Rabu, 20 Juni 2018

Cara Pandang Yang Memerdekakan


CARA PANDANG YANG MEMERDEKAKAN              
Oleh  : Erwan Musa

Jika seseorang mengatakan bahwa ia belajar sungguh-sungguh kebenaran Firman Tuhan, di mana setiap hari atau  setiap minggu ia belajar untuk memahami semua yang Tuhan kehendaki, maka seharusnya ia juga dapat mengukur tingkat pemahaman dan keseriusannya dalam membangun hidupnya yang didasari oleh Kebenaran Firman Tuhan tersebut. Tetapi kenyataan yang terjadi  banyak orang dengan mudah meninggalkan bahkan menjual imannya. Jika kita memperhatikan, banyak aktivis gereja yang aktif melayani meninggalkan imannya kepada Kristus Yesus. 

Sesungguhnya dengan pemahaman Alkitab yang benar kita akan mengerti bahwa bagaimana cara pandang seseorang terhadap suatu hal, akan menentukan seluruh sikap hidupnya kepada hal tersebut, asalkan cara pandangnya didasari oleh pemahaman Kebenaran Firman yang benar, sehingga akan sangat menolong ia untuk dapat  mengalami kemerdekaan terhadap hal tersebut. Jka ia bersedia juga mengimplementasikan atau mengaplikasikannya. Sebagai contoh seorang teroris, karena memiliki cara pandang terhadap ideologi tertentu dan di yakini benar, sehingga hal tersebut menjadi tujuan atau pencapaian hidupnya.

Demikian juga halnya dengan Kekristenan, Kehambaan kepada Kristus, Penebusan, Keuangan, pemahaman tentang  Pengurapan dll. Jika seseorang memiliki cara pandang dan pemahaman yang benar tentang kekristenan, maka orang tersebut pasti akan benar dalam menjalani kehidupan kekristenannya dan memiliki fokus atau orientasi hidup yang jelas. Memiliki pemahaman kekristenan yang benar, artinya merdeka dari doktrin atau pemahaman yang salah tentang kekristenan, kemudian  bagaimana mengaplikasikannya dalam kehidupan setiap hari, dan hal tersebut merupakan sebuah pilihan dan keputusan setiap orang !!! 
Sebagai catatan :  implementasi adalah momentum seseorang mengalami kemerdekaan sejati.  

Jadi sesungguhnya masih banyak hal dalam Alkitab yang harus kita pelajari dan pahami dengan benar,  sehingga  kita akan bijaksana dalam menjalani hidup, dan peningkatan  buah-buah kehidupan yang dihasilkan pasti akan nampak dan dirasakan oleh setiap orang yang berada di sekitar kita, bagaimana cara kita bertutur kata, bertingkah-laku dsb. 

Oleh karena itu, kita harus sering melihat dan menilai diri kita sendiri apakah hidup kita bisa dinikmati atau sebaliknya merugikan orang lain, dan jangan hanya kita melihat dan menilai orang lain saja, karena hal masuk sorga adalah tanggung jawab masing-masing pribadi.

Kenyataan yang terjadi sekarang adalah banyak orang sejak lahir sudah menjadi orang Kristen, tetapi mereka tidak mengerti arti kekristenan yang sebenarnya dan juga tidak memiliki tujuan hidup yang jelas sebagai orang percaya.
Kedua hal tersebut diatas pada hakekatnya menunjukkan bahwa Kekristenan yang sejati harus mengarahkan segenap hidupnya hanya kepada Kesempurnaan Kristus, dan orang-orang yang demikian pasti akan mengalami progresifitas dalam tingkat pertumbuhan imannya dari hari ke hari.

Makna Kekristenan yang benar  adalah Mengenakan kehidupan Kristus atau berkodrat ilahi melalui proses kehidupan setiap saat.
* Filipi 2:5  berkata, "Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus." 
Kata 'menaruh' menunjuk pada sebuah proses, yang artinya kita harus berusaha dengan sungguh-sungguh mengganti pola pikir kita dengan kebenaranNya, seperti yang terdapat dalam surat Roma 12:2, "... berubahlah oleh pembaharuan budimu.."  Kata 'budimu' pada ayat tersebut artinya pola pikir kita.

Demikian juga halnya dengan istilah “Ciptaan Baru” artinya kita harus memahami dengan benar makna dan proses hingga kita menjadi Manusia Baru.
Dalam  2 Kor. 5:17 , "Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru,  yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."

Ada beberapa kata penting yang harus kita pelajari dan pahami yang terdapat pada surat 2 Kor. 5:17 yaitu :
* 》 Kata “Jadi” pada ayat 17 tersebut merujuk kepada ayat 14 -16,  dimana Paulus hendak menjelaskan bahwa semua orang percaya sesungguhnya telah mati bersama Kristus dan tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri,  yang artinya adalah kehidupan kita seharusnya sudah tidak lagi bersifat duniawi, tetapi harus bersifat rohani. 
“Kematian” yang di maksud oleh Paulus adalah kematian kodrat dosa kita, yang telah disalib bersama Kristus, sebagaimana kita telah dikuburkan dan di bangkitkan bersama Kristus, sehingga sekarang kita “hidup dalam hidup yang baru” (Roma 6:4). 
Jadi yang sedang dibahas Paulus sesungguhnya pada surat 2 Korintus 5:17 ialah bahwa setelah kita percaya kepada Kristus, kita menjadi pribadi yang baru yang telah di bangkitkan, dan sekarang kita mengenakan hidup sebagai “Ciptaan yang baru.” dimana merujuk pada  istilah proses yang sedang berlangsung
* 》 Kata "Ciptaan Baru" (Yun) καινὴ κτίσις ;  kainē ktisis :/ kahee-ne  ktis'-is : ciptaan, penciptaan baru.
Dalam KJV, di pakai kata 'new creature'  yang artinya menunjuk kepada sebuah proses menjadi  "mahluk baru"
Kata “ciptaan baru” hanya muncul 2 kali dalam Alkitab, dan hanya ditemukan dalam tulisan Paulus yaitu pada :
~2 Korintus 5:17: “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” 
~ Galatia 6: 15: “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.”
Dalam terjemahan BIS  dikatakan, "Disunat atau tidak disunat, itu tidak penting. Yang penting ialah menjadi manusia baru."  
Makna ayat tersebut artinya adalah dalam hidup ini kita harus mengutamakan membangun manusia roh kita yang berorientasi pada keserupaan dengan Kristus.
Istilah Ciptaan Baru, dalam bahasa (ibr) "beri’a khadasa" merupakan istilah yang lazim di gunakan oleh orang-orang Yahudi, dan biasa oleh guru-guru Yahudi dipakai untuk menyebut orang-orang non Yahudi yang bertobat menjadi Yahudi (proselit), dengan konsekuensinya mereka harus melakukan seluruh tradisi atau budaya dan adat istiadat Yahudi. 
Jadi Paulus menggunakan istilah Ciptaan Baru pada ayat tersebut hendak menunjuk kepada tradisi proselit di atas yang menjadi gambaran yang sama untuk semua orang percaya, maksudnya ialah setelah kita percaya kepada Kristus, kita harus mengenakan manusia atau kehidupan baru yang terus di proses hingga serupa seperti Kristus, yang merupakan konsekuensi hidup sebagai orang percaya.
Kata “baru” dalam bahasa Yunani terdapat dua kata yaitu :
"Neos" dan "Kainos".
~ Neos artinya sesuatu yang baru, dari tidak ada menjadi ada. 
Neos berbicara mengenai “baru berdasarkan waktu. ~ Kainos artinya sesuatu yang sudah ada tetapi dijadikan baru. 
Kata “kainos” lebih menunjuk kepada sebuah perubahan sikap, perilaku, tabiat dan bukan pada materi/tubuh.
Kata "Baru" dalam 2 Kor 5:17, dipakai Kata "Kainos" .
Disini Paulus ini berbicara mengenai “baru berdasarkan kualitas” Artinya, perubahan, bukan dengan jalan mengganti total diri seseorang, melainkan lebih tepat diartikan "proses membersihkan jiwa seseorang" atau proses  regenerasi hingga karakternya diubah menjadi karakter yang baru hingga serupa seperti Kristus. 
Oleh karena itu kita berhak menilai, menandai, dan memilih pengajaran yang tepat, untuk kita semakin memahami Kehendak Tuhan yang akan membawa kita semakin menjadi manusia rohani dari waktu ke waktu.
Sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari, kita
akan mempercayakan perbaikan barang-barang milik kita seperti hand phone, sepeda motor dll, ke service center yang berstandar dengan aslinya. 
* 》 Kemudian kata “Yang Lama Sudah Berlalu.” 
Maksud kata tersebut merujuk kepada segala sesuatu di dalam sinfull nature atau kodrat lama kita, yaitu kesombongan, kesukaan berdosa, kebiasaan buruk, dan segala hawa nafsu jahat, yang harus diperjuangkan untuk kita tinggalkan dan mengarahkan diri menjadi ciptaan yang baru yang hanya mengarahkan kita kepada kesempurnaan Kristus, sehingga terjadi proses perubahan yang sangat signifikan, dan  terlihat dari  buah-buah Kebenaran yang dihasilkan dalam kehidupan kita. Dengan "berlalunya yang lama" dan “yang baru sudah datang” maka hal-hal yang telah mati telah digantikan dengan hal-hal baru, yang penuh dengan kehidupan dan kemuliaan Tuhan. 
Jadi dengan jiwa yang baru lahir ini, maka seseorang pasti akan suka terhadap hal-hal yang ilahi dan membenci hal-hal duniawi, dan dosa yang dahulunya di pertahankan sekarang ingin di buang dan di tinggalkan. Seperti dikatakan dalam Kolose 3: 9, " Kita telah menanggalkan manusia lama serta kelakuannya,"dan dalam Efesus 4:24, "dan telah mengenakan  manusia baru,  yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya."

* Lalu kata yang terakhir ialah kata "Di Dalam
Kristus" 
Hal ini merupakan syarat untuk seseorang menjadi ciptaan baru. 
Orang yang mau menjadi ciptaan baru "Harus berada didalam Kristus” (en Christos). 
Untuk memahami hal ini, maka istilah “Kristen” harus  terlebih dahulu kita pahami, bahwa seorang “Kristen” bukanlah seorang yang hanya sekedar aktif ke gereja dan aktif mengambil bagian dalam pelayanan, atau terlahir dan dibesarkan dalam keluarga Kristen, walaupun hal-hal tersebut dapat menjadi bagian dari pengalaman dan perjalanan kekristenannya.  Karena seorang Kristen adalah seorang yang dengan iman menerima dan percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya
Juruselamat dan terus mengerjakan keselamatannya hingga mengalami keserupaan dengan Kristus (Yohanes 3:16; Kisah 16:31; Efesus 2:8-9).
Kata “Di dalam” pada ayat tersebut menunjuk respon manusia kepada Tuhan, karena untuk seseorang bisa berada didalam, maka orang tersebut harus aktif untuk bertindak agar dapat masuk kedalam, bila ia menolak maka ia akan selalu berada diluar. 
Hal ini pun berbicara soal pilihan dan keputusan !!!

Wahyu 3:20, berkata,  “Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok ; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.” 
*Kata "di muka pintu" (Yun)  thura  :/thoo'-rah  = di muka pintu, di ambang pintu, kesempatan.
Artinya : kita tidak boleh membuang kesempatan yang Tuhan masih berikan. 
Hidup yang Tuhan berikan hingga saat ini harus dijadikan sebagai kesempatan yang sangat berharga untuk kita gunakan sebaik-baiknya, untuk menggenapi, menanggapi dan meresponi kehendak Tuhan dengan cara melakukannya.
* Kata "Aku akan masuk" (Yun) eiserchomai  :/ice-er'khom-ahee = hidup di antara, berkumpul dengan ... Maksudnya ialah jika kita mau meresponi kesempatan yang Tuhan berikan tersebut, maka kita akan mengalami persekutuan yang intim dengan Dia, sehingga semakin hari kita akan mengalami proses perubahan melalui penggarapan yang Ia lakukan untuk memproses dan membentuk kita ke arah yang semakin baik dan berkenan kepadaNya.

Roma 8:28-29  :
8:28  "Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. " 8:29  "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara."

Kembali ke perihal cara pandang ; Matius 6:22-23 berkata : 
"Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; tetapi jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu!" (LAI) Artinya, bagaimana pemahaman atau cara pandang kita kepada sesuatu hal sangat menentukan kualitas manusia batiniah yang sedang kita bangun dan yang merupakan tanggung jawab setiap orang percaya, karena pada dasarnya selama kita hidup di muka bumi ini,  kita harus mengubah kualitas hidup kita, dari "Sinfull Nature ke Devine Nature atau berpindah dari manusia yang berkodrat dosa kepada manusia yang berkodrat Ilahi."

Oleh karena itu, untuk kita dapat memiliki cara pandang yang benar, maka kita harus mengubah cara pandang kita tentang hal apa saja sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan yang benar.
Yoh. 8:31-32  berkata,  “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku,      dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (LAI)
*Kata "tetap" (Yun) meno  :/ men'-o =  tetap, tinggal, menetap, memelihara, hidup, bertekun
Artinya : apapun yang sedang kita hadapi atau alami, kita harus berjuang untuk tetap konsisten dalam menjalani hidup ini, dan berusaha bertekun terus dalam kebenaranNya, sehingga kita akan memahami kebenaran yang sesungguhnya secara utuh, dan dengan berjalannya waktu kita akan semakin melekat atau menyatu dengan kebenaranNya.
* Kata "kamu akan mengetahui" (Yun)  ginosko  ;/ ghinoce'-ko =  tahu, mengerti, mengenal,  kiasan seperti hubungan yang intim antara suami istri/menyatu dengan kebenaran. 
Dengan demikian konsep berfikir dan cara pandang kita terhadap sesuatu hal pasti benar seturut kebenaranNya, dan jika kita bersedia mengimplementasikannya dalam keseharian hidup kita, maka kita akan mengalami kemerdekaan hidup yang sesungguhnya atau sejati.


KESIMPULAN :
 Roma 12 : 2  :  Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna (LAI)
Jadi ketika kita mau di ubah dan berubah dari pola pikir, pemahaman atau cara hidup kita yang tidak benar, maka Allah turut bekerja mendatangkan kebaikan hingga kita mengenakan keserupaan dengan Kristus, karena Roh Kudus pasti berkarya dalam kehidupan kita dan menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran, dan ketahuilah hanya kuasa kebenaran-Nya yang dapat memerdekakan hidup kita. Hal ini tidak mungkin bisa kita capai dalam waktu sekejap, karena dibutuhkan keseriusan dan perjuangan yang sungguh-sungguh dari pihak kita juga yang merupakan respon kita terhadap anugerah dan kesempatan yang masih Tuhan berikan.

Kiranya Tuhan memberkati kita sekalian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar