun) en tôi onomati, merupakan suatu ungkapan untuk penghormatan yang paling tinggi dan luhur.

● Ayat 11, ... dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah Tuhan," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

📚 Kata "mengaku" (yun) ἐξομολογήσηται ; exomologēsētai berasal dari kata (yun) homologeo yang memiliki pengertian memproklamirkan, mengakui dengan keras, mengumumkan dg lantang, tegas dan secara terang-terangan/berterus terang
▪ Reff ayat yg memakai kata homologeo :
~ Matius 7:23 ...berterus terang (homologeo)


● KESIMPULAN

▪ Ketaatan dan Kesetiaan Yesus yang telah mengosongkan diri-Nya (kenosis), dengan cara Inkarnasi, yaitu melalui kelahiran-Nya dari seorang perawan, yakni Maria sebelum ia menikah dengan tunangannya Yusuf (Matius 1:18).
▪ Melalui kelahiran-Nya yang ajaib, membuktikan bahwa Dia adalah Allah yang berinkarnasi menjadi manusia (Yohanes 1:14).
▪ Dan melalui pengosongan diri yang dilakukan Yesus Kristus, Dia memberikan teladan kerendahan hati, ketaatan dan kesetiaan yg harus diikuti bagi setiap orang percaya.
▪ KESETIAAN tidak bisa terlepas dari KETAATAN, karena Ketaatan merupakan wujud dari Kesetiaan (Yoh.3:16 ; 1 Yoh.4:14 ; Yoh.4:34 ; Flp.2:8)

 







 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar