Kamis, 26 Agustus 2021

PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK


 ■ PERGAULAN YANG BURUK MERUSAK KEBIASAAN YANG BAIK

I Korintus 15:12-34 
Oleh : Erwan Musa


● Pendahuluan :
Bergaul adalah salah satu cara untuk menjalin interaksi sosial, dan pergaulan merupakan proses interaksinya.
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian seorang individu. 
Memiliki pergaulan yang sehat tentunya akan membawa dampak positif atau yang baik untuk diri sendiri serta lingkungan sekitar, sedangkan pergaulan yang tidak sehat atau buruk hanya akan membawa dampak negatif bahkan kegagalan untuk diri sendiri.
Untuk itu mari kita pahami maksud Rasul Paulus menasehati jemaat Korintus berkenaan dengan perihal pergaulan buruk dalam konteks surat I Korintus 15:33-34.

I Korintus 15:33-34 (LAI TB)
15:33  Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. 
15:34  Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu
            yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu. 

● Pemahaman :
Pada ayat 12 dalam surat 1 Korintus pasal 15, Paulus telah memberitahukan persoalan yang sedang dihadapi oleh jemaat Korintus, yang memiliki prinsip yang sama seperti orang-orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan atau kehidupan setelah kematian (Lukas 20:27).
Begitu pula yang sedang terjadi di tengah tengah jemaat Korintus, bahwa ada sebagian dari jemaat tersebut tidak mempercayai kebangkitan orang mati, sehingga Paulus memaparkan serangkain argumentasi theologis dan praktis untuk menyanggah kekeliruan tersebut (15:13-32).  

Perihal yg disampaikan Paulus pada ayat 33-34 memiliki latar belakang dari dua hal yg penting tentang persoalan penyangkalan terhadap doktrin kebangkitan org mati di ayat 15 :
Lebih dari pada itu kami ternyata berdusta terhadap Allah, karena tentang Dia kami katakan, bahwa Ia telah membangkitkan Kristus -- padahal Ia tidak membangkitkan-Nya, kalau andaikata benar, bahwa orang mati tidak dibangkitkan

▪ Yang pertama :
Sebagian jemaat Korintus terjebak pada penyangkalan tentang kebangkitan orang mati, yg disebabkan bermula dari pergaulan yang buruk (15:33).
▪ Yang kedua :
Pengaruh dari kesesatan berdampak sangat fatal terhadap jemaat Korintus, krn konsep yang salah pasti memunculkan gaya hidup yang salah pula (15:34).
Artinya, Theologi yg dipahami dan dijadikan doktrin atau idiologi seseorang, pasti akan menentukan moralitasnya, dan apa yang dipikirkan seseorang akan menentukan apa yang dilakukannya pula.

Dengan keadaan situasi yg terjadi di tengah tengah jemaat Korintus tsb, membuat Paulus tidak hanya memberikan argumen, tetapi ia juga menyikapinya secara lebih praktis, shg ia memberikan 3 hal melalui suratnya kepada jemaat Korintus yaitu Teguran (15:33), Nasehat (15:34a), dan bahkan Kecaman yg keras (15:34b).

Mari kita membahas hal tersebut satu persatu :

=> 1. Teguran
Berhati-hati terhadap pergaulan yang buruk (ayat 33)
"Pergaulan yang buruk merusak sifat bahkan kehidupan orang yang baik."

▪ Kata “pergaulan” mengandung arti “kebiasaan”, yg berdampak pada moralitas (di hampir semua versi Inggris), sehingga berdampak pada kehidupan yg berdosa
Jemaat Korintus diperingatkan oleh Paulus untuk berhenti berbuat dosa (ayat 34a), dan bukan hanya dinasihati untuk memiliki kebiasaan yang baik.
Jadi hal ini berkaitan dengan kesalahan perilaku.    

▪ Kata larangan “Janganlah sesat” (yun) μὴ πλανᾶσθε ; mē planasthe, menyiratkan bahwa hal yang dilarang sudah terlanjur dilakukan.
Terjemahan yang lebih tepat adalah “Berhentilah disesatkan”.
Jika di perhatikan konteks ini, maka dapat di simpulkan bahwa sebagian jemaat memang sudah menyangkali ttg kebangkitan orang mati (15:12).
Jadi, ayat 33 bukan merupakan sebuah pencegahan, namun merupakan seruan untuk berhenti dari sebuah kesalahan.

Kata dasar planaō secara hurufiah dapat merujuk pada gerakan menuju ke arah yang salah atau tanpa tujuan yang jelas.
Jika digunakan secara figuratif, kata ini berarti “tertipu” (hampir semua versi Inggris menerjemahkan “Do not be deceived”).
Kalau Paulus memberi makna “tertipu” pada 1 Korintus 15:33, dapat kita simpulkan juga bahwa kesalahan pergaulan (“pergaulan yang buruk”) dan perilaku (“merusak kebiasaa yang baik”) dimulai dari pemikiran atau pola pikir yang salah.

▪ Kata Merusak  (yun) φθείρουσιν ; phtheiro memiliki makna merusakkan, membinasakan, menghancurkan.


=> 2. Nasihat :
sadar dan berhenti berdosa (ayat 34a)

Mengingat kesalahan jemaat Korintus dimulai dari pemikiran yang menyimpang, sehingga membuat Paulus menasihati mereka untuk “sadarlah kembali sebaik-baiknya” (eknēpsate dikaiōs).

Pada kalimat ini, Paulus sedang mengungkapkan betapa parahnya kesesatan jemaat Korintus. Mereka benar-benar tidak bisa menguasai diri, sama seperti orang-orang yang sedang dikendalikan oleh hal yg akan merusak bahkan membinasakan mereka.

Jadi persoalan pada ayat 33 mengandung dua sisi yaitu theologis (kesesatan) dan praktis (pergaulan buruk, kerusakan moralitas).

Pada ayat 34a, Paulus memberi nasehat yang tegas bahwa perubahan tindakan harus dimulai dari perubahan pemikiran, artinya doktrin dulu baru praktik.
Doktrin yang benar dan kuat akan membangun kesalehan hidup yang sehat dan benar.

Nasihat yg ditujukan kepada jemaat ini sangat sesuai dengan situasi yg terjadi pada jemaat Korintus, karena keberdosaan mereka dipicu oleh kesalahan pandangan mereka.
Penolakan terhadap kebangkitan orang mati telah mempengaruhi gaya hidup mereka ke arah yang semakin buruk.
Karena itu, Paulus berusaha mengubah perilaku mereka dari pemikiran mereka terlebih dahulu, karena selama mereka tidak menyadari dan mengubah kesesatan mereka, transformasi hidup tidak akan terjadi.
Apa yang kita pikirkan menentukan apa yang kita lakukan.


=> 3. Kecaman :
Paulus berkata, ... "sama dengan orang yang tidak mengenal Allah (ayat 34b)"

Di antara semua kecaman Paulus kepada jemaat Korintus di surat inilah (15:34b) merupakan yang paling keras.
Paulus menyebut mereka sebagai orang yang tidak mengenal Allah.

Melalui ucapan ini Paulus ingin menandaskan bahwa kesalahan mereka secara esensial sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah, dengan kata lain pengetahuan mereka tidak ubahnya seperti orang-orang duniawi.

Paulus juga mengungkapkan alasan di balik kecamannya yg sangat serius tsb,  yaitu untuk mempermalukan mereka.
Jadi yg hendak disampaikan Paulus bukan sekadar kecaman biasa, namun sesungguhnya ia ingin agar jemaat mengalami pertobatan dan waspada terhadap pergaulan yg berdampak pada kehancuran dan kebinasaan.

● Kesimpulan :
Belajar dari pengalaman dan nasehat Paulus kepada jemaat Korintus, hendaklah menyadarkan kita, agar senantiasa waspada terhadap pergaulan, baik secara perorangan maupun dalam berkomunitas dimanapun kita berada, karena sekalipun terlihat baik dan terkesan rohani, hal tersebut bukanlah sebuah jaminan.
Kita harus memastikan interaksi dalam pergaulan tsb di dasari oleh Kebenaran yg benar.
Apalagi dengan situasi dan kondisi yg sukar seperti saat ini, kita harus menentukan pergaulan kita.
Jadi pergaulan seseorang sangat menentukan kehidupan orang tersebut.



Kamis, 12 Agustus 2021

ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU MENURUT KEKAYAAN DAN KEMULIAANNYA" 

 ■ "ALLAHKU AKAN MEMENUHI SEGALA KEPERLUANMU MENURUT KEKAYAAN DAN KEMULIAANNYA"

Bacaan Alkitab : Filipi 4:15-20.

4:15 Kamu sendiri tahu juga, hai orang-orang Filipi; pada waktu aku baru
         mulai mengabarkan Injil, ketika aku berangkat dari Makedonia, tidak ada satu
         jemaatpun yang mengadakan perhitungan hutang dan piutang dengan aku selain dari
         pada kamu.   
4:16 Karena di Tesalonikapun kamu telah satu dua kali mengirimkan bantuan kepadaku. 
4:17 Tetapi yang kuutamakan bukanlah pemberian itu, melainkan buahnya, yang makin
         memperbesar keuntunganmu.   
4:18 Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih dari pada itu.
         Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu
         persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 
4:19 Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya
         dalam Kristus Yesus. 
4:20 Dimuliakanlah Allah dan Bapa kita selama-lamanya! Amin.  


● Filipi 4:19 (TB) "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu menurut kekayaan dan
                                kemuliaanNya dalam Kristus Yesus"

Yang pertama yang harus kita pahami adalah bahwa pernyataan Paulus pada ayat 19 tsb, merupakan pernyataan ucapan syukurnya atas karya Tuhan melalui dukungan yg dilakukan oleh jemaat Filipi kepada Paulus dlm pelayananya, namun sayangnya ayat ini sering ditafsirkan dan dipahami tidak tepat, seolah-olah secara otomatis semua orang yang beragama Kristen pasti akan mengalami hal tersebut.


● Untuk dapat memahami dengan benar ungkapan Paulus tersebut, mari kita memulai dari latarbelakang dan kronologis hubungan Paulus dengan jemaat di Kota Filipi.

▪ Paulus mendirikan jemaat di Filipi pada perjalanan penginjilannya yang kedua (Kisah Para Rasul 16:12), dan ia harus meninggalkan jemaat dan kota ini karena adanya penganiayaan (1 Tesalonika 2:2), namun jemaat Filipi tetap setia kepadanya dan paling sedikit dalam dua kesempatan mengirimkan bantuan kepadanya di Tesalonika (Filipi 4:16).  Hal ini menunjukkan bahwa Paulus memiliki hubungan yang dekat dengan jemaat Filipi.
▪ Jemaat di Filipi terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kisah Para Rasul 16:33b), orang-orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para Rasul 16:14).
▪ Paulus tiba di kota ini setelah mendengar suara seorang Makedonia yang berseru kepadanya, “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami” (Kisah Para Rasul 16:9), sehingga dapat di simpulkan bahwa inilah tempat yang pertama di Eropa yang mendengar berita Injil. 

▪ Jemaat di kota Filipi adalah salah satu jemaat yang sangat memperhatikan Paulus dan pelayananya, bahkan ketika Paulus baru saja memulai pelayanannya untuk mengabarkan Injil, dimana saat itu Paulus baru berangkat dari Makedonia, jemaat pertama yang mendukung pelayanan Paulus dalam hal kebutuhan dana adalah jemaat Filipi (ay. 15)
▪ Tidak hanya itu saja, ketika Paulus ada di Tesalonika pun jemaat Filipi tetap mendukung pelayanan Paulus dalam hal dana (ay. 16).
▪ Secara keuangan, walaupun anggota jemaat Filipi tidak kaya, mereka mendukung pelayanan Rasul Paulus dengan memberikan persembahan kasih serta memberikan bantuan untuk orang-orang Kristen yang miskin di Yerusalem (2 Kor. 8:1-5), karena hal inilah Paulus memuji mereka.
▪ Jemaat Filipi sangat dekat dan dikasihi oleh Paulus. 
Waktu jemaat tsb tahu bahwa Paulus berada di penjara, mereka mengirimkan Epafroditus untuk membawa persembahan bagi Paulus (Flp.2:25)
▪ Paulus sangat terbantu dengan bantuan jemaat Filipi, namu  Paulus lebih menekankan bahwa ada hal yg terlebih penting dari pemberian yg mereka berikan tersebut yaitu buah dari pemberian itu.
▪ Paulus bersyukur bahwa bantuan mereka sangat membantu untuk perluasan pekabaran Injil (ay. 17), namun sesungguhnya yg mereka lakukan dengan tanpa di sadari bahwa mereka sedang mengumpulkan harta di Surga (Luk 12:33).
▪ Jadi Paulus sangat menghargai bantuan jemaat Filipi, sehingga ia pun berkata bahwa ia telah menerima semua yang ia perlukan dari jemaat Filipi, bahkan Paulus mengatakan bahwa ia menjadi berkelimpahan karena pemberian jemaat Filipi (ay. 18a).
▪ Apa yang jemaat Filipi lakukan bukan hanya bagi Paulus, tetapi sesungguhnya mereka sedang melakukannya kepada Allah, yaitu suatu korban bagi Allah yang disukai dan yg berkenan kepada Allah (ay. 18b).
▪ Itulah alasan mengapa Paulus menulis kata-kata berkat kepada jemaat Filipi, yaitu bahwa "Allahku" (ku di sini merujuk kepada Paulus, walaupun Allah Paulus adalah sama dengan Allah jemaat Filipi), kemudian dikatakan "akan memenuhi segala keperluanmu" (mu di sini merujuk kepada Jemaat Filipi) yaitu menurut kekayaan dan kemuliaanNya di dalam Kristus Yesus (ay. 19).

Catatan :
▪ Kata Allah-ku pada ayat ini dipakai kata (yun) Ὁ δὲ Θεός μου ; ho de theos mou, yg merupakan kesaksian pribadi dan pengalaman Paulus, dimana ia mengalami bgm kuasa Allah telah memenuhi segala kebutuhan pribadinya.
▪ Kalimat "menurut kekayaan dan kemuliaanNya" bermakna bahwa berkat Allah diberikan kepada kita bukan hanya berdasarkan apa yg kita butuhkan dan inginkan, tetapi berdasarkan kekayaan dan kemuliaan Kristus.
Allah tahu apa yg terbaik bagi kita dan Ia akan memberikannya.
▪ Kalimat ini dalam catatan Lightfoot di pakai kata "by placing you in glory" (dengan menempatkanmu dalam kemuliaan)
Dengan pernyataan ini kita diajak utk berfikir ttg kemuliaan dan kekayaan yg saat ini dinikmati Kristus di Surga dan hal itulah yg menjadi sumber bagi segala berkat kita.
Jadi bukan hanya berbicara hal hal materi saja, namun juga kebutuhan kekuatan, penghiburan dan damai sejahtera yg akan memampukan kita melewati masa masa sulit.

▪ Jika kita melihat dalam konteks yang lebih luas, jelas bahwa ayat 19 tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang ditimbulkan akibat apa yang dilakukan jemaat Filipi kepada Paulus.
▪ Jadi ketika kita memberi atau menabur bagi pekerjaan Tuhan, maka Tuhan jugalah yang akan memenuhi segala kebutuhan kita menurut kekayaan dan kemuliaanNya.
▪ Tuhan memenuhi segala kebutuhan kita menurut standarnya Tuhan, yaitu menurut kekayaan dan kemuliaanNya, dan tentu saja standar Tuhan pasti sangat luar biasa.
▪ Tetapi semua itu diberikan Tuhan untuk maksud agar kita memuliakan Tuhan (ay. 20).


● Kesimpulan :

Dalam konteks perikop ini, kita belajar dari jemaat Filipi dan bertanya kepada diri kita, sudahkah kita menabur dalam mendukung pekerjaan Tuhan melalui hamba-hamba Tuhan yg sungguh sungguh memikirkan dan mengerjakan pemberitaan injil, sehingga Injil Kerajaan Allah atau Injil Keselamatan mengalami kemajuan.
Jika belum, berarti saatnya kita harus belajar menabur untuk kepentingan pekerjaan Tuhan.

Sebagai catatan yang terpenting ialah, bukan besarnya jumlah persembahan yg kita berikan, namun dibalik itu semua ada keuntungan lain yg di limpahkan Tuhan, yaitu kita menjadi orang-orang yg beruntung, krn Alkitab berkata bhw lebih baik memberi daripada menerima.

Disamping itu juga, dalam memberi ada realita pengalaman kita bergaul dengan Allah yang hidup.
Paulus menyatakan bhw semua tindakan mereka tsb baik, dan Paulus sungguh bersyukur atas hal tersebut, namun Paulus juga menegaskan bahwa tanpa dukungan mereka pun hidupnya sudah berkecukupan, krn alkitab berkata bhw ia berusaha mencukupkan diri dan orang-orang yg ada bersamanya, namun Paulus sangat menghargai pemberian jemaat Filipi yg menunjukkan kedewasaan.

Paulus mengingatkan kpd para orang kudus di Filipi bahwa Allah akan melakukan apa yang tidak dapat Paulus lakukan, artinya ia mungkin tidak bisa membalas kebaikan yang dilakukan jemaat Filipi baginya, namun Allahnya yang lebih besar dari segala sesuatu akan membalas mereka dengan berkelimpahan.

Jadi Allah pasti memberikan segala keperluan mereka dlm sgl hal dengan caraNya yg dahsyat dan ajaib, dan kebutuhan disini bukan sekedar hal materi saja, sebab sesungguhnya ada banyak hal lain yg mereka butuhkan.

Jadi perjalanan pengalaman kita bersama Tuhan yg memenuhi sgl keperluan kita, seharusnya semakin membawa kita mengenal Kristus dengan benar.


● Implementasi :

Mari kita belajar dari jemaat Filipi, walaupun jemaat tersebut keberadaannya sangat sederhana, namun mereka memiliki hati yang tulus untuk memberi dan peduli bagi kepentingan pekerjaan Tuhan, sehingga banyak orang diselamatkan dan Injil Kerajaan Allah mengalami kemajuan.

Tuhan Yesus memberkati (ee)

Jumat, 06 Agustus 2021

BERUSAHALAH TETAP KUAT BERHARAP PADA TUHAN DI MASA SUKAR

 


BERUSAHALAH TETAP KUAT BERHARAP PADA TUHAN DI MASA SUKAR
Oleh : Erwan Musa


● Ayat bacaan :

Yeremia 17:7-8
17:7 Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada
        TUHAN! 
17:8 Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
         batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
         yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. 


● Diberkatilah orang yg mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan (ay.7)

Pada ayat tersebut dikatakan bahwa orang-orang yang mengandalkan Tuhan akan menerima berkat dari Tuhan.
Apakah yang dimaksud dengan mengandalkan Tuhan?
Mereka yang mengandalkan Tuhan adalah mereka yang memiliki ketergantungan dan berpengharapan yang sangat hanya kepada Tuhan.
Artinya, melibatkan Tuhan dalam segala hal yang sedang direncanakan atau yang akan dilakukan.
Mengandalkan berarti "memercayakan diri kepada pribadi yang di percayai tanpa rasa takut, bimbang, kuatir, dsbnya".
Jadi, jika kita mengatakan bahwa kita mengandalkan Tuhan, berarti kita memercayakan diri kita kepada Tuhan tanpa ada rasa takut, bimbang dan kuatir.

▪Pemahaman ini berasal dari kata dasar bahasa Ibrani "בָּטַח" (batach) yang memiliki pengertian "memercayakan diri kepada seseorang tanpa rasa takut, bimbang, kuatir, lebih konfiden, lebih yakin, lebih merasa aman, lebih percaya dan lebih mempercayakan dirinya sepenuhnya hanya kepada Tuhan."

▪Kemudian kata "diberkati" dalam bahasa Ibrani בָּרַךְ (barak) yang berarti diberkati, berlutut di hadapan Allah dan atau menjalin kedekatan yang sangat kuat. 

Istilah ini sama dengan yang dipakai pada saat Tuhan memberkati Abraham (“TUHAN kemudian memberkati Abraham”) yang juga bermakna menjalin hubungan yang sangat dekat dengan Allah sehingga ia disebut sahabat Allah.
Jadi orang yang mengandalkan Tuhan akan diberkati.
Ini berarti Tuhan mendekatkan jarak denganNya atau menjalin hubungan yang dalam dengan seorang yang diberkati.

▪ Kata “menaruh harapan” dalam  KJV (King James Version), menggunakan kata “Trust” yang berarti menaruh percaya atau kepercayaan. 

Jadi, ketika kita mengambil keputusan untuk menaruh percaya kita bahwa hanya Tuhan yang sanggup menolong kita, maka kita harus mengandalkan Tuhan terlebih dahulu (bertumpu dahulu kepada Tuhan), baru kita bisa menaruh harapan sepenuhnya (trust) kepada Dia. 
Jadi dalam melakukan segala hal, kita harus menaruh trust hanya kepada Tuhan.


● Konsekuensi bagi orang yang mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya pada Tuhan dikatakan :
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi
batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah (ay.8)

Jadi ketika kita mempercayakan diri  dan menaruh harapan kita sepenuhnya hanya kepada Tuhan, maka janji Tuhan ini terjadi dan digenapi dalam segala aspek kehidupan kita, bahwa :

• IA SEPERTI POHON YANG DITANAM DITEPI ALIRAN AIR.

Artinya kita akan menjadi pribadi yang selalu melekat kepada Tuhan dan kepada Firman-Nya, sehingga yang menjadi sumber kehidupan dan pegangan kita adalah Firman Tuhan, dan kita hanya percaya kepada apa yang dikatakan oleh Firman Tuhan, sebab air menggambarkan Firman Tuhan dan Yesus adalah air kehidupan.

• MERAMBATKAN AKAR - AKARNYA KETEPI BATANG AIR.

Artinya kehidupan kita berakar sangat kuat, memiliki pondasi dan dasar yang sangat kuat hanya kepada Firman Tuhan, sehingga segala aspek kehidupan kita hanya didasari dan ditopang oleh Firman Tuhan.

• TIDAK MENGALAMI PANAS TERIK.

Artinya ketika kita menghadapi kesulitan, tantangan dan masalah kehidupan, kita tetap teguh, tidak mengeluh dan tidak mudah menyerah, karena selalu mengalami penyertaan dan perlindungan yang sempurna dari Tuhan.

• DAUN YANG TETAP HIJAU.

Artinya mengalami kehidupan yang menyegarkan, sehingga menyenangkan setiap orang yang berinteraksi dengan kita.
Dengan kata lain kehidupan kita menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.

• IA TIDAK KUATIR DALAM TAHUN KERING.

Artinya kita akan selalu percaya terhadap janji Tuhan dan jaminan Tuhan, sehingga kita menjadi pribadi yang selalu bersyukur dan bersukacita, sebab kita percaya bahwa pengharapan didalam Tuhan tidak akan pernah mengecewakan.

• TIDAK BERHENTI MENGHASILKAN BUAH.

Artinya kehidupan kita menghasilkan buah karakter yang benar yaitu keserupaan dengan Kristus, sehingga menjadi berkat dan kesaksian bagi banyak orang.


● Kesimpulan :

Melalui Firman Tuhan ini menjadi pelajaran dan peringatan bagi kita bahwa pada akhirnya,  hanya orang - orang yang mengandalkan Tuhan dan yang menaruh harapannya pada Tuhan-lah yang akan diberkati dan mengalami hubungan yang intim dengan-Nya.

" Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu." Amsal 3:5-6