Jumat, 22 Juni 2018

SIKAP HIDUP ORANG YANG BERORIENTASI PADA KERAJAAN SORGA


SIKAP HIDUP ORANG YANG BERORIENTASI PADA KERAJAAN SORGA

Oleh : Pdt. Erwan Musa


Matius 13:44-46 :

13:44 "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. 
13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. 
13:46 Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."

Pada ayat-ayat tersebut Tuhan Yesus menggunakan 2 perumpamaan untuk menggambarkan hal Kerajaan sorga, yaitu pada ayat 44: di katakan bahwa hal kerajaan sorga ibarat "harta yang terpendam di ladang" dan yang kedua pada ayat 45: di katakan bahwa hal kerajaan sorga di ibaratkan juga "Seumpama seorang pedagang yang mencari “mutiara yang indah dan sangat berharga". 

Tuhan Yesus sering menggunakan perumpamaan dalam mengajar, karena dalam Yudaisme, menggunakan perumpamaan merupakan bentuk umum untuk mengajar.

Nah, sekarang hal penting yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah bahwa pada zaman Tuhan Yesus, hal Kerajaan Sorga sangatlah diharapkan oleh bangsa Yahudi, karena pada saat itu bangsa Yahudi sedang dalam penjajahan bangsa Romawi, dan hal Kerajaan Sorga juga merupakan inti dari pengajaran Tuhan Yesus selama Ia berada di dunia pada saat itu. 
Alkitab mencatat bahwa selama Ia hidup di dunia ini, Tuhan Yesus berulang-ulang mengajarkan hal Kerajaan Sorga kepada murid-murid-Nya dan tidak berhenti sampai di sana, alkitab juga berkata bahwa selama 40 hari setelah Ia bangkit dari kematian-Nya atau sebelum Ia naik ke sorga, Ia juga berulang-ulang mengajar tentang Kerajaan Sorga kepada murid-murid-Nya.

▪ Kis.1:3b .... Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah (LAI). 

▪ Terj. (BIS) : Ia berbicara dengan mereka mengenai bagaimana Tuhan memerintah sebagai Raja. 

Pada Injil Lukas 4:43 menceritakan suatu kisah bahwa ketika Yesus akan meninggalkan Kapernaum dan hendak menuju ke Yudea, Ia ditahan oleh orang banyak yang mengikuti-Nya agar Ia tidak meninggalkan mereka, namun Yesus berkata kepada mereka : "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." 
Jadi yang harus menjadi catatan penting bagi kita ialah bahwa Yesus di utus ke dunia untuk memberitakan Injil Kerajaan Allah.

Mari kita belajar apa sebenarnya makna kata Kerajaan yang di maksud oleh Tuhan Yesus.

● Kata "Kerajaan" dalam teks lain berarti “pemerintahan Allah atau kehendak Allah yang dapat juga kita pahami sebagai kebenaran-Nya.”

Dalam Alkitab Perjanjian Baru (PB), kata “KERAJAAN” (Yun) βασιλεια ; “Basileia” /: bas-il-i'-ah yang berarti : tingkatan, kekuasaan, kedaulatan yang dimiliki oleh seorang raja. 
Maksudnya ialah kekuasaan yang dimiliki oleh seorang raja atas suatu wilayah. 
Jika alkitab menggunakan kata “KERAJAAN ALLAH", maka sesungguhnya itu berarti menunjuk kepada pemerintahan Tuhan, kekuasaan Tuhan atau kedaulatan Tuhan atas segala hal dan wilayah yang tak terbatas. 
Jadi hidup dalam pemerintahan, kuasa, dan kedaulatan Tuhan sama halnya dengan melakukan kehendak atau kebenaran-Nya dengan pemahaman dan makna yang sebenarnya.

Jadi, yang Tuhan Yesus ingin capai melalui ajaran-Nya di atas ialah supaya setiap orang percaya memiliki orientasi hidup yang benar atau sikap hati yang sungguh-sungguh merindukan kerajaan Allah atau pemerintahan Allah atau kebenaran Allah lebih dari segalanya, bahkan dalam implementasinya orang percaya berani menjual segala yang dimilikinya atau melepaskan segalanya demi hidup dalam kehendak atau kebenaran-Nya atau hidup dalam pemerintahan-Nya.

Maksud dari kata melepaskan atau menjual segala yang dimilikinya ialah “kerelaan untuk melepas atau meninggalkan segala sesuatu yang menghalangi kita untuk dapat hidup seturut kehendak atau kebenaran-Nya yang sangat berharga dan bernilai kekal.” 
Sebagai contohnya Paulus, ia berani dan rela melepaskan dalam teks asli berarti “kehilangan” segalanya demi memperoleh Kristus dan kebenaran-Nya ( filipi 3:7-9 ). 
Mengapa demikian? karena Paulus sangat memahami bahwa pemerintahan Allah adalah hal yang sangat berharga dan bernilai kekal.

~ Sekilas mengenai konteks atau situasi pada saat Tuhan Yesus berkata bahwa hal kerajaan Surga seperti orang yang menemukan harta karun yang terpendam di ladang. 
Kemungkinan besar orang tersebut sedang bekerja di ladang tersebut. Ketika sedang bekerja atau menggali, ia menemukan ada sebuah benda yang sangat berharga yaitu harta karun di dalam sebuah guci.

~ Umumnya harta kekayaan yang disimpan orang-orang pada masa itu biasanya berupa koin, baik emas atau perak, batu permata, serta barang berharga lainnya. Barang-barang tersebut dimasukkan ke dalam guci, yang sering dipakai sebagai wadah penampungan air. 
Guci penyimpanan tersebut umumnya kedap air dan cukup kuat, dan karena itu dapat dipakai sebagai wadah untuk menyimpan barang. Barang beharga dapat disimpan dengan aman di dalam guci, yang kemudian ditutup rapat dan dikubur. Pada zaman itu belum ada bank, jadi memendamkan harta merupakan cara yang lazim dipakai untuk menyimpan harta kekayaan.

~ Penduduk di Palestina pada zaman itu pada umumnya tidak mau berinvestasi dalam bentuk rumah atau properti karena seringkali terjadi perang. Dan jika itu terjadi, maka rumah mereka dapat dibakar atau dihancurkan oleh musuh. Jadi orang tidak berinvestasi dalam bentuk properti pada masa itu. Dan jika mereka membeli rumah, mereka tidak dapat membawanya sesuka hati, tetapi jika barang berharga mereka bisa membawanya.

~ Jadi mereka berusaha mengamankan harta kekayaan mereka baik dari segi nilai maupun fisik dalam bentuk barang berharga yang dikubur dalam bejana tanah liat. Mereka menguburkan harta tersebut di ladang mereka. Tentu saja mereka perlu mengingat dengan persis di mana harta itu dikubur. Biasanya dengan memakai suatu patokan khusus misalnya, beberapa langkah ke arah tertentu dari tanda atau patokan apa saja. Akan tetapi, jika kemudian tanda tersebut hilang, maka si pemilik harta akan mendapat masalah besar untuk mengingat-ingat di mana letak hartanya karena patokan arahnya sudah hilang. Ini adalah penyebab mengapa ada banyak harta terpendam pada zaman itu yang tidak dapat lagi dilacak oleh pemiliknya. 
Si pemilik mungkin sudah terbunuh dalam perang atau ditawan ke tempat lain, suatu hal yang sering menimpa orang Yahudi pada zaman itu. Ada pula yang mengubur hartanya dan tidak memberitahukan kepada orang lain. Ketika ia jatuh sakit dan mati, atau terbunuh, maka tidak ada orang lain yang tahu di mana hartanya. Harta-harta terpendam tersebut sangat sering ditemukan oleh para ahli arkeologi. Di zaman sekarang ini pun, kadang kala orang awam yang sedang menggarap ladangnya dapat saja menemukan harta terpendam itu. Kadang-kadang, buldoser yang sedang meratakan tanah di Israel secara tidak sengaja membongkar guci atau penyimpanan harta yang mungkin saja berisi koin emas kekaisaran Romawi atau barang-barang berharga lainnya. Jadi untuk menjelaskan hal kerajaan sorga pada zaman Yesus, Ia memakai perumpamaan kejadian yang sudah umum terjadi pada zaman itu.

Tentu saja muncul beberapa pertanyaan, mengapa ia tidak langsung menggali dan mengambil harta tersebut, karena jika ia lakukan penggalian dan mengambil barang tersebut, maka ia akan terkena masalah hukum. Menggali ladang milik orang adalah suatu tindak pelanggaran hak milik orang lain (Kel.20:17), sehingga ia dapat dituntut ke pengadilan. Terlebih lagi, jika seorang tertangkap sedang menggali guci di ladang orang, maka si pemilik ladang selain dapat menuntut orang tersebut dengan tuduhan menyerobot ladang orang lain, juga berhak menuntut hak kepemilikan atas harta terpendam tersebut, karena yang berhak atas harta tersebut hanyalah pemilik ladang tersebut.

Jadi, satu-satunya cara yang sesuai aturan agar dapat memperoleh harta karun atau terpendam tersebut adalah dengan cara membeli ladangnya. Tidak ada cara yang lain lagi. Jika kita sudah memahami dasar aturan ini, maka tindakan yang diambil oleh orang tersebut dengan mudah dapat kita pahami, sehingga orang tersebut bisa mendapatkan harta terpendam itu dengan cara yang patut dan sesuai aturan.

▪> Begitu pula dengan hal Mutiara (Ayat 45-46)
~ Pada zaman Yesus, mutiara adalah barang atau harta yang sangat diminati, sehingga pedagang-pedagang harus pergi ke laut Merah, teluk Persia dan ke tempat-tempat lainnya guna mencari mutiara yang indah dan bernilai tinggi.
Dan ternyata mutiara yang berasal dari laut merah lebih rendah kualitasnya, sementara mutiara yang berasal dari teluk persia jauh lebih baik kualitasnya.

Itulah sebabnya mengapa para pedagang harus mengadakan perjalanan yang panjang dalam pencariannya untuk mendapatkan mutiara yang indah.
Perlu kita ketahui bahwa untuk orang bisa mendapatkan mutiara dari teluk persia, maka orang harus menyelam hingga kedalaman hampir seratusan meter, sedangkan di laut merah orang tidak perlu menyelam hingga ratusan meter. 

KESIMPULAN :
Demikian alasan Tuhan Yesus mengajar melalui perumpamaan tersebut,  agar setiap orang percaya harus berusaha untuk dapat hidup dalam Kerajaaan Sorga. 
Sangat wajar dan adil jika Tuhan Yesus berkata bahwa jika seseorang berusaha hidup dalam pemerintahan atau kehendak Tuhan, maka dengan pasti orang tersebut layak untuk masuk dan tinggal dalam Kerajaan-Nya. 

Matius 7:21 berkata : “Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga 
Amin !!!
Tuhan memberkati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar